Perjuangan Masyarakat Desa Sumberejo dalam Menjaga Alam dan Mata Air
Makna dan Sejarah Desa Sumberejo
- Peribahasa Jawa: "Sak Bejo bejone Wong Sing lali Isih Bejo wong Kang Eling Lan waspodo."
- Nama Sumberejo: Berasal dari kata sumber (mata air) dan rejo (ramai), menggambarkan kondisi alam dengan 13 sumber air.
- Suasana Desa: Asri, hijau, dan menyenangkan dengan objek wisata air seperti Telogo Rowo.
Upaya Melestarikan Mata Air
- Penanaman Pohon: Dimulai sejak 1977 setelah kondisi desa kritis akibat gundul dan kering.
- Saksi Sejarah: Bapak Sutanto, yang membantu ayahnya menanam pohon untuk konservasi.
- Kebijakan Pemerintah: Gerakan "karangkitri" oleh kepala desa Bapak Sugito pada tahun 1975 untuk menghijaukan lahan kritis.
Dampak Penghijauan
- Ekologi: Mata air bertambah dan lebih melimpah setelah penghijauan.
- Sosial Ekonomi: Pengelolaan air yang baik mendukung kegiatan pertanian, peternakan, dan wisata air.
Peran Warga dan Pemerintah
- Kesadaran Tinggi: Warga rutin menanam untuk menjaga sumber air.
- Bibit Gratis: Memanfaatkan bibit dari BP Das HL Solo dan tanaman produktif untuk ekonomi.
- Pengelolaan Air: Melalui pump desa dan PDAM Kabupaten Wonogiri.
- Telogo Rowo: Menjadi ikon desa dan pusat wisata.
Kolaborasi dengan BPJS Solo
- Bantuan: Usulan KBR dan tanaman produktif untuk peningkatan ekonomi.
Keyakinan dan Warisan
- Keyakinan Warga: Menjaga sumber air sebagai warisan untuk generasi mendatang agar tidak kekurangan air.
Perjuangan masyarakat Desa Sumberejo adalah contoh inspiratif dari kerja keras dan kesadaran akan pentingnya konservasi alam untuk kesejahteraan bersama.