Transcript for:
Pemahaman dan Kualitas Hadis dalam Islam

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillahirrahmanirrahim Saudara-saudara kita lagi Siang hari ini atau pada hari ini, semoga perbuatan gerukat, baiklah kita buka dengan berita bahasa Tengah. Baiklah, Saudara-saudara, kemarin kita sudah bicara tentang hadis dari sisi kuantitas atau jadul periwayatan. Pada hari ini kita akan...

diskusikan hadis dari segi kualitasnya. Ada yang Sofi, ada yang Hasan, ada yang Noem. Ada yang Maudu, ada sebagian yang telah mengatakan bahwa Maudu itu berdiri sendiri, ada yang mengatakan bahwa Maudu adalah hadis Noem. Di dalam Al-Fiah Al-Iroqi, Bila menjelaskan, Jadi ahli hadis pada saat ini, saatnya Zaid al-Iroqi, itu mereka membagi sunan atau hadis itu, yaitu pada ila suhihir, pada hadis suhih, dan hadis tu'ayf, dan hadis khasar.

Mari kita diskusikan yang pertama tentang pengertian hati shohi. Menurut bahasa, shohi ini lawan dari kata sakit. Mana hati itu untuk fisik dan mana majas untuk fisik dan semua pengertian.

Maka, Para ulama, mendobeliskan hadis wakil apa? Ma'intas sholah sadatu binakli adli ad-dobidi, anil adli ad-dobidi, min awli sadat ilamu tahadu, wa layakul shahdan, wa layakul umar. Di artian paruhi begini.

Jadi hadis wakil adalah hadis yang sangatnya bersambung. Perawih yang adil dan dobit diribatkan oleh orang yang adil dan dobit ulang dari awal sangat sampai pada akhir sangat tidak syar dan tidak ulang berilah. Jadi dari definisi ini sangat jelas bahwa sebuah hadis, dikatakan sebuah hadis sohih ini apabila memiliki lima kriteria tadi. Yang pertama adalah sangatnya bersambung. Yang kedua, perawinya adalah orang yang adil.

Yang ketiga, perawinya adalah orang yang dobit atau cerdas, kuat hafalannya. Yang keempat, tidak ada cacat, baik pada sanat atau pada mata. Yang kelima, tidak ulang ada ilah atau kejanggalan, baik pada sanat maupun pada mata. Mari kita bahas satu-satu, apa itu sanat bersambung, apa itu adil, apa itu nobik, apa itu tidak ada cacat, tidak ada syar, dan tidak ada ilah. Yang pertama adalah yang bersambung sanatnya.

Ialah apabila di dalam rangkaian sanat ini, setiap pria layak menerima nilai hadis dari pria terdekat sebelumnya dan dengan salah satu menit untuk penyewaan hadis, keadaan ini berlangsung sampai akhir salat hadis. Artinya apa? Bahwa terjadi hubungan guru-murid. Terjadi... Bagaimana seorang murid ini betul-betul menerima hadis dari gurunya, dan guru tersebut telah menerima hadis kepada muridnya, ini terekam dengan jelas.

Maka ada metode samad, ada metode girwah al-asah, dan berbagai metode itu, tentu di sini seorang guru harus betul-betul dipastikan. sezaman dengan gurunya dan betul-betul bertemu dengan gurunya Alipop dan betul-betul menerima hadis dari gurunya. Maka disini adalah yang dinamakan dengan apa? Salah bersatu.

Yang kedua adalah seorang perwihadis ini harus ada adil. Dari kata al-adil dalam bahasa Arab yang Mempunyai arti keadilan, lurus, condong kepada kebenaran. Itu secara luwuh. Periwat dikatakan adil artinya apa? Setiap periwat itu benar-benar bertakwa dan menjaga muruah.

Menjaga muruah itu sesuatu yang tidak panas. Itu yang mirai, warog, bertakwa kepada Allah. Jadi ini syarat yang utama yang mencakup syarat keperibadian seorang penyelenggara hadis. Jadi syarat pribadi seorang penyelenggara hadis ini harus menjalankan syariat Islam, syarat baik dan benar.

Kemudian para ulama membuat kriteria yang lebih detail tentang Priaulat hadir ini yang pertama adalah beragama Islam jelas. Orang yang tidak beragama Islam tidak bisa dikatakan sebagai surah buruh hadir. Orang yang kafir, orang yang... telah keluar dari Islam atau belum masuk Islam, maka tidak bisa dikatakan sebagai seorang periodatis. Yang kedua adalah mukalaf.

