Hai, jumpa lagi. Kali ini kita akan bahas ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa ilmiah juga menjadi aspek kebahasaan teks debat. Sekaligus lanjutan video sebelumnya ya. Karena debat yang kita bahas itu adalah debat ilmiah, bukan debat kusir ya.
Debat ilmiah salah satunya mempunyai ciri menggunakan bahasa yang baku sekaligus ilmiah. Jadi, Kita bahas ragam bahasa ilmiah, kita bahas secara lengkap sekaligus, tidak hanya yang terkait dengan debat saja ya. Dan kalian juga pasti tahu, ragam ini biasanya digunakan dalam kesempatan apa saja ya.
Lalu apa saja sih ciri-ciri ragam bahasa ini ya? Baik, ciri yang pertama, kaedah yang digunakan harus benar dan bagus, yaitu kaedah ejaannya, sumbernya PUEBI, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ini pedoman terbaru pengganti EYD.
Dan kaedah tata bahasanya, yang meliputi pembentukan kata, perasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Sumbernya TBBI, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Kalau tidak sesuai dengan kaedah tersebut, berarti tidak baku, tidak efektif, dan tidak ilmiah, karena menyalahi kaedah PWBI dan TBBI. Ciri yang kedua, Ide yang digunakan harus benar-benar sesuai dengan fakta, logis, tepat, padat satu makna, runtun, dan sistematis.
Diksi kalimat harus efektif. Dan ciri ragam bahasa ilmiah yang ketiga, kata yang dipilih harus bermakna yang sebenarnya atau denotatif, bukan yang konotatif. Oke, langsung saja kita lihat contoh-contohnya. Ya ini contoh-contohnya yang terkait dengan kaidah ejaan terlebih dahulu ya Pada kata sungai serayu, pulau alor, selat sunda, dataran tinggi dieng, bukit barisan ini tidak baku Karena huruf K Kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Ini terkait dengan nama geografi. Sehingga kata sungai, pulau, dan seterusnya ini seharusnya ditulis dengan huruf kapital seperti ini. Berikutnya, Jeruk Bali, Petai Cina, Asinan Bogor, Kunci Inggris ini justru tidak bagus Karena ini tidak terkait dengan nama geografi Tetapi sebagai nama jenis tidak perlu ditulis dengan huruf kapital Ini nama jenis ya, jenis jeruk, jenis petai, jenis asinan, jenis kunci Kita mengenal ada banyak jenis kunci yang lain Ada banyak jeruk yang lain Sehingga penulisannya seperti ini Seperti ini, non-kapital semua. Berbeda dengan batik pekalongan drama Korea film India, ini bukan nama jenis. Ini bukan nama jenis, tetapi batik yang berasal dari pekalongan, batik khas pekalongan.
Yang pekalongannya ditulis dengan huruf kapital. Drama Korea juga demikian, film India, Gudeg Jogja, Soto Kudus, itu juga ditulis dengan huruf kapital. Karena bukan... Nama jenis Tetapi memang berasal dari Pekalongan, khas dari pekalongan Contoh berikutnya Hari Lebaran Suku Batak, Bahasa Indonesia Ini tidak baku Karena pada Penulisan Untuk huruf-huruf Seperti ini, pada kata Hari, tahun Bulan, hari raya, hari besar Ini ditulis dengan huruf kapital Ini benar Pada lebaran batak Indonesia Tetapi yang tidak tepat adalah pada kata hari Hanya ini non kapital Suku S nya non kapital Bahasa B nya non kapital Ini yang sering kita jumpai ditulis dengan huruf kapital begini Yang baku seperti ini ya Jadi cukup lebaran batak Indonesia saja yang ditulis dengan huruf kapital Berikutnya Antar kota, pasca sarjana, purnawirawan Kontraindikasi mancanegara Ini Terkait dengan bentuk terikat Kata antar pasca ini Dan seterusnya ini adalah Bentuk terikat yang tidak bisa Berdiri sendiri Kalau kita lihat di kamus daring Memang kata antar ini Ini Kata Kalau informasinya begini, tampilannya begini, ini memang kata antar ini bukan bentuk terikat ya. Artinya kirim atau membawa, tetapi ini berbeda dengan makna pada kata antar kota.
