Transcript for:
Memahami Komunikasi Intrapersonal

Halo, kita ketemu lagi di kuliah Psikologi Komunikasi. Kali ini saya akan membahas tentang sistem komunikasi intrapersonal. Apa itu komunikasi intrapersonal? Jadi di pertemuan ini, kita akan tahu bahwa ternyata komunikasi yang selama ini kita tahunya komunikasi itu orang dengan orang lain. Ternyata komunikasi juga bisa dilakukan di dalam diri kita sendiri, tanpa ada orang lain.

Gimana tuh ceritanya? Kita akan cari tahu satu persatu. Nah ini, apa sih sebenarnya komunikasi intrapersonal? Intrapersonal itu adalah proses bagaimana seseorang menerima, mengolah, menyimpan, lalu menghasilkan kembali.

informasi. Jadi ketika kita ngomong soal proses komunikasi, proses komunikasinya tidak membutuhkan orang lain. Yang terjadi hanyalah proses yang ada di dalam diri kita sendiri.

Mulai dari kita menerima, mengolah, mikir-mikir, nginget-nginget, dan sebagainya, menyimpan, dan kemudian menghasilkan. informasi baru hasil dari pengolahan tadi. Jadi semuanya, prosesnya terjadi dalam diri seorang itu. Tidak atau belum melibatkan orang lain. Itu yang disebut sebagai sistem komunikasi intrapersonal.

Nah, di dalam komunikasi intrapersonal itu ada ini. Ada yang namanya sensasi, ada persepsi, memori, dan... Proses berpikir. Nanti kita akan lihat satu persatu. Sekarang kita mulai dari yang namanya sensasi.

Sensasi itu apa? Sensasi itu penginderaan. Jadi proses ketika kita menerima sesuatu, stimulus.

Dan stimulus itu mengenai sens kita, mengenai penginderaan kita. Ada suara yang bisa kita dengar, ada tampilan seorang komunikator yang bisa kita lihat, atau ada bau parfumnya seorang yang lagi ngomong sama kita yang bisa kita cium, nah itu adalah sensasi. Jadi sesuatu yang mengenai indera kita, saya akan kasih contoh ini. Anda ingat ini ya, ini.

lalu ini, nah mungkin waktu anda melihat yang ini, anda biasa saja makin ke sini, makin harus mengerut, makin harus membecinkan mata gitu ya atau melihat lebih dekat ke layar, apalagi yang ini nah itu sensasi, apa yang dirasakan oleh mata anda ketika melihat ini, ini, ini, ini, itu adalah sensasi Bagaimana waktu melihat yang pertama, matanya masih relax gitu ya, bisa melihatnya dengan gampang. Lalu harus mulai benar-benar fokus gitu, matanya benar-benar mengeluarkan energi besar gitu ya untuk baca, apalagi ketika sampai di tulisan yang paling kecil. Nah, itu yang disebut sebagai sensasi. Untuk bisa diterima oleh indera, stimulusnya harus memenuhi syarat tertentu gitu, yang disebut sebagai ambang mutlak.

Apa absolute threshold Jadi tadi tulisan Tulisannya harus ukuran berapa Sehingga bisa Kita terima oleh mata kita Begitu juga dengan suara Harus berapa Ukuran suara Biasanya decibel atau hertz Atau apa gitu ya Baru bisa diterima oleh Panca inderanya manusia Itu disebut sebagai Faktor situasional Tapi gak cuma faktor dari luar yang mempengaruhi sensasi, ada juga faktor dalam diri kita sendiri. Ini kalau anda lihat, apa sih tas alat indera? Kan ada juga orang-orang yang memang matanya sangat tajam, tapi ada orangnya kemampuan matanya sudah berkurang, maka kemudian sudah dibantu kacamata, dibantu kontak lens, dan sebagainya gitu.

Atau pendengaran, ada orang yang pendengarannya tajam, ada yang... mungkin harus beberapa kali ngomong baru kedengaran jadi ini yang disebut sebagai faktor personal tapi bisa juga dibedakan oleh pengalaman atau budaya budaya tertentu bisa membuat orang mungkin kemudian punya sensasi yang berbeda atas stimulus tertentu itu juga bisa itu tentang sensasi nah, kalau tadi Anda melihat ini, lalu ini, lalu ini dan kemudian Anda dihadapkan pada satu kalimat lengkap dan kemudian Anda mulai mikir Apaan ini ya? Maksudnya apa?

