Transcript for:
Tiga Dasar Pokok Dalam Akidah

Ayo, segera download Quran Tadabur, tafsir dalam genggaman anda. Alhamdulillah ala ihsanih wa syukrulahu ala taufiqihi wa imtinanih wa syadu an la ilaha ilallah wahdahu la syarika lahu ta'aziman nishanih wa syadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu da'ila ridwanih Allahumma salli alaihi wa ala alihi wa ashabihi wa ikhwanih Para pemirsa yang dirahmati oleh Allah SWT Pada kesempatan bahagia ini kita akan bahas suatu risalah yang judulnya adalah Salasatul Usul atau Al-Usul As-Salasa Tiga Landasan Pokok Yang ditulis oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah Ta'ala Yang ini adalah pelajaran dasar dalam Akidah Yang dimaksud dengan Salasatul Usul atau Tiga Pokok tersebut adalah Al-Iman Billah Iaitu beriman atau mengenal Ma'rifatul Rab, mengenal Allah SWT Kemudian Ma'rifatul Nabiyyihi Mengenal Nabi Nabi SAW kemudian Ma'rifatuddin mengenal agama. Dan inilah tiga pertanyaan yang akan ditanya oleh Malikat Munkar dan Nakir di alam Barzakh.

Sebagaimana dalam hadis-hadis yang sahih. Jadi antaranya dari hadis Al-Bara'bin Azib dalam Musat Imam Ahmad. Dan juga yang lainnya jika seorang... المنكر واللاخر النكير yang satu disebut dengan munkar, yang satu disebut dengan nakir munkar dan nakir artinya suatu yang menakutkan suatu yang mengerikan tidak dikenal, makanya disebut sifat-sifatnya aswadani azraqani iaitu biru dan hitam, kemudian فيقيدانه, kemudian dua malaikat ini mendudukkan mayat tersebut, ini adalah alam gaib, kita tidak tahu bagaimana kemudian فيسألانه, kemudian kedua dua malik. Ini bertanya kepada hamba tersebut.

Man rabbuk wa man nabiyuk wa madinuk. Tiga pertanyaan. Siapa Tuhanmu?

Kemudian, siapa Nabi-Mu dan apa agamamu? Ada pun seorang mu'min, maka dia bisa menjawab. Dia mengatakan, Rabbi Allah, agamaku adalah Tuhan ku adalah Allah. Kemudian, Nabi ku adalah Muhammad SAW.

Kemudian, agamaku adalah Islam. Ada pun kafir, amal kafir, awil munafik ada pun orang kafir atau munafik maka mereka tidak mampu menjawab, mereka mengatakan, ha ha sami'tun nas yaqulun faqul tuhu mereka berusaha mengingat, mereka mengatakan ha ha sesuatu, aku mendengar orang-orang mengucapkan sesuatu tentang siapa Nabi tersebut dan aku ikut-ikutan, namun kafir atau munafik ini tidak bisa memberi jawaban kenapa para ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allah SWT, karena menjawab di alam kubur itu bukan berkaitan dengan hafalan, tapi berkaitan dengan keimanan. Jika seorang memiliki keimanan, maka dia bisa jawab pertanyaan tersebut. Makanya Allah berfirman, Allah mengkokohkan Allah mengkokohkan orang-orang beriman dengan perkataan yang kokoh. Di antaranya ketika ditanya di alam barzakh.

Maka dengan mudah dia menjawab, Tuhan ku adalah Allah, Nabi ku adalah Muhammad. dan agama khadil Islam. Orang-orang kafir atau munafiq yang masih hidup zaman sekarang, kalau kita tanya kepada mereka, non-muslim, siapakah Tuhan yang orang Islam, mereka akan menjawab Allah, mereka tahu semuanya.

Siapakah Nabi-Nya orang Islam, mereka akan hafal, mereka akan menjawab Muhammad. Siapa, apa agamanya orang Islam, mereka akan mudah menjawab Islam. Tetapi nanti kalau sudah sambil dalam barzakh, maka mereka dibuat lupa oleh Allah SWT. Ada sesuatu yang sepertinya mereka pernah ingat, tapi mereka dibuat lupa. Dan ini suatu perkara yang sangat mengenaskan.

Ketika mereka ditanya, mereka pernah tahu, tapi mereka mencuba untuk mengingat, namun tidak ingat. Haa, haa, sami'tun nas yakulun. Apa ya, apa ya, aku mendengar orang mengucapkan, tapi mereka tidak bisa menjawab.

Ketika mereka tidak bisa menjawab, maka dipukul oleh malaikat. Bimitraqah dengan suatu palu dari hadith. Yasihus sayhatan, maka dia pun berteriak dengan suara yang didengar oleh makhluk di sekitarnya.

Illa saqalain, kecuali manusia dan jin tidak bisa mendengarnya. Jadi, kita sedang berbicara tentang tiga landasan pokok utama. Yang itulah pertanyaan yang akan kita ditanya pertama kali ketika masuk di alam barzakh. ujian yang pertama.

Oleh karenanya tiga pertanyaan itu dalam istilah syariat disebut dengan fitnatul kubur, ujian kuburan. Dalam kuburan ada dua, ada namanya fitnatul kubur dan ada namanya azab atau na'im. Ada namanya azab atau ni'mat kubur.

Barang siapa yang bisa menjawab tiga pertanyaan tersebut, maka dia akan mendapatkan ni'mat kubur. Barang siapa yang tidak bisa menjawab, maka dia akan mendapatkan azab kubur. Ini secara sekilas tujuan daripada tulisan yang dibuat oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahab. Jadi pembahasan kita adalah al-usul.

As-salasa, kalau bahasa Indonesia artinya tiga landasan pokok. Apa tiga landasan pokok tadi sudah kita jelaskan, iaitu ma'rifatur Rab, mengenal Allah. Kemudian ma'rifatur Rasul, mengenal Rasul.

Kemudian, Ma'rifatuddin mengenal agama. Kenapa? Karena tiga pertanyaan inilah. Tiga pertanyaan tentang tiga perkara ini. yang ditanya oleh Munkar dan Nakir.

Oleh Munkar dan Nakir. Nah, pertanyaan ini disebut dengan Fitnatul Qabar. Fitnatul Qabar.