Mungkin kalau menerima dari gurunya, itu belum mukalaf bisa diterima, tetapi ketika dia menyampaikan perang muridnya, maka dia harus balik setelah mukalaf. Kemudian melaksanakan tentuan agama, tidak melanggar pokok-pokok sadat Islam. Dan yang terakhir adalah membenah-benah. Mungkin pun Ratu sendiri tidak patas menurut agama, menurut syariah, atau menurut tradisi yang berdampak pada masyarakat.

Ini memang dari kritik-kritik ini yang memang masih bisa dibaca. Misalnya tentang ulasan tentang agama, bagaimana kalau kemudian pro-ikhratis itu satunya sunni, satunya si'ah misalnya. Atau berbeda aliran, ya di dalam aliran percayaan agama, atau dengan nur'ah, nur'ah itu kan berbeda-beda. Mungkin menurut orang di satu daerah ini, daerah nur'ah, orang pada daerah ini, daerah...

Semacamnya ini saya kira ini perlu ketelitian kita sebagai seorang yang belajar ilmu hadis sejauh mana data-data tentang keberiwaan-keberiwaan ini bisa kita lihat dan kita analisis. Secara umum, ulama'telah menetapkan cara menetapkan bahwa seseorang itu adalah tidak. Yang pertama adalah popularitas terutama perewa di kalangan ahli hadis.

Memang dia orang yang sangat populer sekali dalam bidang perewatan hadis. Bukhari, Muslim, Trimiti, Nasahi, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad bin Hanbal, betul-betul orang yang sangat populer, sangat terkenal. Tentu apabila hadis itu dilatih untuk beliau-beliau ini, maka kita tidak boleh ragu akan kebenaran yang dia sampaikan.

Yang kedua, mungkin orang itu tidak terkenal tetapi dinilai oleh para kritikus artis sebagai orang yang adalah. Penilaian ini berisi pengungkapan keadilan polomi tersebut. Misalnya dia dikatakan sebagai orang yang adil, apalagi jope. Ini tergantung bagaimana. Para jenis tikus hadir dalam kitab Jarumah Taktil ini memberikan pilihan kepada orang-orang tersebut.

Yang ketiga, tentu ada penerapan ilmuwan Jarumah Taktil sebagaimana yang dinilai para ulama-ulama pada masa lalu dalam kitab Taktil-Taktil dan kitab-kitab Padu Afar. Ini saya kira banyak sekali kitab-kitab itu yang menjelaskan hal-hal ikhwal tentang prok ini. Ini yang kedua ya, jadi yang kedua perawinya berkembang adil Yang ketiga perawinya kuat daya hafalannya Jadi seorang perawih hatis ini harus mempunyai daya hafalannya kuat pemahaman yang mendetail hafal dengan sempurna Dan memiliki kemampuan yang demikian itu sedikitnya kapan? Mulai dari saat ia mendengar hadis sampai kepada menyampaikan kepada orang.

Karena mungkin ada tabuyur, ada perubahan, karena pernah yang selalu dinyakit atau apa, yang dulunya cerdas, kemudian tidak cerdas lagi, dan sebagainya. Ini saya kira ini untuk menceritakan bagi kita semuanya, untuk mengatakan apa. Ada pun cara penetapan nilai dobit seorang periwayat menurut bagaimana cara menetapkannya. Yang pertama adalah nilai dobit periwayat dapat diketahui dari saksi yang berlaku.

Misalnya seseorang dikatakan dobit karena ada saksi yang menyatakan bahwa berlaku. Dia betul-betul cerdas, dia betul-betul kuat hafalannya, dia betul-betul apa namanya, apa yang disampaikan bersama pesidari gurunya. Maka dia dikatakan sebagai orang yang lebih. Ini lebih seorang riwayat, dan pendekat ini juga berdasarkan apa?

Kesesuaian riwayat yang ia riwayatkan dengan riwayat yang bisa melihat yang lain, yang lebih lebih misalnya. Tingkat kesesuaian ini mungkin hanya pada tingkat yang semakna. Mungkin kalau seterah hafiah ini juga bagus. Kalau memang seterah makna itu sama, bisa dikatakan dia segera dobit. Ulama mengadil dobit, kemudian apa yang diadil sama dengan ulama-ulama yang lain.

Maka ini hal yang apa namanya. Bisa untuk menjastifikasi bahwa poromi tersebut adalah poromi yang tebit atau yang sedas. Ya kalau terjadi kesalahan sedikit-sedikit saja, mungkin tidak sesuai di dalam kata tetapi maknanya sama. Ya maka sekali lagi bahwa riwayat yang mana ini diakui di dalam yang terakhir.

Kemudian yang selanjutnya. Saran yang keempat, ini tidak ada syah. Menurut bahasa, syah atau syudut zaman nyaya dapat berarti jarang, atau menyendiri yang asing, yang menyerah aturan, yang menyerah orang banyak, itu syah.

Jadi berbeda dengan aturan rakyat umumnya. Menteri Pemusafi'i, suatu hadis tidak dinyatakan sebagai mengandung syar atau sudut bila hadis ini hanya dirilakan oleh seorang priwayat yang sikok sedangkan penyelenggara lainnya tidak mengandung hadis tersebut. Barulah dikatakan hadis ini syar. Jika hadis yang diriwayatkan oleh periwajaran psikolog ini bertangan dengan hadis yang diriwayatkan oleh orang yang psikolog pula, yang jumlah periwajaran banyak.

Jadi kalau ada orang psikolog meriwayatkan hadis bertangan dengan orang psikolog yang jumlahnya banyak, maka yang psikolog satu orang itu syaknya banyak, belum ada. Kecuali kalau bisa dikompromikan kedua dalel itu, maka tidak ada masalah. Sama-sama tidak bisa dikompromikan, sama-sama kuatnya, maka ada yang syah. Syah inilah yang menemani masalah.

Ini gimana? orang ini psikok, tapi orang lebih banyak psikoknya juga terlihat. Karena itu membentangkan subtansi parahnya dan tidak bisa diprompikan.

Ini pesan itu. Tapi definisi ini macam ada banyak sekali. Ini menurut versi Imam Safi.

Ya, mungkin suatu sanak ini setelah diteliti secara mendalam ada kejalanan-kejalanan itu, ada sesuatu yang asing, itu bisa juga jalan sebagai kritis yang sangat dekat. Kalau kita mendasarkan pernyataan syar kepada Imam Shafi'i tadi, maka ditegaskan bahwa kemungkinan suatu syarat mengandung syar bila syarat yang dikenal lebih dari satu buah. Artinya apa?

Lebih dari satu jalur. Atau syaratnya banyak, kan begitu kan. Hadis yang hanya memikir sebuah syarat saja atau tidak dikenal, adanya tidak dikenal kemungkinan adanya syar. Salah satu langkah penelitian yang penting untuk meneliti kemungkinan adanya syahad, suatu syarat khatis adalah membanding-bandingkan antara syarat yang ada dengan syarat yang lain, dengan topik yang pembahasannya memiliki kesalahan.

Nah ini saya kira untuk menilai adanya syahad atau tidak, ini butuh ketelitian kita dan butuh kesungguhan kita. Tidak bisa dengan serta-merta dengan lima khatis yang sangat terbatas, mengatakan bahwa khatis adalah khatis yang syahad. Kemudian yang selanjutnya adalah kendaraan ilah.

Ilahnya apa? Ilah itu adalah cacat. Cacat yang tersembunyi, yang tidak nampak.

Keburukan yang tidak bisa dilihat secara sepintas. Itu namanya ilah. Ibn Sula mengatakan bahwa ilah adalah sebab yang tersembunyi yang merusak kualitas hadis. Keberadaannya menyebabkan hadis yang pada lahirnya tampak berkualitas suhaqi menjadi tidak suhaqi. Kualitasnya menurun.

Misalnya, sebuah hadis setelah diteriti, ternyata perawi hadis tersebut adalah perawi yang do'id atau perawi yang... Apa secara moralitas dia dipertanyakan misalnya, maka bisa dikatakan hati sendiri mengandung ilah atau mengandung kecacatan. Coba dilihat di halaman 109 ya, disini saya gambarkan tentang hadis shohi ini ya, di halaman 30 disitu ya. Ulama hadis membagi hadis shohi ada dua, ada shohi nitati, ada shohi nimburi, ya mengandung, kalau shohi nitati adalah mengandung sifat-sifat kondul yang sempurna. Unsur-unsur yang digodi adalah khasiat shokih karena unsur-unsur lain dan jika tidak mengandung unsur-unsur rogol yang sempurna makanya apa?

mungkin khasiat-khasiat khasat tetapi Hadis ini ada peroni jalur riwayat yang ingin shoki, maka dari khasan lita tihin jadi apa? Shoki liwai liwari. Dia itu shoki karena memang ada unsur yang lain tidak dari jalur tersebut. Coba dilihat di halaman 30-nya, disitu saya contohkan satu hadis shoki lita tihin. Hadalana bukti duro.

Ibn Musa wa'alaikumsalam Di dalam hadis ini, ini perawinnya kalau kita melihat di halaman 30 ini, bukwadir punya guru namanya Bintu Brahmim Musa, punya guru namanya Khan Dula, punya guru namanya Iqlimah, punya guru namanya Abu Nerokya. Di situ telah memenuhi lima unsur syarat tadi, apa? Sahabat yang bersambung, perawainya nadir, dobit, tidak karsat, dan ilah.

