Tolong di-mood ya, yang ini ya. Mari kita berdoa sebelum kuliah kita mulai. Berdoa mulai.
Oke, selesai. Hari ini hari spesial ya. Hari Kesaktian Mancasila. Jadi, ini pada pacaran nggak nih?
Anak baru biasanya harusnya upacara ya, ini nggak upacara ini. Pertama kali nggak upacara ya. Dulu SMA, biasanya upacara, sekarang nggak. Baik, saya akan memulai pertemuan keempat ini. Ada yang udah tahu ini temanya apa ini, pertemuan keempat?
Konservasi Seni dan Budaya, Pak. Oh iya, oke. Hai nah ini sudah ada yang tahu enggak ini saya bisa disini nih nah kelihatan saya di pojokan itu kiri hai hai Jadi untuk kali ini, konservasi seni dan budaya.
Ini termasuk salah satu pilar dari pilar konservasi, di mana ini menjadi satu pokok keunggulan dari konservasi di UNES. Karena kita selain memperduli terhadap lingkungan, kita juga memperduli terhadap konservasi seni dan budaya. Nah ini semangat saya tadi pagi mengikuti upacara ya, masih dari rumah ya, upacara yang ternyaman ya ini ya, dari rumah ya.
Ini data saya ya, data sosial saya, bisa di screen capture, nanti bisa di follow, di apa gitu ya. Saya sebetulnya itu ini, udah lama ya. Ada yang 10 tahun ya, jadi Facebooker itu sudah lama. Instagramer juga sudah lama, meskipun followernya sedikit.
Maka ini tugas Anda untuk menjadi follower saya berikutnya. Itu sih ya. Oke.
Baik, dari catat ini ya. Oke. Konservasi budaya, jadi budaya itu memiliki pengertian umum, dimaknai sebagai hasil karya. Budaya, budidaya, rasa dan cipta manusia sebagai anggota masyarakat maupun sebagai manusia individu. Jadi budaya.
Budaya itu juga merupakan produk akal budi manusia. Jadi kayak contohnya, kan banyak ya, adat istiadat, kemudian... aturan-aturan dalam kemasyarakatan, itu kan diciptakan karena ada sesuatu, dan itu berdasarkan pemikiran manusia. Berbeda dengan agama. Kalau agama kan ilahiyah.
Orang tidak usah mikir. Orang cuma mikir pemahamannya saja, tapi tidak perlu menciptakan sesuatu. Ini bedanya itu, agama dan budaya. Lalu untuk setiap umum, kebudayaan dibahamin secara generik berkaitan dengan sesuatu yang baik dan luhur.
Pokoknya kalau yang budaya itu diakini tidak mengandung sesuatu yang buruk. Jadi kalau budaya itu diciptakan itu ya secara baik, tidak ada yang buruk. Karena untuk kebaikan.
Kuncoroningrat, ya, mendefinisikan budaya sebagai sebuah gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia dengan bermasyarakat itu. Nah, ini ada wujudnya budaya itu ada gagasan, pemikiran. Jadi harus dipikirkan betul, tidak serta-merta.
Kemudian diwujudkan dalam aktivitas, misalnya kalau kita lihat itu agama-agama yang berdasarnya budaya itu, kita lihat ada Hindu, ada Buddha, dan sebagainya. Dewa gitu ya, menyembah dewa. Kemudian ada aktivitas, berarti disitu ada aktivitas penyembahan ya, ada aktivitas ibadah, dan hasil ciptaan. Seperti candi-candi, itu kan hasil ciptaan ya.
Itu bisa dilihat itu hasil dari budaya, hasil ciptaannya, hasil budaya. Nah itu ya, budaya. Kemudian bahwa budaya itu dalam bentuk... Gagasan ada ide, ada opini, ada norma.
Intinya itu dari pemikiran awalnya. Opini, pendapat, norma, atau nilai yang berkembang. Kemarin sudah kita jelaskan tentang nilai itu apa.