Fitnah kubur. Jadi, di alam barzah, alam barzah atau alam kubur, Ada dua hal, yang pertama disebut dengan fitnatul kubur yang kedua disebut dengan azab atau na'im al-kubur yang pertama disebut dengan fitnah kubur, fitnah dalam bahasa Arab artinya ujian fitnah kubur, yang kedua yang namanya azab atau nikmat kubur nikmat kubur siapa yang lulus daripada fitnah kubur dia bisa menjawab, dia akan mendapatkan nikmat kubur siapa yang tidak bisa menjawab fitnah kubur, maka dia akan mendapatkan azab, azab kubur maka setiap kita tidak bisa lari, kita pasti akan ditanya Di awal kuburan kita dengan tiga pertanyaan ini. Ada beberapa orang yang tidak ditanya oleh malaikat, sebab disimulkan oleh para ulama'seperti orang yang mati syahid, kemudian orang yang bekerja sebagai murabit, iaitu bekerja di daerah perbatasan peperangan, misalnya kemudian para sidikin.

para nabiin, ini orang-orang yang selamat dari tiga pertanyaan ini. Namun secara umum, secara hukum asal, bahawasanya kita semua akan ditanya tentang tiga pertanyaan ini. Sekali lagi, saya katakan bahawasanya, untuk menjawab pertanyaan ini, bukan, jawabannya bukan kerana hafalan.

Jawabannya, bukan dengan hafalan. Kalau dengan hafalan, maka semua orang bisa menjawab. Namun ternyata, orang-orang munafik, orang kafir tidak bisa menjawab.

Padahal mereka sekarang hafal, mereka tidak bisa menjawab. Tapi jawabannya dengan iman. Tapi dengan iman dan amal soleh. Iman dan amal soleh. Allah berfirman dalam surat Ibrahim, يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا Bil-qawli thabit Fil-hayati dunia Wafil akhirah Kata Allah SWT Allah mengkokohkan orang-orang yang beriman Dengan perkataan yang kokoh Ketika mereka di dunia, ketika sakatul maud Mereka bisa mengucapkan la ilah ilallah Mereka mengucapkan kata-kata yang baik sebelum meninggal dunia Wafil akhirah ketika di alam barzah Mereka bisa menjawab tiga pertanyaan ini.

Inilah maksud dari tulisan yang dibuat oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah ta'ala tentang salah satu usul. Sebagai pengetahuan saja, buku ini, salah satu usul, ini adalah buku yang sangat dasar yang dipelajari di Arab. Saudi ini dipelajari sampai sekarang anak-anak SD belajar ya Tapi sekarang dipondok-pondok juga anak SD belajar usul salah. Karena usul salah ini adalah dasar kita untuk masuk, memahami tawhid lebih dalam. Kita mengenal dasar tentang Rab, tentang Rasul, tentang agama.

Baik. Namun, Syekh Muhammad bin Al-Hab, rahimahullah ta'ala, ketika membawakan usul salah, dia buka dengan mukaddimah terlebih dahulu. Jadi penulis.

Siapa itu Syekh Muhammad bin Abdul Wahab? Bin Abdul Wahab yang wafat pada tahun yang hidup 1115 sampai 2 Sampai 1206 Hijriah. Sekarang sudah 1440 sekian, sekitar 200 tahun lebih yang lalu.

Dia menulis buku ini tapi dimulai dengan mukaddimah. Beliau membuka dengan mukaddimah. Membuka dengan mukaddimah.

Baru kemudian masuk pada intinya. Lalu masuk pada inti. Nah pada kesempatan kali ini, kita bahas dulu mukaddimah, mudah-mudahan pada kesempatan lain kita bisa bahas intinya ya.

Taib, ngomong-ngomong kalau di pondok-pondok, anak-anak... Anak kecil sudah pada hafal matan usul Salasah, yang terutama di pondok-pondok sunnah sekarang, anak kecil pada disuruh hafal matan ini, kerana ini isinya banyak dalilnya, sehingga orang terbiasa mempelajari agama dengan dalil. Saya bacakan perkataan beliau.

Bismillahirrahmanirrahim I'lam rahimakallah Annahu yajibu alaina ta'allumu arba'i masail Ketahuilah Bismillahirrahmanirrahim Ketahuilah, semoga Allah merahmati engkau, sungguhnya wajib atas kita untuk belajari empat perkara, ini mukaddimah ini empat perkara tersebut, al-ula al-ilmu, wa huwa ma'rifatullah yang pertama adalah ilmu iaitu mengenal Allah wa ma'rifatun nabiyyihi mengenal Nabi-Nya wa ma'rifatu din al-Islam dan mengenal agama Islam bil adillah dengan dalil kemudian yang kedua adalah beramal dengan ilmu tersebut yang ketiga adalah berda'wah kepada apa yang sudah kita ilmi tersebut yang keempat dan bersabar dalam gangguan yang menimpa dan keadaan kita berda'wah di jalan Allah SWT wad dalil qawluhu ta'ala, adapun dalilnya adalah firman Allah SWT wal asri demi masa hinnal insana lafi khusar, sungguhnya manusia dalam kerugian, ilal ladhina aman wa amilu salihat, kecuali orang yang beriman dan beramal salih wa tawasaw bil haqi dan saling mewasiatkan dalam kebenaran wa tawasaw bil sabr dan saling mewasiatkan dalam kesabaran, wa qala syafi'i rahimahullah ta'ala dan imam syafi'i berkata seandainya Allah tidak menurunkan bagi manusia hujah, argumentasi selain surat ini, maka sudah cukup bagi mereka berkata Imam Al-Bukhari babun al-ilmu qabla al-qawil wal-amal bab tentang ilmu sebelum berkata dan sebelum berbuat dan dalilnya adalah firman Allah SWT fa'alam annahu la ilaha illallah wastawfir li dhambik ketahuilah bahasanya tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu fabada'a bil ilmi qabla al-qawli wal-amal maka Allah memulakan dengan ilmu sebelum perkataan dan perbuatan ini mukaddimah, kita akan syarah pertamanya Syekh Muhammad bin Wahab rahimahullah berkata di mukaddimah risalah tersebut, beliau berkata Bismillahirrahmanirrahim Bismillahirrahmanirrahim Kemudian beliau berkata I'alam rahimahkallah Anahu yajibu alaina ta'allumu arba'u masail 4 masalah Bismillahirrahmanirrahim ya ketahuilah semoga Allah merahmatimu Wajib bagi kita, sesungguhnya wajib bagi kita mempelajari empat perkara. Wajib bagi kita mempelajari empat perkara. Sudah kita bacakan tadi, ya.