Kalau kita lihat pada kata pasca. Ya, ini ada tanda hubungnya pada kata pasca Ini menunjukkan bahwa pasca itu bentuk terikat Yang tidak bisa berdiri sendiri Maka penulisannya seperti ini Dan juga bentuk-bentuk terikat yang lain Harus ditulis dengan, ditulis serangkai Berikutnya, Bulog Bapenas Kalteng seperti ini, ini tidak baku karena ini merupakan nama diri atau lembaga yang harus ditulis dengan huruf kapital. Berbeda dengan Puskara. kesmas, iptek, pemilu, rapim ini bukan nama diri ini akronim, sama dengan bulog, bapenas, ini sebenarnya akronim tetapi untuk kelompok yang ini ini bukan nama diri kita lihat Kita lihat penggunaannya di dalam kalimat. Pelayanan vaksinasi COVID-19 dilakukan di puskesmas ini tidak baku pada kata puskesmas.
Karena ini bukan nama diri. Seharusnya ditulis dengan non-kapital seperti ini. Berbeda halnya dengan yang ini. Kalau puskesmas itu diikuti dengan nama tempat, ini berarti lembut. Ini instansi Buskesmas Pegandan Ditulis dengan huruf kapital Gibran dilantik menjadi wali kota oleh Gubernur Jawa Tengah.
Ini wali kota juga tidak tepat. Bandingkan coba dengan Gubernur Jawa Tengah. Kalau Gubernur Jawa Tengah, G-nya benar, ini kapital.
Yang benar seperti ini, wali kotanya non-kapital. Berbeda kalau misalnya wali kota Semarang, itu kapital. Sama dengan Gubernur Jawa Tengah. Berikutnya terkait dengan kelompok tata bahasa, ini menyolok, ini tidak baku, yang baku mencolok.
Bagaimana cara menentukannya? Kita tentukan dulu kata-kata dasarnya. Mencolok itu kata dasarnya colok Yang setipe dengan colok itu cinta, curi, cuci Pada kata-kata yang setipe itu apakah lalu menyinta, menyuri Muri kan tidak ya, tetapi C-nya tetap tidak luluh. Cara menentukannya begitu, jadi nggak usah dihafal, menyolok, mencolok, begitu. Nanti kalau dihafal terlalu banyak, maka ditentukan saja kata dasarnya.
Demikian juga ini mensukseskan, kita lihat kata dasarnya berawalan dengan huruf S. Pada kata dasar yang berawalan dengan huruf S yang lain, misalnya sapu. Menyapu Maka menyukseskan Kita sering menjumpai penulisannya mensukseskan Bukan menyukseskan Yang bagus menyukseskan Karena pada kata menyapu Pada kata menyikat S nya luluh Maka demikian juga pada kata sukses ini Menyukseskan Merubah Kita lihat kata dasarnya apa Maka Kata dasarnya ubah Ulang mengulang Usut mengusut Usir mengusir Maka bukan merubah Yang baku adalah mengubah Mempengaruhi Mempengaruhi yang baku Lalu Kita lihat Pada tataran kalimat Sehingga ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya Ini tidak baku Disini ada kata sehingga, sehingga itu adalah konjungsi antar klausah Dia tidak bisa, sehingga itu tidak bisa dipakai dalam antar kalimat Kalau seperti ini kan antar kalimat Ini menghubungkan kalimat ini dengan kalimat sebelumnya Maka dihilangkan saja Ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya Mereka yang bertanggungjawab dalam masalah ini Kenapa ini tidak bagus?
Karena ada kata yang disini Predikat tidak bisa diberikan Saya awali dengan yang, maka lebih jelas, lebih mudah dipahami kalau yangnya dilangkan. Mereka bertanggung jawab dalam masalah ini. Mudah ya?
