Catatan Presentasi tentang Pencegahan Bullying melalui Program ROOTS
Pengenalan
- Pembicara: Dery dari UNICEF
- Materi: Pencegahan kekerasan sebaya melalui program ROOTS.
Mitos dan Fakta tentang Bullying
-
Mitos: Membully mempererat hubungan pertemanan.
- Fakta: Hubungan positif seharusnya dibangun di atas saling percaya, bukan bullying.
-
Mitos: Membuli dapat menguatkan mental seseorang.
- Fakta: Mental seseorang diperkuat melalui cara coping dan dukungan dari sistem sosial.
-
Mitos: Anak yang dibully biasanya tidak melapor.
- Fakta: Banyak yang tidak melapor karena takut tidak dianggap serius atau terancam oleh pelaku.
-
Mitos: Bullying terjadi paling banyak secara fisik.
- Fakta: Banyak bullying juga terjadi secara daring (cyberbullying).
-
Mitos: Bullying merupakan masalah di sekolah saja.
- Fakta: Bullying bisa terjadi di rumah dan daring.
-
Mitos: Hanya anak laki-laki yang melakukan bullying.
- Fakta: Anak perempuan cenderung melakukan bullying verbal dan emosional.
-
Mitos: Anak yang melakukan bully biasanya lebih besar.
- Fakta: Pelaku bullying seringkali mereka yang memiliki kekuatan sosial.
-
Mitos: Siswa yang melakukan bully biasanya memiliki banyak teman.
- Fakta: Mereka mampu mengontrol lingkungan sosialnya.
Definisi Bullying
- Menurut WHO:
- Bullying harus dilakukan secara sengaja.
- Berulang.
- Terdapat perbedaan kekuatan.
- Tujuannya untuk menyakiti.
Data Bullying di Indonesia
- 2018: 2 dari 3 anak perempuan remaja mengalami kekerasan.
- Studi PISA: 41% siswa 15 tahun mengalami bullying.
- Jajak Pendapat Ureport: 45% responden usia 14-24 mengalami bullying.
Pentingnya Model Pencegahan Bullying
- Ada komitmen nasional untuk mencegah dan menanggulangi kekerasan di sekolah.
- Program berbasis siswa masih jarang.
Siapa Saja yang Terlibat dalam Bullying?
- Pelaku (yang membuli)
- Korban (yang dibully)
- Penonton aktif (ikut memberi semangat pada pelaku)
- Penonton pasif (tidak melapor)
- Pembela (yang melapor atau membela korban).
Program ROOTS
- Tujuan: Mencegah bullying dengan membentuk kelompok sebaya.
- Siswa yang memiliki banyak teman dijadikan agen perubahan.
- Pelaku bullying dapat diajak menjadi agen perubahan.
Langkah-langkah Program ROOTS
- Survei Awal: Mengetahui kondisi bullying di sekolah secara anonim.
- Pemilihan Agen Perubahan: Siswa memilih teman terdekat yang berpengaruh.
- Pelatihan: 15 kali pertemuan tentang bullying dan cara mencegahnya.
- Aksi Sekolah: Mengadakan kampanye anti-bullying.
- Contoh: Roots Day, pembuatan poster, presentasi.
Dampak dan Evaluasi
- Penurunan bullying hingga 29% dan kejadian pada korban menurun 20% setelah program ROOTS.
- Penting untuk melakukan survei awal dan akhir untuk mengevaluasi dampak.
Praktik Baik
- Beberapa sekolah sudah menerapkan program ROOTS.
- Keterlibatan guru dan dinas pendidikan sangat penting.
Penutup
- Program ROOTS adalah prioritas UNICEF untuk mencegah kekerasan sebaya di sekolah-sekolah Indonesia.
- Kontak: Dery di UNICEF Indonesia untuk informasi lebih lanjut.
Kesimpulan: Pencegahan bullying memerlukan kolaborasi antara siswa, guru, dan pihak terkait lainnya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan suportif.