Presentasi Makanan dan Seni Banyumas

Aug 6, 2024

Catatan Kuliah - Presentasi Makanan Khas dan Seni di Banyumas

Pembicara dan Perkenalan

  • Nanda Amalia: Owner Ecu 21 Purwokerto
  • Ginanjar Alfiansyah: Manager Getuk Goreng Asli Haji Thohirin
  • Pungkuh Jatmiko: Pemilik Pantai Kritik Purwokerto
  • Sumarman: Pemilik Pengrajin Dante di Desa Prigen

Makanan Khas Banyumas

Produk Utama

  • Mendoan dan Tempe Keripik
  • Bahan baku diperoleh dari pemberdayaan masyarakat lokal dan UMKM sekitar.

Pelanggan

  • Wisatawan yang datang ke Purwokerto
  • Masyarakat lokal yang mencari oleh-oleh
  • Pengiriman ke kota besar (Surabaya, Jakarta, Bandung) dalam satu hari.

Sejarah Getuk Goreng

  • Dikembangkan sejak 1918 oleh Mbah Sanfir'ad
  • Awalnya menjadi eksperimen yang dijual oleh Mbah Tohirin
  • Bahan baku dari singkong ketela lokal, termasuk dari Wonosobo
  • Dikenal sebagai makanan khas Sokaraja, Banyumas.

Warisan Budaya

  • Getuk goreng sudah diakui sebagai warisan budaya tak benda.
  • Penghargaan dari Jokowi sebagai generasi ketiga dalam produksi tempe keripik.

Pemasaran dan Distribusi

  • 40% produk dijual langsung kepada konsumen
  • 60% untuk pemasaran dalam dan luar kota
  • Permintaan meningkat saat hari besar seperti Lebaran dan Natal.

Kendala dan Harapan

  • Kendala: Fluktuasi harga bahan baku
  • Harapan:
    • Meningkatkan pengenalan produk di seluruh Indonesia
    • Kerjasama dengan pemerintah dan kementerian terkait untuk mendukung pelaku seni dan UMKM di Banyumas
    • Peningkatan edukasi seni dan pelatihan untuk masyarakat
    • Pembukaan universitas baru untuk seni pertunjukan di Banyumas.

Inovasi dan Pelatihan

  • Pernah mengikuti pelatihan di Bogor untuk meningkatkan kualitas produk tempe
  • Inovasi dari tempe bersih menjadi tempe hijau.

Penutup

  • Diharapkan kesenian tradisional (Lengger, Kuda Kepang, Buncis) dapat melanjutkan perkembangan melalui program PMK 3.
  • Pentingnya dukungan dari pemerintah pusat untuk pelaku seni dan UMKM di Banyumas.