Yo, jumpa lagi bersama kami di Bocor Arus Politik live dari jam 9 sampai sekarang kita live terus ya kan. Seperti janji kami, live sampai capek secapek kita sama negara ini. Baru mau dikenalin ya. jadi sore ini kita kedatangan dua musuh negara negara dua abdi rakyat sempet ini nyindir-nyindir kita, katanya kita kurang berani hahaha kurang meka, kurang meka waktu katanya batasan, batasan dia kurang berani itu udah ditangkap hahaha mungkin kita harus, harus bisa retuk-retuk iya, harus masuk LP dulu harus ada LP dulu ya main apa kita?
hahaha oke, bang, kita ke Rocky Green dulu ya iya musuh negara nomor satu ya musuh Jokowi nomor satu nah, lo melihat gak nih, ini hari ini kan demo dimana-mana lu membaca ini sebagai apa? hanya sekadar bentuk ketidakpuasan, kemarahan atau lebih dalam daripada itu? kalau ketidakpuasan dan kemarahan itu udah dari setahun lalu jadi ini akses yang akhirnya terbuka karena akumulasi itu dan kita harus anggap bahwa ini the beginning of the end sesuatu yang segera akan berakhir, jadi gak mungkin dia berhenti itu kalau cuman kemarahan ya dibujuk pake ambrob juga selesai kan tapi ini gak mungkin sekedar kemarahan, kita lihat misalnya di Jogja itu sangat masif ya Apalagi Jogja ada Sultan, Sultan 10 yang disebut oleh Bahlil sebagai bengis, raja bengis. Kan bukan semua orang yang jauh.
Kan Sultan tersinggung. Kalau bapaknya Sultan, Sultan ke-9 menulis buku takhta untuk rakyat. Itu kan bagaimana sih Bahlil nggak ngerti potensi Sultan itu untuk memimpin Indonesia dengan fasilitas kerututkan rakyat itu kan.
Jadi kalau saya lihat Jogja itu begitu masif, juga Semarang itu. Artinya ini semacam... macam gumpalan energi yang akhirnya dicairkan oleh kelakuan si Gibran sebetulnya.
Jadi, berkat Tuhan, Pak Ahlel itu membuka koridor karena kedumuannya sendiri. Apa? Kurang kuat tuh?
Kita bisa 2 jam, 3 jam. Bang, tapi sampai kapan? Artinya hari ini paripurna di Scorch ya?
Gitu. tensi tentu apa siapin diskorsi diskorsi dibatalkan ya ya dibatalkan diskorsi bisa memang enggak ada itu harusnya dibatalkan jadi aku melihat orang kayak Pak Prabowo itu yang punya pengalaman dengan 98 tentu sense of security nya ada di sini melihat Oh dari pagi ada persiapan mungkin tadi malam dia tahu juga ada mobilisasi yang primob segala macam tapi dia dia menilai dengan semacam insting seorang politisi itu bahwa kalau ini berlanjut, dia bisa gak dilantik di Oktober. Jadi, saya menganalisis, ini akan saya kira Prabowo akan secara sublim mengatakan, oke, saya setuju Mahkamah Konstitusi, yang lain-lain bisa diselesaikan.
Tetapi, bagi dia yang sudah terpilih, ini dia potensi untuk loss lagi yang tinggi sekali. Daripada hitungan itu dia loss, mending dia sebut aja, oke. Tentu dengan kan di dalam tim Pak Prabowo, saya tahu ada Pak Pak.
SBY yang mengerti juga keadaan semacam ini, sebagai sama prajurit yang terlatih dalam intelijen, mungkin mereka bercakap-cakap, yaudahlah, iain aja lah MK itu, ini kepentingan rakyat dan akan merugikan anak. Ini kalkulasi aja ya. Tapi kalkulasi ini mesti diajukan, atas dasar pertimbangan eskalasinya akan berlanjut. Kan nggak mungkin ini berhenti kan, ini momentum yang dirasakan oleh masyarakat akademis terutama sebagai, kalau saya pakai istilah sunatullah itu nanti dianggap agama lagi kan. Rumus-rumus sosiologi menerangkan Akumulasi ini telah membuka celah Untuk perubahan yang lebih besar Kira-kira begitu abstraksinya Supaya agak abstrak Jangan-jangan sudah ngobrol sama Prabowo Gue bisa baca pikiran dia Gue mau ke Mas Ucek dulu Yang menarik adalah Teman-teman yang hari ini turun ke jalan adalah Mahasiswa di kampus Posisi teman-teman di kampus sekarang sekarang bagaimana?
Apakah sama gelisahnya begitu atau bagaimana? Saya kira begini ya, dari UGM aja. Saya kira pertama UGM mengalami perubahan lah ya. Oke. Ya tentu lah ya, kita paham itu.
Ya paham lah, harusnya Cica yang paham. UGM pasti mengalami perubahan. Yang kedua saya kira, memang harus kita akui jaringan-jaringan lama kapasitas yang aktivis-aktivis itu, biasanya yang punya jaringan kuat itu yang jaringan merah sebenarnya. Yang punya jaringan tertentu ke teman-teman kaya.
kayak jaringan-jaringan di underbunyai PDI dulu lah. Dan saya kira itu yang membuat kenapa eskalasi itu naik. Tapi sayangnya memang kemarin itu kan masih seakan-akan ditahan-tahan.
