Transcript for:
Menerima Diri Sendiri dalam Hidup

Apa lo inget kesalahan yang pernah lo lakuin ke orang lain? Mungkin lo pernah keceplosan ngatain orang gitu, atau kelepasan ngelakuin hal-hal yang gak sopan, misalnya di depan umum. Mungkin lo setelahnya jadi menyalahkan diri lo sendiri gitu, dan marah ke diri lo sendiri. Kenapa sih gue gak bisa behave?

Kenapa sih gue gak... Sampai kecolongan. Dan banyak dari kejadian itu yang akhirnya lo mengakui bahwa lo salah. Ya basically karena emang iya.

Lo salah dan lo bertanggung jawab atas apa yang terjadi lewat lo dan terhadap lo. Dan hal itu mungkin membuat lo marah gitu. Terhadap ketidakmampuan lo terhadap sesuatu. Lo mungkin menganggap bahwa dunia mau lo ngelakuin lebih. Tapi lo seakan-akan gak bisa keep up.

Dan hal ini cenderung membuat lo terlalu banyak menyalahkan diri gitu. Atas kekurangan-kekurangan lo. Sampai lo ngerasa gak punya ruang lagi untuk memaafkan diri lo. Lo kok rasanya kayak memusuhi diri sendiri gitu jadinya.

Dan sayangnya gue juga harus bilang ke lo. Akan banyak banget kesalahan yang akan lo lakukan. Gak dulu, gak sekarang, tapi di masa depan.

Gue berani jamin lo akan salah lagi. lagi. Ya mungkin kesalahan-kesalahan kecil, tapi bisa juga kesalahan besar.

Lo akan salah lagi mungkin gak hari ini, tapi mungkin besok, mungkin lusa, atau mungkin minggu depan. Hidup lo essentially akan dipenuhi oleh rangkaian kesalahan. Dan pertanyaannya adalah bisakah lo bertahan dengan keadaan seperti itu?

Pastinya pengen kan bertahan, bagus kalau gitu. Lo berada di video yang tepat. Karena gue akan menjelaskan gimana caranya lo akhirnya bisa berdamai dengan diri lo sendiri dan bertahan Lo memandang dunia itu seperti sebuah film yang serba happy mungkin Bahkan mungkin lo ngeliat tantangan-tantangan hidup yang lo hadapi itu lebih seperti permainan Puzzle-puzzle kecil yang menarik buat lo pecahkan Tapi apa jadinya ketika kita hidup dengan berfokus pada kesalahan-kesalahan yang udah kita lakukan Ya salah satu kemungkinannya adalah lo hidup dengan perasaan tertekan Lo merasa dipaksa untuk mengimbangi dunia bahkan ketika lo merasa gak mampu Lo ngelihat tantangan sebagai kesempatan untuk lo ditekan Dijadj berdasarkan kesalahan lo dibandingkan sebuah puzzle yang lo bisa selesaikan dengan ceria Nah itu bukan pandangan hidup yang menyenangkan, gue tau itu Tapi liatlah Desa keliling kita Rasanya Seperti itulah dunia kita sekarang justru Semua orang pengen bergerak cepat Kesempurnaan dituntut dimana-mana Ketika lo ngeliat sosial media nih misalnya Lo ngeliat temen-temen lo yang Punya hidup lebih baik dari lo Lebih bahagia Dan lo pengen seperti itu. Tapi kalau misalnya lo lihat diri lo sendiri, lo hanyalah orang yang ternyata berjuang dengan segala kesalahan yang lo buat. Orang-orang yang gak sempurna akhirnya dihadapkan pada dunia yang menginginkan kesempurnaan.

Dan gimana caranya kita bisa bertahan menghadapi ini? Gimana caranya secara mental kita bisa tetap oke, maksud gue ya gak terjun ke jurang kecemasan atau kedepresian. Padahal kita hidup di dunia yang menuntut kita buat terus menjadi lebih baik.

Masalahnya adalah lo gak terjun. terima kalau lo gak bisa keep up dengan dunia. Lo ngerasa butuh buat jadi yang lebih baik.

Lo ngerasa harus jadi yang lebih baik. Tapi ketika lo sadar bahwa lo bukan orang yang seperti itu, lo marah. Lo gak terima.

