Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya

Aug 30, 2024

Catatan Kuliah tentang Ki Hajar Dewantara

Pengenalan

  • Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap 2 Mei, hari kelahiran Ki Hajar Dewantara.
  • Ki Hajar berjuang melalui pendidikan melawan penjajahan Belanda.

Latar Belakang Ki Hajar Dewantara

  • Lahir sebagai Raden Mas Suwardi Suryaningrat pada 2 Mei 1889.
  • Dibesarkan di keraton Paku, Yogyakarta.
  • Kuliah di Stofia (Sekolah Dokter Pribumi) dan bekerja sebagai wartawan.
  • Mendirikan Indies Partij pada 1912 bersama Daus Dekker dan Cipto Mangkusumo.
  • Diasingkan ke Pulau Bangka akibat kritiknya terhadap pemerintah Belanda.
  • Diasingkan ke Belanda bersama teman-teman, di sana ia mendalami pendidikan.

Kontribusi dalam Pendidikan

  • Kembali ke Indonesia pada 1919 dan mendirikan Lembaga Pendidikan Taman Siswa pada 3 Juli 1922.
  • Menggunakan nama Ki Hajar Dewantara dan membuka sekolah untuk semua kalangan.
  • Semboyan Taman Siswa: "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madio Mangunkaso, Tutwuri Handayani."
  • Pertama kali diangkat sebagai Menteri Pendidikan oleh Presiden Soekarno setelah Indonesia merdeka.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara

  • Pendidikan dan Kebudayaan: Pendidikan sebagai tempat persemaian benih kebudayaan.

    • Pendidikan dan kebudayaan adalah satu kesatuan.
    • Mengkritik bahwa pendidikan bukan hanya soal ujian, tetapi membentuk peradaban.
  • Perubahan: Filsafat Ki Hajar adalah tentang perubahan yang terus menerus.

    • Kebudayaan dan pendidikan tidak boleh statis; harus menjawab tuntutan zaman.
    • Analogi dengan tata surya: keberagaman dan identitas setiap kebudayaan.

Kerangka Perubahan Menurut Ki Hajar

  1. Kodrat Keadaan:

    • Membedakan kodrat alam dan kodrat zaman.
    • Contoh: Perbedaan budaya antara daerah yang berbeda.
  2. Prinsip Melakukan Perubahan:

    • Kontinuitas: Mempertahankan nilai budaya.
    • Konvergensi: Perubahan harus memperkuat nilai kemanusiaan.
    • Konsentris: Menghargai keragaman di dalam pendidikan.
  3. Budi Pekerti:

    • Terdiri dari komponen cipta, rasa, dan karsa.
    • Pendidikan harus holistik: seimbang antara olah cipta, rasa, karsa, dan raga.

Relevansi Pemikiran Ki Hajar dalam Pendidikan Modern

  • Pentingnya memandang anak dengan rasa hormat dan berorientasi pada anak.
  • Semboyan Taman Siswa: "Bebas dari segala ikatan dengan suci hati mendekati sang anak."
  • Pendidik harus berkomitmen untuk mengabdi pada anak, bukan untuk kepentingan mereka sendiri.

Kesimpulan

  • Pemikiran Ki Hajar Dewantara tetap relevan dalam transformasi pendidikan saat ini.
  • Harapan untuk inspirasi bagi calon guru penggerak.
  • Mengutamakan kebijaksanaan dalam pendidikan untuk menciptakan masyarakat yang bijak.