Nah, ketika Anda mulai berpikir, ketika Anda mulai memproses ini apa, mencari makna atas sebuah informasi, itu disebut sebagai persepsi. Yang tadi, baru sensasi, baru mata Anda kena sesuatu, hidung Anda kena stimulus tertentu, itu ya, tetap tidak ada. Nah, ketika sampai pada persepsi, Anda mulai mencari makna. Apa nih? Kenapa suaranya keras banget nih?

Apa nih? Kenapa kok apa ya? Kenapa kok ada kata ini nih? Ada kata ini juga, kata ini digabungin.

Jadi apa nih? Maksudnya apa nih? Pengen ngasih tau apa? Nah itu adalah persepsi. Memberi makna pada stimulus indrawi.

Orang menyimpulkan informasi dan pesan yang diterima dan kemudian menafsirkan. Apa maksudnya? Nah, untuk mencapai proses persepsi, ini ada ini.

Atensi, perhatian. Ekspektasi itu harapan. Motivasi, tau ya, motif. Pendorong, apa nih, pengen ngapain. Dan memori.

Memori itu tentu saja informasi yang disimpan dalam diri kita. Itu persepsi. Nah, kita akan mulai dari yang ini. Atensi, perhatian.

persepsi tentu bisa dicapai ketika orang memberikan perhatian, attention pada sesuatu. Nah, apa sih yang membuat manusia memberikan perhatian pada sesuatu? Kita akan mengenal dua faktor. Nah, di mata kuliah ini memang akan ada banyak faktor-faktor gitu ya.

Maka kalau Anda lihat ada salah satu pertemuan, ada video yang saya beri cara Anda untuk membuat. untuk membedakan faktor ini dan faktor itu gitu ya pakai catatan ringkas gitu, maka ini juga bisa Anda jadikan catatan ringkas. Ada faktor eksternal, penarik perhatian, atau bisa juga dibilang sebagai faktor situasional yang mempengaruhi perhatian.

Ini ada apa aja, ada gerakan, intensitas, kebaruan, dan perulangan. Jadi ini sebenarnya menunjukkan faktor-faktor yang membuat manusia memberikan perhatian kepada sesuatu atau hal-hal yang membuat kita manusia itu tertarik gitu untuk memberikan perhatian kita nah ini situasional jadi ini adalah faktor yang datangnya dari luar yang membuat kita terus eh apaan tuh gitu apa itu gerakan? ya gerakan gitu orang ternyata lebih mudah memberikan perhatian lebih tertarik untuk memindahkan perhatian kepada sesuatu yang bergerak. Misalnya di kelas gitu ya, semuanya lagi tenang gitu dan ngerit, terus tiba-tiba ada satu yang ngapain gitu, berdiri. Pasti dia akan mendapat perhatian dari dosennya.

Oh ini tiba-tiba berdiri. Atau tiba-tiba jalan maju ke depan. Dan sebagainya itu. Jadi gerakan itu menarik perhatian.

Lalu ada intensitas stimulus itu kayak apa? Misalnya gini. di kelas lagi ya, mahasiswa hari itu semuanya ternyata rata-rata pakai baju-baju yang wansanya hitam, abu-abu coklat tua gitu tiba-tiba ada satu di pojokan pakai bajunya warna hijau ngejreng gitu, hijau neon nah itu intensitasnya akan jauh lebih besar daripada hitam, coklat abu-abu gitu yang dipakai oleh teman-temannya yang lain si hijau neon tadi akan cenderung lebih menarik perhatian orang yang ketiga, kebaruan jadi sesuatu yang baru itu menarik perhatian dibanding yang, ah udah biasa itu makin hari-hari lihat gitu ya, tiba-tiba ada sesuatu yang baru nah itu akan menarik perhatian yang keempat, perulangan jadi sesuatu yang diulang, diulang, diulang itu ternyata memberikan perhatian membuat kita memberikan perhatian juga pada hal itu jadi itu makanya iklan semakin sering diulang akan semakin menarik perhatian kita, bakal mungkin semakin mudah diingat gitu ya, sama ya, sama-sama ya.

