Yo Yo [Musik] [Musik] engko assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh Hai sahabat seiman yang dirahmati Allah Pada kesempatan kali ini akan menguap Siapakah Wali Songo itu apakah para Wali Allah ini zaman atau apakah para Wali Allah ini ada kaitan saudara satu sama lainnya Mari kita simak video ini sampai selesai Walisongo adalah para Wali Allah yang berjumlah sembilan orang yaitu diantaranya Syekh Maulana Malik Ibrahim Sunan Ampel Sunan Giri Sunan Bonang Sunan dradjad Sunan Kalijaga Sunan Kudus Sunan Muria serta Sunan gunungjati mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan namun satu sama lainnya mempunyai keterkaitan yang erat yaitu ikatan darah atau saudara dan juga dalam hubungan guru dan murid Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah yang tertua Sunan Ampel adalah anak dari Syekh Maulana Malik Ibrahim Sunan Giri adalah keponakan dari Syekh Maulana Malik Ibrahim yang jadi juga sepupu dari Sunan Ampel Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid dari Sunan Bonang Sunan Muria Adalah anaknya Sunan Kalijaga Sunan Kudus adalah murid dari Sunan Kalijaga dan Sunan Gunung Jati adalah sahabat para sunan kecuali Syekh Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16 di tiga wilayah penting yaitu daerah Surabaya Gresik Lamongan yang berada di Jawa Timur demak-kudus Muria yang berada di Jawa Tengah serta Cirebon yang berada di Jawa Barat mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru mulai dari kesehatan bercocok tanam Niaga kebudayaan dan kesenian kemasyarakatan hingga pemerintahan di pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu dari Giri peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama namun juga pemimpin pemerintahan Sunan Giri Sunan Bonang Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati kaum jelata era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi hindu-budha dalam budaya nusantara yang digantikan dengan kebudayaan Islam mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia khususnya di tanah Jawa tentu saja banyak juga toko lain yang ikut juga berperan namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta Dakwah secara langsung cara membuat sembilan wali ini lebih banyak disebut dibandingkan dengan yang lain masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran agama Islam mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai tabir dari kerajaan Hindu Majapahit Sunan Giri yang disebut para Kolonis sebagai paus dari timur hingga Sunan Kalijaga yang menciptakan karya kesenian dengan menggunakan wansa yang dapat dipahami oleh masyarakat Jawa yang pertama adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim Hai saya mau Lana Malik Ibrahim atau Makdum Ibrahim arah samarqandi diperkirakan lahir di samarkand Asia Tengah pada awal abad ke-14 Syekh Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syekh magribi beliau bersaudara dengan Syekh Maulana Ishak ulama yang terkenal di Samudra Pasai sekaligus ayah dari Sunan Giri atau Raden paku saya Maulana Malik Ibrahim dan Syekh Maulana Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia yang bernama Syekh Maulana Jumadil Kubro yang menetap di samarkand Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari syayidina Husein cucu Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di campa yang sekarang Kamboja selama 13 tahun sejak tahun 1379 masehi beliau menikahi putri raja yang memberinya dua putra mereka adalah Raden Rahmat atau yang dikenal dengan Sunan Ampel dan Sayid Ali Mbak alias Raden Santri karena merasa cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu pada tahun 1392 masehi Maulana Malik Ibrahim hijrah ke pulau Jawa meninggalkan keluarganya untuk berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam daerah yang ditujunya pertama kali yaitu Desa sembalo daerah yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit Desa sembalo sekarang adalah daerah leran Kecamatan Manyar sembilan kilometer Utara Kota Gresik aktivitas pertama yang dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara membuka warung warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga yang murah Selain itu