Transcript for:
Revolusi Agrikultur dan Teknologi Modern

kita kurang lebih 10.000 tahun yang lalu manusia mulai bertani dan beternak yang kemudian kita sebut dengan revolusi agrikultur revolusi agrikultur ini memungkinkan peradaban kita tumbuh lebih pesat karena menciptakan keberlimpahan sumber daya yang dapat disimpan ketika kita menghadapi musim yang sangat sulit tapi seiring bertumbuhnya populasi dunia dan inovasi di Bidang sains dan teknologi kita menghadapi tantangan baru lebih banyak orang yang akan membutuhkan makanan di masa depan dan kita juga dihadapkan oleh krisis iklim karenanya kita membutuhkan revolusi agrikultur kedua yang memanfaatkan [Musik] atau agrikultural teknologi sederhananya adalah penggunaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian maupun peternakan dengan input yang lebih sedikit teknologi apapun yang membuat pertanian dan peternakan menjadi efisien bisa kita sebut dengan agreet agritech menjadi begitu penting karena dapat membantu pekerjaan yang membutuhkan banyak orang seperti monitoring lahan pertanian dan peternakan hingga efisiensi energi agritech sangat diperlukan di Indonesia mengingat pertumbuhan produktivitas pertanian di Indonesia masih cenderung stagnan produktivitas yang rendah ini disebabkan beberapa faktor seperti terbatasnya benih berkualitas kurangnya otomatisasi dalam pertanian hingga kurangnya adopsi teknologi modern seperti sensor maupun Drone Nah sekarang kebayang kan pentingnya penerapan agretek di Indonesia salah satu pemanfaatannya yang dapat kita gunakan untuk peternakan dan pertanian Indonesia adalah pemanfaatan teknologi precision Agriculture adalah sebuah penerapan teknologi dalam bidang agrikultur yang memanfaatkan berbagai sensor dan peralatan untuk mengumpulkan berbagai macam data untuk kemudian diolah menjadi informasi misalnya berupa rekomendasi tindakan atau intervensi yang perlu dilakukan pada sebuah lahan atau peternakan Adapun berbagai macam sensor maupun peralatan yang diperlukan tergantung dengan jenis usahanya tapi kalau kita bicara soal precision Agriculture di bidang pertanian sensor ataupun peralatan yang diperlukan adalah 1 GPS yang berfungsi untuk membuat peta digital dari lahan pertanian dan membantu petani untuk mengidentifikasi area yang membutuhkan pertanian dan perlakuan khusus 2 Drone yang berfungsi untuk mengidentifikasi wilayah yang membutuhkan perhatian lebih seperti defisiensi nutrisi maupun treatment untuk pengusiran hama ketiga sensor kualitas tanah yang berfungsi untuk mengukur kelembaban suhu dan dengan nutrisi maupun kandungan mineral yang ada dalam tanah 4 Stasiun pemantauan cuaca yang berfungsi untuk mengukur suhu kelembaban dan curah hujan dan yang terakhir penggunaan mesin otomatis untuk melakukan panen dengan menggunakan mereka akan berbasis data untuk melakukan intervensi atau melawan ladang pertanian diperkirakan precision farming ini dapat meningkatkan produktivitas mengurangi biaya operasional misalnya seperti penggunaan pestisida penggunaan air dan energi yang berlebihan yang pada akhirnya mendorong praktek pertanian yang lebih ramah lingkungan misalnya di bidang pertanian seperti ladang padi kita mungkin dapat menurunkan emisi gas rumah kaca secara drastis di Indonesia bahkan dunia mengingat 90% beras tumbuh di sawah yang tergenang dan menggunakan air yang begitu banyak juga mengeluarkan 11% emisi metana tahunan atau kurang lebih 2% emisi gas rumah kaca secara global dengan menggunakan sensor kelembaban tanah petani dapat mengukur kelembaban di sawahnya secara akurat dan melakukan irigasi berdasarkan datanya yang memiliki untuk menghindari pengairan berlebih dan melakukan penghematan air pada akhirnya petani dapat menghemat biaya dengan mengetahui jumlah air yang dibutuhkan agar tadi dapat tumbuh secara optimal meskipun semua teknologi ini telah tersedia namun hingga saat ini sebagian besar pertanian dan peternakan di Indonesia masih menggunakan teknik tradisional pengadap besian agritas di Indonesia masih sangat terbatas dan banyak hambatan yang menyebabkan adopsi agritech ini begitu lambat dari akses yang terbatas pada modal atau pinjaman untuk adopsi teknologi skala usaha yang kecil umur petani yang menua hingga kesadaran yang rendah dari petani itu sendiri tentang pentingnya pengarupsian agreeting Terus apa sih yang perlu dilakukan agar agritech ini bisa diadopsi secara masif Mungkin beberapa dari kalian akan menjawab kalau ini hanya membutuhkan jawaban yang mudah seperti pemerintah harusnya memberikan subsidi dalam bentuk pemberian teknologi secara gratis atau mempermudah akses kredit untuk para petani dan peternak di Indonesia agar dapat melakukan adopsi teknologi tapi ternyata berdasarkan studi yang kami lakukan di industri Day itu lebih dalam peternakan susu subsidi atau pelatihan maupun akses kredit yang diberikan oleh pemerintah malah menciptakan masalah baru yaitu adopsismu yang dalam jangka panjang teknologi tersebut justru kerap ditinggalkan adopsi semua yang dimaksud disini merujuk pada adopsi teknologi yang dilakukan Cuman karena teknologi dan berbagai manfaat lainnya diberikan secara gratis Bukan karena benar-benar digunakan untuk meningkatkan produktivitas justru chips menemukan bahwa kemitraan dengan sektor swasta dapat membantu adopsi teknologi yang lebih efektif di kalangan peternak susu contohnya kemitraan dengan sektor swasta ini berhasil mengembangkan mcp atau milk colleching point digital di Bandung Jawa Barat dan Jawa Timur yang tipe implementasikan oleh FFI dan Nestle MCB yang modern dan digital ini dibekali dengan sistem Barcode yang mengidentifikasi peternak yang menyetor pengujian dan fasilitas pengukuran untuk menentukan kualitas berat susu serta tangki pendingin untuk menjaga kualitasnya lalu apa yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan adopsi agretek oleh para petani maupun peternak berdasarkan studi yang kami lakukan pada peternak sapi perah singkatnya Pemerintah perlu mengakui dan memfasilitasi peran sektor swasta dalam transfer teknologi dan pengetahuan hal ini dapat dicapai dengan menyediakan dasar hukum yang lebih kuat contohnya lewat Peraturan Menteri kemudian menjadikan program transfer teknologi dan pengetahuan yang melibatkan sektor swasta menjadi prioritas dalam rencana strategis kementerian-kementerian terkait serta merevisi dan menerapkan Peraturan Menteri Pertanian nomor 13 tahun 2017 tentang kemitraan usaha peternakan dengan demikian transfer teknologi dan pengetahuan dapat menjadi skema kemitraan antara perusahaan dengan peternakan pemetaan upaya-upaya transfer teknologi yang telah dilakukan oleh sektor swasta donatur dan pemerintah lokal juga dapat dilakukan untuk mengurangi fragmentasi dan tumbang tinggi program itu aja untuk video kali ini dari chips Jangan lupa untuk subscribe dan Nyalakan lonceng untuk dapatkan notifikasi video-video seperti ini [Musik]