Nah, kalau ini faktor eksternal, penarik perhatian. Kalau ini faktor internal, penaruh perhatian. Jadi kalau yang tadi sesuatu di luar kita yang menarik perhatian kita, kalau ini faktor personal, di dalam diri kita yang membuat kita memutuskan untuk memberikan perhatian pada sesuatu.

Apa itu ada biologis? Faktor biologis misalnya ya soal kelaper gitu ya. haus, capek, lelah itu biologis.

Jadi ketika orang lapar, mungkin akan sulit memberikan perhatian pada hal lain selain makanan. Sebaliknya kalau ada makanan, mungkin orang itu akan langsung lebih fokus ke situ ketika lapar. Lalu ada faktor psikologis. Di dalamnya ada sikap kebiasaan kemauan. Ini maksudnya gimana, contohnya kira-kira gini.

Misalnya nih, ada orang tiga naik gunung. Yang satu mahasiswa, yang satu profesor di bidang biologi, yang satu profesor di bidang geologi. Nah, mereka bisa jadi punya sikap, punya perhatian, punya kebiasaan, punya apa yang berbeda, dan kemudian itu membuat mereka bertiga punya perhatian yang berbeda juga. Ketika mereka bertiga sampai di puncak gunung misalnya, yang profesor di bidang biologi ternyata mencatat atau sangat memperhatikan bahwa di sepanjang perjalanan naik gunung tadi, ada banyak tanaman-tanaman langka yang dia lihat. Sementara si mahasiswa sama sekali tidak memperhatikan.

Emang ada ya, Prof? Mahasiswanya lebih memperhatikan apa? Dia lebih memperhatikan. pemandangannya yang bagus banget misalnya gitu, atau lalu diperhatikan jalur mana dia bisa dicapai yang bisa dilalui sehingga dua profesor yang bareng dia ini gak terlalu kelelahan misalnya gitu, sementara satunya profesor di bidang geologi mungkin dia akan lebih memberikan perhatian kepada, oh tadi tuh saya melihat lapisan tanah endapan tanah yang ternyata dari situ saya bisa tahu kalau gunung ini pernah meletus loh, setengah ratus tahun lalu misalnya gitu maksudnya Jadi, faktor sosiopsikologis bahwa orang bisa jadi punya perhatian yang berbeda tidak Tergantung pada sikap, kebiasaan, kemauan, mungkin juga latar belakangnya dan sebagainya Itu yang faktor sosiopsikologis Anda juga bisa mempelajari soal ini, perhatian selektif Bisa Anda cari sendiri di buku, bahwa kadang orang itu memberikan perhatian ini hanya pada sesuatu yang sesuai dengan apa yang kita percayai, sikap kita, nilai yang kita anwet, kebiasaan, dan sebagainya. Jadi kita cenderung selektif gitu ya, memilih.

Ah saya cuma pengen perhatikan ini karena ini sama sama saya, yang lain yang beda nggak usah gitu. Dan ini ternyata makin banyak kita memberikan perhatian, cenderung malah kita kurang tajam persepsinya, jadi mungkin kurang detil. karena terlalu banyak hal yang kita berikan perhatian dan ada banyak lagi tentang perhatian selektif yang bisa Anda pelajari sendiri di buku Jum'udin Rahmat ini mungkin ada juga banyak di buku-buku lain tapi bisa Anda pelajari sendiri tentang perhatian selektif nah kalau di kelas saya sering minta mahasiswa untuk memperhatikan ini coba lihat gambar ini sekarang Anda boleh lihat ini beberapa detik, 5 detik mungkin Hai Oke sudah nah biasanya selalu perhatikan gambar itu maksudnya saya minta untuk menjawab pertanyaan ini ada enggak yang ada kenal sama siapa dia pakai baju apa Nah enggak ya anda jangan dimundurin tapi ya video ini lihat orang berbaju ungu lihat fotografer lihat ada anak kecil nah lihatnya Tentu kalau di kelas nggak bisa dimundurin videonya, kalau Anda bisa, Anda di-backboard gitu. Tapi jangan, coba deh, coba dulu. Dari sini kelihatan gitu, bahwa tidak semua orang perhatikan hal-hal yang ternyata orang lain lihat gitu.

