Catatan Kuliah: Tantangan Gen Z dan Ketenagakerjaan di Indonesia
1. Pengantar
Tantangan pekerjaan: 9,9 juta Gen Z pengangguran, banyak yang tidak mengejar pendidikan atau pelatihan.
Pentingnya: Masalah ini dapat menghambat pencapaian Indonesia Emas 2045.
2. Masalah yang Dihadapi
2.1. Masalah Negara
Ketinggalan Indonesia: Pemindahan dari sektor pertanian ke sektor jasa terlalu cepat tanpa penguatan sektor manufaktur.
Akar masalah: Banyak investasi asing seperti Apple yang lebih memilih Vietnam.
Roadmap perkembangan:
Agrikultur → Manufaktur → Jasa.
Contoh China: Memperkuat sektor agrikultur sebelum manufaktur.
2.2. Masalah Edukasi
Dukungan pendidikan tinggi: Hanya 10% akses ke pendidikan tinggi di Indonesia, jauh di bawah negara tetangga.
Return on Education: Indonesia berada di angka 5%, sedangkan Vietnam sekitar 9-10%.
Kualitas pendidikan: Tidak hanya tentang anggaran, tetapi kualitas dan output pendidikan yang dihasilkan.
2.3. Masalah Lapangan Pekerjaan
Penyerapan kerja yang lambat: Pekerjaan baru hanya tercipta 200 ribu untuk setiap 1% pertumbuhan ekonomi, dibandingkan dengan 600 ribu sebelumnya.
Kekurangan pekerjaan formal: Gen Z kesulitan masuk ke sektor formal karena banyak pekerjaan memerlukan keterampilan tinggi.
2.4. Masalah dari Gen Z Itu Sendiri
Tantangan Gen Z: Banyak yang tidak siap untuk tuntutan dunia kerja, seperti berpakaian tidak rapi dan kurang serius dalam wawancara.
Preferensi kerja: Lebih suka pekerjaan fleksibel dan paruh waktu daripada pekerjaan penuh waktu.
3. Solusi yang Dapat Diterapkan
Pendidikan: Penting untuk mengejar pendidikan tinggi dan mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Kesiapan mental: Gen Z harus siap untuk beradaptasi dengan tuntutan kerja dan mengatasi stigma negatif di dunia kerja.
Perubahan mindset: Penting untuk menyadari situasi dan tantangan yang ada dan mengambil tindakan untuk mengatasi kesenjangan keterampilan yang ada.
4. Kesimpulan
Masyarakat Gen Z harus sadar dan siap menghadapi tantangan ketenagakerjaan.
Aksi kolektif: Diperlukan untuk mencapai Indonesia Emas 2045, dengan fokus pada pengembangan keterampilan, pendidikan, dan penyerapan ke sektor formal.