Coba tengok keluar jendela sekarang. Mungkin nggak ada hal luar biasa yang bisa kita lihat. Seakan dunia emang udah kayak gini dari sananya. Tapi, tentu aja nggak. Coba lihat ini.
Kalau umur peradaban dibikin kayak gini, kita ada di sini, di titik ini. Semua yang kalian lihat tadi baru ditemuin dan di... dibikin di 3 generasi terakhir peradaban kita di 3 titik ini ada tanda tanya super besar yang pasti muncul di benak kita gimana ceritanya kita spesies manusia bisa sampai disini, disebuah era teramat singkat dengan peradaban yang saking majunya bikin teknologi kelihatan kayak sihir.
Ayo bersiap, karena kita akan berpetualang ke masa lalu. Menjelajah ke satu misteri besar peradaban. Misteri tentang gimana manusia berkevolusi dan memenangkan kompetisi tentang hidup dan mati. Sebelum jauh mundur ke belakang, ayo bener-bener pahamin sekecil apa umur peradaban kita.
Bayangin ini kita, ini bapak ibu kita, dan ini kakek nenek kita. Oke, sekarang ini, Indonesia. Kita baru merdeka 4 generasi yang lalu.
Mundur sedikit, pemikiran kalau bumilah yang mengitari matahari dicetusin Om Kopernikus ada di titik ini. Jaraknya lumayan jauh dari era Aristoteles, yang namanya sering kalian temuin di buku sekolah. Kalau mundur di 190 generasi, nenek moyang kita mungkin lagi bantuin Fir'aun ngebangun Piramida Giza.
Dan sejarah pertama kali ditulisin, seenggaknya 200-an generasi lalu. Intinya, 500 generasi ini setara 12.500 tahun. Ini kelihatan lama, tapi ternyata, kalau dibandingin sama seluruh waktu sejak Homo Sapiens pertama muncul, ini tuh baru sebentar banget. Apalagi dibandingin sama zaman nenek moyang Homo Sapiens.
Jadi bisa dibilang, selama ratusan ribu tahun, nenek moyang kita ngabisin waktunya dengan berburu dan meramu. Ayo, kita mundur lebih jauh lagi, ke era sebelum peradaban tercipta. Hampir dua abad yang lalu, para penambang di suatu lembah di Jerman nemuin sisa-sisa tulang. Awalnya mereka ngira itu tulang beruang, tapi setelah diteliti, ternyata itu fosil sepupu purba kita.
Manusia purba pertama... yang kita beri nama. Di abad selanjutnya, peneliti nemuin fosil manusia purba yang jauh lebih tua.
Manusia purba dari Afrika yang hidup 2 juta tahun yang lalu. Mereka berhasil bertahan hidup selama ratusan ribu tahun sampai lama-lama jumlahnya dikalahin sama dia ini. Manusia purba pertama yang berdiri tegak.
Lalu di tahun segini, ditemuin suatu fosil dari spesies yang jauh lebih purba lagi. Mereka yang hidup 3 juta tahun lalu. Fosil ini saat ngebantu para peliti mahamin misteri evolusi manusia karena kepalanya masih utuh tapi ternyata, sejarah kita dimulai jauh sebelum itu.
Tahun segini ditemuin fosil nenek moyang manusia yang usianya 7 juta tahun biar kebayang seberapa lama itu gampangnya gini. Kalau 7 juta tahun itu kita ibaratin jadi 24 jam, itu seluruh peradaban kita tadi baru ada di 2 menit terakhir era kita dan orang tua kita sekarang... baru ada di detik terakhir.
Sampai sekarang, masih ada banyak misteri dan kepingan puzzle yang kita belum pahamin sepenuhnya tentang evolusi manusia. Tapi yang jelas, pernah ada masa ketika banyak manusia purba hidup bersamaan. Sampai satu persatu dari mereka punah dan menyisakan sang juara. Sosok dengan otak tiga kali lipat dari spesies manusia lainnya.
Iyalah, sang manusia pijaksana. Berkat penemuan fosil manusia purba, kita paham kalau spesies kita mulai berkembang 200 ribu tahun lalu di Afrika. Awalnya, manusia adalah spesies yang lemah. Mereka kalah lawan hewan buas, gak kuat dingin, sampai mesti ngumpet buat bisa dapetin makanan.
Bisa dibilang, manusia sengsara di terpah kondisi alam dan juga terancam spesies lainnya. Sampai akhirnya, mereka berhasil nemuin cara agar menjadi raksasa. Enggak, mereka gak jadi makhluk perbandingan besar. Jawabannya bukan ukuran, tapi jumlah. Ya, waktu itu manusia mulai bisa bikin kelompok yang lebih besar.
