Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Try for free
Kedatangan Islam di Nusantara
Aug 25, 2024
Masuknya Islam ke Nusantara
Pengantar
Indonesia baru ada pada 17 Agustus 1945.
Masuknya Islam ke Nusantara terjadi lebih awal dari yang diajarkan di sekolah.
Fase Awal Masuknya Islam
Islam mulai masuk ke Nusantara pada abad ke-7, bukan abad ke-13 atau ke-14.
Tercatat Sa'ad bin Abi Waqas dalam ekspedisi ke kota Baros (414 km dari Medan).
Agama Hindu dan Islam masuk secara bersamaan, bukan Islam datang setelah Hindu.
Penyebaran Islam
Penyebaran Islam tidak hanya dilakukan oleh pedagang, tetapi juga oleh orang-orang Arab dari Haga Maut dan Yaman yang membawa ilmu dan misi da'wah.
Kerajaan-kerajaan Islam muncul di seluruh Nusantara, dari Sabang sampai Merauke.
Dalam bahasa Arab, kerajaan disebut "Malik"; di Nusantara, menjadi "Maluku" yang memiliki kerajaan-kerajaan Islam (Ternate, Tidore, Bacan, Ambon).
Penguatan Nilai-nilai Keislaman
Abad ke-13 bukan awal masuknya Islam, tetapi masa penguatan nilai-nilai keislaman.
Ulama diutus untuk mengajarkan cara sholat dan tauhid kepada masyarakat.
Pada tahun 1400-an, sembilan ulama diutus dari Arab untuk berdakwah.
Ulama Terkemuka
Ahmad Jumadil Kubra, seorang ulama dari Mesir, berdakwah hingga ke ujung Sumatera.
Maulana Ishak, anak Ahmad Jumadil Kubra, melanjutkan misi dakwah.
Syarif Abdullah, yang juga dari Mesir, menikahi anak Prabu Siliwangi dan berkontribusi dalam penyebaran Islam.
Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang
Prabu Siliwangi, nama asli Pamanah Rasa, masuk Islam karena Nyai Subang Larang.
Dari pernikahan ini lahir tiga anak: Walang Sungsang (Abdullah Iman), Arasantang (Syarifah Mudaim), Raja Sengara.
Ketiganya juga masuk Islam dan menjadi bagian dari penyebaran Islam.
Kedatangan Portugis
Portugis datang ke Nusantara lewat Selat Malaka pada tahun 1511.
Misi Portugis terdiri dari Gold, Glory, dan Gospel yang bertujuan untuk menguasai dan mengkristenisasi wilayah.
Pertama kali, mereka monopoli perdagangan dan mendirikan gereja.
Perlawanan terhadap Kristenisasi
Haji Muhammad Hashim Ash'ari memberikan fatwa untuk menolak pengaruh gereja.
Pertugis mencoba menguatkan benteng, tetapi terjadi perlawanan dari umat Islam.
Peristiwa di Sunda Kelapa
Penyerangan Portugis di Sunda Kelapa yang menyebabkan perlawanan.
Diteruskan oleh Fathullah, menantu Sunan Gunung Jati, melawan Portugis.
Kota Sunda Kelapa berhasil dibebaskan pada 22 Ramadhan 933 Hijrah, 22 Juni 1527.
Nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta (Jakarta).
Kesimpulan
Perjuangan para ulama dan masyarakat dalam mempertahankan Islam sangat signifikan.
Pentingnya menjaga kedekatan kepada Allah dalam menghadapi tantangan.
Catatan:
Ulang tahun Jakarta: 22 Juni 1527, pertanda penting dalam sejarah Indonesia sebelum merdeka.
📄
Full transcript