Kita lanjutkan, ini masih terkait dengan tata bahasanya. Pada rapat itu membahas upaya penanganan COVID-19. Tidak baku karena subjeknya rapat. Rapat itu membahas Subjek itu tidak bisa diawali dengan pada Dengan kata depan Kalau diawali dengan kata depan Nanti menjadi keterangan Fungsinya menjadi keterangan Tidak bisa menjadi subjek Ini tidak bakunya seperti itu Maka dihilangkan saja Padanya menjadi rapat itu membahas upaya penanganan COVID-19 Atau kalau memang padanya itu tetap dipertahankan Ya pada rapat itu dibahas Sehingga ini pada rapat itu adalah keterangan Lalu subjeknya disini tidak dimunculkan karena ini pasif Pada rapat itu dibahas Upaya penanganan COVID-19 Berikutnya, ia sangat suka bermain sepak bola, basket, dan ayam goreng Sekilas kalimat ini biasa saja ya Saya memahami juga maksudnya Tetapi dari segi tata bahasa ini tidak bagus Kenapa tidak bagus? Kita lihat, kita cermati Bermain sepak bola, basket, dan ayam goreng Ayam goreng tentu tidak bisa dipakai Pakai untuk bermain ya kan.
Maka yang benar. Ia sangat suka bermain sepak bola dan basket. Serta predikatnya makan ayam goreng.
Karena predikat bermain itu berbeda dengan sepak bola basket dan ayam goreng ya. Maka ini ditambah predikat makan. Berikutnya.
Pekerjaan menangani peminjaman, pengembalian dan menata buku di perpustakaan. Ini juga tidak baku, ini tidak ada keparalelan. Di sini peminjaman, pengembalian, tetapi di sini menata. Di sini kata benda, kata benda, tetapi di sini kata kerja. Maka diselaraskan menjadi pekerjaannya menangani peminjaman, pengembalian, dan penataan buku di perpustakaan.
Sehingga ini kata benda, kata benda, kata benda. Atau, Atau versi yang kedua, pekerjaannya menangani meminjamkan, mengembalikan, dan menata buku di perpustakaan. Ketiganya, verba, verba, dan verba. Biasa ilmiah juga dipengaruhi faktor tidak logis dan logis. Ini berikut contohnya, pencuri berhasil ditangkap polisi.
Kalimat ini tentu tidak logis karena pencuri berhasil. Kalau berhasil berarti dia tidak tertangkap Nah yang logis maksudnya adalah begini Polisi berhasil menangkap pencuri Yang kedua Yang merasa kehilangan dompet dapat diambil di kantor tata usaha Kalimat ini sebenarnya lucu kan Karena yang merasa kehilangan dapat diambil Berarti yang diambil nanti orangnya bukan dompetnya Yang logis ini diambil Tidak logis ya yang menyebabkan tidak Tidak logis, biar logis menjadi yang merasa kehilangan dompet dapat mengambil. Maka yang kehilangan lah orangnya lah yang mengambil.
Berikutnya bahasa Indonesia mampu untuk berinteraksi antar bahasa karena memiliki banyak kosa kata. Kata mampu ini tidak logis karena bahasa Indonesia tentu tidak bisa dikatakan mampu atau tidak mampu. Yang mampu adalah pengguna bahasa Indonesia. bahasa Indonesia maka dapat diganti atau dibuat menjadi logis bahasa Indonesia dapat digunakan untuk berinteraksi antar bahasa contoh yang terakhir adalah ragam bahasa ilmiah ini tidak boleh menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi tetapi bermakna denotasi kita lihat contohnya beberapa pabrik Jepang seperti Panasonic, Densu, dan Kagami Berhancang-hancang hengkang dari Cina ke Indonesia Nah ini kata berhancang-hancang hengkang ini termasuk kata yang bermakna konotasi Agar bermakna denotasi kita ganti dengan kata bersiap-siap pindah dari Cina ke Indonesia Contoh yang kedua Saat ini dunia diguncang pandemi COVID-19 Tak terkecuali di Indonesia Kata diguncang ini juga berarti bermakna konotasi ya Nah ragam bahasa ilmiah harus bermakna di notasi diguncang bisa kita ganti dengan terdampak Nah itulah beberapa contoh saja ya Saya yakin kalian punya contoh lain atau mungkin ada pertanyaan atau keraguan tentang kaedah ejaan tata bahasa kalimat dan lain-lain silahkan kalian tulis di kolom komentar saya bantu jawab Atau ada di antara kalian yang mau jawab? Saya juga sangat senang.
Ayo kita ngobrol di kolom komentar ya. Sampai di sini dulu. Guru tetap menjadi guru, murid bisa menjadi apa saja. Sampai jumpa di video selanjutnya.