PHK, Efisiensi, dan Bisnis Bersama Keluarga

Jul 18, 2024

Catatan tentang PHK, Efisiensi dan Bisnis Bersama Keluarga

Topik Pembahasan Umum

  • PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan Efisiensi di Perusahaan
  • Manfaat dan risiko bisnis bersama keluarga

PHK dan Efisiensi di Perusahaan

  • Perbedaan Pengalaman Kerja: Pengalaman kerja setahun berbeda dengan empat-lima tahun. Orang dengan pengalaman lebih lama lebih sulit di-PHK.
  • Alasan PHK Umum:
    • Bangkrut: Perusahaan tidak sanggup menutupi biaya operasional.
    • Akuisisi: Perusahaan diambil alih dan struktur karyawan diubah.
    • Efisiensi: Mengurangi jumlah karyawan untuk mengurangi biaya.
  • Golden Handshake: Bentuk PHK yang memberikan kompensasi besar kepada karyawan, biasanya terjadi pada perusahaan besar seperti WhatsApp saat diakuisisi Facebook (55 karyawan dengan nilai akuisisi 200 triliun & pesangon triliunan per orang).

Contoh Kasus

  • WhatsApp: Diakuisisi Facebook, dari 55 karyawan menjadi 2500, beberapa karyawan mendapatkan triliunan sebagai pesangon.
  • Indosat: Kompensasi 37 kali gaji rata-rata untuk karyawan yang terkena PHK.
  • Bat: Perusahaan sepatu multinasional tidak sukses di Indonesia, pabrik ditutup tapi toko tetap beroperasi.
  • Tokopedia: Diakuisisi tapi klaim PHK 80% karyawan lebih kepada melebih-lebihkan media. Faktanya hanya sekitar 450 orang atau 9% karyawan yang terkena PHK.

Merger dan Media

  • Efek Merger: Perusahaan harus efisien, karyawan yang posisinya redundan tidak diperlukan.
  • Peran Media: Media sering melebih-lebihkan jumlah PHK, menciptakan persepsi negatif. Penting bagi perusahaan untuk segera klarifikasi data yang tepat.

Bisnis Bersama Keluarga

  • Tantangan Bisnis Keluarga: Potensi konflik komunikasi, pengelolaan tidak profesional.
  • Pentingnya SOP (Standard Operating Procedures): Spesifikasi kerja jelas, hitung biaya secara transparan agar tidak ada konflik di kemudian hari.
  • Job Description Jelas: Membagi tugas dan tanggung jawab dengan jelas untuk menghindari benturan kerja.
  • Contoh Nyata: Aditya berkeluarga dengan delapan saudara, bertanggung jawab untuk membantu ekonomi keluarga sejak remaja, berwirausaha mulai dari jualan kue hingga mulai bisnis strategis.

Strategi Bisnis yang Baik

  • Business Model Canvas: Alat sederhana untuk merencanakan bisnis dengan sembilan elemen penting.
    1. Segmen Pelanggan
    2. Proposisi Nilai
    3. Channels
    4. Hubungan Pelanggan
    5. Revenue Streams (Sumber Pendapatan)
    6. Key Resources (Sumber Daya Utama)
    7. Key Activities (Aktivitas Utama)
    8. Key Partnerships (Mitras Utama)
    9. Struktur Biaya
  • Temukan Keunikan: Harus ada satu elemen unik dalam business model, yang membuat bisnis berbeda dari yang lain.

Kepepet Sebagai Motivasi

  • Berwirausaha Karena Terpaksa: Pengalaman Aditya yang harus membantu ekonomi keluarga dari usia muda menjadi motivasi kuat untuk sukses.
  • Hubungan Rohani: Aditya melihat banyak keberhasilannya adalah karena kepercayaannya pada Tuhan dan doa yang terus menerus.

Tips Tambahan

  • Mengatasi PHK dengan Bijak: Transparansi dari awal penting agar karyawan memahami kondisi perusahaan.
  • Peran Media: Media punya pengaruh besar terhadap persepsi publik dan karyawan terhadap PHK. Perusahaan harus proaktif dalam klarifikasi data.
  • Menjalankan Bisnis Sendiri: Fokus pada passion dan minat untuk membangun bisnis daripada terus menerus mencari pekerjaan baru.

Kesimpulan

  • PHK dan efisiensi adalah hal yang umum dalam perusahaan besar dan start-up. Keputusan selalu harus diambil untuk keberlangsungan bisnis.
  • Bisnis bersama keluarga bisa dilakukan asalkan profesionalisme dan SOP dijaga dengan baik.
  • Memahami dan menggunakan alat seperti Business Model Canvas sangat membantu dalam merencanakan dan mengembangkan bisnis.