Bentuk-Bentuk Negara dalam Perspektif Filosofis

Sep 16, 2024

Kuliah Filosofat Pancasila: Bentuk-Bentuk Negara Secara Filosofis

Pendahuluan

  • Kuliah mengenai bentuk-bentuk negara secara filosofis.
  • Tujuan: Menempatkan Indonesia dalam kerangka bentuk negara.
  • Indonesia dikenal sebagai negara demokrasi, khususnya Demokrasi Pancasila.

Definisi Politik

  • Negara sebagai entitas politik.
  • Asal kata "politik" dari Yunani, yaitu "polis" (kota).
  • Pengelolaan kota-kota di Yunani kuno mirip dengan pengelolaan negara.
  • Orang yang menjaga polis disebut polisi dan yang mengurusi polis disebut politisi.
  • Politik adalah seni mengatur hidup bersama.

Konstitusi

  • Konstitusi sebagai pengatur hal-hal penting dalam hidup bernegara.
  • Semua negara, termasuk Indonesia, memiliki konstitusi.
  • Konstitusi Indonesia: Undang-Undang Dasar 1945.
  • Konstitusi adalah hal yang mutlak ada dalam suatu negara.
  • Mengatur bentuk negara, pemilihan presiden, tugas DPR, dsb.

Roh Konstitusi

  • Roh konstitusi adalah "hidup bersama".
  • Hidup bersama tidak mungkin diatur secara detail dalam konstitusi.
  • Konstitusi lebih dari sekadar peraturan; harus dipahami dalam konteks kompleksitas hidup bersama.
  • Contoh: Larangan tindakan tidak baik seperti memperkosa tidak ada dalam UUD 45, tetapi tetap tidak boleh.

Pandangan Filsafat Kuno

Plato

  • Negara ideal harus mengacu pada bagian manusia yang ideal: jiwa dan raga.
  • Manusia memiliki dua bagian: jiwa (abadi) dan raga (fana).
  • Negara harus ditarik dari jiwa manusia, karena jiwa bersifat kekal dan ideal.
  • Jiwa manusia terdiri dari tiga bagian: rasional, bersemangat, dan mengingini.
  • Rasional dianggap yang paling ideal dan bijaksana.
  • Negara ideal menurut Plato dipimpin oleh satu orang bijaksana (kingship).

Aristoteles

  • Memperbandingkan konstitusi ideal dan tidak ideal.
  • Demokrasi dianggap sebagai bentuk negara yang tidak ideal karena tidak dipimpin oleh satu orang bijaksana.
  • Demokrasi = pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.
  • Anarki dapat terjadi dalam sistem demokrasi jika semua merasa mampu memimpin.

Kesimpulan

  • Meskipun demokrasi dianggap tidak ideal menurut Plato dan Aristoteles, Indonesia tetap memilih sistem demokrasi.
  • Pertanyaan refleksi: Kenapa Indonesia memilih demokrasi, mengingat pandangan para filsuf ini?
  • Kuliah akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.