secara khusus Saya Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis sebagai tabib ya pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari campa besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya Hai Beliau juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam ia merangkul masyarakat bawah kasta yang disisihkan dalam Hindu maka sempurnalah misi pertamanya yaitu mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu Tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di leran pada tahun 1419 1313 info fat makamnya kini terdapat di kampung gapura Gresik Jawa Timur yang kedua adalah Sunan Ampel Ia adalah putra pertama dari Syekh Maulana Malik Ibrahim menurut Babad Tanah Jawi dan silsilah Sunan Kudus di masa kecilnya Ia dikenal dengan nama Raden Rahmat Ia lahir di campa pada tahun 1401 masehi nama Ampel sendiri diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama bermukim di daerah Ampel atau ampeldenta wilayah yang kini menjadi bagian dari Surabaya Kota Wonokromo Sunan Ampel aku pulau Jawa pada tahun 1443 masehi bersama Sayyid Ali murtadlo saadi pada tahun 1440 sebelum ke Jawa mereka singgah dulu di Palembang setelah tiga tahun di Palembang kemudian ia melabuh ke daerah Gresik dilanjutkan pergi ke Majapahit menemui bibinya seorang putri dari campa yang bernama dua rawati yang dipersunting oleh salah seorang raja Majapahit yaitu Prabu Sri kertawijaya Sunan Ampel menikah dengan Putri seorang Adipati di Tuban dari perkawinannya itu ia dikaruniai beberapa Putera dan Puteri diantaranya yang menjadi penerusnya adalah Sunan Bonang dan Sunan Drajad ketika Kesultanan Demak hendak didirikan Sunan Ampel turut membantu lahirnya Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa itu ia juga yang menunjuk muridnya Raden Patah putra dari Prabu Brawijaya 5 Raja Majapahit untuk menjadi Sultan Demak pada tahun 1475 masehi di daerah Ampel Denta daerah yang dihadiahkan raja Sepahit ia membangun dan mengembangkan sebuah pondok pesantren dan beliau merangkul masyarakat sekitarnya pada pertengahan abad ke 15 Pesantren tersebut menjadi sentra pendidikan yang sangat berpengaruh di wilayah nusantara bahkan mancanegara diantara para santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Patah para santri tersebut kemudian disebarkan untuk berdakwah ke berbagai pelosok Jawa dan Madura Sunan Ampel adalah ahli fiqih namun pada santrinya Ia hanya memberikan pengajaran sederhana yang menekankan pada penanaman akidah dan ibadah dialah yang mengenalkan istilah molimo yaitu seruan untuk tidak berjudi tidak minum minuman keras tidak mencuri tidak menggunakan narkotika dan tidak berzinah Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 masehi di Demak dan dimakamkan di sebelah barat masjid Ampel Surabaya Hai yang ketiga adalah Sunan Giri beliau dijuluki yaitu Raden paku alias Muhammad ainul yaqin Sunan Giri lahir di Blambangan yang sekarang adalah Banyuwangi pada tahun 1442 masehi ada juga yang menyebutnya dengan julukan Jaka Samudra sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya seorang putri raja Blambangan yang bernama Dewi sekardadu ke laut Raden paku kemudian diangkat anak oleh Nyai semboja Ayahnya adalah Syekh Maulana Ishak saudara kandung dari Syekh Maulana Malik Ibrahim Maulana Ishak berhasil mengislamkan istrinya tetapi gagal mengislamkan sang mertua oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai Sunan Giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya Sunan Ampel tempat dimana Raden Patah juga belajar Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai setelah merasa cukup ilmu Ia membuka pesantren di daerah perbukitan dan Desa Sidomukti Selatan Gresik dalam bahasa Jawa Bukit adalah girimekar ia dijuluki Sunan Giri pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat Raja Majapahit konon karena khawatir Sunan Giri akan melakukan pemberontakan maka sang raja memberi keleluasaan kepadanya untuk mengatur pemerintahan maka Pesantren itupun berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton sebagai pemimpin pemerintahan Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu satmata Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di