Empat perkara tersebut, empat perkara tersebut, ya. Yang pertama adalah al-ilmu. Kemudian adalah, yang kedua adalah al-amal, beramal, mengamalkannya.

Kemudian yang ketiga adalah ad-da'wah, mendakwahkannya. Yang keempat adalah as-sabr, bersabar ketika mendakwahkannya. Ilmu tersebut, tadi kata beliau, adalah tiga perkara berkaitan dengan ma'rifatullah, mengenal Allah. Mengenal Allah, kemudian mengenal Nabi SAW, kemudian mengenal Islam.

Tapi kata beliau, bil adillah, iaitu dengan dalil. Semuanya harus dengan dalil. Buku yang ringkas ini mengajarkan kita untuk berbiasa untuk berdalil dalam membicarakan permasalahan agama.

Baik, kita bahas singkat. Pertama, kata Syed Mardul Rahimahul Ta'ala, Bismillahirrahmanirrahim. Dengan nama Allah yang mengasihi lagi maha.

penyayang. Bismillah kita tahu disunahkan kita membuat tulisan, membuka tulisan dengan Bismillah. Kita bekerja kita bilang Bismillah dalam hadis kata Nabi SAW kullu amrin zibalin la yubda'u bilbas malafahwa abtar Hadis yang hasan.

Kata Nabi SAW, setiap perkara yang penting, yang tidak dibuka dengan Bismillah, maka dia terputus. Maka dia terputus. Oleh kerana Nabi SAW dalam hal-hal yang penting, Nabi buka dengan basmala.

Seperti Rasulullah SAW ketika menulis surat, seperti Nabi Sulaiman ketika menulis surat kepada Ratu Bilkis. Innahu min Sulaiman wa innahu Bismillahirrahmanirrahim. Semuanya dari Sulaiman, Bismillahirrahmanirrahim. Kemudian juga Nabi SAW ketika menulis surat kepada para raja, Bismillahirrahmanirrahim. Ilahi rakil azimirrum kepada Heraklis.

penguasa atau apa namanya, pembesar kerajaan Romawi kemudian juga dalam apa namanya para ulama membuka buku-buku mereka dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim dengan, dan ini maksudnya kita bertabar mencari keberkan dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang ada punah rahmanirrahim saya sudah bahas dalam pembahasan nama-nama Allah Al-Husna, tapi kita tidak bahas Syekh Muhammad Abdul Haqq berkata I'lam rahimak Allah Ketahuilah semoga Allah merahmatimu Dan ini doa dari beliau kepada yang baca buku ini Agar dirahmati oleh Allah SWT Sebelum beliau menyampaikan apa yang tidak beliau sampaikan Ketahuilah semoga Allah merahmati engkau Sungguhnya wajib bagi kita mempelajari empat perkara Empat perkara ini Ilmu, amal, dakwah dan sabar Ilmu, amal, dakwah dan sabar Yang dalilnya semua ini adalah surat Al-Asr Ya dalilnya Surat Al-Asr sungguhnya demi masa, sungguhnya manusia semua dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, iaitu dengan ilmu beramal soleh, kemudian berdakwah kemudian sabar dalam dakwah tersebut, ini empat perkara yang menjadi lendasan bagi kita untuk kita pelajari saya ingin lanjut, tolong dihapus Taip Ikhwan Yang Dirahmati Allah SWT Ikhwan Ikhwan Yang Dirahmati Allah SWT Yang pertama kita bahas 4 perkara yang penting 4 perkara yang penting ya tadi sudah kita singgung ya Yang pertama adalah al-ilmu. Ilmu tentu adalah ibadah yang sangat agung. Kemudian tadi sudah kita singgung adalah hal amal, beramal, kemudian dakwah, kemudian sabar.

Ilmu adalah ibadah yang agung. Terlalu banyak dalil tentang agungnya ilmu dalam Al-Quran maupun dalam hadis. Banyak sekali. Dan ada pembahasan kursus kalau kita bahas tentang keutamaan ilmu.

sangat banyak. Tapi yang ingin saya sampaikan kepada para ikhwan Para hadirin hadirat, ketika kita belajar, kita harus sadar bahawa nuntut ilmu itu ibadah. Sebagaimana kita solat, kita serius. Sebagaimana kita baca Quran, kita serius. Sebagaimana kita bersedekah, kita serius.

Nuntut ilmu itu adalah ibadah. طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِضَةٌ عَلَىٰ كُلِّ مُسْلِمٍ. Nuntut ilmu adalah wajib bagi siap-siap Muslim. Dan seorang nuntut ilmu, dan Allah cinta dengan ilmu tersebut.

Makanya, Allah SWT menggandengkan persaksian orang yang berilmu dengan persaksian Allah. Syahidallahu anahu la ilaha illa huwa wal malaikatu وَأُولُّ الْعِلْمِ قَعِمًا بِالْكَسْتِ Kata Allah dalam surah Al-Imran, Allah mempersaksikan tentang keesaannya, kemudian demikian juga malaikat mempersaksikan, dan juga وَأُولُّ الْعِلْمِ قَعِمًا بِالْكَسْتِ Dan para ulama juga mempersaksikan. Allah menggandengkan, menjadikan persaksian para ulama sebagai hujah, argumentasi bagi Allah untuk menyatakan Allah Maha Esa.

Oleh keranya Nabi SAW tidak pernah disuruh untuk Meminta tambahan seperti tambahan ilmu. Kata Allah, وَكُرْ رَبِّ زِنِعِلْمَةٍ Wahai Muhammad, katakanlah Ya Rabku, tambahkanlah aku ilmu. Dan itu dalam Al-Quran tidak pernah Rasulullah disuruh minta tambahan kecuali tambahan ilmu. Oleh karenanya, Ibn Al-Mubarak mengatakan, لَا أَعْلَمُوا شَيْئًا بَأْدًا نُبُوَى أَفْضَلًا مِنَ الْإِلْمِ Kata Ibn Al-Mubarak, aku tidak tahu ada suatu perkara yang lebih baik setelah kenabian, seperti ilmu. Seperti ilmu.

