Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Export note
Try for free
Pendidikan di Tanjung Mato, Kalimantan Utara
Sep 9, 2024
Catatan Kuliah: Pendidikan di Tanjung Mato, Kalimantan Utara
Pengantar
Pendidikan diibaratkan sebagai cahaya yang menuntun ke arah tujuan.
Martensis Siregar, pengajar muda dari Gerakan Indonesia Mengajar di desa Tanjung Mato, Nunukan, Kalimantan Utara.
Latar Belakang
Pengalaman sebelumnya sebagai relawan di Gerakan Peduli HIV AIDS di Jayapura, Papua.
Mengajar di SDN 11 Sembakung dan berinteraksi dengan anak-anak beragam budaya, termasuk pakaian adat saat peringatan hari Kartini.
Tantangan Pendidikan
Anak-anak di Tanjung Mato banyak yang tidak melanjutkan pendidikan setelah SD.
Tingginya angka pernikahan dini, terutama bagi anak perempuan.
Kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak masih rendah.
Kelas seringkali hanya terisi sedikit anak.
Metode Mengajar
Kelas dihias untuk menarik minat anak-anak.
Menggunakan metode kreatif untuk membuat pembelajaran menarik, seperti belajar di luar kelas.
Memberikan penghargaan kepada murid berprestasi, berupa perjalanan keluar desa.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Keberagaman budaya di Tanjung Mato, termasuk tradisi berburu dan meramu.
Berinteraksi dengan masyarakat lokal, belajar dari pengalaman mereka.
Masyarakat perempuan yang mampu melakukan berbagai pekerjaan.
Dukungan dari Masyarakat
Menemukan dukungan dari kepala sekolah dan pemuda seperti Loli yang peduli pada pendidikan.
Kerja sama dengan orang-orang lokal berpengaruh untuk meningkatkan kesadaran pendidikan.
Harapan dan Cita-Cita
Cita-cita untuk membuat anak-anak Tanjung Mato mau belajar dan bersekolah.
Mengharapkan perubahan positif dalam sikap orang tua terhadap pendidikan.
Meskipun waktu penugasan masih panjang, optimisme untuk masa depan pendidikan di Tanjung Mato.
Kesimpulan
Pengalaman di Tanjung Mato memberikan pelajaran berharga tentang keberagaman dan pentingnya pendidikan.
Meskipun banyak tantangan, semangat untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat tetap ada.
📄
Full transcript