Saya lihat bu, ada anak kecil yang lihat, emang ada. Saya lihat bu, orang pakai baju ungu, yang lain nggak melihat banget. Jadi perhatian itu ditentukan oleh banyak hal. kita bisa menaruh perhatian terhadap suatu orang lain mungkin enggak Oke, sekarang kita lanjutkan dengan apa saja faktor-faktor yang menentukan persepsi.

Di tabel ini Anda bisa melihat, ada faktor fungsional dan faktor struktural. Kita lihat satu-satu, ada faktor fungsional yang mempengaruhi atau menentukan persepsi, faktor biologis, lalu ada... kebutuhan masa lalu, mental, suasana emosional, latar belakang budaya, lalu ada kerangka rujukan. Saya memberi contoh sebagian aja ya.

Yang biologis misalnya, sekali lagi saya pakai contoh lapar gitu ya. Misalnya orang ditunjukin gambar yang gak jelas, dan dia dalam kondisi lapar, bisa jadi orang itu akan Jangan lupa mempersepsikan gambar yang tidak jelas tadi sebagai makanan. Sementara orang lain yang tidak lapar, mungkin mempersepsikan hal-hal yang berbeda.

Tentang ini, pernah dilakukan penelitian, Anda bisa baca di buku Psikologi Komunikasi Jaludin Rahmat. Ada penelitian tentang ini, soal bagaimana kondisi biologi seseorang, jika dia sedang lapar atau tidak. dan kemudian ditunjukin gambar yang tidak jelas bahwa orang yang lapar dan orang yang tidak lapar punya persepsi yang berbeda silahkan baca sendiri lalu yang ini soal perbelakan budaya misalnya kita tahu kan bahwa ada sebagian budaya budara gitu ya yang cara membacanya berbeda dengan kita kalau kita dari kiri ke kanan tapi ada juga budaya yang membaca itu dari kanan ke kiri bayangkan ketika misalnya komik gitu kan kita kalau baca komik kotak-kotaknya disusahkan berdasarkan cara baca kiri-kanan bayangkan kalau komik itu kemudian dibaca sama orang yang terbiasa atau punya budaya kalau baca itu kebalikan Itu akan sulit buat dia mengerti, menangkap apa sebenarnya maksud dari komit ini. Karena kalau kita sebenarnya harusnya komit itu dipahami dari sini ke sana, dia malah sebaliknya.

Jadi udah hasil dulu, baru cerita awalnya. Kan di nomor itu, itu sama yang pengaruhi persepsi. Lalu ada kerangka rujukan itu gimana?

Misalnya, gini deh, Anda baru sekolah ya? selalu ditawari sebuah pekerjaan yang gajinya 12 juta anda yang baru lulus kuliah, sebenarnya gak pernah kerja, gak punya uang sendiri tiba-tiba ditawari pekerjaan bergaji 12 juta anda mau apa enggak? saya sangat yakin sebagian besar dari anda yang bilang mau Kenapa?

Karena anda punya kerangka rujukan 12 juta itu banyak. Sebelumnya anda tidak punya, anda tidak pernah punya uang sendiri, selama ini masih minta orang tua. Jadi 12 juta itu, anda akan dapat sebagai uang anda sendiri, itu sangat besar.

