Transcript for:
Panduan Praktikum Enzim Biokimia

Intro Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Perkenalkan nama saya Imam Adrian Rahman Saya asisten dari Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Hari ini saya akan memberikan practical guide. Baiklah, kali ini kita akan membahas tentang Working Mechanism of Enzyme dalam Practical Guide Biokemia. Sebelumnya, kita akan mengetahui terlebih dahulu learning objective apa saja yang ingin kita capai dari pembelajaran ini. Ada empat utama yang akan kita capai. Pertama, mengerti atau memahami pula cara kerja enzim urease, kemudian cara kerja enzim skardinger pada susu, kemudian cara kerja enzim peroxidase pada susu, dan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dari kerja enzim.

Ada 4 faktor, ada suhu, ada pH, konsentrasi dari enzim, dan konsentrasi dari substrak. Pertama adalah cara kerja dari enzim urease. Kita harus terlebih dahulu tahu apa sih gunanya kita melakukan tes ini. Nah, dari tes ini kita akan mengidentifikasi bagaimana kerja urease sebagai enzim.

Basic teorinya adalah bahwa urease akan mengubah urea menjadi karbo... dioksida dan NH3 atau amonia. Dalam keadaan ini, amonia dalam keadaan basah yang akan kita detektif atau kita deteksi dengan menggunakan phenolphthalein, di mana phenolphthalein ini digunakan sebagai indikator asam dan basah. Kita lihat reaksi di bawah ini, bahwa urease berperan dalam pengubahan urea membentuk NH3 dan CO2. Ini akan menyebabkan alkanaliti pada urea pada media urea dan akan menyebabkan shift tim daripada pH. Percobaan enzim pertama, kerja enzim urease.

Alat dan bahan, yang pertama larutan ureum 1%, kemudian larutan urease, ketiga phenolphthalein 1%, kemudian tabung reaksi dan pipet. Cara kerja Yang pertama, siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering Masukkan 5 ml larutan ureum 1% Tambahkan 1 tetes phenolphthalein 1%, kemudian tambahkan 1 mili larutan urease, dan ditutup. Setelah beberapa menit, cairan yang tadinya tidak berwarna akan berwarna merah oleh karena terbentuknya amonia.

Langkah kedua, kerjakan lagi langkah satu, tetapi dengan larutan uriase yang telah dipanaskan hingga mendidih dan didinginkan kembali. Dengan prosedur sebagai berikut, A. Siapkan tabung reaksi yang berisi uriase 3 mili, panaskan hingga mendidih dan didinginkan.

Kemudian, Siapkan lagi tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 5 ml larutan oreum 1%. Tambahkan 1 tetes fennel taling 1% Lalu, masukkan 1 ml larutan urease yang telah dipanaskan dan didinginkan di atas dan ditutup. Pada tabung yang tidak dipanaskan berwarna ungu tua menunjukkan amoniak terbentuk dalam keadaan alkali, hasil positif.

Sedangkan pada tabung yang dipanaskan terbentuk Warna bening cenderung keunguan menandakan sedikit terbentuk amoniak atau cenderung netral, hasil negat. Data tabung yang tidak dipanaskan terbentuk larutan berwarna ungu menandakan terbentuknya amoniak dalam keadaan alkali, hasil positif. Sedangkan pada tabung yang dipanaskan, menunjukkan warna bening menandakan tidak terbentuk amoniak hasil negatif. Selanjutnya adalah Skardinger Enzyme. Pada percobaan ini kita akan menggunakan susu segar dan memiliki tujuan untuk mengidentifikasi bagaimana sih kerja dari enzim Skardinger pada susu.

Basic teori, susu segar yang mengandung enzim dehydrogenase atau dalam hal ini Skardinger itu dapat mengambil atau take the hydrogen dari gugus aldehyde. Dan pada tes ini, kita akan menggunakan methylene blue sebagai hidrogen aseptor. Nantinya methylene blue ini akan membentuk leukomethylene atau white color pada kondisi aerobik dengan reduksi proses.

Percobaan kedua, enzim skardinger dalam susu. Alat dan bahan yang kami gunakan, Yang pertama, susu segar, kemudian larutan birometil dan formaldehida, kemudian parafin liquid dan penangas air. Cara kerja, yang pertama, sediakan 3 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diisi dengan 5 ml susu. Kemudian, ditambah dengan 5 tetes campuran biru metil dan formaldehida.