Dan tidak menemukan momentumnya. Makanya saya sepakat dengan Bang Roky, ini kemarin momentumnya dapat. Yaitu ketika ada orang pengen insaf nih, MK kan pengen insaf nih kan. Hahaha. berbuat baik kepada bangsa, tapi kemudian masih dilawan dengan cara begitu.
Dan itu yang kemudian meninggikan eskalasi. Karena basis untuk kritisnya jadi mudah banget. Kan misalnya, lo tanya Burhan.
Temuan Burhan itu kan menarik. Burhan Murtadi. Setiap survei, setiap riset, kalau atas namanya logika publik saja, biasanya jalan. Misalnya kalau cuma ditanyakan apakah lu setuju 3 priode atau nggak, itu pasti bilang nggak. Tapi kalau sudah disampaikan duluan bahwa Pak Jokowi setuju 3 priode ya, Pak Prabowo kelihatannya juga mau mendukung misalnya ya, terus ditanyakan ulang, hasilnya pasti jawab berbeda.
Jadi faktor itu selalu berpengaruh itu. Nah saya kira sekarang ini faktor itu belum ada. Belum ada faktor yang bisa mendistorsi itu sehingga purely analisis.
purely kritik bertambah dengan masyarakat publik menjadi lebih enak. Dan itu yang membuatnya mudah naik. Plus yang kedua saya kira memang karena sudah lama sih terkonsolidasi.
Tapi kemarin saya lihat konsolidasinya lumayan. Cepat dan jalan. Paling tidak yang saya alami dalam beberapa tema-tema sebelumnya.
Konsolidasinya itu kan biasanya serat. Agak sulit. Ini enggak. Cepat, jalan.
bahkan turun semua tuh bahkan dosen-dosen yang mungkin belum pernah turun demo turun nah ini menurut saya pertanyaannya barangkali adalah momentum atau gairah ini seberapa lama bertahan karena saya selalu saya selalu khawatir ya DPR dan pemerintah itu sedang menguji endurance-nya publik. By in time ya? By in time. Jadi, makanya kalau dibilang ada selentingan isu malam nanti mau dieksekusi, ya bisa jadi. Saya tidak akan pernah menegasikan itu, menihilkan itu.
Tapi apakah mungkin di eksekusi nanti malam? Bisa jadi. Apalagi kita sudah punya beberapa kali praktik seperti itu, kan?
Tiba-tiba tengah malam di sidang atau di percepat. Nah, tapi... Saya kira, kan kalau kita mau jujur, endurance ini juga agak singkat nih sebenarnya. Kenapa? Karena masa pendaftaran kan cuma tinggal 7 hari.
Tinggal sampai tanggal 29. 27 sampai 29. Jadi, endurance mungkin pemerintah dan DPRD sedang berhitung. Arti-arti sedang berhitung. Masyarakat ini punya endurance mampu nggak bertahan 7 hari. Untuk jagai terus. Kalau mampu, mereka akan mundur nih.
Kalau ternyata tidak mampu, mereka akan kalah di hari-hari endurance yang kelemah. Tadi lu nyebutin bahwa MK sedang menebus dosanya, sedang insaf. UGM sendiri juga sudah belakangan sudah mulai insaf ya kayaknya.
Kira-kira ini akan bertahan lama nggak kalau dari orang-orang UGM sendiri ketika kemudian harus melawan satu, aluminya yang menjadi presiden dan kemudian juga operator-operatornya atau dayang-dayangnya ya kan. Saya jawab dari MK dulu ya Jangan dari GRI Save the best for last Kalah dari MK nya Saya kira Saya udah lama bilang Hakim MK itu sebenarnya terbagi tiga loh sekarang Hakim MK itu kalau genre yang mau dipecah itu tiga Satu hakim yang berjuang Yang memang pemikirannya itu perbaikan hukum dan sebagainya Ada hakim yang memang sudah punya afiliasi politik Ini udah gak bisa diganggu nih Cuma masalahnya afiliasinya ke GRI atau afiliasinya ke PDI Itu kan soalan lain nih Iya tapi sudah punya afiliasi dan sama kelompok hakim yang berada di tengah nih di tengah itu dalam artian ya mereka business as usual, biasa aja, tergantung, yakyo-yakyo aja gitu ya Nah, putusan MK sadar atau enggak mas? Sebenarnya...
Mulai dari 2017, kalau kita pelajari polanya, itu sama persis semuanya. Putusan MK itu diambil adalah kemampuan kelompok baik ini atau kemampuan kelompok politik ini memenangkan yang di tengah ini. Coba lihat aja, kasus-kasus politik yang besar penting, itu diambilnya dengan cara yang sama. Saya kasih contoh deh, misalnya ketika KPK dianggap menjadi mau diangkat di 2017. Tahu nggak ceritanya dia ambil putusannya itu?
Kan putusan itu diambil dengan cara titik tengah Sebagian sudah mengatakan enggak, ini harus ditolak Kemudian yang sebelah ini mencoba membujuk Gagal kan? Akhirnya dicari titik tengah, bilang apa? Oke, KPK boleh diangket sepanjang bukan penyelidikannya Sepanjang bukan berkaitan dengan penyelidikan berkaitan Itu jalan tengah Bahkan nggak enak aja kalau saya cerita bagaimana Ada deadlock dan ada hakim yang tidak mau kelihatan keluar ke ruang sidang kalau itu belum diubah dan ditambahkan kan.
Makanya kalau dilihat bunyinya itu, itu kan bunyinya agak wagu itu. Tiba-tiba nyempil satu kalimat, yang jauh konteks di atasnya tiba-tiba nyempil aja satu kalimat. Nah, cerita-cerita itu, Cipta Kerja.
