Intro Selain Hiromi Kano tadi, ada orang asing lain yang hari ini saya undang untuk bercerita. Orang asing yang satu ini sering tampil di pentas-pentas internasional. Tapi yang unik dalam setiap pementasannya dia menyelipkan lagu-lagu batak. Siapa dia? Mari kita sambut Herman Delago Manikik.
Horas Marihita Nasudih Horas Horas Lai Horas Lai Iya Lai yang satu ini unik Baik Lai Herman Apa? ini tadi baru apa mas Anda sekarang apa Anda berasal dari mana berasal asli dari Austria bukan Australia ya aus banyak orang terbalik nanti Australia tidak ada kangaroo di Australia tidak ada sudah Jadi dari Austria? Austria, Eropa ya saya ingat. Baik Pekerjaan Anda apa?
Saya profesional musik. Saya dulu, saya kerja guru musik, 16 tahun, tapi saya lari. dari sekolah, sudah bosan dari 12 tahun saya artis bebas musik, bermain trumpet piano gitar dirijen, penyanyi ini hobi aja Oh ya jadi semua alat musik Anda kuasa yang Anda bisa main trompet ya main piano semua semua kecuali violin tidak tidak bisa tapi nyanyi bisa sedikit Coba kita mau dengar satu penggal lagu Batak Batak cobalah kau yang yang lama yang lah Hai macam manalah kau ahadul alana di Ia tuh bujirna, hasian. Tahu lah artinya hasian. Tahu lah aku.
Saya, sayang, sayang. Hasian, hasian. Kalau berada hasian.
Baik ya. Lai Herman. Anda sudah bermain musik dari umur berapa?
Oh dari kecil ya. Karena papak saya, mamaknya saya dari family music juga ya. Saya dengar punya grup band juga di Austria. Banyak, sudah banyak ya. Sudah banyak.
Manikik mengenai grup jazz, grup rock, grup klasik. Jadi di grup musik lebih banyak sebagai lead vokal atau main musiknya? Di asli lebih instrumental.
Instrumental ya. Baik, tentu Anda juga penasaran ingin tahu lebih jauh mengenai Herman di lagu Manikik. Tapi sebelum kita lanjutkan, mari kita simak tayangan berikut ini. Itulah salah satu lagu batak hasil aransmen Herman Delago.
Pria asal Austria ini memang kerap memainkan lagu-lagu batak dalam berbagai konser, bersama orkestra yang dipimpinnya. Bahkan puluhan pemain musik Austria Karya yang menjadi tim orkestra Herman sangat menikmati lagu-lagu Batak yang digubah olehnya. Saya sangat menyukai lagu-lagu Batak ini, saya sangat menikmati melodis ini, saya sangat menikmati musik Batak ini, dan saya pikir mereka memiliki makna yang sangat dalam.
Kecintaan Herman pada lagu Batak berawal saat ia berlibur ke Bali dan mendengar lagu Butet. Butet Ketertarikan dan rasa penasarannya membawa ia ke tempat lagu itu berasal, yaitu Samosir. Tiba di Samosir, Herman tidak hanya jatuh cinta pada lagu Batak, tapi juga wanita Batak yang kemudian dinikahinya.
Melalui pernikahan ini pula, Herman mendapat marga malik dan sah menjadi orang Batak. Kiprah Herman dalam lestarikan kesenian batak patut di Acungi Jempol. Ia berhasil mengubah berbagai lagu batak tradisional ke dalam musik orkestra yang mengagumkan.
Saya sih bangga, keluarga saya juga bangga juga. Ini proyek ini juga lebih membanggakan karena kayak sepertinya seluruh Indonesia kita bilang orang apa ya, belum pernah saya lihat orang Batak, orang Batak asli kita bilang ya, membuat kayak gitu sama orang di sini. Apalagi orang asing yang dari Eropa kita bilang. Saya juga jadi bangga kalau dia bangga, saya juga bangga kalau orang-orang suka ya.
Kehadiran Herman Manik roli karya-karyanya berhasil mengugah masyarakat Indonesia, khususnya suku Batak, untuk semakin mencintai budayanya. Ho ho ho ho, luar di ujung lingkungan lukuh Ho ho ho ho, ho ho ho ho Masih hulur rohak milah ho Di saat ini Anda punya orkestra? Punya orkestra dua, di kota ya, dua kota, beda ya.
Oke, Anda sebagai apa? Dirijen. Oh dirijen, ya.