That's the problem. Itu masalahnya. Lo gak terima bahwa lo gak bisa menjadi apa yang orang minta.

Dan jujur aja nih, gak ada yang bisa seperti itu. Gak ada yang bisa memenuhi semua keinginan dunia. Ya gimana bisa coba? Nih misalnya pacar lo Minta lo buat jadi lebih empatik dan meluangkan lebih banyak waktu buat dia Bos lo di sisi lain minta lo buat lembur lebih sering dan kerjanya lebih cepat Nyokap lo minta ini, tetangga lo minta itu, kakak lo minta ini Kalau ada yang bisa memenuhi semua itu, please telfon gue Dan gue akan labelin lo sebagai manusia sempurna Terakhir kali gue cek, belum ada orang yang dilabelin manusia sempurna Jadi, gimana caranya dong? Jawabannya simple Ya terima aja kenyataan bahwa lo gak bisa mengikuti seluruh seluruh tuntutan dunia.

Terima aja diri lo, apa adanya, yang sekarang beserta kelebihan dan kekurangannya. Di psikologi, hal ini disebut penerimaan diri, atau biasa disebut sebagai self-acceptance, kondisi ketika seseorang menerima dirinya sendiri dalam segala kondisi, termasuk segala kelemahan dan kekurangannya. Nah, menurut Seltzer, pada tahun 2008, ada tiga cara biar kita bisa lebih menerima diri. Yang pertama, lo harus ingat bahwa kemampuan menyayangi diri, itu data. datang ketika kita mampu bersama.

Fikir bahwa kita pantas dicintai, terlepas dari segala kekurangan kita. Ketika hal ini sudah tertanam di dalam diri, maka kita akan lebih mudah untuk melepaskan rasa bersalah saat kita melakukan suatu kesalahan. Pada akhirnya kita akan lebih mudah untuk melepaskan rasa bersalah. mudah untuk memaafkan diri sendiri.

Yang kedua, ingat juga bahwa nggak semua hal di diri kita itu bisa langsung diperbaiki dan ditingkatkan pada saat itu juga. Semuanya butuh proses. Bahkan ada hal-hal dalam diri kita yang mungkin nggak bisa diperbaikin.

Ingat aja bahwa kita itu manusia dan kita pasti punya keterbatasan. Maka dari itu, penerimaan diri itu datang untuk mengingatkan kita bahwa, woy, hidup ini bukan sekedar berusaha menjadi sempurna. Dan terakhir adalah lo harus berhenti menilai diri lo kayak nilai-nilai yang diberikan lo di kampus atau di sekolah.

Ada nilai yang lulus, ada nilai yang nggak lulus gitu. Lo harus berhenti memberikan penilaian lo seperti itu. Karena setiap orang punya starting point yang berbeda.

Ketika lo emang bener-bener belum tahu tentang sesuatu, itu wajar banget lo mendapatkan skor misalnya 10 atau 20 dari skala 100 gitu. Di sekolah lo nggak bisa kayak gitu. 10 atau 20 nilai lo dari 100 lo nggak lulus.

Tapi kalau misalnya di dalam kehidupan, itu wajar banget lo dapat segitu. Karena semua orang berbeda. We have a different starting point from person to person.

Dan ketika lo sadar bahwa akhirnya lo berhenti memberi penilaian terhadap diri lo seperti sekolah dulu, Selamat lo udah naik level di dalam mata pelajaran menerima diri Ya akhirnya kita harus sadari juga bahwa di tengah hidup yang serba cepat, serba sempurna, dan serba menuntut Susah gitu rasanya buat kita menerima diri apa adanya Lengkap apa lagi dengan segala kemampuan kekurangannya. Namun, pada akhirnya, at the end of the day, yang kita punya cuma diri kita sendiri. Lo hanya bisa bergantung pada satu orang di dunia ini, yaitu diri lo sendiri. Dan oh iya, kalau udah selesai nonton video ini, jangan lupa bilang terima kasih ke diri lo sendiri.

Peluk erat-erat diri lo sendiri di kamar aja, jadi nggak ada yang ngeliat dan nggak ada yang protes sama lo. Karena lo akan kelihatan ke orang gila kalau misalnya lo ngelakuin ini di luar. Dan jangan lupa bilang, besok kita akan coba lagi, lagi, dan lagi.

Gue Vicky, thank you