Sesuatu yang kadang-kadang bisa terukur, bisa tidak, itu nilai. Nah di sini juga akan... Kebudayaan itu mengandung filsafat sistem pemerintahan demokrasi, gagasan tentang keadilan, dan sistem etika hidup. Ini terkait dengan kebudayaan, berupa dalam bentuk gagasan. Kemudian dalam bentuk aktivitas, budaya pertanian, Anda tahu misalnya dicontohkan pertanian itu ada budaya apa saja, Anda bisa...
disebutkan pertama itu menebar winih ya menebar winih itu bibit kemudian disitu ada budaya lagi pertama mengolah lahan ya mengolah lahan ya kemudian menebar bibit kemudian ada maton ya kemudian ada seterusnya ya sampai ada budaya yang memanen seperti apa bahkan di masing-masing daerah itu berbeda satu dengan yang lain cara mereka bertani cara mereka berangkat aktivitas. Ini karena terbentuk dari budaya. Ada obat-obatan keagamaan, terutama yang tadi yang basicnya adalah menyembah dewa.
Ini juga ada ritual-ritual yang diwujudkan dalam keagamaan itu. Ritual politik juga seperti itu. Ada pemilu, kemudian ada kampanye, ada pencoblosan, kemudian ada pengumuman pemenangnya.
Ini juga termasuk dalam aktivitas budaya. termasuk manusia bersama lain, termasuk kita juga punya budaya nih, dalam kuliah ini. Saya membuka kelas, kemudian kita berdoa, saya paparan, kemudian Anda nanti mengajukan pertanyaan, kita diskusi, ini juga budaya.
Budaya banyak sekali. Ibratnya ada sesuatu yang menjadi aturan main, itu budaya, bisa juga budaya. Anda sesama teman, nanti kalau sudah offline, Anda juga punya budaya baru. Yang dulunya teman-teman SMA, kemudian Anda sekarang punya teman baru yang dari berbagai daerah, Anda akan menciptakan budaya baru dalam pergaulan. Itu yang dimaksud dengan budaya aktivitas.
Yang masih belum di-mute, tolong di-mute ya. Nanti biar nggak dobel-dobel suaranya. Oke, kemudian dalam bentuk ciptaan.
Ini karena tadi ada aktivitas, maka dia akan menciptakan sesuatu untuk mendukung aktivitas itu. Seperti sistem perkakas tadi, pertanian tadi. Karena dia butuh cangkul, karena dia butuh luku, karena dia butuh garu, maka ini harus diciptakan untuk mendukung traktor kalau sekarang.
Kalau dulu seperti itu, masih tradisional. Ada cangkol, ada garu, ada alat-alat yang lain. Sekarang mungkin traktor, kemudian mesin selep. Mesin selep itu juga bagian dari pertanian. Dalam peribadatan, tadi di agama-agama yang basicnya menyembah dewa, maka dia akan ada patung diciptakan di situ sebagai media untuk beribadah.
Dalam hal aktivitas... Pelajaran, pengajaran, maka dicetakan angka, huruf, buku, kemudian alat cetak, dan sebagainya. Bahkan di dunia digital sekarang sudah ada emoji, emoticon, dan sarana Zoom ini sendiri juga bagian dari ciptaan bagaimana budaya sekarang ini tidak hanya secara offline, tetapi juga online.
Ini juga bagian budaya, menciptakan sesuatu. Menciptakan laptop, komputer, ini juga budaya. Baik.
Nah, unsur kebudayaan universal, ini menurut Kuntoro Nengrat ini ada beberapa ya, menganut yang terkait dengan... Budaya yang selain universal, yang pertama sistem religi, kebudayaan. Oh, sorry, keagamaan.
Kemudian ada sistem kemasyarakatan. Kemudian sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencarian pun termasuk budaya. Serta sistem peralatan hidup atau teknologi. Ini ada, berapa ini? Satu, dua, tiga, ada tujuh ya.
Ada tujuh unsur-unsur kebudayaan universal. Kemudian cepat saja, budaya dalam posisi superior. Budaya mengatur dan membentuk sistem sosial, sistem kepribadian, dan sistem perilaku masyarakat.
Sistem budaya memiliki kemampuan untuk mengendalikan sistem di bawahnya karena sistem budaya memiliki informasi. Jadi ini kita lihat, di sistem budaya yang pertama kali ini, dia akan membentuk sistem sosial, satu sama lain. Misalnya dalam... kemasyarakatan atau satu RT atau satu warga begitu, dia akan mempunyai aturan-aturan tertentu yang sifatnya lokal, sosial. Kemudian karena ini sudah tercipta sistem sosial, maka itu akan masuk ke sistem keperibadian masing-masing warga.
Jadi kalau sudah ada aturan di kemasyarakatan itu atau di RT, maka dia akan tercipta. kesadaran dari setiap warga Oh ya saya berada di warga permukiman ini gitu misalnya saya harus taat saya harus punya budaya baru saya enggak boleh melanggar saya harus contohnya apa ini contohnya nanti akan diterapkan ke sistem terlaku misal dalam dalam budaya masyarakat Jawa Oh saling menyapa Selamat pagi Assalamualaikum Pak Bu gitu kan Monggo nun Sewu ya ini kan sistem budaya ini tidak pertama dari dari pola-pola pemikiran bahwa Oh setiap yang muda harus menghargai yang tua setiap yang tua harus menyayangi yang muda saling menghargai maka akan tercipta sistem tingkah lagu seperti itu ya dan peran penting budayaan ini banyak ya mengembangkan nilainya luhur budaya bangsa memperkaya keberkahan bangsa mempertukuh jati diri bangsa, mempertukuh persatuan-kesatuan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan masyarakat madani, madani itu yang baik, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menestarikan warisan budaya bangsa, mengarut arah perkembangan keperdayaan dunia, menjadi haluan pembangunan nasional. Jadi ini hal-hal yang positif sekali. Kalau sudah melihat seperti ini, kita ambil yang positifnya saja. Hai jangan ada persinggungan keyakinan misalnya seorang muslim melihat budaya orang Hindu ya yang ada memakai dupa memakai patung untuk sarana beribadah Wah itu sirip dan sebagainya menurut menurut Anda seperti itu tapi menurut agama Hindu memang ritualnya seperti itu ya ini ini ini ini ini jangan menjadi apa namanya eh perbedaan yang yang Ya memang beda, karena keyakinan itu beda.
Berarti ini sifatnya bisa khusus. Di konservasi budaya, ini beberapa keterkaitan dengan heritage konservasi. Konservasi heritage atau warisan.
Ini agak bahasa Inggris, ada tori. Jadi sampai kemana-mana. Bahkan karena budaya itu, kita lihat di Bali. Itu kan pariwisatanya kuat banget.
Jadi di sana itu bukan karena dibuat-buat, karena biar laku pariwisatanya, enggak. Itu karena budaya sana kuat, dan itu ada daya tarik tersendiri, sehingga orang cenderung ingin berwisata ke sana untuk mempelajari atau untuk menikmati budaya itu. Jadi bukan karena kita ciptakan...
wisata dengan budaya, enggak. Tanpa wisata pun, apakah mereka akan meninggalkan budaya mereka? Enggak.
Mereka tetap akan melaksanakan budaya itu dengan baik. Meskipun tidak ada wisatawan yang datang. Karena basicnya adalah dari budaya. Wisata itu imbas, dan sebagainya.
Kemudian karena budaya, maka akan tercetak urban planning. Urban planning itu perentanaan kota. Jadi enggak sembarangan perentanaan kota itu.
Dia harus... mendapatkan input dari budaya, kondisi budaya masyarakat, kondisi sosial masyarakat, kondisi ekonomi masyarakat, dan yang lainnya. Ini penting untuk Anda. Nah, unsur hak konservasi budaya dapat dilakukan melalui delapan tindakan ya.
Membangun kebanggaan dan identitas. Jadi harus bangga dulu kalau mau konservasi. Kalau nggak bangga dulu kita akan meninggalkan itu dan akan menghilangkan. Mengintegrasikan berbagai elemen budaya.
Integrasi itu bukan mencampur, tetapi saling menguatkan, saling mengikat, tetapi bukan mencampur. Membangun partisipasi dan ketelibatan masyarakat, jelas. Konstruksi budaya mengarah pada kesejahteraan, oke.
Kalau nggak sejahtera ngapain gitu kan. Ada Candi Baru Budur, itu kan mengkonservasi budaya. Masyarakatnya di sekitar sana sejahtera nggak?
Jelas sejahtera, karena ada pariwisata. Ada ritual yang bisa mendatangkan penghasilan ekonomi. Kemudian konservasi mendorong terciptanya lapangan pekerjaan.