Dan dari akan keutamaan ilmu sangat banyak. Namun timbul pertanyaan, ilmu apa yang dimaksud? Ilmu apa yang dimaksud?

Baik, kita bicara secara logika. Ilmu ada dua. Ilmu. Ada dua kalau kita mau klasifikasikan sederhana, ada ilmu dunia, ada namanya ilmu syariat, ilmu agama atau syariah.

Baik, ilmu syariah terbagi menjadi tiga, fardu'ain yang wajib'ain, wajib. Wajib atau fardu'ain Kemudian ini wajib kifayah Kemudian sunnah mustahab Sunnah atau mustahab Sunnah atau mustahab Fardu'ain, apa saja ilmu fardu'ain Iaitu semua ilmu Semua ilmu Yang harus diketahui seorang hamba seorang hamba dalam menjalankan aktivitasnya Apa ilmu tersebut yang wajib diketahui seorang hamba? dalam dalam aktivitasnya seperti ilmu-ilmu dasar, contoh ilmu-ilmu dasar ilmu-ilmu dasar akidah kemudian tentang rukun Islam dan sebagainya.

Ini hukumnya fardu'ain kita belajar. Kita harus mengetahui siapa harap kita yang kita ibadahi. Kita harus tahu secara dasar siapa Nabi kita yang akan kita teladani.

Dan kita harus tahu tentang ini mudah sebab kita ingin solat, kita harus tahu ilmunya. Pengen wudhu, kita harus tahu ilmunya. Pengen berhaji, kita harus tahu ilmunya.

Secara gampangannya, semua yang kita lakukan, kita harus tahu ilmunya. Semua yang hendak kita lakukan, Harus tahu ilmunya. Contohnya, seorang ingin berdagang.

Dia harus tahu ilmu tentang perdagangan. Mana riba, mana yang boleh. Sehingga dia tidak terjunumus dalam riba misalnya. Seorang ingin menikah, dia harus tahu tentang fikir nikah secara dasar.

Seorang ingin menjatuhkan... menjatuhkan cerai, dia harus tahu fikir cerai. Hukumnya wajib, kerana dia ingin menjatuhkan cerai. Yang sangat menyedihkan banyak orang, tidak tahu fikir cerai bagaimana. Bagaimana cara menjatuhkan cerai, kapan boleh menjatuhkan cerai, bagaimana cara menjatuhkan cerai, bagaimana cara menjatuhkan cerai, Bagaimana cara rujuk?

Banyak orang kaum muslim ini tidak tahu. Padahal mereka dengan mudah mengatakan, kamu saya cerai kepada istrinya. Maka semua yang ingin kita kerjakan, kita harus tahu ilmu.

Ini hukumnya Fardu'ain. Contoh, saya ingin umrah. Saya harus tahu fikir umrah. Saya ingin haji. Saya harus tahu fikir haji.

Kalau saya tidak ingin haji, tidak harus. Tidak harus saya tahu tentang fikir haji. Ini jadi, ini yang disebut dengan Fardu'ain. Fardu'ain itu ilmu yang harus diketahui seorang hamba dalam...

kaitan yang menjalankan aktivitasnya. Kalau dia ingin berdagang, dia harus tahu ilmu perdagangan. Kalau dia ingin haji, dia harus tahu ilmu haji.

Kalau dia ingin solat, dia harus tahu ilmu solat. Bagaimana cara solat yang benar, wajib bagi dia untuk mempelajarinya. Yang tidak dia kerjakan, maka tidak perlu.

Misalnya, dia ingin masuk jadi pejabat. Dia harus tahu ilmu pemerintahan dalam syariat seperti apa yang bisa dilakukan Mereka tidak boleh menimbang masalah dan mudah Dia harus tahu, tidak boleh dia asal masuk demikian saja Kerana dia akan melakukan kesalahan kalau dia tidak mempelajari bagaimana cara menjalankan kepimpinan dengan baik Wajib kifayah, ini banyak ilmu-ilmu yang sulit Ilmu-ilmu yang harus diketahui sebagian orang Sebagian orang, ya. Contoh apa? Contoh usul fikih, ya.

Usul fikih, misalnya, usul hadis, ya. dan lain-lain. Kemudian ilmu-ilmu algama yang berat-berat dan sebagainya. Ini tidak semua orang akan mempelajari. Sebagian orang, ilmu ini wajib baginya.

Contoh siapa? Contoh para ulama yang hendak berfatwa. Wajib bagi dia untuk pelajari ilmu ini. Karena kalau tidak, dia akan berfatwa secara ngawur.

Karena dia, gaweannya adalah menjawab pertanyaan, maka dia wajib untuk pelajari ilmu-ilmu berat ini. Ilmu usul fikir, ilmu ustazah hadis, ilmu usul tafsir. Bahasa Arab, dia harus tahu.

Kalau tidak, dia tidak boleh masuk dalam ranah ini. Tidak boleh. Adapun sunnah yang mustahab, iaitu ilmu-ilmu yang tidak wajib bagi seorang, maka dia boleh mempelajarinya. Contoh, seorang dia bukan mufti, tapi dia ingin belajar usul fikir, boleh.

Dia seorang doktor, tapi dia belajar bahasa Arab, boleh. Tidak wajib bagi dia. Dia seorang doktor, dia belajar usul fikir, usul hadis, boleh.

Adapun kalau mufti, maka hukumnya adalah wajib. Nah. Ini ilmu syariah, ada pun ilmu dunia, ilmu dunia juga ada dua, ada yang fardu kifayah, yang fardu ada dua, fardu ayn, kemudian fardu kifayah, kemudian ada yang mubah, ada yang hukumnya juga haram.

Ilmu dunia penting juga kerana kita tahu agama Islam bukan hanya berbicara tentang masyarakat syariat, kita juga butuh yang namanya ilmu tentang kedokteran, ilmu tentang politik, ilmu tentang keduniaan, banyak ya, tentang peperangan. tentang senjata-senjata, tentang teknologi, maka kita perlu umat Islam juga butuh. Kalau ada orang yang ditunjukkan oleh penguasa untuk belajar ilmu-ilmu yang berat tersebut, maka dia hukumnya jadi fardu'ain.