Ini sangat penting, karena kalau satu manusia kalah sama gajah kurba, sepuluh apalagi ratusan manusia bisa ngalahin mereka. Kalau bareng-bareng, manusia juga bisa kalah. ngebantu satu sama lain.
Dan kelompok-kelompok manusia inilah yang nyebar kemana-mana. Mereka juga mulai pakai alat-alat sederhana yang membantu kehidupan sehari-hari. Dan berkat kebiasaan nenek moyang kita mengendalikan api, makanan mentah yang gak bikin kenyang dan kurang bergizi Jadi bisa dimasak Gara-gara itu, tubuh mereka makin lama makin sehat Dan volume otak juga makin gede Manusia jadi punya kemampuan berpikir, bercerita, dan berkomunikasi satu sama lain Tapi hidup berkelompok aja belum cukup buat ngejadiin kita Makhluk paling berkuasa di muka bumi Ada satu kekuatan besar yang bikin mereka-mereka ini Besatu jadi ribuan dan bahkan nantinya jadi jutaan Mungkin terdengar sepele Tapi waktu itu, kekuatan satu ini ibarat penemuan luar biasa luar biasa yang mengubah segalanya. Ia bernama imajinasi. Di sini, manusia bisa menggunakan pikiran abstrak dan bahasa untuk menciptakan ide, mengajak kerjasama, sampai akhirnya punya hasrat untuk bertahan hidup, bahkan menguasai dunia.
Tapi, ada sisi gelap yang jarang kita tahu. Kita udah tau kalau Homo Sapiens mungkin pernah berbagi dunia yang sama dengan para manusia perubahan lainnya, termasuk mereka. Bahkan, pernah terjadi perkawinan di antar keduanya.
Dan bukti sisanya bisa jadi ketinggalan di dalam diri kita. Tapi, bisa jadi spesies kita ngalahin mereka dalam pertarungan perubatan makanan. Dan mungkin ini jadi alasan kenapa cuma Homo Sapiens yang bertahan. Menjadi satu-satunya spesies manusia yang tersisa. Tapi sekuat-kuatnya manusia bertahan, mereka masih harus berburu tiap kali perut kelaparan.
Mereka hidup berpindah-pindah tempat, menjadi spesies paling banyak jelajahin muka bumi. Tapi lama-kelamaan mereka sadar, jumlah mereka makin banyak. Sekali berburu belum tentu bisa bikin semua kenyang. Untungnya buat mereka, waktu itu suhu bumi sedang menghangat.
Mereka mulai merhatiin bekas buah-buahan makanan mereka. Beberapa ada yang berubah jadi pohon-pohon kecil. Hingga akhirnya mereka nemu cara ajaib numbuhin makanan dari dalam tanah. Karena udah gak mesti berburu, manusia jadi punya waktu untuk melihat ke langit biru. Mereka mulai ngamatin dan berpikir.
Kenapa musim berganti dan tanaman mati? Gimana batang pohon tumbuh dari tanah? Kenapa siang berganti malam? Manusia pun nyatet kejadian-kejadian, niptain mitos-mitos, waktu bersamaan bertanya-tanya tentang alam semesta.
Buat bikin sumber makanan barunya cepat tumbuh, mereka milih lokasi-lokasi yang emang strategis. Lewat penemuan ini, manusia mulai hidup menetap, bermasyarakat, dan juga mencatat. Goresan di batu ini jadi awal mula kita, dalam nara kutip, mengabadikan ilmu pengetahuan.
Ilmu yang tadinya cuma disebarin dari mulut ke mulut, sekarang bisa dibaca dari generasi ke generasi. Dan bukan cuma itu, manusia juga mulai menemukan satu konsep yang sampai sekarang mengubah dunia. Uang.
Bermula dari menukar barang, menentukan alat tukar, sampai bikin alat tukar yang sewilayah, yaitu koin. Peradaban pun kian menyebar, umat manusia jadi terbiasa hidup bertetangga. Perlahan, peraturan-peraturan mulai tercipta. Penguasa silih berganti naik tahta. Dan masyarakat semakin tertata Kita mulai menggambar garis-garis debeta dan nyari cara yang adil buat bernegara Selain itu, masyarakat antarperadaban juga saling berdagang sekaligus bertukar budaya, cara hidup, kepercayaan, dan ilmu pengetahuan Termasuk ilmu untuk membuat kertas Ilmu pengetahuan jadi lebih mudah menyebar dan makin berkembang Sayangnya, manusia tetap gak lupa untuk saling serang.
Kerajaan demi kerajaan runtuh. Pada perang, banyak pemikir dan ilmuwan terpaksa mengungsi membawa tumpukan ilmu peradaban kuno ke Eropa, mengawali revolusi ilmu pengetahuan yang terjadi di sana. Usai perang, banyak ilmu pengetahuan yang diterjemahkan dan disebarkan seantara Eropa.
Dan salah satu kuncinya adalah mesin cetak. Jumlah buku meledak karena kita tak lagi perlu menghabiskan waktu untuk menulis ulang. Banyak pemikir yang namanya sering kalian lihat di buku pelajaran ngumpul di era ini.
Filsafat, astronomi, biologi, fisika, kimia, ribuan eksperimen sains dilakukan menghasilkan berbagai teori dan hukum. Dengan ilmu yang terus berkembang, kita bisa menciptakan alat-alat baru yang bikin produksi barang makin banyak. Kekayaan dan kesejahteraan jadi dorongan buat manusia berlomba-lomba menguasai alat produksi. Lewat kekayaan pribadi orang-orang yang makin menggunung, muncullah petanding negara dan kerajaan yang terkadang malah lebih kuat, lebih ganas. Di saat yang bersamaan, banyak bangsa berambisi menjelajah bumi dengan hasrat untuk mencari kekayaan Mendapat kejayaan sampai nyebarin keyakinan.
Sayangnya, sebagian dari kita justru malah jadi rakus dan nyebar kesengsaraan ke seluruh penjuru dunia. Dan nggak cuma lewat senjata, tapi juga lewat makhluk takasat mata. Sayangnya, penderitaan tidak berhenti di situ. Dua kali umat manusia berperang dari segala penjuru, dan bukan lagi cuma pakai batu, pedang, atau mesiu. Sampai akhirnya seorang jenius nulis selembar surat.
yang mengawali sebuah proyek untuk bikin senjata paling mengerikan dalam sejarah umat manusia. Kita mungkin beruntung, senjata pemusnah masalah ini saat itu berhasil nutup tirai perang dunia. Apalagi berkat itu juga, banyak teknologi canggih dari militer terus berkembang sampai bisa dirasakan oleh orang-orang biasa. Besi yang beratnya ratusan ton kita terbangin sampai menembus langit.
Kita ngembangin antibiotik buat ngelawan penyakit yang sebelumnya bisa bikin manusia nggak berkutip. Dan beberapa bisa dibasmi sampai hilang sepenuhnya. Komunikasi makin mudah.
Ngobrol sama temen yang kepisa ribuan kilo dalam waktu gak nyampe sedetik Bahkan dunia bisa direkam dan langsung dibagikan Kalau kakek dan nenek moyang purba kita dateng ke dunia sekarang Mungkin mereka mikir kita hidup di dunia penuh keajaiban Dan di masa depan hidup bakal jadi makin ajaib lagi Kecanggihan teknologi rekayasa genetika mungkin bisa bikin umat manusia jadi dalam nama kutip nentuin mau berevolusi kayak gimana. Kita barangkali belum jadi manusia super, tapi kita adalah satu-satunya spesies yang kini hidup dengan bantuan berbagai benda canggih. Terus mungkin aja nanti obat bukan cuma bikin sembuh, tapi bisa nyegah segala penyakit. Para robot jadi pelayan kita, kelaparan dengan kemiskinan juga bisa jadi dongeng kita cerita ke anak-anak cucu kita.
Ruang angkasa bukan cuma jadi tonton malam, tapi juga jadi tujuan jalan-jalan kita. Jutaan tahun berlalu, dan sekarang kita ada di sini. Dan sebenarnya, mungkin kita dan Nenek Moe yang kita nggak jauh berbeda. Kita masih ada di bawah langit yang sama.
Masih juga menjalani kehidupan yang penuh hal menakjubkan, perjuangan mati-matian, dan mimpi-mimpi besar. Berawal dari lukisan di dinding gua, sampai gambar dan video di dunia maya. Pertanyaan pentingnya, sampai kapan kisah umat manusia bisa bertahan?
Apakah kita bisa mewujudkan mimpi-mimpi besar kita? Atau justru keserakahan membawa kita kepada kehancuran? Pada akhirnya, hanya kita, umat manusia yang bisa menjawabnya.
Dan, seperti biasa, terima kasih.