Memberi perhatian kepada budaya lokal yang tidak berwujud, memperhatikan tujuan berkelanjutan, dan melakukan rekontekstualisasi. Ini nanti kita diskusikan ya, dari konteks visualisasi. Kemudian konservasi seni.
Selanjutnya. Menurut KKBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalian membuat karya yang bermutu, arti seni itu. Karya yang disitu terpakai dengan karya yang luar biasa, seperti tari, lukisan, ukiran, dan sebagainya. Ini seni. Kesanggupan akal untuk menceritakan sesuatu yang bernilai tinggi.
Jadi kalau nggak ada nilainya, nggak ada muatan filosofisnya, nggak ada nilai seni. Orang hanya sekedar membuat sesuatu pahatan, kalau dia tidak bisa menceritakan filosofinya, ya itu belum dinampakkan seni. Orang dibiarkan untuk mempersepsikan sendiri.
Padahal si pembuat itu memiliki maksud tertentu. Itulah seni. Coba kalau Anda lihat gambarnya Avandi yang abstrak, itu juga ada muatan filosofinya, ada maksudnya, ada hal-hal yang pesan di dalamnya. Nah, pengertian seni, seni sebagai kemahiran, skill jelas, karena ada sesuatu yang dihasilkan. Ada kepiawean dari seniman.
Seniman patung, seniman lukis, itu kan mahir ya. Ada sebagai kegiatan manusia. Bahwa orang itu ternyata ketika dia melakukan aktivitas, kegiatan, itu bisa dinamakan seni. Orang menyanyi, orang bersiul, orang tepuk tangan secara berirama, itu kan kegiatan manusia.
Orang melakukan sesuatu yang... yang benilai seni di situ. Karya seni jelas, bisa dilihat wujudnya, bisa didengarkan seperti seni musik, bisa dilihat seperti seni kriya, atau seni lukis, ada karyanya.
Seni sebagai seni indah, fine art. Jadi di sini juga ada fine art-nya yang indah, sebagai penglihatan, visual art. Ini adalah pengertian dari seni.
Jenis kondisi seni yang harus dikonservasi itu seperti apa? Seni itu harus memiliki nilai kreatif, ekspesional, dan luar biasa. Jadi memang kalau ini memiliki sesuatu nilai yang tinggi, memiliki daya kreatif tinggi, itu jelas harus dikonservasi karena bernilai tinggi atau bernilai mahal.
Seni yang unik, Memiliki kontribusi terhadap sejarah dan tradisi kultural, memiliki potensi menghilang karena jumlah praktisinya mulai berkurang. Karena nanti alinya itu lama-lama berkurang, ya harus dikonservasi. Biar kita nggak kehilangan sejarah, atau nggak kehilangan sesuatu yang bernilai tinggi, termasuk seni itu.
Seni yang dapat dikonservasi itu, seberdaya manusia harus memiliki apa? Penguasaan seni yang kuat. Orang per orang ya, sorry ya, ini bukan dorang, tapi orang per orang atau grup. Kemampuan untuk meningkatkan kemampuan seni, kemampuan untuk mengajarkan seni kepada genasi selanjutnya. Jadi sumber daya manusianya itu juga dikonservasi, tidak hanya barangnya.
Jadi kalau orang sudah memiliki jiwa seni yang tinggi ya, ya harus dikonservasi, harus dimuliakan, harus diberikan fasilitas, harus didukung ya upayanya itu. Kemudian, ini ada konservasi jenis karya yang di UNES. Ini ada seni tari tradisional.
Kalian di EPS tahu banget ini. Pertunjukan tradisional, seni musik tradisional, dan seni kria tradisional. Ini anak-anak EPS jagonya ini. Kalau Anda main-main ke sana, nanti kalau ada event, kalau nggak ada pandemi, biasanya ada yang namanya pertunjukan tradisional.
Ada ketoprak. Bahkan ada ini, apa namanya, Unesmantu, itu ada. Jadi Unesmantu itu dia ingin menunjukkan budaya ritual ketika terjadi pernikahan itu seperti apa.
Itu bisa dari berbagai macam daerah, tidak hanya Jawa saja. Nanti menarik itu. Dan yang lainnya, termasuk kalau kria, itu pameran-pameran lukisan bisa dilihat di fakultas sana, di Fakultas Bahasa dan Seni. Nah ini terakhir ya, mekanisme konservasi seni ya.