Fardu Ain, kalau ternyata yang belajar sudah cukup kemudian sebagian orang pelajarinya jadi Fardu Fardu Kifah ilmu yang mubah, itu ilmu dunia yang bermanfaat, ilmu yang haram banyak seperti ilmu judi misalnya, ilmu judi kemudian ilmu meramal misalnya dan lain-lain, ini semuanya adalah haram dan lain-lain Baik, para miskin yang dirahmati Rasulullah SAW, kalau kita berbicara tentang dalil-dalil yang menjelaskan tentang pentingnya ilmu, maka seluruh dalil-dalil tersebut semuanya berkaitan dengan ilmu syari'i. Karena ilmu-ilmu itulah yang merupakan warisan para nabi. Para nabi...

tidak mewariskan ilmu teknologi para Nabi tidak mewariskan ilmu kedokteran para Nabi tidak mewariskan ilmu yang seperti ini, ilmu dunia tapi yang mereka wariskan adalah ilmu syari'i makanya kata Nabi SAW Al-Ulama wa rasatul ambiya para ulama adalah pewaris para nabi dan para nabi tidak mewariskan dinar dan irham sungguhnya mereka mewariskan ilmu dan ilmu inilah yang menjadikan seorang bertakwa kepada Allah kata Allah SWT yang takut kepada Allah adalah para ulama ilmu inilah yang membuat orang dekat kepada Allah SWT terus ustaz bagaimana ilmu dunia? kita kesampingkan, tidak ilmu dunia ini Dia menjadi bernilai jika diniatkan untuk Islam dan kaum Muslimin, tergantung niatnya. Dia asalnya perkara dunia. Tapi kalau seorang belajar misalnya ilmu kedokteran, ilmu pemerintahan, dia belajar kemudian dia terapkan untuk kepentingan kaum Muslimin, maka dia dapat pahala. Karena Nabi SAW dalam hadisnya bersabda, خَيْرُكُمْ أَنْفَعُكُمْ لِلنَّاسِ أَنْفَعُكُمْ لِلنَّاسِ Sebaik-baik kalian, yang paling bermanfaat bagi masyarakat.

Contoh nyata, ketika Nabi SAW menyebutkan tentang tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari kiamat kelak, سَبَعْتُنْ يُذِلُهُمُ اللَّهُ فِي يَوْمِ اللَّذِلَّ إِلَّا ذِلُّهُ tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari kiamat kelak, yang pertama Nabi SAW sebutkan adalah imam yang adil. Dia berbicara tentang dunia, seorang imam yang adil Dia masuk dalam pemerintahan Tapi dia memimpin dengan keadilan Dia beri manfaat kepada rakyat yang banyak sehingga Dia memiliki derajat yang tinggi di si Allah SWT Jadi saya ulangi Ilmu yang Syari'i ini yang datang dalam syariat, pujiannya secara langsung ilmu dunia tergantung niat seseorang, belajar apakah dia niatnya kerana Allah untuk kaum muslim atau hanya sekedar untuk kepentingan dunia, jadi doktor yang penting saya punya uang banyak atau dia jadi doktor sekaligus niatnya untuk menolong kaum muslimin, kalau ada orang susah maka dia kurangi harga resepnya misalnya, yang mahattau adalah Allah SWT. Nah, dari sini kita tahu bahawasanya ilmu di antara ilmu yang wajib.

Di antara ilmu yang fardu'ain adalah tadi mengenal Allah, mengenal Nabi, mengenal agama. Ini fardu'ain. Mengenal Allah, mengenal Nabi, kemudian tiga mengenal Islam. yang sedang akan kita bahas iaitu tentang tiga landasan utama. Tapi ini adalah ilmu.

Al-Imam Al-Bukhari menyebutkan بَابٌ الْقَوْلُ قَبْلَ الْعِلْمُ وَالْعَمَلُ Qawla Al-Bukhari, Imam Bukhari berkata Berkata بَابٌ الْعِلْمُ قَبْلَ الْقَوْلُ وَالْعَمَلُ بَاب Ilmu itu sebelum berkata dan berbuat dan bertindak. Ini kelihatannya spele ikhwan dan para pemirsa, tapi inilah poin yang sangat penting dalam kita menjalani kehidupan kita sehari-hari. Kita harus belajar. Jangan hobi komentar, jangan hobi mengkritiki, jangan hobi kemudian... bertindak kalau kita tidak punya ilmu kata Allah jangan engkau mengikuti apa yang kau tidak punya ilmu tentangnya, hati-hati kerana saya katakan orang hobi berbicara bukan berbicara masalah agama dunia saja, orang bukan hanya hobi bicara tentang masalah politik, tapi zaman sekarang orang banyak hobi bicara tentang masalah agama.

Semua orang menimbulkan bicara masalah agama, dari pandangan hawa nafsunya, dari pandangan ininya, macam-macam. Hati-hati. Al-ilmu qabla al-qaul wal-amal. Semua orang harus berilmu sebelum dia berbicara dan sebelum dia berbuat. Kemudian, setelah memiliki ilmu, maka seorang harus beramal.

Kelanjutan daripada ilmu adalah beramal. Kerana... Kalau dia berilmu tanpa amal, maka dia menjadi Yahudi. Ada dua kelompok yang tercelak.

Yang pertama adalah اَلظَّالِّينَ وَلَا الظَّالِّينَ Itu Nasara. Itu beramal tanpa ilmu. Maka tersesat tanpa ilmu.

Al-Maqdub Alayhim iaitu Yahudi iaitu ilmu tanpa amal dua-duanya ini adalah tercelak, Yahudi maupun Nasoro, oleh kerana barang siapa yang semangat beribadah tanpa ilmu, semangat bertindak tanpa ilmu mereka seperti Nasoro Nasoro saking semangatnya beribadah sehingga mereka ada mengadakan namanya rahbaniyah, itu tidak boleh nikah dalam rangkaikan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Mereka tercelah, Allah mengatakan, itu nasara. Kemudian yang pertama, itu punya ilmu tanpa amal.

Kenapa? Karena kalau seorang... orang punya ilmu, kemudian dia tidak terapkan dalam amalan dia, maka sesungguhnya ilmu tersebut akan menjadi bumerang bagi dia. Kata Nabi SAW tentang Al-Quran, kata Nabi SAW, Quran itu menjadi pembelamu atau akan menjadi bumerang bagimu.