Oke, Cipta Kerja misalnya. Bagaimana Cipta Kerja diambil ketika lima empat itu. Empat sudah kekenolak.
Tiga yang baik ini kan mencoba mencari teman nih. Awalnya mereka mau terima secara penuh. Tapi bagaimana caranya membujuknya?
Yang tengah ya sudah, dibilanglah. Kita kondisional, konstitusional ya, main di tengah nih. Jadi tetap berlaku, tapi batal secara bersarat. Dan akhirnya yang di tengah itu mau pindah kan. Dan itu yang membuat terjadi 5-4.
Hampir semua putusan MK diambil, bahkan putusan Gibran kemarin. Kalau kita fair, putusan Gibran kan juga diambil dengan cara itu. Ketika yang baik mencoba membujuk itu, akhirnya.
cuma bisa mengatakan di tengah yang sederhana itu kan di senting itu karena kegagalan mencoba mencari titik tengah kan kan sudah coba ditawarkan titik tengahnya mengulang di beberapa provinsi cuma nggak bisa ketemu yang tengahin ternyata udah pindah ke sini kalau kita lihat dari kalau kita lihat dari itu dulu saya pentas ada soalnya ya harus berpikir bagus untuk dia kalau kita Dari itu, putusan yang kemarin ini menurut saya karena konstelasi itu. Konstelasi yang dia nyamain dengan partai ini kan udah nggak bisa bergerak dengan baik. Karena dia ikut kisruh, menang PT UN, itu membuat ruang geraknya kemudian seakan-akan terisolir dari hakim yang lain. Tetapi yang kedua, pada saat yang sama, dugaan saya memang MK membutuhkan nama baik. untuk setelah putusan 90 mengucapkan makanya kemudian dia coba dan tendensinya itu kan sebenarnya membaik MK belakangan dalam beberapa putusannya sedikit lebih smooth, sedikit lebih wise bahkan sedikit lebih demokratis kalau kita lihat misalnya parliamentary threshold ada semua tuh mencoba main di tengahnya UGM saya kira beginilah UGM itu kita tahu kamu Kemampuan Jokowi dengan membawa orang-orang yang sangat punya kapasitas di UGM dan punya pengaruh di UGM, misalnya sangat kuat mencetak UGM dulu.
Cuma UGM pada saat itu kan sudah punya pilihannya sendiri. Bagaimana UGM mengatur Ganjar terpilih menjadi Kak Gama. Kan kelihatan tuh.
UGM mengatakan dari UGM seharusnya ke UGM. Ternyata ke Magelang kan. Ternyata nggak.
Nggak ke Jogja, gitu. Nah, itu yang membuat UGM menurut saya ya berubah cara berpikirnya. Dan yang kedua, bisa jadi memang masih ada juga barangkali yang bermain aman, tapi saya kira tidak mayoritas. Karena sebagian besar memang masih ya imbas pilpres kemarin.
Pertanyaan menariknya adalah mungkin seberapa lama UGM bisa bertahan itu. Oke, Bang Roki, tadi maksudnya yang sebelumnya, sempat menyebutin soal endurance gitu ya. Lo kira-kira melihat ini akan, endurance-nya akan?
Oh itu, ini semacam deja vu itu. Ini masyarakat yang hanya mendengar setiap hari makin intensif tahu tentang 98 itu. Dia ingin alami sendiri. Secara fenomenologis, dia ingin alami sendiri. Jadi, gejala deja vu ini bagi masyarakat sipil yang motornya dalam mahasiswa, kita ingin nikmati ulang nih, pesta 98. Itu intinya.
Artinya kan risasi memang jalan terus kan, karena ada dua tahun ini kan Mas Sobaru di-train terus ya, udah Mondarmanin, udah 100 universitas. Jadi saya bisa rasain aktivitas fenomenologis ini. Itu dari segi masyarakat politik, tentu PDIP. menganggap ini juga to be or not to be momentum ini.
Jadi bertemu lah di situ antara energi politik yang sebetulnya material dengan energi politik yang intelektual. Nah itu yang memungkinkan ini jebol pasti. Jadi kalau dia mau dipertahankan, bagus juga misalnya kalau oke lanjutin aja. Ini akan panjang. Dan panjangnya ini dibaca oleh Prabowo.
Jadi sebetulnya ini pertandingan strategi aja antara Prabowo dan Jokowi yang dulu kita udah antisipasi. Kan dulu saya sebut di sini ya. Satu waktu akan terjadi duel kendali sangat sublim saling kirim sinyal antara Prabowo dan Jokowi. Gitu. Golkar itu diambil oleh Jokowi.
Apa itu bukan diarahkan untuk menghalangi Prabowo di kemudian hari. Jadi kita baca secara berarti. berantem lah soal-soal itu kan politik ada yang terlihat ada yang tersembunyi sinyal ini jelas bahwa Pak Prabowo menganggap dia lagi dikepung oleh Jokowi itu dan peristiwa ini memungkinkan cerita Prabowo kenapa lu kenapa lu nggak pernah percaya kemampuan gua bermimpi itu kemampuan saya kita kirain ini analisis saja analisis jadi kelihatannya begitu sebut aja dengan dengan istilah yang agak mendebarkan deja vu.
I was there. Dan sekarang mau dialami lagi. Oleh siapa?
Oleh mahasiswa berdasarkan cerita alumni UGM, alumni UI. Kan ini komunitasnya jalan terus. Genealogi dari generasi di 98 jalan terus.