Seni tradisional pesisiran baik pesisiran maupun selatan. Ini yang menjadi kategori di konservasi seni itu seni tradisional pesisiran. Misalnya yang di Demak, di Semarang, Banyumas, ini macam-macam ini adatnya ya. Ini bisa seni misalnya ketopraan. Kemudian seni dramanya juga, seni musiknya juga.
Seni tradisional berbasis daerah lingkar kampus. Ini juga menjadi keunikan tersendiri. Seni kria batik pesisiran.
Mungkin batik pekalungan akan berbeda dengan batik solon. Ada beda batik lagi, ini kan banyak sekali batik. Batik magamendung, batik cerebonan. Sampai ke badai mana lagi nih, banyak sekali ya.
Badai kudus pun ada, badai padi itu juga ada, bakaran ya. Seni tradisional masyarakat Tionghoa di Jawa, ini juga menambah keaneka ragaman kekayaan seni yang ada di kita. Perlindungan dan pelatihan seni tradisional untuk anak usia dini dan remaja ini penting, karena untuk melestarikan konservasi seni itu memang harus dimulai dari masa kecil ya. Kalau nggak seperti itu, maka ya kita akan kehilangan generasi, apa namanya, ya nanti hadirnya generasi K-pop gitu kan, nanti hadirnya generasi-generasinya Justin Bieber, top 40 tadinya nanti hilang ya. Generasi didik kempotnya jadi lama-lama hilang.
Pendidikan dan pelatihan seni tradisional untuk guru seni dan guru umum ini harus didukung penuh ya, karena mereka menjadi aset. atau sumber daya yang bisa memberikan pengajaran, latihan, bahkan ini yang istilahnya menguri-uri, demikian. Jadi ini terkait dengan seni dan budaya yang bisa kita diskusikan.
Baik, itu saja yang bisa kita sampaikan. Oke, kita diskusikan saja ya. Saya bisa melihat wajah semuanya sekarang ya.
Oke ya, baik. Jadi itu kira-kira yang bisa kita sampaikan. Jadi apakah masih ada di sekitar Anda hal-hal yang terkait dengan seni dan budaya? Kira-kira siapanya yang mau berpendapat ini?
Ada nggak? Pak izin bertanya, Pak. Iya, Irfan, dari mana?
Dari PKO, Pak. PKO? Iya.
Pendidikan? Pelatihan olahraga. Pelatihan olahraga, oke.
Ya, gimana? Budaya itu sendiri bisa dijadikan industri pariwisata, tidak, Pak? Ya, sebetulnya...
Maksudnya gimana itu? Akarnya dari mana dulu? Dari faktor budaya kan, budaya ada budaya, misal budaya yang unik gitu lho Pak, di desa misal. Ada budaya, kayak di Bali itu lho Pak budayanya. Iya, makanya saya tadi cerita.
Kalau memang pariwisata itu sebetulnya itu... lingkupnya sangat luas, dia apapun bisa dari wisata. Misalnya ada apa gitu yang, apalagi sekarang media ya, kita malah tergantung, wisata itu kadang-kadang efek yang karena sudut pandang tertentu dia jadi menarik. Wisata itu kan seperti itu.
Dan ketika sudut pandang itu akan membentuk satu satu kelompok-kelompok yang peminat gitu kan ya sudah jadi wisata lah itu gitu kan teman di Instagram kayaknya menarik banget nih cuman berduaan di Padang seperti Savannah ya sebetulnya ya ya sekitarnya rumah-rumah penduduk belakang rumah aja karena engel fotonya menarik gitu kan ya jadi wisata jadi viral gitu kan ya budaya itu bisa dijadikan seperti itu selama gitu kan lingkup dayanya itu memang lingkup Budaya terbuka. Kalau lingkup budaya itu tertutup, misalnya ada waktu-waktu yang dikutuskan tertentu yang memang tidak boleh ada semacam peliputan atau orang lain, kalau bukan keyakinannya itu sama, itu juga tertutup, tidak bisa. Nah ini ingat, sekarang kan sudah ada wisata religi, Thomas. Iya kan?