Contohnya, jadi anda akan langsung bilang, oke saya mau. Nah, tetapi kemudian ada kasus yang berbeda, ada orang yang sudah bekerja 5 tahun misalnya, dan hari ini gaji dia di tempat kerjanya itu 11 juta kemudian dia ditawari untuk pindah ke perusahaan lain saya gaji kamu lebih tinggi deh sekarang berapa? 11 oke saya gaji kamu 12 sama seperti tawaran untuk anda kalau anda yang baru kuliah langsung si orang yang sudah kerja 5 tahun di sebuah perusahaan dan dapat 12 juta disuruh pindah ke perusahaan lain dan dapat 12 juta, belum tentu dia akan bilang oke kenapa? karena frame of reference-nya beda yang ini bilang banyak yang ini bisa jadi bilang banyak, ah cuma beda sejuta belum nanti saya harus adaptasi belum nanti ketemu bos yang ternyata gak cocok sementara di perusahaan yang lama sudah kenal semua, sudah enak hubungannya dan sebagainya jadi itu, frame of reference referensinya berbeda yang satu uangnya sangat banyak, yang ini kalau perbandingannya dengan sebelas jadinya tidak banyak banget, cuma lebih dari 1 juta itu kira-kira contohnya frame of reference itu seperti itu jadi orang kemudian dengan persepsi banyak sedikit dengan cara yang berbeda sesuai dengan rangkanya, rujukan mereka masing-masing Lalu ini ada faktor struktural.

Contohnya ini maksudnya apa? Bahwa ternyata letak atau susunan kata dalam sebuah kalimat itu akan memberikan efek yang berbeda terhadap cara kita mempersepsi sesuatu. Saya ambil contoh gini deh, Anda ditanya gitu ya sama mahasiswa dari kelas lain yang misalnya belum pernah diajar oleh saya.

Anda juga sebutnya. baru aja dan gak pernah ketemu jadi mungkin anda juga gak kenal saya banget misalnya udah kenal gitu terus dia tanya, eh bu Fero itu kayak apa? nah, anda misalnya jawabnya, oh bu Fero itu pintar jelasinnya enak tapi dia judus sama kulit nilai itu jawaban jawaban si A tentang saya nah, sementara si Fero Jadi ditanya tipe saya, ngomongin jadi, kayak apa sih Bu Floro? Oh Bu Floro itu judas, pelik nilai, tapi dia pintar, gelasinya enak. Nah, bisa jadi meskipun empat faktor tadi sama, itu ada judas, ada pelik nilai, ada gelasinya enak sama pintar, tapi dengan susunan yang berbeda, bisa jadi orang akan mempersensial berbeda.

Yang judas sama pelik nilainya terakhir gitu ya. bisa jadi, aduh kayaknya gak enak jadi sebenarnya sebaliknya, yang bilang terakhir eh, tapi ini kan jelasinya enak bisa jadi akan punya persepsi yang berbeda mungkin itu lebih positif jadi susunan kata itu ternyata mempengaruhi persepsi orang terhadap sesuatu kemudian ini, sikap yang jadi dikaitkan dengan kelompok, maksudnya gimana misalnya ada orang Dia adalah orang yang pernah menjuarai olimpiade sains. Makanya dia dianggap bintang karena dia masuk dalam kelompok orang-orang yang pernah ikut olimpiade sains dan menang. Berarti dia akan masuk dalam kelompok orang bintang.

Masalah pokok itu dia ditanya oleh. gurunya atau dosenya, dia tidak bisa menjawab bisa jadi, kita karena tahu dia masuk dalam kelompok orang pintar kita akan menganggap mungkin dia lupa saja atau mungkin dia belum pernah baca bagian satu jadi masih menganggap oke gitu tapi ketika ada orang yang emang dia masuk dalam kelompok yang nilainya rendah sama ini itu tidak pinter lah kemudian ditanya, maka kemudian mungkin kita akan tira penilaian yang berbeda ah ya pasti gak tahulah dia, orang dia ada yang batis jadi persepsi kita terhadap orang bisa jadi kemudian berubah tergantung pada kita yang masukkan dia dalam kelompok apa gitu yang pikirannya yang kemudian adalah kesamaan dan ketegapan ini apa benar-benar, contohnya saya bilang ada di rumah ada Kalau ada masalah foto, Anda harus menangkapnya dengan tokoh-tokoh yang enak. Menunjukkan prosedur menteri, apa banyak gitu. Nah, ketika Anda datang ke rumah Anda dan melihat foto-foto itu, bisa jadi Anda akan naksir persepsi sebagai orang penting. Kenapa?

Karena Anda memiliki keinginan keinginan. Dari foto-foto itu, Anda lihat dulu. Di hari orang foto sama banyak orang, orang-orang ketemu semua, berarti orang juga kenal.