Nah Prabowo tahu bahwa ini bahaya. Kira-kira begitu. Oke?
Ya. Apakah itu... Apa?
Apakah menurut lo ini juga banyak orang... kan juga juga bertanya karena ini akan sampai pada pelengsaran seorang Jokowi pasti kalau nanya ke gue pasti pasti pasti akan bisa membuat Jokowi dilengsarkan pasti ini akan terjadi mungkin sampai Oktober kan lebih baik begitu kan supaya enggak ada beban pada promo ya kalau ada terus negosiasi jalan terus dong kan itu intinya jadi sebetulnya seorang yang berpikir strategis dianggap ini momentum untuk to be or not to be jangan lagi ada ada pos negot pos event Dan lalu ada negosiasi kan. Masih pun juga berpikir begitu lah.
Ngapain kalau nggak nurunin Jokowi kan. Kan itu udah tetap. Apalagi orang Jogja tuh yang merasa bahwa rajanya itu dipermalukan kan.
Kan itu oleh orang yang nggak ngerti kultur Jawa itu kan. Jadi sekali lagi ini bertemu semua variable yang disediakan oleh sejarah untuk mengucapkan bahwa Jokowi you are finished. Kira-kira begitu.
Bang, tapi menarik adalah faktor apa ya yang akan membuat gerakan ini akan bertahan? Sampai di... dengan tujuannya. Semua yang mau investasi di situ nanti malam itu pasti masuk menasih bungkus di situ lagi.
Itu dengan sendirinya terjadi. Sama seperti 98. Bayangin misalnya dari Karawang itu 5 bis dosennya patungan untuk kasih mahasiswa datang. Saya kemarin di UNPAD ngomong dengan anak-anak dan dosen UNPAD akhirnya mutusin, oke kami hentikan kuliah silahkan.
Dikirim 40 bis. Kali itu Itu artinya tadi kata Uceng itu, energi intelektual itu harusnya akhirnya menyatu untuk menghasilkan sejarah. Jadi semua berupaya untuk punya peran dalam sejarah baru.
Ini betul-betul sesuatu yang akan bikin kita bergembira bahwa politik akhirnya didinamisir kembali oleh intelektual. Dari awal kita bilang, bring politics back into the intellectual scene. Karena sinya itu ada di kalangan guru besar, pasti ya, memang generasi, tapi kan guru besar akan doa. orang mahasiswanya.
Lu kalau nggak ikut dia, gue nggak ikut si ayah. Kira-kira begitu. Tapi sekarang tidak ada krisis ekonomi. Apakah... Iya, saya tahu itu.
Di ujungnya, orang berpikir tentang teori perubahan. Harus ada krisis ekonomi. Di mana nggak ada krisis ekonomi?
Semua mengeluh. Kemarin survei dari Kompas, bukan Tempo, menunjukkan bahwa di Jakarta Timur, satu keluarga itu, banyak keluarga yang merasa lebih baik makan di warung daripada masak sendiri. Karena nggak bisa beli lagi.
bahan-bahan makanan begitu banyak klinik di Jakarta Timur yang kebanjiran orang yang sakit maka begitu bisa ngapa-ngapa nggak apa-apa itu aja psikosomatik karena cemas repot agar menjadi middle class yang ditunjukkan fakta-fakta middle class turun harga dirinya karena gak tabungannya dia makan sendiri yang lower class berupaya untuk naik ke middle class ngamam bukan jadi frustrasi itu pasti jadi apa penjawabnya ID konomi stupid kata Binten bang Roky memperkirakan bahwa ini akan terjadi pelengkaran Jokowi Bukan saya Saya memperkirakan, saya mengharapkan. Oh mengharapkan. Ngomong dong dari tadi.
Saya mengharapkan. Ada banyak faktor menurut saya yang mungkin saja terjadi. Tapi satu faktor yang paling penting adalah relasi antara Pak Jokowi. dengan Prabowo, saya sepakat itu. Karena tadi ada seorang teman yang baru balik dari, ya para petinggi elit lah, yang kemudian mendukung Pak Prabowo, itu ada kegelisahan yang sama.
Mereka mulai akan mau membisikkan ke Prabowo. Prabowo bahwa hati-hati bisa-bisa kalau ini dibiarkan eskalatif, lo akan dapat residue, lo akan memulai pemerintahan di tengah kisru, gonjang-ganjing gitu. Dan itu nggak mengasih ikan buat lo. Makanya lo harus turun untuk meredam itu segera. Menurut saya itu salah satu hal yang menarik.
Jangan sampai kemudian Prabowo merasa, iya ya, saya akan mewarisi kesulitan. yang itu bisa berbahaya, yang kedua adalah saya melihat gejalannya memang Jokowi menekan Prabowo paling tidak dalam satu hal misalnya, saya lihat Jokowi sengaja mau menguasai KPK misalnya dengan memaksa segera dilakukan seleksi, segera dilakukan fit and proper sebelum Oktober, karena September malam, rancangannya kan kan September sudah masuk 20 besar, Presiden pilih 10 10 dilempar ke DPR, itu dipilih di bulan September. Ya, itu sebelum dilengsar.
Padahal tidak ada kewajiban. Karena KPK itu masih diganti di bulan Desember. Artinya, kalaupun di fit and proper dengan DPR baru, dan dipilih oleh Presiden baru kan tidak ada masalah.
Masih ada waktu dari bulan Oktober sampai bulan Desember. Dugaan saya, kenapa itu dilakukan oleh Jokowi? Karena Jokowi mau memastikan kan, salah satu satu alat penekan yang paling enak dipakai itu adalah KPK itu harus bilang setuhim gitu harus dipegang oleh dia, karena kalau tidak dipegang oleh dia, nilai tawarnya kan bisa menjadi turun nah, ini yang harus kita ingatkan sebenarnya ke Prabowo sendiri, bahwa selain lo akan dapat resitu lo akan dapat alat penekan yang barangkali sangat mungkin dipakai untuk memamah kamu kalau misalnya Prabowo segera sadar dalam konstelasi itu, dugaan saya saya Jokowi akan mengalami pelengserannya dengan lebih cepat.
Dalam tanda kutip, bukan pelengseran dari jabatan, tapi bisa jadi juga dalam bentuk lemdak yang lebih cepat. Pengaruh ya? Iya, pengaruhnya dipangkas gitu.
Kan kita kata lengser itu kan tidak harus secara formal. Apakah kemudian kita melihat ya, manuver dari istana belakangan ini kan juga cukup, cukup atau justru semakin liar. Misalnya dengan pengambil lalihan Golkar, terus juga kemudian...
apa namanya, perlawanan di DPR. Yang itu juga sebenarnya menyertakan orang-orang dekat Prabowo. Lu sepakat ini, bahwa Jokowi harus segera dihentikan karena memang dia terlalu lihat.
Bang Roky? Ya, sinyal pertama kan dari Pak LBP yang secara diam-diam merasa bahwa kekacauan ini harusnya bisa dikendalikan. Tapi sekarang coba lihat apa komentar Pak LBP. Dari segitu aja, seseorang yang biasanya fluent untuk menerangkan... keadaan, diam aja kan.
LBP diam. Ya mungkin dia lagi kesel aja pada Bahlioke. Tetapi niat untuk menerangkan pada publik apa yang sedang terjadi, LBP tutup mulut.
Itu penanda pertamanya. Jadi siapa yang ada di dalam yang bisa menerangkan keadaan yang nggak ada. Jadi terjadi keadaan anomi di dalam istana itu.
Dimana semua orang merasa oke, saya juga bisa menyelundup, diam-diam. Jadi mungkin dalam satu minggu ini akan ada dua tiga orang menteri yang cari gara-gara supaya dipenjatuhkan oleh Jokowi itu sebelum badai tiba disitu kan. Jadi kelihatannya begitu tuh. Intuisi gue begitu. Menarik juga karena menyambung Bang Uceng juga.
Mungkinkah lem dak itu terjadi lebih cepat ya dalam konteks pelengsiran itu ketika Prabowo merasa dia punya utang budi atau dia... Itu yang mencoba ditahan dengan Jokowi sebenarnya. Iya.
Dengan kebawah resafel ini. Iya. Iya, dengan mulai menggaungkan yang namanya transisi dengan cara, oke, kasih orangmu, saya lantik duluan, sebagai transisi menuju ke depan.
Itu kan cara dia untuk meredam supaya tidak sepenuhnya lemdak, lalu cepat. Nah, tapi saya percaya bahwa tidak ada yang kebetulan dalam politik. Saya percaya itu.
Dan artinya, dugaan saya, tiba-tiba Menkumham kenapa Andi Adgas, lalu kemudian, dan lain-lain, itu kan ada sangkut pautnya. dengan mekanisme-mekanisme yang Jadi sekarang, Andi Adgas itu kalau Anda masih ingat, dia yang juga balik ketika menghajar Undang-Undang KPK, yang menghajar Undang-Undang MK, itu kan dia semua tuh yang di belakangnya. Dan cara kerjanya menurut saya udah ketahuan.
Begitulah cara kerjaan Dan dugaan saya itu berarti Akan dipakai untuk memuluskan Coba bayangkan Saya gak tau ya teman-teman sekalian Percaya gak Putusan MK itu diambil tanpa sepengetahuan istana? Ya enggak lah bang. Enggak lah. Mungkin lah. Ya kan?
Berapa hari sebelum putusan MK Menkumham diganti kan? Saya rasa bukan itu tidak ada ruang kosong. Tidak ada bukan hal yang tidak saling berkaitan sama sekali.
Karena dia tahu, oh MK ternyata mau insaf. Dan cara untuk menutup insaf adalah segera menaruh orang yang misalnya bisa mewakili dalam pembahasan undang-undang. Lalu kemudian sasarannya bisa jadi akan dipakai juga untuk perubahan undang-undang MK, itu yang saya bilang tadi kalau ditanya apakah seberapa lama MK akan insaf saya percaya harusnya bisa lama, tapi yang bahaya ini kan rancangan perubahan undang-undang MK belum putus, belum selesai, masih gantung dan kalau rancangan perubahan undang-undang MK tiba-tiba digolkan itu kan beberapa hakim yang tadi kita golongkan sebagai orang yang mau berjuang ini kan tiba-tiba bisa dipangkas beberapa hakim bisa terbuang Yang gitu-gitu itu menurut saya coba dijembatani oleh Jokowi, tapi harusnya keyakinan saya Prabowo juga udah membaca. Nah, gue mau ke Bang Roki. Mampukah Prabowo ini lepas dari bayang-bayang itu?
Mampu. Mampu? Yes, pasti. Kan nggak mungkin Prabowo jadi presiden dan hidup dalam bayang-bayangnya.
Kalau kita lihat personality dari Pak Prabowo yang selalu ada semacam decisiveness, dia mesti menentukan. Ya, kita bisa. Iya, tapi Prabowo bilang kan dia murid. Iya, politik itu kan yang dia ucapkan nggak harus dia lakukan nanti.
Jadi poin-poin itu sebetulnya yang membuat kita menduga Jokowi tahu juga psikologi Prabowo. Karena itu tadi dia pasang di duluan. Kan ini bermasang orang antara Prabowo dan Jokowi di dalam, apa namanya, zeudokabinet ini. Tetapi peristiwa hari ini makin memastikan bahwa Prabowo akhirnya mengerti bahwa dia harus mengambil alih keadaan situasi secepat-cepatnya.
Mengambil alih itu dalam arti apa, Pak? Saya sengaja pakai kata itu supaya ditanyakan mengambil alih kan itu bisa pelan-pelan. Tapi tentu dalam tradisi demokrasi mengambil alih artinya Prabowo tahu bahwa dia sudah elect president.
Dan dia ingin supaya ada yang teduh segala macam. Ini tadi beritanya tiga pintu di DPR udah di jebol. Jadi itu artinya makin lama Prabowo juga ada dalam memori personal dia ketika 1998 dan dia tahu bahwa ya oke itu masyarakat Indonesia itu memang selalu ada dalam kondisi nerimo kan, filosofi kita nerimo. Tetapi juga di dalam bahasa Inggris, kata ngamuk, emok, emak itu, datang dari bahasa tradisi Indonesia. Jadi nerimo ke ngamuk itu, itu cuma urusan dua pintu yang dijempol, atau tiga pintu yang dijempol kan.
Jadi Prabowo mengerti kultur bangsa ini, dan dia tahu bahwa, kalau dia ambil sesuatu tindakan, yang tadi melampaui batas demokrasi, dia akan dicacimaki oleh masyarakat sipil, dan itu akan berbalik ke dia tuh, karena tidak sama lagi keadaan dengan, dengan 98 dan masyarakat internasional akan mengutuk dia padahal Prabowo butuh legitimasi nasional untuk minta 1800 triliun semester depan. Itu dasarnya rasional, betul Pak Prabowo. Buat bayar utang ya?
Utang dari Jokowi ya? Ya, utang Jokowi pasti tuh. Akan disebut utang Jokowi. Mahasiswa, Bang Uceng tadi datang dengan teman-teman mahasiswa ya? Tadi pagi koordinasi dengan mahasiswa sebelum Saya tadi ke Lemhanas ngajar, tapi saya bilang di Lemhanas, ini ngapain diajarin kalian soal demokrasi, kalau ada demokrasi asli, yaudah bubar kan.
Dan saya pulang dan cepat, saya selesai aja langsung jalan. Saya kira ngapain lama-lama, kalau mau praktik harusnya praktiknya di sana. Nah tadi terus kemudian ke MK, bareng sama teman-teman di MK, demo di MK, lalu saya ke acara diskusi ke sini, barangkali nanti balik lagi ke teman-teman. Tapi saya kira... itu yang saya bilang tadi memang ini sedang berlomba menguji coba unduran publik nih, jadi kalau teman-teman bisa merawat endurance-nya saya kira penyelamatannya bisa dilakukan, tapi kalau endurance-nya tidak terawat tipu muslihatnya akan jalan apakah kemudian ini ada apa namanya ada sikap bahwa kita perlu mengutamakan sekarang civil disobedience terhadap Jokowi Menurut lo apakah?
Ini memang harus segera kita lakukan pada waktu yang tersisa ini atau bagaimana, Pak? Oke, itu ongoing, civil disobedience ongoing di tingkat masyarakat sipil. Juga demikian di tingkat elit kan, yang menginginkan itu, elit disobedience.
itu juga. Nah, ini betul Uceng tadi. Sebenarnya lalu saya juga ngajar di Lemhanas.
Bayangin misalnya, saya akhirnya diminta ngajar lagi di Lemhanas. Bukankah itu pembangkangan dari elit untuk minta saya ngajar, kan? Kan baik betul, kan? Saya masuk di tubuh tangan itu. itu ngomongnya tuh sebetulnya itu itu kondisi publik kita tuh atau kondisi kesempatan untuk mendalinkan kembali buat imperatif demokrasi demokratik imperatif bakal mati karena kita udah punya pengalaman jadi kesalahan Jokowi dia merasa buat dia akan mamat mampu untuk mengkendilkan yang bisa Jokowi bilang dia membangun yang dia yang dibangun itu demokrasi membengkak bukan bertumbuh itu membengkak itu hanya obesitas kan kenapa dia membuka ya kena taruh dinasinya jadi Jokowi enggak paham apa itu demokratik imperatif itu dasarnya karena itu dia terus pakai baju baju baju kerajaan kan hal yang memang itu dalam tradisi Indonesia tetapi simbol dia itu semacam mimpi dia untuk menggedekkan dia diri dirinya jadi dia self-promoting sebetulnya dirinya kan Nah itu kemudian dibahasakan dengan sangat bagus oleh si iblis yang membahagiakan kita namanya Bahlil hahaha hahaha saya percaya satu faktor lagi yang barangkali nambah itu yaitu orang mulai paham betapa berlagak culunnya Pak Jokowi itu sebenarnya menunjukkan bahwa dia pura-pura gitu dia ingin mengampaikan sesuatu dengan cara pura-pura kemarin ketika dia pakai baju kuning lalu dia bilang kok DPR yang bikin tukang kayu yang salah gitu saya kira publik mulai paham itu mainan-mainan begitunya publik mulai paham mulai bosan dan saya kira harusnya ya orang-orang di sekeliling dia itu mulai belajar untuk menyuruh dia untuk menswitch sedikit cara berpikir begitunya karena orang publik tahu dia ketika mengajarin dia ya harus dia harus tahu Karena orang percaya Orang gak mungkin percaya ketika dia ngomong itu Orang sudah tahu Ya gimana mungkin dia bisa ngeles bilang ini DPR Lawang proses legislasi itu Presiden kuat banget kok dalam proses legislasi Proses legislasi itu kan DPR Presiden lebih kuat dari DPR DPR itu hanya ada di 3 tahapan Presiden ada di 5 tahapan Presiden itu jauh lebih kuat Dalam proses legislasi dibanding DPR, jadi kalau dia ujuk-ujuk Mengatakan ini DPR yang bikin kok saya Yang salah ini, ya gak mungkin Orang paham Bahwa ini presiden Ya, awareness publik sudah muncul Cuman di sisi lain Berbagai kekuatan lembaga negara Berbagai lembaga negara Itu kemudian juga masih dipegang Oleh Jokowi Nah tadi kalau pada kasus Bang Rok yang diundang itu kan hanya satu bagian kecil Jadi itu bagian utama Itu calon pemimpin semua Tapi dia masih punya Kejaksaan, masih punya kepolisian Dia penegak hukum lah yang kemudian bisa dipakai Untuk mencekek orang-orang yang mendukung dia?
Kapan-kapan saya kira Bocor Halus bagusnya ngundang si Jacqueline Becker. Jackie Becker. Indonesianis yang risetnya itu banyak soal polisi yang nulis The Rise of Polri itu.
Bagaimana dia melihat pas kereformasi tentara dilemahkan lalu kemudian polisi dinaikan jadi duifungsi Polri yang naik. Dia nulis. Kemarin itu dia ngobrol dengan saya dan dia nanya. Kira-kira dia...
dia mau nulis bagaimana nasi polri di bawah Prabowo. Nah itu akan menarik tuh sebenarnya. Memang menganalisis itu.
Karena kan kita tahu polisi ini kan memang lebih dalam penguasaan Pak Jokowi. Sampai saat ini. Tapi kan orang semua tahu bahwa berdasarkan konstitusi, berdasarkan undang-undang, Kapolri itu bilang setuh presiden.
Jadi begitu terjadi peralihan kekuasaan di Oktober, pindah misalnya. kekuasaan itu, Polri mau tidak mau harus beralih ke Pak Prabowo. Dalam artian juga, nasibnya Polri pun, misalnya nasib undang-undang RUU Polri, RUU TNI itu akhirnya berada di dalam rezimnya Pak Prabowo.
Kalau itu belum selesai ya, pada masa yang tersisa ini. Kalau itu belum selesai di sini, itu akan berpindah ke situ. Dan itu yang saya kira membuat apapun aparat negara, lembaga negara lain, itu pasti akan melakukan kalkulasi uang.
Dia tidak mungkin Akan berani untuk malu tak gentar kan, membela terus yang satu aja? Enggak, pasti harus melakukan rekalkulasi. Karena dia tahu bahwa secara kekuasaan ini akan miliknya Pak Prabowo. Oke, tapi kira-kira Bang Ruki, lu yang deket nih sama 08 ya, Rabu Subianto gitu, apakah...
Kenapa itu selalu? Kayaknya lu gak bisa apresiasi kemampuan gue menganalisis. Harus ada info. kita sebagai beri cinggah aja tidakkah Prabowo juga punya potensi atau peluang untuk mengulangi cara-cara yang sama di yang dilakukan oleh Joko Yartya dia menduplikasi cara-cara yaitu menekan dengan kebenaran soal tapi pengembang kita seteris paribusnya sama enggak tuh penemanya official kondisinya lain sama sekali Prabowo pada waktu itu mungkin ingin dia dapat sense of, sensasi bahwa dia bisa lakukan itu di luar sistem konstitusi. Nah sekarang dia udah jadi presiden, ngapain dia mau ulangi itu?
Kan konyol buat Prabowo, karena logiknya kira-kira begitu. Nah kalau institusi, ya betul institusi itu akan mengarah pada pembinaan Prabowo. Jadi kalau dianggap bahwa, ya Jokowi masih punya kemampuan untuk keluarin sepilindik, ya sepilindik buat orang-orang yang memang bangsa.
masih suatu akan pro-pro Jokowi tangkap aja tetapi nggak mungkin Jokowi kasih sprint pada rektor UGM pada rektor umpat pada ketua BM nggak bisa tuh jadi orang akan lihat itu artinya Jokowi hanya mau keluarin ya kayak lilin yang udah mau mati itu biasanya apinya membesar dulu salah satu ngomong-ngomong soal sprint gitu kan kata Pram juga bahwa tadi ini urusan cekek mencekek, juragan-juragan partai itu hari ini tidak bisa mewarnai atau tidak bisa melakukan fungsi check and balance karena dicekek itu bang nah ke depan gimana sih cara agar ya tentu saja tidak menggunakan aparat penegak hukum kan tentu saja tapi apakah situasi itu memungkinkan terjadi? coba aja cekek megawati, cekek khas tuh, cekek PDIP tuh PDIP banyak kasus PDI korupsi, tangkap aja tetapi tuker tambahnya tidak seimbang PDIP, koruptornya itu akan dirangsek oleh Jokowi dan hukum pidana. Jokowi akan dirangsek oleh PDIP sebagai melanggar konstitusi.
Dan fasilitas di DPR terbuka untuk segala macam hak angkit segala macam. Jadi PDIP ada di dalam gairah untuk melengsarkan Jokowi. Itu udah lebih tinggi karena kesalahan konstitusional bisa diproses.
Sementara kesalahan pidana ya ditangkap doang, diborgo doang. Dipamerin nggak ada soal. Orang anggap ya biasa.
Tetapi ide bahwa Jokowi melanggar konstitusi, membelah partai. merusak sistem itu udah masuk di dalam backbind masyarakat sipil jadi percuma itu artinya tuker tambah antara apel busuk dan apel seger pelanggaran konstitusi bangun Iya sebenarnya kan mungkin gak itu jadi pintu masuk ya untuk waktunya tentu tidak juga tapi apakah apakah mungkin memperkarakan pelanggaran saya kira pelanggaran konstitusi itu akan banyak dia dulang pasca selengser. Jadi, bukan pada saat selengser.
Apalagi memang tertinggal tersisa dua bulan. Saya kira cicilan gugatan pada Jokowi itu akan dimulai sesaat setelah dia turun. Cicilan ya?
Iya, cicil. Karena kan nggak mungkin langsung dilunasin. Lagi pula kan habis semakin dicicil, bunganya semakin tinggi. Karena memang panjang tuh riwayatnya. Nah, cuma tinggal masalahnya sekarang ini, siapa yang akan melakukan?
melakukannya makanya memang betul-betul tergantung hubungan dengan Prabowo dan itu yang saya duga kenapa dia memaksa betul dirinya untuk mengintertain Pak Prabowo pada satu saisi kan mau bintang 4 kasih lu mau apa kasih semuanya dikasihkan orang-orang deket lu gua latih gua latih gitu makan cuman pergi operasi aja gua datang ke rumah lu jadi bener-bener mau mengangkat juga Prabowo supaya menghilangkan kesan kompetitornya Pak Prabowo tapi tanpa sadar sebenarnya apa yang dilakukan sekarang dengan memaksa terus anaknya saya kira pasti akan menciptakan relung kesadarannya Pak Prabowo gue ini ngapain sih harus tarung mati-matian dua kali untuk membenarkan adik kakak satu di mahkamah kakak satu di mahkamah adik, ngapain gue gitu pasti dia akan memikir dua tiga kali dan itu nyaris tidak punya implikasi apa-apa ke dia dan saya kira kesadaran itu pasti akan akan dipertimbangkan dan ketika Untuk dipertimbangkan, relasi Prabowo-Jokowi itu akan sangat mempengaruhi sebenarnya. Mulai dari sekarang sampai sesaat setelah Jokowi langsir, sampai cicilan itu mulai, tagihannya mulai dikirim kapan, itu akan sangat mempengaruhi. Pertanyaannya, siapa yang akan berani memulai itu?
Saya percaya kalau relasinya ini terus mesra, mungkin cicilannya mulai ditagihkan agak lama. Karena kita percaya, ini nggak ada yang bertahan selamanya. Pendosa itu nggak ada yang bertahan selamanya.
Nggak akan, ini it's a matter of time. Itu soalan waktu saja dia akan kemudian beralih. Nah tetapi semakin mesra Jokowi dengan Prabowo, mungkin cicilan pertamanya akan dikirimkan belakangan. Mungkin kalau misalnya Prabowo tidak mampu di 2029 sehingga kemudian...
kipran naik 2.000 cilannya tertunda lagi barangkali akan tertunda lagi tapi paling tinggi makin panjang cicilan itu pasti akan dikirimkan jadi lebih dibayar luna segera ya harus ya usia begitu memang kan supaya ada batas air itu udah selesai saya nggak mau lagi ada semacamnya baras jasa atau orang yang ngerti culture bangsa ini tapi dia juga adalah seorang yang dididik dalam tradisi berpikir berpikir banget kan yang mau kever lainnya bab orang-orang bilang sakit gitu sedangkan Jokowi seperti lo bilang terlalu lama mengekap kartu Indonesia dulu untuk dirinya sendiri kalau lu ketemu sama Jokowi gitu ya lo mau ngomong apa sama dia untuk kemudian melihat atas situasi yang terjadi belakangan ini. Gue mau tanya sesuatu kenapa kamu nggak pernah diundang oleh Bocor Alus ya? Oke ini seru banget dari jam 9 sampai sekarang kami sudah menemani pemirsa semua dan kami mau menyebarkan bahwa dalam waktu dekat kami akan mengadakan BAP Bocor Alus Surah Alus Politik Goes to Campus dengan target pertama, lokasi pertama itu adalah UGM.
Langsung pada jantungnya. Kita akan menuntut nanti pertanyaan jawaban UGM. Waktunya nanti tunggu saja pemberitahunya di medsos tempo.co.
Jangan lupa juga untuk teman-teman yang belum subscribe tempo.co, silahkan klik tombol subscribe. Dan jangan lupa juga untuk langganan. Tempo digital pada link Di deskripsi yang ada di bawah ini Oke dan jangan juga kepada pemirsa Menyebarkan konten-konten Dan link bacakan karena disitu Ada haciptanya Oke kita cukupkan sampai disini Untuk live Bocor Alus karena kita sudah Bocorkan tapi jangan nyolong Sampai jumpa