Nah itu juga pengembangan wisata sekarang, banyak wisata itu. Ada wisata research, ada wisata religi. Jadi itu menjadi sesuatu yang sah-sah saja. Tetapi kalau budayanya itu sudah terbentuk, kemudian side effect-nya, efek sampingnya yang wisata, Ya dia akan langgang budaya itu. Tetapi kalau misalnya di suatu desa tidak ada apa-apa, misalnya katakanlah suatu perumahan, di situ orang-orang perumahan dengan budaya egoisme yang tinggi, kemudian tiba-tiba dalam suatu pertemuan di forum, kita bikin wisata, yuk!
Wisata apa? Wisata kampung. Kemudian mengada-ada misalnya.
Apa ini? Misalnya kita beli lesung. Kita bangun coklo, kita bangun apa, dan itu bukan dari dasar mereka hidup, ya mungkin orang lain hanya lihat di permukaan saja, bahwa di sana ada lesung, di sana ada coklo, di situ juga ada badik, dan sebagainya. Tetapi kalau tidak didasari yang kuat, karena budaya setempat, ya mungkin tidak akan bertahan lama.
Orang akan bosen, seperti katakanlah orang beribadah, orang Islam. Itu bagi orang yang non-muslim, itu akan capek kalau harus berpura-pura sholat. Harus berpura-pura sholat, sehari lima kali, bahkan lebih.
Nanti ada pengajian harus hadir, ada ini, ini, dan sebagainya dia harus hadir. Itu capek. Tapi karena sudah budaya, itu dikomersilkan maupun atau tidak.
Ya sama aja, seperti di Bali deh. Orang apakah karena mentang-mentang wisata, terus mereka akan membuat janur di tepi jalan karena banyak wisatawan? Kan enggak.
Coba Anda cek sekarang deh, Anda lari ke Bali. Masa pandemi itu luar biasa, sepinya. Masih ada janur enggak yang dipasang di sana?
Masih ada ritual enggak? Apa patungnya dibongkari semua yang di tepi-tepi jalan? Wah, itu sepi nih, enggak ada yang datang nih, ngapain? Ada patung di sini, nggak ada yang lihat juga. Bongkar aja, bongkar, bongkar, bongkar.
Kan nggak. Karena mereka benar-benar udah keluar. It's impact ya.
Wisata itu impact. Wisata itu impact. Jadi karena sesuatu hal, ya boleh. Boleh saja. Wisata religi.
Misalnya di Semarang itu ada Fatimah Zahra, di mana biasanya orang untuk latihan manasik haji. Kalau yang datang ke sana itu hanya yang manasik saja, kan bisa dihitung berapa kali. Padahal investasinya besar.
Membuat kabah, kabahan itu ya untuk replika itu kan juga mahal. Membuat area juga mahal. Ini kalau hanya untuk manasik haji ya dalam tanda petik, bukannya ini ya, penyelenggara haji umroh itu juga bisnis juga gitu kan, wisata juga kan, semua terkena impasnya, tiketingnya ya, kemudian... Pengelolaannya, travelingnya, semua dapat itu. Itu efek budaya.
Karena apa? Karena itu orang kini. Memang seni itu memiliki daya tarik tersendiri.
Lagu lah. Lagu itu apa sih? Hanya mendengarkan saja. Ketika kita tutup telinga kita, kita nggak akan menikmati itu. Tetapi ketika kita dengarkan dan kita tertarik, itu luar biasa.
Anda mencintai, misalnya Anda cinta berat sama K-pop misalnya, itu jadi wisata juga kan akhirnya. Ketika Anda dapat tiket gratis misalnya, harus terbang kemana gitu kan, ada konser. Ya sama aja. Ketika ada orang, mungkin orang tua Anda ya, dapat tiket gratis untuk menyaksikan pergerakan wayang kulit.
Wayang kulit spektakuler ataupun apa namanya itu. wayang orang misalnya ataupun ketoprak misalnya itu kalau sudah sudah menjadi sesuatu panama targeting wisata ya dia akan akan berkembang ya siapa coba art pemain ketoprak kalau nggak dibayar akan gimana coba ya kan jadi wisata juga sama-sama karena kita realistis gitu kan realisir terhadap kebutuhan kehidupan juga gitu orang Bali ya ini meskipun mereka budayanya itu Seperti itu, mereka bersyukur ada wisata. Berarti selain mereka tetap bisa mempertahankan budayanya, mereka juga tetap bisa hidup.
Karena realita hidup kan ada pendapatan, mereka juga roda perekonomianya juga bisa berjalan. Tetap sekarang sedih, meskipun mereka mempertahankan budaya, tetap orang Bali itu sedih karena sepi, nggak ada pendapatan juga. Saya pikir itu, Mas Irvan, ada korelasi.
Tapi tidak menjadi, tidak menjadi apa namanya, wisata itu bukan entry pointnya. Wisata itu adalah impact-nya, dampaknya bisa dijadikan wisata. Itu ya, kalau terkait dengan budaya. Ya Pak, terima kasih Pak.
Yang lain bisa menyampaikan, contohnya masih di tempat saya itu misalnya masih ada ketopra, masih ada wayang, ada yang seperti itu, atau budaya, ada yang dari Bali, teman-teman ini. Ada yang dari Bali nggak? Nggak ada?
Nggak ada yang dari Bali ya? Berarti budayanya kuat ya? Nggak mungkin anak Bali sekolah di Semarang gitu ya? Mereka punya budaya sendiri.
Anak Bali ya harus di ini, apa namanya, di mana biasanya? Di mana sana itu? Daya Yana, Pak.
Oh, berarti banyak yang nggak kuliah berarti. Kata calon, enggak banyak yang kuliah. Saya dulu kuliah di Udayana. Oh, di Bali? Enggak.
Lah kok bisa? Ketika saya mau kuliah, curhat ke orang tua saya, orang tua, ya saya mau kuliah Udayana, di sini aja sama ayah, jangan kemana-mana, bantuin ayah kerja. Jadi Udayana itu istilahnya Udayana, enggak usah kemana-mana, di sini aja.
Hai menenangkan anaknya gitu ya udah ya nak sabar gini ada ya kalau Maria dari mana ini Maria Genovea dari mana nih kamu dari Jakarta Jakarta Jakarta apa itu yang masih berkembang di sana terutama di lingkunganmu masih ada lenongga oleh-oleh sih Pak ondel-ondel masih ada oleh Masih ada ya Nah itu karena Jakarta itu menjadi Pusat Ibu Kota Semua mengenal undel-undel. Ada yang belum pernah mengenal undel-undel? Busyedda. Kalau nggak, iya, lu gue aja kenal ya. Seluruh Indonesia Raya.
Jadi itu menjadi satu pusat budaya. Bahkan itu menjadi trademark. Masih punya trademark.
Undel-undel di Jakarta. Jangan sampai ada undel-undel itu nanti di Bandung. Kan jadi aneh. Undel-undel di Semarang. Kan jadi aneh.
Nah, jadi memang trademarknya di situ. Jadi Buddha ini menjadi penciri. Nama Teguh Prihanto nggak mungkin kelahiran Medan, gitu kan.
Kan aneh, gitu kan. Mesti orang Jawa, gitu kan. Kalau Christopher, orang mana nih?
Christopher Teo, nih. Orang Jawa, coba. Nah, kan. Ini yang menipu, nih.
Kamu lahir di mana? Di Katalunya, apa di Spanyol? Di mana ini? Di Sukabumi, Pak. Jawa Barat.
Nggak mungkin. Didin Madidin, misalnya. Dudun Madudun, itu Sunda biasanya.
Jadi sekarang ada generalisasi. Karena apa? Karena paradigmanya berubah.
Karena pengalaman, karena pergaulan. Maka dari nama juga bisa kita lihat. Kenapa kok sampai orang tua menamakan dia Christopher? Barangkali andalanya memang, oh ini keren nih, karena ada sejarah tersendiri. Coba sekali ditanyakan, Christopher Columbus barangkali, atau Christopher siapa lagi, mesti ada andalanya.
Oke, ini sebentar lagi kita out gitu ya. Ada pertanyaan lagi nggak ini? Kita akhiri sesi satu dulu ya. Kalau nggak kita akhiri aja, Pak, masih ada nyambung lagi?
nanti saya upload ya saya upload hasilnya ini ya Terima kasih atas perhatiannya sekian Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Thank you ya