tanah Jawa ketika Raden patah melepaskan diri dari Majapahit Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak hal tersebut tercatat dalam babad Demak dan selanjutnya Demak tidak lepas dari pengaruh dan nasihat dari Sunan Giri yang diakui juga sebagai Mufti Pemimpin tertinggi keagamaan setanah awal Giri Kedaton bertahan hingga 200 tahun lamanya salah seorang penerusnya adalah Pangeran Singosari yang dikenal sebagai tokoh paling gigih yang menentang kolusi VOC dan Amangkurat 2 pada abad ke-18 para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke berbagai Pulau seperti ke Bawean Kangean Madura haruku Ternate hingga Nusa Tenggara penyebaran Islam ke Sulawesi Selatan Sunan Giri mengutus datuk ribandang dan dua sahabatnya mereka adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau Dalam keagamaan Ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fikih orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih Ia juga pecipta karya seni yang luar biasa permainan anak seperti jelungan lilin dan Cublak Suweng yang disebut sebagai kreasi Sunan Giri demikian pula dengan gending Asmaradana dan pucung yang bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam yang adalah Sunan Bonang ia anak dari Sunan Ampel yang juga cucu dari Syekh Maulana Malik Ibrahim nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim Sunan Bonang lahir diperkirakan pada tahun 1465 masehi dari seorang perempuan yang bernama Nyi Ageng Manila Putri seorang Adipati di Tuban Raden Makdum Ibrahim adalah penemu salah satu jenis gamelan dengan tonjolan di bagian tengahnya atau yang kerap disebut bonang dari situlah julukan Sunan Bonang disematkan kepada Raden Makdum Ibrahim beranjak remaja atau dan maktum Ibrahim pergi ke negeri Pasai Aceh untuk berguru kepada Syekh Maulana Ishak Ayahanda dari Sunan Giri sejak kecil sudah tampak kecerdasan dan keuletan Raden Makdum Ibrahim dalam menuntut ilmu selain dibimbing oleh Sunan Ampel dan Syekh Maulana Ishak Raden Makdum Ibrahim juga berguru kepada banyak ulama lainnya hingga akhirnya Raden Makdum Ibrahim diakui keilmuannya yang mumpuni dalam penguasaan fikih tasawuf seni sastra arsitektur dan beladiri telah keterampilan silat Sunan Bonang berguna ketika ia mengalahkan seorang perampok yang bernama Raden Said Raden Said pun tunduk dan bertaubat kemudian ikut menyebarkan dakwah Islam dan menjadi anggota Walisongo yang dikenal dengan nama sunan Kalijaga dakwah dari Sunan Bonang dimulai dari Kediri Jawa Timur ia mendirikan langgar atau mushola di tepi Sungai Brantas tepatnya di desa singkat Sunan Bonang sempat mengislamkan Adipati Kediri Arya Wiranata pada dan putrinya usai dari Kediri Sunan Bonang pergi ke Demak Jawa Tengah oleh Raden Patah pendiri sekaligus pemimpin pertama Kesultanan Demak Sunan Bonang diminta untuk menjadi imam masjid Demak sebagaimana Walisongo lainnya Sunan Bonang menyebarkan agama Islam melalui media seni dan budaya Ia menggunakan alat musik gamelan untuk menarik simpati rakyat warga berbondong-bondong ingin mendengarkan alunan tembang dari gamelan yang dimainkan oleh mbonang ia merubah sejumlah tembang tengahan mencapai seperti kidung Bonang dan sebagainya hingga akhirnya banyak orang yang bersedia untuk memeluk agama Islam tanpa paksaan Sunan Bonang juga Mahir memainkan wayang serta menguasai seni dan sastra Jawa dalam pertunjukan wayang Sunan Bonang menambahkan ricikan yaitu kuda gajah harimau Garuda kereta perang dan RAM boganing untuk memperkaya pertunjukannya selalu Bonang wafat pada tahun 1525 masehi beliau dimakamkan di Kompleks pemakaman Desa Kutorejo Tuban Jawa Timur atau berada di barat alun-alun dekat Masjid Agung Tuban yang kelima adalah Sunan Kalijaga dialah Wali yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa Ia lahir sekitar tahun 1450 masehi Ayahnya adalah Arya wilatikta Adipati Tuban keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit Ronggolawe Pada masa itu Arya wilatikta diperkirakan telah agama Islam nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya Syekh Malaya Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang disandangnya masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan Sunan Gunung Jati kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan lalu ini untuk berendam atau punggung di sungai kali atau jagakali namun ada yang menyebut istilah itu berasal dari bahasa Arab Hot Wheels Hai yang menunjuk statusnya sebagai penghulu Suci Kesultanan usia dari Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit yang berakhir pada tahun 1478 masehi Kesultanan Demak Kesultanan Cirebon dan Banten bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada tahun 1546 masehi serta awal kehadiran kerajaan Mataram yang dibawah pimpinan penembahan Senopati Ia juga telah merancang pembangunan masjid agung Cirebon dan Masjid Agung Demak tiang Tatal atau pecahan kayu yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi dari Sunan Kalijaga dalam berdakwah ia punya pola yang hampir sama dengan sahabat dekatnya yaitu Sunan Bonang paham keagamaannya cenderung berbasis salah bukan Sufi Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan nya sebagai sarana untuk berdakwah ia sangat toleran pada budaya lokal ia berpendapat bahwa sangat akan menjauh jika diserang pendiriannya maka mereka harus didekati secara bertahap mengikuti sambil mempengaruhi Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami dengan sendirinya kebiasaan lama akan hilang maka ajaran Sunan Kalijaga ini terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam Ia menggunakan seni ukir wayang gamelan serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah dialah pencipta baju takwa perayaan sekatenan Grebeg Maulud layang Kalimasada serta lakon wayang Petruk Jadi Raja pusat kota berupa Kraton alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini sebagai karya dari Sunan Kalijaga metode dakwah tersebut sangat efektif sebagian besar Adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga diantaranya adalah Adipati padanaran Kartasura Kebumen Banyumas serta pajang yang sekarang Kotagede Jogjakarta sedang Kalijaga dimakamkan di kadilangu dari Selatan Demak yang keenam adalah Sunan Gunung Jati Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah diperkirakan lahir sekitar tahun 1448 masehi ibunya adalah Nyai Rara Santang putri dari Raja Pajajaran Raden Manah rarasa atau yang dikenal dengan Prabu Siliwangi sedangkan ayahnya adalah Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina Syarif Hidayatullah mendalami ilmu agama sejak berusia 14 tahun dari para ulama Mesir ia sempat berkelana ke berbagai negara menyusul berdirinya Kesultanan Bintoro Demak dan Atas Restu kalangan ulama lain ia mendirikan kasultanan Cirebon yang juga dikenal sebagai Kesultanan pakungwati Hai Sunan Gunung Jati memanfaatkan pengaruhnya sebagai Putra Raja Pajajaran untuk menyebarkan Islam dari Pesisir Cirebon ke pedalaman Pasundan atau Priangan dalam berdakwah ia menganut kecenderungan Timur Tengah yang lugas namun Ia juga mendekati rakyat dengan membangun infrastruktur berupa jalan-jalan yang menghubungkan antar wilayah bersama putranya Maulana Hasanuddin Sunan Gunung Jati juga melakukan ekspedisi ke Banten penguasa setempat pucuk umum menyerahkan sukarela penguasaan wilayah Banten tersebut yang kemudian menjadi cikal bakal Kesultanan Banten pada usia 89 tahun Sunan gunungjati mundur dari jabatannya untuk hanya menekuni dakwah kekuasaan itu diserahkannya kepada Pangeran Pasarean pada tahun 1568 masehi Sunan gunungjati wafat pada usia 120 tahun di Cirebon ia dimakamkan di daerah Gunung Sembung Gunung Jati sekitar 15 kilometer sebelum kota Cirebon dari negara yang ke-7 adalah Sunan Drajat nama kecilnya adalah Raden Qosim ia anak Sunan Ampel dengan demikian ia bersaudara dengan Sunan Bonang Sunan dradjad lahir pada tahun 1470 masehi Sunan Drajat mendapat tugas pertama kali dari ayahnya untuk berdakwah ke pesisir Gresik ia kemudian terdampar Dusun jelok pesisir banjarwati atau yang sekarang Lamongan tapi setahun berikutnya Sunan Drajat berpindah lagi satu kilometer ke selatan dan mendirikan Padepokan santri dalem duwur yang kini bernama Desa Drajat Paciran Lamongan Dalam pengajaran tauhid dan akidah Sunan Drajat mengambil cara ayahnya langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal Meskipun demikian