Maka bisa dikatakan apa? Sebagai hadis yang sohih akhirnya. Kemudian saudara-saudara kita lanjutkan tentang kitab-kitab hadis yang paling shohi. Sebagaimana kita ketahui bahwa kitab yang paling shohi menurut ulama Sunni, ini adalah shohi bukuri dan shohi muslim.

Ini memang orang yang pertama kali memiliki perhatian untuk mengumpulkan hadis-hadis shohi secara khusus adalah Imam Bukhari. Kemudian diikuti oleh Imam Muslim. Jadi sukhair buhuri dan sukhair Muslim ini adalah dua kitab hadis yang paling sukhih. Ada yang mengatakan bahwa sukhair buhuri lebih utama, ada yang mengatakan sukhair Muslim lebih utama.

Jadi orang yang menggunakan sukhair buhuri, karena buhuri ini memiliki beberapa keunggulan. Misalnya, apa namanya, prohi hadis pada suhaib ukuri ini sejaman dengan Guru yang saya kira ini muslim juga sama, informasi bahwa si prohimi benar-benar mendengar hadis dari gurunya Yusuf Ali. Ini yang beralasan, tapi saya kira di sohret muslim juga begitu sama. Muslim juga begitu sama, tetapi pada umumnya para ulama mengumumkan Sohret Bukhari daripada Sohret Muslim.

Tapi ada juga yang mengatakan bahwa Sokrat Muslim ini lebih gugur daripada Soekarno-Karim dengan alasan misalnya susunan isinya sangat tersebut dan sistematis, kemudian redaksi matang akhirnya sangat terhijat cerman, misalnya begitu ya. Ini saya kira alasan-alasan bagi mereka. Tetapi, Apa penanasannya kita Soekar Jokowi dan Soekar Muslim ini mempunyai keunggulan yang luar biasa.

Kita harus bersyukur kepada Allah SWT telah melahirkan, Allah telah menciptakan Imam Jokowi, Imam Muslim yang berhasil merekam hadisannya Soekar yang sampai hari ini terjaga dengan baik. Kemudian tingkatan kitab Sokhe, ini ada 7 tingkatan. Yang pertama adalah hadis yang terdapat dalam kitab Sokhe, dan hati Sokhe, tingkatan hati Sokhe. Yang paling tinggi adalah hadis yang ada pada Bukhari dan pada Sohya Muslim jadi apabila hadis itu ada pada Sohya Bukhari, ada pada Sohya Muslim maka ini dinyatakan sebagai hadis yang sangat kuat atau dikatakan mutafak aleh disepakati oleh keduanya hadis yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim kemudian yang kedua dikatakan hadis yang kedua adalah hadis yang ada pada Bukhari saja...

Tidak terdapat pada muslim, ya ini dia katanya kedua. Yang ketiga, hadis yang ada pada kitab surah muslim saja tidak terdapat pada kitab surah bukhori. Ini saya kira ini juga bagus sekali ya, apabila kita bisa melihat hadis yang ada pada surah muslim saja, tidak ada pada surah bukhori, memilah-milah. Yang keempat adalah, dikatakan yang keempat, hadis yang tidak ada pada suhaib buhori dan tidak ada pada suhaib muslim, namun periwayatannya sesuai dengan yang disarankan oleh buhori dan muslim. Misalnya hadis tidak ada pada buhori dan tidak ada pada muslim, tetapi rawi-rawi hadis itu adalah rawi-rawi yang digunakan oleh buhori dan muslim, digunakan oleh kedua-duanya.

Buhori menggunakan, muslim juga menggunakan. Kemudian yang kelima, hadis yang tidak ada pada bukhori dan sukhah muslim, namun periwayatannya sesuai dengan periwayat yang ada pada sukhah bukhori. Yang keenam, hadis yang tidak terdapat pada sukhah bukhori dan sukhah muslim, namun periwayatannya sesuai dengan syarat yang ada pada muslim saja.

Dan yang ketujuh, hadis yang, hadis shohi yang tidak ada pada sukhah muslim. pada buhori, tidak ada pada muslim periwakannya juga tidak ada pada buhori, tidak ada pada muslim atau salah satu dari keduanya tetapi memenuhi kriteria kaedah keseluruhan hadis, ini saya kira sebagai bahan pengetahuan saja tentang tingkatan hadis sohek jadi ada tujuh tingkatan, saya kira ini bagus sekali untuk bahan Kita sebagai pengulang belajar hadis untuk mendiskusikan tentang hadis-hadis ini. Saya kira demikian, silakan dikerjakan di halaman 36, ditulis tangan, nanti diberikan ke saya lewat grup WhatsApp.

Kurang lebihnya, maaf. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.