Sejak kapan Anda memimpin? Orkestra 25 tahun sekarang Dirijen Tapi kalau musik dulu masih kecil Saya main trumpet Dirijen papak saya Bapak dirijen anak main musik Setahu saya Kalau orkestra Itu lagu yang dimainkan Ada lagu-lagu klasik Ada jurusan musik Beda-beda ya Ada klasik, ada tradisional Austria juga Ada jazz Ada rock Lagu Amerika Dimainkan oleh grup orkestra Ketika Anda Memainkan lagu-lagu batak Di orkestra itu Itu bagaimana reaksi penonton Penonton nonton suka atau marah suka sekali sekali sekali sekali sekali sekali mirip lagu barat lagu barat mirip ya Oh jadi mereka senang-senang aja ya tapi mereka tahu itu dari Batak Orang Eropa tidak tahu Batak Jadi mereka suka walaupun tidak mengerti Seperti itu ya Suka tapi tidak mengerti ya Nah tadi kita lihat ada juga penyanyi-penyanyi bule, orang-orang barat, benar ya, menyanyi lagu-lagu batak, ya saya yang mengajari, mereka mengerti apa artinya? oh tidak apa-apa beresan saja beresan saja ya Musik ini bahasa Musik seperti bahasa ya Bahasa dunia And I think Sorry bahasa Inggris now ya Ya maaf kalau udah pusing Pakai bahasa Inggris aja Pakai bahasa Batak juga boleh lah Kau lah Oh Saotik-Sautik ya Mau lo nenget-nenget ya Mereka tidak tanya-tanya ini kenapa kita harus nyanyi lagu-lagu batak ini? Tidak.
Tidak ya? Mereka main saja? Minta sama aku. Oh, bawa lagu baru dari Indonesia ya. Kalau saya di Indonesia, setiap tahun saya dengar.
lagu Batak sekali setahun saya arrange satu lagu kapan pertama kali anda jatuh hati pada musik Batak sudah lama itu pertama di Indonesia Bisa saya turis di Bali tahun 1995. Ya, terus? Tapi waktu itu saya tidak ketemu dengan musik. Tapi 1997, saya keliling dunia untuk tujuh bulan. Saya berhenti di Bali. Waktu itu saya jalan-jalan, kalau batas merdalan-dalan di Ubud atau Bule.
Di pinggir jalan pakai gitar, dian-diani, saya tidak tahu. Tapi saya merasa ini sangat menarik. lagu Indonesia ya saya lewat sangat cemburu dari cemburu saya orang profesional yang musik dia bisa yang turis saya tidak bisa malu saya dengan saya ya terus apa yang anda lakukan waktu itu saya bilang setelah Herman saya bilang harus belajar sekarang langsung selagu Indonesia dia kasih dua lagu sama ya saya Saya dengar, satu saya ingat, Sinanggertulo, Tulo, Hatulo, Ho, Iya, ini dia kasih, bute, itu saya suka, lagu ini saya sangat suka karena istimewa melodi, ritem, istimewa, oke dekwi, dekwi, nama dekwi dia. Ajarin lagu ini, saya ambil kertasnya seperti itu ya. Pakai ini, pakai ini.
Di restoran, di restoran ya. Bisa ya. Berarti nggak modal. Ya, seperti itu ya.
Nota, tidak ada komputer dulu ya. Ini, buuut. Di dalam liriknya ya. Seperti itu ya nanti ya.
Saya pikir, dekwi, dia juga tidak mengerti bahasa itu. Orang Bali ya, orang Bali. Tidak tetapi itu, saya tidak tetapi itu. Amp, dipang, amp.
Ajar ya. Gurunya tidak, tidak panggung. orang-orang tidak mengerti ini ya gurunya ngerti muridnya pura-pura mengerti Nanti saya waktu keliling dunia ya.
Di Indonesia, ke pulau-pulau, sampai Sulawesi, sampai Timur. Saya suka Herman pakai gitar di mana-mana. Butet Saya senang, senang kali ya.
Saya lihat lagu itu favorit. Di mana-mana Indonesia orang suka Butet. Kenapa itu ya? Istimewa.
Gini, gini. Daripada Anda ngomong-ngomong begini, lebih baik ambil gitar Anda nyanyi Butet. Setuju?
Suara ya? Oh ya. Di sana orang sangat heran, datang buli, datang turis sudah menihani butet dari manit, belum pernah di Samosa tapi sudah bawa butet.