Cara penyampaiannya mengadaptasikan cara kesenian yang dilakukan oleh Sunan Muria terutama seni suluk maka ia mengubah sejumlah Solo diantaranya adalah seluruh ketua berilah tempat kepada Si Buta atau beriman kepada yang lapar atau briva Khan pada yang telanjang Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang bersahaja yang suka menolong di pondok pesantrennya Ia banyak memelihara anak-anak yatim piatu dan fakir miskin Hai yang ke-8 adalah Sunan Kudus nama kecilnya adalah Ja'far shadiq ia putra dari Sunan ngudung dan Syarifah adik Sunan Bonang anak di Ageng maloka yang disebutkan bahwa selang gedung adalah salah seorang Putra Sultan di Mesir yang berkelana hingga ke tanah Jawa di Kesultanan Demak Ia pun diangkat menjadi panglima perang Sunan Kudus banyak berguru kepada Sunan Kalijaga kemudian ia berkelana ke berbagai daerah yang tandus di Jawa Tengah seperti Sragen Simo hingga Gunung Kidul cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga yaitu sangat toleran pada budaya setempat bahkan lebih halus Sunan Kudus mendekati masyarakat nya dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha hal itu terlihat dari arsitektur Masjid Kudus bentuk menara gerbang dan Pancuran atau pada Sang Guru yang melambangkan delapan Jalan Buddha sebuah wujud kompromi yang dilakukan oleh Sunan Kudus suatu waktu ia memancing masyarakat kau pergi ke masjid mendengarkan pabriknya untuk itu ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama kebo Gumarang yang disimpan di halaman Mesjid orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi menjadi Simpati Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat al-baqarah yang berarti sapi betina Hai Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan kisah tersebut disusunnya secara berseri sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 Malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya bukan hanya pendakwah yang seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus sebagaimana ayahnya yang juga pernah menjadi panglima perang Kesultanan Demak Ia juga bertempur saat Demak di bawah kepemimpinan Sultan prawata bertempur melawan Adipati jipang Arya Penangsang dan yang ke-9 adalah Sunan Muria Sunan Muria adalah putra dari Dewi Saroh adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak nama kecilnya adalah Raden Prawoto nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng gunung Muria 18 kilometer ke utara Kota Kudus gaya berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya Sunan Kalijaga namun berbeda dengan sang ayah Sunan Mulia lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat Kota untuk menyebarkan agama Islam bergaul dengan rakyat jelata sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam berdagang dan melaut adalah kesukaannya Sunan Muria adalah salah satu Wali Songo yang berdakwah pada masyarakat di sekitar Gunung Muria Ia menggunakan pendekatan Budaya adalah menyampaikan ajaran Islam Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak pada tahun 1518 sampai 1530 masehi Ia dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah Betapapun rumitnya masalah itu solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru Sunan Muria berdakwah dari Jepara Tayu Juana hingga sekitar Kudus dan Pati beberapa hasil kesenian peninggalan Sunan Muria yang masih dipelajari hingga saat ini adalah tembang kinanthi dan Sinom Hai tembang kinanthi menceritakan tentang bimbingan dan kasih sayang orangtua kepada anaknya sedangkan tembangsinom menceritakan tentang kehidupan masa remaja didalamnya berisi nasihat-nasihat untuk anak-anak remaja dalam kisah pewayangan Sunan Muria mengubah Beberapa kisah yang memasukkan unsur-unsur Islami di dalamnya salah satu kisah yang dibawakannya adalah Dewaruci teknik bercerita yang digunakan Sunan Muria membuat masyarakat dari kalangan pedagang nelayan pelaut hingga rakyat biasa mudah menerima ajarannya Sunan Muria wafat sekitar pada tahun 1551 masehi beliau dimakamkan di atas gunung Muria demikianlah sejarah singkat dari Wali Sembilan atau Wali Songo semoga bermanfaat Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh ya hai hai hai hai badges0 [Musik]