Itu persepsi. Jadi kedekatan kita, atau kesamaan kita, kita punya sifat yang sama dengan seorang, bisa jadi kemudian dipersepsi sebagai sesuatu. Itu tentang persepsi. Nah di bidang psikologi, persepsi juga digunakan.

Ini salah satu tes dalam psikologi, tesnya disebut sebagai tes rule. Biasanya untuk membentukkan kebebadian. Jadi orang akan ditunjukkan gambar-gambar yang tidak jelas gini, yang dibuat dari percikan pintar yang kemudian dipercikan di kertas, yang kemudian ditekuk, tapi ditetapkan dari, jadi tidak asal. Cinta diri, cita-cita suruh melihat, itu tidak populer dengan standarnya. Kemudian ditunjukkan ke orang, dan orang diminta mempersepsi itu tadi.

Menurut Anda ini apa? Dari situ kemudian ahli psikologi akan kemudian memaklumkan, membuat analisa, gitu. Jadi yang kira orangnya seperti apa, arti kepribadiannya dan sebagainya, itu semua didasarkan pada persepsi. sekarang kita lanjut ke proses lain dari komunikasi intrapersonal yaitu memori memori itu apa?

intinya proses penyimpanan informasi nah kalau ini ternyata memori itu ada banyak kinesi yang disebut uko, mengingat kembali proses yang terjadi ketika kita sama lagi ngerjain ujian yang sebabnya politisian atau upaya. Dan itu kita harus benar-benar mengeluarkan, dan kita harus benar-benar untuk menurut lagi apa ya. Mereka tidak pernah bercampur dengan keinginan untuk menutupi mereka sendiri. Yang kedua adalah kognisi yang mengenal. Jadi, kalau ingin tahu, saya ingin menunjukkan ke Anda yang ada di Youtube dan di Youtube kami, silahkan anda sedia-sediakan.

Jangan lupa like, share dan subscribe. Terima kasih. Re-learning itu belajar lagi, artinya sebelumnya kita sudah pernah mempelajari itu, terus panjang, lupa, lalu hari ini kita belajar lagi itu, re-learning. Udah lah ketika bakal re-learning, oftennya lebih cepat dibanding mempelajari sejak lama, baru, baru mempelajari.

lalu dengan niat reintegrasi menekonstruksi sejarah masa lalu dari petunjuk umur kecil misalnya gimana, misalnya nih anda punya mantan ya udah mamah putus gitu tapi rasanya masih ada kecil terus suatu hari anda jalan di jalan anda melewati sebuah di kafe atau restoran yang dulu anda sering banget gitu sama si mantan itu makan disitu nah bahkan cuma melewat depanmu aja itu kemudian anda seolah-olah ikut lagi segala hal yang pernah terjadi sama si mantan nah itu namanya reintegrasi, kamu sekedar lewat depannya gitu, kamu masuk, gak makan dan lain-lain, tapi kemudian itu menerang konstruksi ulang semua pengelangan, diasa lalu semua info keluar lagi, nah itu yang sebetul-sebetulnya reintegrasi nah itu tentang memori, nah proses berikutnya adalah berpikir apa itu berpikir? ini proses memaksirkan stimulus. Berpikir itu ada macam-macam, ada berpikir yang realistis gitu ya, ada berpikir yang istilahnya autistik itu berpikir yang sekedar mengkayal, presentasi, melahirkan money gitu ya, dan sebagainya.

Berpikir itu juga ada berpikir induktif, deduktif, evaluatif. kesimpulannya ada di belakang, ada obong di belakang, deduktif itu kesimpulannya di depan, evaluatif itu bisa mencari benar dan salah. Berfikir itu bisa untuk memecahkan masalah, bisa untuk membuat keputusan, bisa juga untuk berfikir kreatif.

Mencari ide-ide kreatif juga bisa. Jadi itulah proses-proses yang terjadi dalam proses berpikir nah itu tadi semua yang sudah kita pelajari dalam komunikasi intrapersonal komunikasi yang terjadi dalam diri kita dan belum atau tidak melibatkan orang lain sampai ketemu di kelas kalau ada yang perlu ditanyakan silahkan tanyakan saat kita kelas di forum terima kasih