Menerima Diri Sendiri dalam Hidup

Sep 27, 2024

Catatan Kuliah: Menerima Diri Sendiri

Pengantar

  • Kesalahan yang pernah kita lakukan terhadap orang lain, baik kata-kata atau tindakan.
  • Rasa marah pada diri sendiri setelah melakukan kesalahan.
  • Kesadaran bahwa kita bertanggung jawab atas tindakan kita.

Kesalahan Di Masa Depan

  • Kesalahan adalah bagian dari hidup.
  • Kita akan terus melakukan kesalahan, baik kecil maupun besar.
  • Pertanyaan penting: "Bisakah kita bertahan dalam keadaan seperti itu?"

Pandangan Terhadap Hidup

  • Mengubah pandangan hidup menjadi lebih positif:
    • Melihat tantangan sebagai permainan yang menyenangkan.
    • Menyadari bahwa perasaan tertekan dapat muncul dari fokus pada kesalahan.

Tekanan dari Dunia

  • Dunia menuntut kesempurnaan, terlihat dari sosial media.
  • Perbandingan diri sendiri dengan orang lain yang seolah lebih baik.
  • Tantangan untuk tetap mental sehat di dunia yang penuh tuntutan.

Menerima Diri

  • Penerimaan diri (self-acceptance) adalah kunci untuk mengatasi tekanan tersebut.
  • Tidak ada yang bisa memenuhi semua tuntutan dunia.

Tiga Cara Menerima Diri Menurut Seltzer (2008):

  1. Menyayangi Diri Sendiri

    • Pahami bahwa kita pantas dicintai, terlepas dari kekurangan.
    • Memudahkan melepaskan rasa bersalah setelah melakukan kesalahan.
  2. Proses Perbaikan Diri

    • Tidak semua hal bisa diperbaiki secara instan.
    • Menghargai proses dan memahami keterbatasan kita sebagai manusia.
  3. Hentikan Penilaian Dirinya

    • Berhenti menilai diri sendiri dengan standar akademis.
    • Sadar bahwa setiap orang memiliki titik awal yang berbeda dalam hidup.

Kesimpulan

  • Hidup yang serba cepat dan menuntut membuat penerimaan diri menjadi sulit.
  • Namun, pada akhirnya, kita hanya bisa bergantung pada diri kita sendiri.
  • Penting untuk bersyukur dan mencintai diri sendiri setiap hari.

Aksi Setelah Menonton

  • Ucapkan terima kasih kepada diri sendiri.

  • Peluk diri sendiri dan katakan, "Besok kita coba lagi."

  • Penutup: Terima kasih, Vicky.