Pencegahan Bullying dengan Program ROOTS

Aug 31, 2024

Catatan Presentasi tentang Pencegahan Bullying melalui Program ROOTS

Pengenalan

  • Pembicara: Dery dari UNICEF
  • Materi: Pencegahan kekerasan sebaya melalui program ROOTS.

Mitos dan Fakta tentang Bullying

  1. Mitos: Membully mempererat hubungan pertemanan.

    • Fakta: Hubungan positif seharusnya dibangun di atas saling percaya, bukan bullying.
  2. Mitos: Membuli dapat menguatkan mental seseorang.

    • Fakta: Mental seseorang diperkuat melalui cara coping dan dukungan dari sistem sosial.
  3. Mitos: Anak yang dibully biasanya tidak melapor.

    • Fakta: Banyak yang tidak melapor karena takut tidak dianggap serius atau terancam oleh pelaku.
  4. Mitos: Bullying terjadi paling banyak secara fisik.

    • Fakta: Banyak bullying juga terjadi secara daring (cyberbullying).
  5. Mitos: Bullying merupakan masalah di sekolah saja.

    • Fakta: Bullying bisa terjadi di rumah dan daring.
  6. Mitos: Hanya anak laki-laki yang melakukan bullying.

    • Fakta: Anak perempuan cenderung melakukan bullying verbal dan emosional.
  7. Mitos: Anak yang melakukan bully biasanya lebih besar.

    • Fakta: Pelaku bullying seringkali mereka yang memiliki kekuatan sosial.
  8. Mitos: Siswa yang melakukan bully biasanya memiliki banyak teman.

    • Fakta: Mereka mampu mengontrol lingkungan sosialnya.

Definisi Bullying

  • Menurut WHO:
    • Bullying harus dilakukan secara sengaja.
    • Berulang.
    • Terdapat perbedaan kekuatan.
    • Tujuannya untuk menyakiti.

Data Bullying di Indonesia

  • 2018: 2 dari 3 anak perempuan remaja mengalami kekerasan.
  • Studi PISA: 41% siswa 15 tahun mengalami bullying.
  • Jajak Pendapat Ureport: 45% responden usia 14-24 mengalami bullying.

Pentingnya Model Pencegahan Bullying

  • Ada komitmen nasional untuk mencegah dan menanggulangi kekerasan di sekolah.
  • Program berbasis siswa masih jarang.

Siapa Saja yang Terlibat dalam Bullying?

  1. Pelaku (yang membuli)
  2. Korban (yang dibully)
  3. Penonton aktif (ikut memberi semangat pada pelaku)
  4. Penonton pasif (tidak melapor)
  5. Pembela (yang melapor atau membela korban).

Program ROOTS

  • Tujuan: Mencegah bullying dengan membentuk kelompok sebaya.
  • Siswa yang memiliki banyak teman dijadikan agen perubahan.
  • Pelaku bullying dapat diajak menjadi agen perubahan.

Langkah-langkah Program ROOTS

  1. Survei Awal: Mengetahui kondisi bullying di sekolah secara anonim.
  2. Pemilihan Agen Perubahan: Siswa memilih teman terdekat yang berpengaruh.
  3. Pelatihan: 15 kali pertemuan tentang bullying dan cara mencegahnya.
  4. Aksi Sekolah: Mengadakan kampanye anti-bullying.
    • Contoh: Roots Day, pembuatan poster, presentasi.

Dampak dan Evaluasi

  • Penurunan bullying hingga 29% dan kejadian pada korban menurun 20% setelah program ROOTS.
  • Penting untuk melakukan survei awal dan akhir untuk mengevaluasi dampak.

Praktik Baik

  • Beberapa sekolah sudah menerapkan program ROOTS.
  • Keterlibatan guru dan dinas pendidikan sangat penting.

Penutup

  • Program ROOTS adalah prioritas UNICEF untuk mencegah kekerasan sebaya di sekolah-sekolah Indonesia.
  • Kontak: Dery di UNICEF Indonesia untuk informasi lebih lanjut.

Kesimpulan: Pencegahan bullying memerlukan kolaborasi antara siswa, guru, dan pihak terkait lainnya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan suportif.