Dalam Islam, ini seorang punya ilmu, dia harus mengamalkannya. Tidak boleh dia hanya sekedar ilmu, tambah wawasan, tambah wawasan, tambah catatan. pandai baca sini, pandai berbicara, tapi ternyata dia tidak mengamalkan apa yang dia ilmui. Walikiazubillah, maka orang-orang seperti itu yang berilmu tanpa amal, maka sesungguhnya mereka mirip dengan orang-orang Yahudi yang punya ilmu.

namun tidak mau mengamalkannya. Setelah seorang mengamalkannya, maka dia berusaha mendakwahkannya. Mendakwahkannya, karena konsekuensi dari ilmu dan amal adalah mendakwahkan, agar orang tahu apa yang telah kita ilmui dan apa yang telah kita amalkan.

Semua orang berdakwah. Semua orang. Orang yang telah berilmu Dan beramal, hendaknya mendakwahkannya.

Hendaknya berdakwah. Nabi SAW bersabda, بَلِّغُ عَنِّي وَلَوْ آيَةٍ Sampaikan dariku meski satu ayat. Meski... Satu ayat.

Taib. Apakah semua harus menjadi ustaz? Jawapannya tidak.

Da'wah ada dua model. Da'wah ada dua model. Iaitu yang pertama, mengajak orang berbuat baik, orang lain berbuat baik, pada perkara-perkara dasar. Dasar maka ini untuk semua orang.

Ada pun berda'wah secara khusus, pengajar, pengajar, kemudian ustaz, misalnya, menjawab pertanyaan. Maka ini khusus untuk orang yang khusus, untuk orang yang berilmu. Jangan sampai kita salah ranah.

Sebagian orang baru kemudian tahu sedikit ilmu, kemudian berda'wah, kemudian berdebat, kemudian bicara detail-detail, padahal dia ilmunya kosong. Tidak boleh. Seorang harus tahu diri. Apa yang dia ucapkan akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT.

Sekarang jadi masalah. Banyak orang-orang awam masuk ke ranah ini. Banyak.

Contoh sederhana, kita boleh katakan misalnya seorang artis baru setobat, seorang penyanyi baru setobat, dia boleh, dia boleh mendakwah. Ranah ini, tidak ada masalah. Semua ini, semua antum di kantor, antum boleh berdakwah.

Antum di rumah boleh mendakwah anak isteri. Antum boleh mendakwah tetangga, ayo kita solat, kita ikut pengajian. Bicara tawid ini, bicara tentang keimanan, boleh. Tapi jangan pindah ke ranah ini. Namun sekarang di media sosial, semua orang masuk ke ranah ini.

Semua orang mulai berbicara agama, komentar, bantah sana, bantah sini, berendahkan yang lain. Ini jadi masalah, maka seorang harus tahu diri. Kita berdakwah, tapi dakwah ini ada ranahnya masing-masing. Kemudian yang terakhir pada kesempatan kali ini adalah bersabar. Sabar ini dalam banyak hal.

Sabar dalam menuntut ilmu. Kemudian sabar dalam beramal. Kemudian sabar dalam berdakwah.

Sabar dalam berda'ah. Ini tiga-tiganya harus sabar. Tidak sebanyak orang yang bisa nutut ilmu, kerana banyak orang tidak bersabar. Makanya, apa berkata Az-Zuhri?

Az-Zuhri berkata, Az-Zuhri, seorang tabiin, dia berkata, مَنْ رَوْمَ عَلْيَعِلْمَةً جُمْلَةً ذَهَبَةً أَنْهُ جُمْلَةً Barang siapa yang berkeinginan punya ilmu secara sekaligus, maka ilmunya akan pergi dari ia sekaligus. Ilmu tidak bisa seorang belajar ilmu langsung total dalam waktu singkat sudah menguasai semua ilmu, tidak mungkin. وَإِنَّمَا يُطْلَبُ الْعِلْمُ عَلَى مَرِّ الْأَيَامِ وَاللَّيَالِ Sungguhnya ilmu itu dituntut dengan perjalanan hari. Sabar, dengan kesabaran bertahap sedikit demi sedikit. Langsung bicara ilmu besar.

Misalnya orang bicara pernikahan. Ya pernikahan kalau anda masuk bab fikir nikah, belajar di awal. syarat nikah, rukun nikah, mukaddimah nikah, kemudian tentang, ini belum apa-apa, langsung bahas masalah poligami. Ya, akhirnya nikah belum benar, belum tahu cara menceraikan yang benar, bagaimana rujuk yang benar, sudah bicara langsung fikir poligami, fikir itu namanya, ngeloncat, tidak melalui apa tahapan yang benar. Makanya Allah berfirman, وَلَكِنْ كُنُوا رَبَّانِيِّنَ بِمَا كُمْ تُمْتُعَلِّمُونَ الْكِتَابِ Jadilah kalian رَبَّانِيِّن.

Rabbani itu apa? Mengajarkan ilmu-ilmu kecil sebelum ilmu-ilmu besar. Maka seorang kalau berkeinginan punya ilmu langsung banyak, maka dia akan lepas darinya seluruh ilmu.

Tidak mengerti apa-apa. Comot sana, comot sini, comot sana. Bicara tidak pernah teratur.

Kenapa? Dia tidak pernah belajar ilmu secara... secara bertahap ini untuk ilmu itu butuh kesabaran kalau tidak sabar maka semua orang jadi ulama kita lihat ternyata para ulama tidak banyak kenapa? kerana tidak semua orang bersabar dalam menuntut ilmu orang harus bersabar Kemudian, setelah memiliki ilmu, jangan lupa sabar dalam beramal ini juga tidak gampang. Beramal soleh juga butuh kesabaran yang luar biasa.

Sabar dalam menjalankan solat, sabar dalam menjalankan sunnah Nabi SAW, sabar dalam membayar zakat misalnya, sabar dalam berbakti kepada kedua orang tua, sabar dalam meninggalkan maksiat, sabar dalam mendidik isteri. Kalau kita bicara tentang teori, Sabar, oh banyak. Seorang berbicara tentang sabar, oh sabar, dan lainnya begini, pahalanya besar.

Begitu dia berhadapan dengan permasalahan yang buat dia emosi, dia tidak sabar. Hanya teori bisa, amal tidak bisa. Ini makanya seorang berusaha sabar dalam menuntut ilmu dan juga sabar dalam beramal.