Kemudian dikocok. dan tambahkan sejumlah paraffin liquid Kemudian, langkah kedua, tabung reaksi 2 diisi dengan 5 ml susu. Ditambah tetes campuran biru metil dan formaldehyde. Kemudian dikocok.

Langkah ketiga, tabung reaksi 3 diisi dengan 5 ml susu yang terlebih dahulu dimasak dan didinginkan. Kembali, ditambahkan 5 tetes campuran birometil dan formaldehida, kemudian dikocok. Kemudian tambahkan sejumlah parafin liquid.

Langkah keempat, ketiga tabung reaksi tersebut dimasukkan ke dalam penangas air pada suhu 37-40 derajat Celcius. Selanjutnya, peroksidase enzain. Tujuannya sama, kita akan melihat bagaimana mekanisme kerja dari enzim peroksidase pada susu segar. Basic teori, Jadi pada susu segar terdapat enzim peroksidase yang berguna pada proses katalisasi reaksi.

Dalam tes tersebut kita akan menggunakan benzidine oxidase untuk melihat apa ada tidak indikator dari ada tidaknya peroksidase dengan adanya warna biru yang muncul. dan menggunakan guayak oksidais untuk warna merah. Kita bisa lihat reaksi di bawah ini, bahwa H2O2 dengan bantuan enzim peroksidase akan terurai atau terbentuk menjadi H2O dan O2.

Percobaan ketiga, enzim peroksidase susu. Alat dan bahan yang diperlukan, yang pertama susu segar, kemudian larutan guayak, Ketiga, larutan H2O3 3%. Cara kerja, ke dalam tabung reaksi dimasukkan 3 ml susu.

Ditambah 1 ml larutan guayak SAK dan 1 ml larutan H2O2 3%. Amati hasil yang timbul setelah percobaan. Selanjutnya adalah efek-efek apa saja yang dapat mempengaruhi dari kerja enzim. Pertama adalah efek suhu. Pada percobaan ini, kita akan membuktikan bahwa suhu dapat mempengaruhi dari cara kerja enzim.

Pada sisi sebelah kanan, kita melihat ada gambar. seperti ball-shaped curve atau kurva bell. Apabila kita membagi dua kurva tersebut, sisi kiri dan sisi kanan, kita mulai dari angka terbawah pada sisi kanan, itu dari 10 sampai titik tertentu, utamanya sekitar 37 sampai 40 derajat, itu merupakan titik optimum dari suatu enzim.

Maka kerja enzim dari titik 10 sampai ke titik maksimum itu akan terus meningkat. Tetapi pada titik maksimum itu enzim akan tidak bisa lagi berlanjut prosesnya. Apabila dilanjutkan prosesnya atau dalam hal ini kita menambah suhu dari suhu yang kita gunakan sebelumnya, maka terjadi suatu proses yang namanya denaturasi.

Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi enzimatik Alat dan bahan 1. Liur sebagai sumber amilase yang telah diencerkan sebanyak 100 kali 2. Larutan pati 0,4 mg dan larutan iodium 3. Inkubator yang berisi es dan berisi air dengan suhu 0°C, 25°C, 37°C, dan 100°C. 4. Tabung reaksi 6 pasang dan rak tabung reaksi. Cara kerja Pipetkan ke dalam tiap-tiap tabung Larutan pati 0,4 mg Kedalam tabung B dan tabung U sebanyak 1 ml Terima kasih. Terima kasih. Keram pasangan tabung dari tiap suhu minimal selama 5 menit Pasangan tabung pertama ditempatkan dalam bejana yang berisi S atau 0 derajat Celcius.

Pasangan tabung kedua ditempatkan dalam bejana berisi air yang suhunya dipertahankan tetap pada... 25 derajat Celsius pasangan tabung ketiga ditempatkan di rak tabung pada suhu ruang pasangan tabung keempat ditempatkan dalam penangas air yang suhunya dipertahankan tetap pada 37 derajat celcius Pasangan tabung kelima ditempatkan dalam penangas air yang suhunya dipertahankan tetap pada 60 derajat celcius Pasangan tabung keenam ditempatkan dalam penangas air mendidih atau 100 derajat celcius Setelah dikeram selama 5 menit, tambahkan liur yang telah diencerkan sebanyak 200 mikroliter ke dalam tiap tabung uji. Campurkan baik-baik menggunakan vibrator.

Terima kasih telah menonton Keram lagi dari tiap suhu tepat 1 menit. Tambahkan larutan iodium sebanyak 1 ml pada tabung B dan tabung U untuk suhu 60°C dan 100°C, di mana penambahan dilakukan di luar penangas. Terima kasih. Hai tembakan air suling sebanyak 8 ml pada tabung B dan tabung U Campurkan baik-baik menggunakan vibrator pada kedua tabung. Hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai Terima kasih telah menonton Masukkan tiap-tiap sampel tabung B dan tabung U ke dalam kuvert.

Jumlah sampel yang dimasukkan kira-kira 3 per 4 tinggi kuvert. Terima kasih telah menonton selamat menikmati Bagaimanakah efek pH terhadap enzim? Pada percobaan ini kita juga sama saja, kita akan membuktikan bahwa pH dapat mempengaruhi kerja enzim. Kurva yang dapat terlihat dari gambar tersebut adalah kurva yang sangat mirip dengan kurva suhu.

Bedanya di sini adalah pada sumbu X-axis kita hanya menggunakan pH. Nah tentunya setiap enzim memiliki kerjanya masing-masing terhadap pH. pH tubuh kita memiliki pH yang beragam-beragam. Intinya dari grafik ini bahwa pada titik tertentu atau pada puncak grafik yang berbentuk bel ini, itu merupakan titik optimum dari kerja suatu pH terhadap enzim. Apabila melewati titik tersebut, maka terjadi ketidakfungsian atau berhentinya proses dari enzim.

Percobaan kelima, pengaruh pH terhadap aktivitas enzim. Alat dan bahan yang kami perlukan, yang pertama, liur. Sebagai sumber amilase, tampunglah 2 ml air liur. Kemudian, liur 100 kali, sebanyak 50 ml. Larutan pati, 0,4 mg per ml, dilarutkan dalam berbagai pH. pH 1, 3, 5, 7, 9, dan 11. Larutan iodium.

Kemudian tabung reaksi. Cara kerja. Yang pertama, siapkan 6 pasang tabung reaksi bersih. Tiap pasangan tabung diberi tanda B untuk belangko dan U untuk uji.

Kemudian, pipetkan ke dalam tiap-tiap tabung larutan pati dengan berbagai pH. 1, 3, 5, 7, 9, dan 11. Pada masing-masing tabung B dan tabung U 1 ml. Kemudian, keram pasangan tabung pada suhu 37 derajat Celcius minimal selama 5 menit. Setelah dikeram pasangan tabung pada suhu 37 derajat celcius minimal selama 5 menit, kemudian tambahkan diur yang diencerkan 100 kali pada tabung U sebanyak 200 mikroliter.

Kemudian campurkan baik-baik dan keram lagi pada suhu 37 derajat celcius tepat 1 menit. Setelah dikeram pada suhu 37 derajat celcius tepat 1 menit, tambahkan larutan iodium pada tabung B dan tabung U masing-masing 1 ml. Kemudian, tambahkan air suling pada masing-masing tabung B dan tabung U sebanyak 8 ml. Kemudian, segera baca serapan pada panjang gelombang 680 nanometer pada alat spektrofotometer. Selanjutnya efek sustrap terhadap konsentrasi.

Apabila kita melihat gambar ini bahwa pada satu titik dari titik terendah sampai titik teratas tampak kurva tetap linear, namun pada titik tertentu dia akan melandai atau pada titik tertentu dia tidak tertambah atau datar. Kalau kita lihat di gambar bagian A, B, C, dan D, kita dapat diserahkan sebagai suatu pasangan. Apabila yang warna kuning kita identifikasi sebagai perempuan dan yang warna merah sebagai laki-laki, nah apabila laki-laki yang terlalu banyak terhadap suatu populasi, maka tidak ada lagi ikatan yang dapat terjadi di antaranya.

Itulah yang disebut sebagai titik landai atau titik. konstan pada grafik ini. Terakhir adalah efek enzim terhadap, efek enzim konsentrasi maksud saya, terhadap kerja enzim.

Sama saja kita akan membuktikan bahwa konsentrasi enzim juga dapat berpengaruh terhadap kerja enzim. Mekanisme ini kita dapat ibaratkan sebagai suatu proses pada konstruksi rumah mungkin. dimana substrat kita ibaratkan sebagai material dan rumah sebagai produk dan pekerjanya sebagai enzim.

Ketika kita menambahkan terlalu banyak substrat yang sampai unlimited, tetapi ada juga enzim yang ditambahkan bersamanya, maka tetap bahwa... Kerja akan secara linear naik ke atas tanpa menemukan titik tertentu atau titik seperti gambar sebelumnya. Percobaan ke-6 Pengaruh kadar enzim terhadap aktivitas enzim Alat dan bahan yang pertama liur sebagai sumber amilase tampunglah 2 ml air liur. Kemudian liur 100 kali. Liur 200 kali, liur 300 kali, liur 400 kali, liur 500 kali, kemudian larutan pati 0,4 mg per ml, dan larutan iodium.

Cara kerja, yang pertama siapkan 5 pasang tabung reaksi yang bersih, tiap pasangan tabung diberi tanda B untuk belangko dan U untuk uji. Kedua, pipetkan ke dalam tiap-tiap tabung larutan pati 0,4 mg per ml, pada masing-masing 1 ml pada tabung B dan tabung U. selamat menikmati selamat menikm Kemudian, keram pasangan tabung pada suhu 37 derajat Celcius minimal selama 5 menit.

Kemudian, Tambahkan liur dengan pengenceran 100 kali, 200 kali, 300 kali, 400 kali, dan 500 kali pada tiap-tiap tabung U sebanyak 200 mikroliter. selamat menikmati Kemudian campurkan baik-baik, keram lagi pada suhu 37 derajat celcius tepat 1 menit. selamat menikmati Setelah dikeram pada suhu 37 derajat celcius tepat 1 menit, selanjutnya tambahkan larutan iodium pada tabung B dan tabung U masing-masing 1 mili.

Terima kasih. Kemudian pada masing-masing tabung tambahkan air suling 8 ml masing-masing tabung B dan tabung U. Kemudian lakukan pengukuran dengan menggunakan adat spektrofotometer dengan panjang gelombang 680 nm. Nah, bagaimana kita mengaitkan antara korelasi dari substansi enzim, substansi substrat, velocity maksimum, dan dua konstanta, kita gabungkan atau kita korelasikan semuanya. Hal ini telah diteliti oleh Michaelis Mantan Kinetics.

Kalau kita lihat di sini, yang penting adalah bahwa Yang kita akan cari adalah setengah Vmax pada gambar ini. Nah, korelasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari bahwa kalau kita mengibaratkan pada industri, yang kita cari adalah Vmax yang tinggi. Karena kita ingin kerja yang cepat. Kita tidak ingin Km yang tinggi. Karena apabila kita menggunakan suatu enzim yang Km-nya tinggi, maka produk yang terbentuk tentunya akan lebih lama.

Tentunya kita harus menggunakan Vmax yang tinggi. Kalau kita lihat dua tabel di sebelah kiri, ini ada KM dan Kiket. Kita lihat bahwa Hexokinase itu KM-nya rendah, karena memang di otak kita tidak perlu terlalu banyak, karena dia kerjanya cepat. Tapi kalau kita ingat bahwa Katalase yang punya KM 26, itu agak tinggi sebenarnya tetapi kalau kita lihat kiket atau kiket itu adalah turn over numbers kalau kita bandingkan ya bahwa dia punya 40 lebih dari kiketnya artinya bahwa katalase memang banyak tapi dia akan direduksi atau diuraikan secara cepat karena dia bersifat toksik demikian peragaan video tentang practicum enzim pada kali ini Beberapa hal yang harus anda perhatikan adalah bagaimana menganalisis setiap hasil dan perubahan warna ataupun perubahan absorbansi dari setiap tes. Karena itu akan membantu anda dalam memahami teori-teori tentang enzim yang telah diberikan sebelumnya.

Sekian video ini, semoga ada manfaatnya dan selamat belajar. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.