Nilai-nilai Pancasila itu tidak dilaksanakan dengan semestinya. Dapat berakibat perancamnya kelangsungan negara kebangsaan Indonesia. Terbukti merupakan ideologi yang tahan banting sekaligus paradoksal. Para mahasiswa yang budiman, selamat bergabung dalam perkuliahan online.
mata kuliah umum pendidikan Pancasila. Pertemuan kali ini akan membahas pengantar memahami pendidikan Pancasila. Secara lebih khusus pada kuliah ini kalian akan diajak untuk memahami dasar pemikiran dan urgensi pendidikan Pancasila.
Materi ini sangat penting dipahami terlebih dahulu karena akan memberikan fondasi pemikiran bagi perkuliahan selanjutnya. Mari kita mulai. Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sudah terwujud dalam kehidupan bermasyarakat sejak sebelum Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan dalam satu sistem nilai.
Sejak zaman dulu, wilayah-wilayah di Nusantara ini mempunyai beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya. Sebagai contoh, percaya kepada Tuhan, toleran, ketong royong, musyawarah, solidaritas atau kesetiakawanan sosial, dan lain-lain. Coba kalian perhatikan dengan bersama. Pengamalan nilai-nilai tersebut di lingkungan masyarakat. Apakah nilai-nilai tersebut masih ditemukan dalam kehidupan masyarakat?
Atau nilai-nilai itu sudah pudar? Kalian semua sudah barang tentu akan menemukannya di masyarakat. Masyarakat bangsa kita mempercayai adanya Tuhan yang Maha Esa. Masyarakat bangsa kita juga masih banyak yang mempraktikan toleransi, kutung royong. musyawarah mupakat, dan solidaritas antarsesama.
Namun yang patut disesali, sebagian dari masyarakat bangsa kita ada yang mengabaikan nilai-nilai itu, sehingga menimbulkan masalah-masalah yang serius. Perhatikanlah contoh-contohnya berikut ini. Pertama, masalah kesadaran pajak. Merujuk pada APBN tahun 2020, sebesar 83,5 persen penerimaan negara itu berasal dari pajak. Masalahnya banyak wajib pajak, perorangan maupun badan yang masih belum sadar dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
Yang kedua masalah korupsi. Transferensi internasional merilis situasi korupsi di 188 negara untuk tahun 2019. Berdasarkan data dari transferensi internasional tersebut, Indonesia masih menduduki peringkat ke-85 dalam urutan negara paling korup di dunia. Yang ketiga, masalah lingkungan. Indonesia dikenal sebagai paru-paru dunia. Dewasa ini citra tersebut perlahan mulai luntur seiring dengan banyaknya kasus pembakaran hutan, perambahan hutan menjadi lahan pertanian.
Dan yang paling santar dibicarakan yaitu beralihnya hutan Indonesia menjadi perkebunan. Selain masalah hutan, masalah keseharian yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini adalah masalah sampah. Pembangunan yang tidak memperhatikan amdal.
Polusi yang diakibatkan pabrik dan kendaraan yang semakin banyak. Masalah keempat, disintegrasi bangsa. Reformasi menghasilkan dampak negatif, antara lain terkikisnya rasa kesatuan dan persatuan bangsa. Segelintir elit politik di daerah yang memiliki pemahaman yang sempit tentang otonomi daerah, mereka terkadang memahami otonomi daerah sebagai Bentuk keleluasaan pemerintah daerah untuk membentuk kerajaan-kerajaan kecil Fenomena primordialisme pun terkadang muncul dalam kehidupan masyarakat Yang kelima masalah dekadensi moral Dewasa ini fenomena materialisme, pragmatisme, dan hedonisme makin mengejala dalam hidup bermasyarakat.
Paham-paham tersebut mengikis moralitas dan ahlak masyarakat, khususnya generasi muda. Fenomena dekadensi moral tersebut terekspresikan dan tersosialisasikan lewat tayangan berbagai media masa. Perilaku kekerasan juga setiap kali disuguhkan dalam sinetron-sinetron yang notabene menjadi tontonan keluarga.
Sungguh ironis, tayangan yang memperlihatkan perilaku kurang terpuji justru menjadi tontonan yang paling disenangi. Hasilnya sudah dapat ditebak. Perilaku menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat. Yang ke-6 masalah narkoba.
Dampak negatif dari letak geografis dilihat dari kacamata Bandar Narkoba Indonesia strategis dalam hal pemasaran obat-obatan terlarang. Tidak sedikit bandar narkoba warga negara asing yang tertangkap membawa jad terlarang ke negara kita. Namun sayangnya sanksi yang diberikan terkesan kurang tegas sehingga tidak menimbulkan efek jerak.
Akibatnya Banyak generasi muda yang masa depannya suram karena kecanduan narkoba. Badan Narkotika Nasional bersama Polri, TNI, BACUK, dan Imigrasi mengungkap 33.371 kasus narkotika sepanjang tahun 2019. Terkait jumlah tersangka kasus narkotika yang berhasil ditangkap BNN dan Polri sepanjang tahun 2019 yakni sebanyak 42.649 orang pelaku Yang ketujuh, masalah penegakan hukum yang berkeadilan Masalah pokok penegakan hukum terletak pada faktor-faktor yang mempengaruhinya Faktor-faktor tersebut adalah pertama, faktor hukumnya. Misalnya ketiadaan peraturan pelaksanaannya sebagai perintah undang-undang, ketidakjelasan kata-kata yang dipergunakan di dalam perumusan pasal-pasal tertentu.
Yang kedua, faktor penegak hukum. Polisi, jaksa, hakim, komisi pemberatasan korupsi, penasehat hukum. dan hingga petugas-petugas sipir lembaga pemasyarakatan. Ketiga, faktor sarana atau fasilitas. Tenaga manusia yang berpendidikan tinggi dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang cukup memadai, keuangan yang cukup, dan lain-lain.
Keempat, faktor masyarakat. Adanya perbedaan tingkat pendidikan, stratifikasi sosial, dan lain-lain. Kelima, faktor kebudayaan yang berkaitan dengan sistem nilai yang ada di tengah-tengah masyarakat. Yang kedelapan, masalah terorisme.
Asal mula dari kelompok terorisme itu sendiri tidak begitu jelas di Indonesia. Namun faktanya terdapat beberapa kelompok teroris yang sudah ditangkap dan dipenjarakan. Para teroris tersebut melakukan kekerasan kepada orang lain dengan melawan hukum dan mengatasnamakan agama. Sejumlah tokoh berasumsi bahwa lahirnya terorisme disebabkan oleh himpitan ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan, pemahaman keagamaan yang kurang komprehensif.
Dari sejumlah permasalahan tersebut terbukti bahwa nilai-nilai Pancasila itu tidak dilaksanakan dengan semestinya. Dengan demikian munculnya permasalahan yang menderak Indonesia memperlihatkan telah tergerusnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Nilai-nilai Pancasila berdasarkan teori kausalitas yang diperkenalkan Noto Nagoro merupakan penyebab lahirnya negara kebangsaan Republik Indonesia. Maka penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila dapat berakibat perancamnya kelangsungan negara kebangsaan Indonesia. Nah disinilah urgensi dari pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.
Ibarat pohon Pancasila yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa sebagai dasar negara melalui penggalian, penyerapan, konteks dualisasi, rasionalisasi, dan aktualisasi tetap harus dijaga dan dirawat. Perkulihan pendidikan Pancasila itu sebenarnya salah satu wujud untuk melakukan penjagaan dan perawatan itu. Pelemahan Pancasila itu bisa ditimbulkan oleh keteledoran, ketidaktaatan, dan penyelenggan atas nilai-nilai Pancasila oleh bangsa sendiri. Yang menyebabkan Pancasila sebagai bintang penonton atau late stars. secara perlahan dapat meredup Para mahasiswa yang budiman, setelah mendekati satu abad disepakatinya sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup, norma dasar, ideologi negara, dan kepribadian bangsa Indonesia, sebagai kerangka konsepsi Pancasila terbukti merupakan ideologi yang tahan banting sekaligus paradoksal.
Mengapa demikian? Apakah kalian memahami hal ini? Penjelasannya adalah sebagai berikut.
Mengapa disebut paradoksal sebab ideologi yang secara konseptual itu tahan banting, dalam kerangka operasionalnya terdapat jurang yang semakin lebar antara idealitas Pancasila dengan realitas aktualisasinya. Dengan demikian ibarat pertumbuhan tanaman. Laju pertumbuhan Pancasila pun perlu ada kesengajaan untuk merawatnya dengan penuh pemahaman, kecermatan, dan ketekunan dalam proses pemupukan dan pencahayaan. Semoga upaya kita dalam pendidikan Pancasila ini menjadi ikhtiar pedagogis.
untuk tetap menjadikan Pancasila sebagai karakter dan haluan bersama, sebagai titik temu, titik tumpu, dan titik tujuh bangsa Indonesia. Demikianlah perkuliahan kita kali ini. Kepada para mahasiswa, ataupun siapa saja yang ingin menyampaikan pertanyaan, silakan tulis dalam komentar pada tayangan video ini.
Pertanyaan insya Allah akan dibahas. dalam pertemuan perkuliahan-perkuliahan selanjutnya. Sampai jumpa pada pertemuan yang akan datang, yang akan membahas topik tinjauan historis Pancasila. Terima kasih.