Menuntut ilmu ini butuh kesabaran, butuh faham, butuh nyata, butuh mengerti, butuh bertanya. Dan ini semua ibadah, saya ingatkan ini ibadah. Antum duduk di majlis ilmu satu jam, dua jam, ibadah.

Ibadah, kalau saya mau datangkan dalil tentang keutamaan ilmu sangat banyak, tapi pembahasan kita nanti tidak cukup waktunya. Tapi saya ingin tanam-tanamkan ilmu diri kita, bahawa ilmu itu adalah ibadah. Ilmu ini bukan sekiranya untuk ketawa ke TV, kita bukan sedang refreshing, tidak.

Kita belajar, belajar agama, belajar. Untuk agar kita bertemu dengan Allah, kita punya ilmu akidah. Kita punya iman yang kokoh.

Kalau kita tidak belajar, iman kita tidak kokoh. Dan surga kita, kalau kita masuk surga, maka berdasarkan iman yang kita miliki. Baik, kemudian sabar dalam berdakwah. Ini penting kerana kalau orang sudah lutut ilmu, sudah beramal, dan dia berdakwah, dia pasti diganggu. Orang berdakwah pasti diganggu.

Ya, pasti diuji. Ya, pasti diuji. Makanya ketika Luqman berkata kepada anaknya, وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَا أَنِ الْمُنْكَرِ وَاسْبِرْ عَلَى مَعَ أَصَابَكِ Kata Luqman kepada puteranya dalam surat Luqman, بَرْأَمَرْ مَعْرُوفْ لَهَا أَنْكَوْا بَرْنَهِ مُنْكَرْ لَأَنْكَوْا وَاسْبِرْ عَلَى مَعَ أَصَابَكِ Dan sabarlah dengan apa yang menimam.

Orang berdoa pasti akan diuji. Oleh karenanya ini, empat perkara inilah kesimpulannya di mana. Seluruh empat perkara ini kesimpulannya dalam surat Al-Asr. Empat perkara ini.

Kita tutup dengan disimpulkan dalam surat Al-Asr. Saya tuliskan ulang, Wal-Asr. Innal insana lafi khusrin. Lafi khusrin. Illa alladhina aman.

وَعَمِلُ الصَّالِحَاتِ وَتَوَى صَوْبِ الْحَقِّ وَتَوَى صَوْبِ الصَّبَرِ Perhatikan, demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian. Sesungguhnya seluruh manusia dalam lafih khusrin, dalam kerugian. Kata sebagian ulama, kerugian meliputi dia dalam segala arah. Allah tidak mengatakan manusia rugi, tidak.

Tapi dia tenggelam dalam kerugian. Depannya rugi, kanannya rugi, belakangnya rugi, semua dia terhimpit dalam segala kerugian. Siapa yang selamat dari kerugian yang mengepung dia dari segala sisi? Ila lazina aman.

Kecuali yang beriman. Beriman. Beriman, beriman melazimkan apa? Melazimkan ilmu.

Tidak mungkin seorang beriman tanpa ilmu. Melazimkan ilmu. Wa amilu salihat, yang kedua beramal. Kemudian wa tawassu bil haq, saling berwasiat dalam kebenaran, berda'wah.

Mengingatkan yang lain. Wa tawassu bil sabar, kemudian ini yang ketiga tadi. Yang keempat, bersabar.

Oleh keranya disebut dalam riwayat, kana rajulani min ashabin Nabi SAW, idhal taqoya. يَقْرَأْ أَحَدُهُمَا لِلْآخَرِ Surat Al-Asr Kalau ada dua orang sahabat dari sahabatnya itu ketemu, mereka ketemu sebelum berpisah, mereka baca Surat Al-Asr Jadi mereka ngobrol, sebelum berpisah mereka baca أَوْذُ بِلَهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ وَالْعَصَرِ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَىٰ لَذِينَ آمَنُوا أَمِلُوا صَلِحَاتٍ Kemudian mereka meninggalkan Jadi sebelum mereka berpisah, mereka baca Surat Al-Asr Inilah surat yang sangat agung yang kata Imam Syafi'i لَوْلَا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ أَلَا Kalau Allah tidak menurunkan Al-Quran dalam Kecuali surat ini Sudah cukup Sudah cukup sebagai peringatan bagi kita dalam menjalani kehidupan. Ingat, anda akan bertemu dengan hari akhirat.

Bagaimana cara kita menjalani kehidupan? Ini caranya. Kalian akan rugi, kecuali beriman. Belajar berarti.

Beramal soleh, mengamalkan, berda'wah, bersabar. Tapi ini saja, barang-barang yang dirahmati Allah SWT, yang bisa kita sampaikan sebagai mukaddimah pada pertemuan kita kali ini. InsyaAllah kita bisa lanjutkan pada kesempatan yang lain, bi'inni lillahi ta'ala. Ada tinggal lima minit, kalau ada yang bertanya, saya persilakan. Wallahu ta'ala alam bi sawab.

Allahumma salli wa sallam, ya Allah, Mengenai bayi yang baru Dilahirkan atau orang-orang yang Belum balik Bahawasanya hukum-hukum Taklif atau hukum syariat Belum dibebankan kepadanya Bagaimana? Apakah mereka menjalani fitnah kubur? Tidak ada khilaf di kalangan para ulama Sebagian mengatakan mereka tidak Ditanya oleh Malaikat kerana mereka tidak ada beban Yang harus mereka tanggung Ada yang mengatakan mereka ditanya tapi mereka pasti Bisa menjawab Mereka ditanya Dan pasti mereka bisa menjawab Diilhamkan oleh Allah SWT Berdasarkan keumuman hadis-hadis Bahawasanya setiap orang akan ditanya Tapi intinya Allah tidak membani dosa orang lain Kepada bayi-bayi tersebut InsyaAllah saya berkesan-kesan dengan penjelasannya. Kemudian pertanyaan selanjutnya Ustaz dari Dede Supiana.

Assalamualaikum, salah satu pertanyaan di alam Barzah adalah tentang ma'rifullah. Pertanyaannya, apakah ketika di dunia seorang yang menyimpang dalam hal ma'rifullah, nama dan sifat Allah akan mendapatkan sifat tersebut. Wallahualam bisohab. Itu kita tidak tahu sejauh mana penyimpangannya. Sejauh mana penyimpangannya.

