Transcript for:
Dasar-dasar Kewirausahaan dan Kerajinan

Kewirausahaan. Wirausaha menurut asal katanya terdiri atas kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudiluhur, jagah berani, dan berwatak agung. Usaha berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu.

Pengertian wirausaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang pandai atau berbakat. bakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun kegiatan untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya. Pelaku wirausaha dikenal juga dengan sebutan wirausahawan atau entrepreneur, adalah seorang yang memiliki kualitas jiwa kepemimpinan dan inovator pemikiran dalam melakukan usaha. Entrepreneur dapat diartikan juga sebagai seseorang yang mampu mewujudkan ide ke dalam sebuah inovasi yang sukses. Kewirausahaan atau entrepreneurship memiliki pengertian yang lebih luas lagi.

Kewirausahaan seperti tercantum dalam melampiran keputusan menteri kooperasi dan pembinaan pengusahaan kecil adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, mencipta. serta menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Entrepreneurship adalah sikap dan perilaku yang melibatkan keberanian mengambil resiko, kemampuan berpikir kreatif, dan inovatif.

Sifat-sifat seorang wirausahaan adalah seperti berikut. Yang pertama, percaya diri, lalu berorientasikan tugas dan hasil, berani mengambil resiko, memiliki jiwa kepemimpinan, keorisinalitas atau keaslian, berorientasi ke masa depan. Kepercayaan diri merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis. dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan.

Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, dan kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri. Oleh karena itu, wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri. dan percaya diri. Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif, berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan, dan kerja keras.

Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pengalaman dan pengembangannya, diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, Tanggap, bergairah, dan semangat berprestasi. Salah satu hal penting dalam memulai berbuat sesuatu yang baru adalah berani mengambil resiko untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Inovasi atau kebaruan tidak akan muncul jika kita melakukan hal-hal yang sudah dilakukan oleh orang lain dan tidak berani melakukan hal-hal yang belum pernah kita lakukan. Wira usahawan adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wira usahawan menghindari situasi resiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi resiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini, ada dua alternatif yang harus dipilih, yaitu alternatif yang menanggung resiko dan alternatif yang konservatif. Kepemimpinan adalah sikap yang dimiliki oleh seorang pemimpin Di antaranya, memiliki visi yang jelas, memiliki integritas dan kejujuran, mampu berkomunikasi dengan baik, menjadi teladan, rendah hati, mau mendengar, mampu memotivasi orang lain untuk melakukan tugasnya, dan berlaku adil.

Seorang wira usahawan harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, dan keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda, sehingga ia menjadi peloporan. baik dalam proses produksi maupun pemasaran, dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.

Keaslian ide, gagasan, pemikiran, dan keputusan dapat diperoleh dengan keluasan wawasan dan kemampuan berpikir kreatif, serta melihat peluang yang ada. Originalitas muncul dari kemampuan untuk selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya. Keinginan tampil berbeda, atau selalu memanfaatkan perbedaan, memiliki sikap mental yang positif dan daya pikir kreatif. Karya orisinal juga hanya dapat dihasilkan oleh wira usahawan yang memiliki keahlian di bidangnya, serta rajin mencoba hal-hal baru yang inovatif. Masa depan memiliki berbagai peluang dan tantangan yang berbeda dengan saat ini.

Seorang dengan kewirausahaan berani melihat peluang dan tantangan. Tidak hanya di saat ini, melainkan juga di masa depan. Salah satu indikator atau tanda seseorang memiliki entrepreneurship atau jiwa kewirausahaan adalah mampu membuat usaha bisnis sendiri, menjadi wirausahawan. Keberhasilan wirausahawan adalah saat usahanya dapat menghasilkan keuntungan atau laba, mampu memperkerjakan banyak orang, memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.

serta dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa dan negaranya. Faktor penyebab keberhasilan wira usahawan biasanya erat kaitannya dengan hal-hal sebagai berikut. A. Jujur terhadap diri sendiri, jujur terhadap orang lain, dan jujur terhadap tujuan yang akan dicapai.

B. Disiplin dan berani berbuat karena memiliki potensi, bakat, pengalaman, dan pengetahuan. pada bidang bisnis yang dipilihnya karena adanya keyakinan atau kepercayaan diri yang kuat dan karena memiliki fasilitas-fasilitas untuk menunjang kelancaran usahanya yang cukup memadai. C. Dapat melaksanakan prinsip-prinsip manajemen dengan baik.

Selain itu, yang menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut. Pola pikir yang mengarah pada sikap dan kemauan untuk sukses. Kepribadian yang kuat untuk sukses. Kecakapan dalam mengelola usaha untuk sukses. Menerapkan manajemen usaha yang baik.

Berani menanggung resiko dalam usaha atau bisnis. Secara singkat, keberhasilan usaha atau bisnis pira usahawan dalam mengelola usahanya dapat diidentifikasi pada hal-hal seperti berikut ini, yaitu sikap dan kemampuan serta tindakan-tindakan nyatanya. Keberanian untuk berinisiatif.

Kecakapan dan keahliannya sesuai dengan bidang usahanya. Pengalaman dan pendidikan. Kegagalan wira usahawan.

Beberapa alasan utama kelemahan dalam usaha atau bisnis secara umum dapat diidentifikasikan sebagai berikut. A. Tidak atau jarang mempunyai perencanaan yang tertulis.

B. Tidak memiliki pendidikan yang relevan. C.

Tidak berorientasi ke masa depan. D. Kurang spesifikasi.

E. Jarang mengadakan inovasi. F. Tanpa pembukuan yang teratur. G.

Tidak mengadakan analisis pasar. H. Kurang pengetahuan hukum dan peraturan. I.

Kurang mempelajari ilmu modern. J. Cepat puas diri. Sedangkan beberapa hal yang dapat menyebabkan menyebabkan Kegagalan dalam berwirausaha antara lain sebagai berikut. A.

Tidak adanya perencanaan yang matang. B. Pakat yang tidak cocok. C.

Kurang pengalaman. D. Tidak mempunyai semangat berwirausaha.

E. Kurang modal. F.

Lemahnya pemasaran. G. Tidak mempunyai etos kerja yang tinggi.

Dalam kenyataannya, ternyata keberhasilan seorang wira usaha tidak mutlak tergantung pada pendidikan yang mereka miliki, tetapi justru tergantung pada kemauan dan keberanian mereka dalam memulai dan menjalankan usahanya. Terbukti banyak pula wira usahawan yang berpendidikan rendah, tetapi sukses dalam berwira usaha. Akan tetapi, hal ini bukan berarti pendidikan yang dimiliki seseorang tidak memiliki. andil dalam keberhasilan usaha seseorang. B.

Perencanaan usaha kerajinan dengan inspirasi budaya non-benda. Budaya tradisional sebagai sumber inspirasi. Budaya tradisi dapat dikelompokkan menjadi budaya non-benda dan artefak atau objek budaya. Budaya non-benda diantaranya pantun, cerita rakyat, tarian, dan upacara adat.

Setiap jenis budaya tradisi, baik non-benda, maupun artefak atau objek budaya dapat menjadi sumber inspirasi untuk dikembangkan menjadi produk kerajinan. Setiap daerah dapat mengembangkan kerajinan khas daerah yang mengambil inspirasi dari budaya tradisi daerahnya masing-masing. Kekayaan budaya tradisi Indonesia adalah kearifan lokal yang dapat menjadi sumber inspirasi yang tidak ada habisnya.

Sumber daya, material, teknik, dan ide kerajinan dengan inspirasi budaya non-benda. Kegiatan wira usaha didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia, material, peralatan, cara kerja, pasar, dan pendanaan. Sumber daya yang dikelola dalam sebuah wira usaha dikenal dengan sebutan 6M, yakni man atau manusia, money atau uang, material atau bahan, mesin atau peralatan, metode atau cara kerja, dan market. atau pasar. Wira usaha kerajinan dengan inspirasi budaya non-benda dapat dimulai dengan melihat potensi bahan baku, keterampilan produksi, dan budaya lokal yang ada di daerah setempat.

Wira usaha kerajinan dengan inspirasi budaya akan menawarkan karya-karya kerajinan inovatif kepada pasaran. Pasar sasaran dari produk kerajinan ini adalah orang-orang yang menghargai dan mencintai kebudayaan tradisional. Kemampuan mengatur keuangan dalam kegiatan usaha akan menjamin keberlangsungan dan pengembangan usaha. C. Perancangan dan produksi kerajinan dengan inspirasi budaya non-benda.

Proses perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi dan pencarian ide produk kerajinan, pembuatan sketsa ide, pembuatan studi model kerajinan, dilanjutkan dengan pembuatan petunjuk produksi. Ide kerajinan dengan inspirasi budaya lokal akan dikembangkan menjadi produk kerajinan yang akan diproduksi dan siap dijual. Dengan demikian, produk yang dihasilkan harus memiliki nilai estetik dan inovasi agar diminati pasar. Perancangan kerajinan dengan inspirasi budaya non-benda akan menerjemahkan sesuatu yang abstrak menjadi benda.

Misalnya, inspirasi diambil dari sebuah cerita rakyat menjadi sebuah diorama mini yang menggambarkan salah satu adegan dalam cerita rakyat tersebut. Contoh lain adalah mengambil inspirasi dari kepercayaan simbolis. Burung Enggak untuk dibuat menjadi ide untuk tekstil atau busana.

Tahap penerjemahan meliputi pemahaman terhadap makna simbol, mencari kata kunci yang dapat menjadi dasar dari pengembangan ide produk, mencari... ide-ide fungsi dan bentuk kerajinan. Satu, pencarian ide produk.

Ide bisa muncul secara tidak berurutan dan tidak lengkap, tetapi dapat juga muncul secara utuh. Salah satu dari kita bisa saja memiliki ide tentang suatu bentuk unik yang akan dibuat. Ide bentuk tersebut akan menuntut kita untuk memikirkan teknik apa yang tepat digunakan dan produk apa yang tepat untuk bentuk tersebut.

Salah satu dari kita juga bisa saja mendapatkan ide atau bayangan tentang sebuah produk yang ingin dibuatnya, material, proses, dan alat yang akan digunakan secara utuh. Untuk memudahkan pencarian ide atau gagasan untuk rancangan kerajinan dengan inspirasi budaya non-benda, mulailah dengan memikirkan hal-hal berikut ini. Pertama, budaya non-benda apa yang akan menjadi inspirasi? Produk kerajinan apa?

yang akan dibuat? Mengapa produk kerajinan tersebut dibuat? Siapa yang akan menggunakan produk kerajinan tersebut? Bahan atau material apa saja yang akan dipakai? Warna dan atau motif apa yang akan digunakan?

Adakah teknik warna tertentu yang akan digunakan? Bagaimana proses pembuatan produk tersebut? Alat apa yang dibutuhkan?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diungkapkan dan didiskusikan dalam kelompok dalam bentuk curah pendapat atau brainstorming. Pada proses brainstorming ini, setiap anggota kelompok harus membebaskan diri. untuk menghasilkan ide-ide yang beragam dan sebanyak-banyaknya.

Beri kesempatan juga untuk munculnya ide-ide yang tidak masuk akal sekalipun. Tuangkan ide-ide tersebut ke dalam bentuk tulisan atau sketsa. Kunci sukses dari tahap brainstorming dalam kelompok adalah jangan ada perasaan takut salah. Setiap orang berhak mengeluarkan pendapat.

Saling menghargai pendapat teman. Boleh memberikan ide. yang merupakan perkembangan dari ide sebelumnya. Dan jangan lupa mencatat setiap ide yang muncul. Curah pendapat dilakukan dengan semangat untuk menemukan ide baru dan inovasi.

Semangat dan keberanian kita untuk mencoba membuat inovasi baru akan menjadi bekal kita berkarya di masa depan. 2. Membuat gambar sketsa. Ide-ide produk, rencana atau rancangan dari produk kerajinan, Digambarkan atau dibuatkan sketch-annya agar ide yang abstrak menjadi berwujud. Ide-ide rancangan dapat digambarkan pada sebuah buku atau lembaran kertas dengan menggunakan pensil, sepidol, atau ballpoint.

Dan sebaiknya hindari menggunakan penghapus. Tariklah garis tipis-tipis dahulu. Jika ada garis yang dirasa kurang tepat, abaikan saja.

Buatlah garis lain pada bidang kertas yang sama. Demikian seterusnya, sehingga kamu berani menarik garis dengan tegas dan tebal. Gambarkan idemu sebanyak-banyaknya. Dapat berupa variasi produk.

Satu produk yang memiliki fungsi sama, tetapi dengan bentuk yang berbeda. Produk dengan bentuk yang sama, dengan warna dan motif yang berbeda. Tiga, pilih ide terbaik.

Setelah kamu menghasilkan banyak ide dan menggambarkannya dengan sketsa. Mulai pertimbangkan ide mana yang paling baik, menyenangkan, dan memungkinkan untuk dibuat. Empat, prototyping atau membuat studi model. Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua dimensi. Artinya, hanya digambarkan pada bidang datar.

Kerajinan yang akan dibuat berbentuk tiga dimensi. Maka, studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu dengan studi model. Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material sebenarnya. 5. Perencanaan produksi Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan untuk proses produksi atau proses pembuatan kerajinan tersebut. Prosedur dan langkah-langkah kerja dituliskan secara jelas dan detail agar pelaksanaan produksi dapat dilakukan dengan mudah dan terencana.

Produksi kerajinan dengan inspirasi budaya non-benda. Proses produksi kerajinan dengan inspirasi budaya lokal non-benda berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat. Bahan baku, teknik produksi, sumber daya manusia. Kegiatan produksi diawali dengan persiapan produksi.

Persiapan produksi dapat berupa pembuatan gambar teknik atau gambar pola. Gambar kerja atau pola akan menjadi patokan untuk kebutuhan pembelian dan persiapan bahan. Tahap selanjutnya adalah pengerjaan. Kerjakan setiap tahap sesuai dengan perencanaan produksi yang sudah dibuat sebelumnya. Tahapan produksi secara umum terbagi atas pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing.

Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan atau material. agar siap dibentuk. Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses pembentukan.

Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material, dan bentuk produk yang akan dibuat. Material kertas dibentuk dengan cara dilipat. Kayu, bambu, dan rotan lainnya dapat dibentuk dengan cara dipotong atau dipahat. Pemotongan bahan dibuat sesuai dengan bentuk yang direncanakan.

Pemotongan dan pemahatan juga biasanya digunakan untuk membuat sambungan bahan, seperti menyambungkan milah-milah papan atau dua batang bambu. Pembentukan besi dan rotan selain dengan pemotongan dapat menggunakan teknik pembengkokan. Pembentukan besi juga dapat menggunakan teknik las.

Logam lempengan dapat dibentuk dengan cara pengotokan. Tahap terakhir adalah finishing. Finishing. dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut dimaksudkan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan atau pelapisan permukaan.

Penghalusan yang dilakukan diantaranya penghalusan permukaan kayu dengan amplas atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat lebih awet dan Lebih menarik, pelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan ketiga, kesehatan dan keselamatan kerja. Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja bergantung pada bahan, alat, dan proses produksi yang digunakan pada proses produksi.

Proses pembahanan dan pembentukan material solid seringkali menghasilkan sisa potongan atau debu yang dapat melukai bagian tubuh pekerjanya. maka dibutuhkan alat keselamatan kerja berupa kacamata pelindung dan masker anti debu. Proses pembahanan dan finishing apabila menggunakan bahan kimia yang dapat berbahaya bagi kulit dan pernafasan. Pekerja harus menggunakan sarung tangan dan masker dengan filter untuk bahan kimia. Selain alat keselamatan kerja, hal yang tak kalah penting adalah sikap kerja yang rapi.

Hati-hati, teliti. dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan keselamatan kerja.

Pembuatan kerajinan diakhiri dengan evaluasi terhadap produk kerajinan yang telah dibuat. Apakah produk tersebut dapat berfungsi dengan baik? Apakah sudah sesuai dengan ide, bayangan, dan harapan kita?

Apabila belum, perbaikan apa yang harus kita lakukan agar produk kerajinan yang dihasilkan lebih berkualitas. Kemasan kerajinan dengan inspirasi budaya non-benda. Kemasan untuk kerajinan berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan, serta memberikan kemudahan membawa dari tempat produksi hingga sampai ke konsumen.

Kemasan juga berfungsi untuk menambah daya tarik dan sebagai identitas atau brand dari produk tersebut. Fungsi kemasan didukung oleh pemilihan material, bentuk, Warna, teks, dan grafis yang tepat. Material yang digunakan untuk membuat kemasan beragam, bergantung pada produk yang akan dikemas.

Produk yang mudah rusak harus menggunakan kemasan yang memiliki material berstruktur. Pemilihan material juga disesuaikan dengan identitas atau brand dari produk tersebut. Daya tarik dan identitas selain ditampilkan oleh material kemasan juga dapat ditampilkan melalui bentuk.

Warna, teks, dan grafis. Pengemasan dapat dilengkapi dengan label yang memberikan informasi teknis maupun memperkuat identitas atau brand. Kemasan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu kemasan primer, kemasan sekunder, dan kemasan tertier. Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer. Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk.

Kemasan untuk distribusi disebut kemasan tertier. Kemasan primer produk melindungi produk dari benturan dan kotoran, berfungsi menampilkan daya tarik dari produk, serta memberikan kemudahan untuk distribusi dari tempat produksi ke tempat penjualan. Perlindungan bisa diperoleh dari kemasan tertier, yang akan membuat kemasan beragam bergantung pada produk yang akan dikemas.

Kemasan produk sebaiknya memberikan identitas atau brand dari produk tersebut atau dari produsennya. Material kemasan untuk melindungi dari kotoran dapat berupa lembaran kertas atau plastik. Tidak semua produk membutuhkan kemasan primer, tetapi setiap produk membutuhkan identitas.

Identitas dapat berupa stiker atau selubung karton yang berisi nama dan keterangan. Pada kemasan kerajinan dengan inspirasi budaya, Dapat ditambahkan label atau lembaran keterangan yang berisi informasi tentang budaya non-benda yang menjadi inspirasi. D. Perhitungan biaya produksi kerajinan dengan inspirasi budaya non-benda.

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk terjadinya produksi barang. Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead. Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik, bahan bakar minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan.

untuk mendukung proses produksi. Biaya pembelian bahan bakar minyak, sabun pembersih untuk membersihkan bahan baku, benang, jarum, rem, dan bahan-bahan lainnya dapat dimaksudkan ke dalam biaya overhead. E. Pemasaran langsung kerajinan dengan inspirasi budaya non-benda. Pemasaran langsung adalah promosi dan penjualan yang dilakukan langsung kepada konsumen tanpa melalui toko.

Penjualan langsung merupakan hasil dari promosi langsung yang dilakukan oleh penjual terhadap pembeli. Pemasaran dapat dilakukan dengan promosi dan demo penggunaan produk kepada calon konsumen. Sistem penjualan langsung dapat berupa penjualan satu tingkat atau multi tingkat. Penjualan satu tingkat merupakan cara yang paling sederhana untuk menjual produk secara langsung. Wira usahawan langsung memasarkan.

dan menjual kepada konsumen tanpa membutuhkan toko atau pramuniaga. Pemasaran produk kerajinan dapat dilakukan dengan cara pemesanan. Konsumen dapat melihat langsung produk ataupun melalui gambar dari produk kerajinan dan kemudian memesannya. Produsen kerajinan selain menjual produknya sendiri dapat membentuk kelompok penjual yang akan memasarkan dan menjualkan produknya secara langsung kepada konsumen.

Kelompok penjual dapat terdiri atas beberapa tingkatan. Sistem dengan beberapa tingkat kelompok penjual disebut multi-level marketing. Perusahaan memiliki usaha di bidang penjualan langsung atau direct selling, baik yang menggunakan single level maupun multi-level marketing, wajib memiliki surat izin usaha penjualan langsung yang diluarkan oleh BKPM sesuai dengan peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32 Tahun 2008. Demikianlah materi pelajaran prakarya dan kewirausahaan bab 1 untuk siswa kelas 10 Sampai jumpa di video lainnya Jangan lupa untuk klik like, share, dan subscribe Terima kasih