Ada orang-orang yang sampai pada derajat zindik. Mereka mengenal Allah tapi mereka menyimpang. Contoh seperti Ibnu Arabi. Ibnu Arabi, dia yakin ada Allah tapi dia meyakini bahawasanya Allah SWT menyatu dengan makhluk. Oleh keranya Ibnu Hajar bahkan sebagian ulama'mereka mengadakan mubahalah.

Mereka mengatakan Ibnu Arabi kafir. Mereka mengatakan Ibnu Arabi kafir. Barangsiapa mengatakan, tidak kafir maka bermubahalah dengan saya. Kenapa?

Kerana Ibnu Arabi mengatakan, semua makhluk adalah Tuhan. Tuhan adalah makhluk. Saya adalah Tuhan, Tuhan adalah saya. Dalam syairnya dia berkata dalam kitabnya Futuhaat Maqsid.

Makiah al-abdu rabbun wa rabbu abdun. Ya laytashairi manil mukallaf. Sungguhnya hamba adalah Tuhan, Tuhan adalah hamba.

Kalau begitu siapa yang disuruh solat? Kalau kau bilang saya disuruh solat, saya Tuhan. Masa Tuhan disuruh salat, dan ini kekufuran.

Dalam bukunya juga, misalnya dalam kitabnya Fususul Hikam, dia mengatakan bahawasanya, Fir'aun benar ketika Fir'aun mengatakan, Ana Rabbukumul A'la, Akurlah Tuhan kalian yang mahat tinggi. Bahkan dia mengatakan, Fir'aun masuk surga. Fir'aun masuk surga. Ini merusak agama.

Merusak agama oleh karenanya orang seperti ini, contoh, dia salah dalam masalah... Asma'u sifat Allah dan munjul muskin dalam kezindikan. Oleh kerana kita tidak bisa memberi hukuman secara detail, tapi secara umum sejauh mana kesalahan mereka dalam masalah Tauhid, ini bisa mempengaruhi mereka dalam menjawab pertanyaan para malaikat di alam barzakh nanti.

Wallahualam bisawab. Dato'Allah khair Ustaz atas penjelasannya. Dan selanjutnya Ustaz, Bismillahirrahmanirrahim.

Ustaz pernah mendengar kalau membaca surat al-Muq setiap malam itu mendapat dapat menyelamatkan kita dari fitnah kubur. Bagaimana dalilnya dan cara Rasulullah SAW menyuruh seorang untuk membaca surat Al-Muluk ada pun riwayat yang mengatakan setiap malam maka riwayatnya do'if tetapi surat Al-Muluk di antara namanya adalah Al-Munjiyah, Al-Munjiyah artinya menyelamatkan dari adab kubur, dari fitnah kubur dari adab kubur oleh karenanya seorang harus memberikan porsi khusus perhatian terhadap surat Al-Muluk Tapi tidak harus dia baca setiap malam. Tidak harus.

Kerana hadis yang datang mengatakan dibaca setiap malam, hadisnya laif. Tetapi seorang perhatian, dia cinta dengan surat tersebut, dia sering baca surat tersebut. Tentunya bukan sekedar baca, tapi berusaha memahami makna dan kandungannya. Maka, bisa membuat dia selamat dari adab kubur. Wallahualam bisawab.

wajib dipelajari iaitu ilmu amal, dakwah dan sabar, jika meninggalkannya apakah termasuk dalam dosa besar? Tentunya tidak. Kita tahu, فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا سَطَعْتُمْ Bertakwalah semampu kalian.

Kemudian juga kata Allah, لا يُقَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسَاحًا Seorang tidak diwaini oleh kemampuannya. Seorang belajar ilmu-ilmu dasar. Dia harus mengenal Allah.

Jangan sampai saya tidak punya waktu. Akhirnya kita punya waktu banyak. Kita punya waktu untuk bermedsos, kita punya waktu untuk bercengkrama. Apakah kita tidak punya waktu belajar agama?

Saya tidak suruh belajar agama tiap hari. Tidak. Ya, tidak ada masa yang penting rutin belajar, runut belajarnya.

Bukan cuma kita belajar agama sesuai hawa nafsu kita. Oh ini ustaznya menyenangkan, ketawa ketiga. Apa yang kita dapatkan? Tanya pada diri kita, apakah ilmu kita sudah runut? Belajar ilmu fikih yang runut, belajar ilmu akidah yang runut.

Jadi mahu saya itu yang kita, namanya nutut ilmu seperti itu. Bukan sekadar kita... mengaji sesuai dengan yang menyenangkan hati kita.

Tapi bukan, berarti tiap hari juga seorang harus mengaji, seorang punya kewajiban yang lain, tapi paling tidak ilmu-ilmu dasar dia miliki. Kemudian dia berusaha mengamalkan, kemudian dia berusaha mendakwai, dakwai orang-orang dekat, dia tidak jadi ustaz, ustaz tidak semua orang boleh jadi ustaz, tapi dia punya niat untuk mendakwakan, dakwakan kepada istrinya paling tidak, kepada anaknya paling tidak, kepada kerabatnya paling tidak, tetangganya dia mengajak, atau mungkin dia share di grup, ini ada pengajian, ada ta'lim, ajak. Ini di antara bentuk dia berusaha untuk berda'wah.

Kemudian dia berusaha untuk bersabar. Tahapan-tahapan tersebut, dia berusaha melaluinya, satu demi satu, semampunya. Dan Allah berfirman, semampu kalian. Allah Alhamdulillah.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam. mengenalnya, sehingga kita benar-benar dapat mencintainya dan memahaminya itulah pembahasan kita usul salah ini kan baru muka dimah, nanti kalau kita sudah masuk pada poinnya, pentingnya baru kita bahas ma'rifatullah dengan secara dasar itu pun secara mendasar, ma'rifatur rasul secara mendasar, ma'rifat agama Islam secara mendasar, ini baru muka dimah yang dibawakan oleh Syekh Muhammad untuk memacu kita untuk belajar, demikian para pemirsa yang dirahmati oleh Subhanallah Ta'ala, atas perhatiannya yang telah untuk mendengar apa yang saya sampaikan, semoga memuhat bagi diri saya peribadi dan juga bagi antum sekalian di dunia maupun di akhirat kurang lebihnya saya mohon maaf Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh