Transcript for:
Peran IMF dalam Krisis Keuangan Asia

Periode ini bahkan dikenal sebagai era kemakmurannya negara-negara Asia. Wah, wah, wah. IMF malah sering banget dituding jadi penyebab sebenarnya dari krisis keuangan yang terjadi di berbagai negara. Kita bahas krisis-krisisan lagi.

Tapi kali ini gue pengen bahas pihak yang sebenarnya kehadirannya tuh bertujuan buat menyelesaikan krisis. Tapi malah sering dianggap sebagai biang krisis yang terjadi di dunia. Ya, mungkin lu udah tau ya gue mau bahas apa.

Iya, gue mau bahas International Monetary Fund, IMF, IMF. Kalau mungkin lu ingat di video kita yang ngebahas tentang krisis di Argentina, di situ kan IMF tuh dianggap jadi salah satu pihak yang bertanggung jawab ya, yang bikin Argentina jadi jatuh ke dalam krisis. Dan selain Argentina, ternyata IMF tuh udah sering dianggap jadi penyebab krisis di berbagai negara nih, termasuk krisis keuangan Asia di tahun 1997-1998.

yang berujung kerusuhan besar-besaran di Indonesia. Wah, wah, wah, wah, wah. Tapi sebenarnya kenapa ya banyak krisis keuangan dunia yang dikaitin sama IMF? Dan apa bener IMF tuh jadi penyebab utama krisis-krisis di dunia bisa terjadi?

Yaudah kalau gitu, ayo langsung aja kita bahas IMF dan sepak terjangnya di berbagai krisis keuangan di dunia. Di Learning by Googling. Oke, sebelum kita bedah lebih dalam soal gimana keterlibatan IMF yang disebut memicu krisis keuangan di banyak negara, sebelum itu, enaknya, kita kenalan dulu nih sama IMF-nya.

Dia tuh sebenernya siapa sih? Jadi simpelnya banget IMF ini tuh adalah lembaga keuangan internasional independen Yang punya keterkaitan sama PBB Tapi kalau menurut website resminya IMF Walaupun mereka terkait sama PBB Tapi lembaga ini tuh sifatnya independen Bukan lembaga yang ada di bawahnya PBB Nah lembaga ini tuh pertama kali muncul di tahun 1944 Sebagai upaya buat ngebenerin sistem moneter dunia Setelah peristiwa Great Depression di tahun 1930 Dan Perang Dunia Kedua Ya, kita udah sering bahas lah ini ya Kalau Perang Dunia II tuh emang ngasih dampak ekonomi yang gede banget ke banyak negara di dunia Dan hadirnya IMF ini tuh awalnya ya buat ngebantu negara-negara tadi Biar perekonomiannya bisa balik dan pulih lagi Dan ide soal lembaga keuangan global ini tuh awalnya diikutin sama 29 negara Tapi kemudian jumlannya nambah jadi 44 negara Waktu IMF resmi didiriin di tahun 1944 Dan buat sekarang IMF tuh udah punya 190 negara anggota di dalamnya Ya, berarti ini jatohnya mayoritas negara di dunia udah join ya. Di dunia kan sekarang ada 190 negara ya, kalau nggak salah ya.

Iya kan ya? Iya gak sih? It all started at this hotel in New Hampshire in July 1944, where 44 countries gathered for the Bretton Woods Conference. The goal of the conference was to agree on a new framework for the international monetary system, which is the rules and institutions that keep the global economy running smoothly.

Nah inget ya jadi ya, IMF tuh awalnya dibentuk buat ngebantu negara-negara mulihin diri setelah Perang Dunia II. Dan setelah masa pemulihan pasca perangnya selesai, baru dari situ IMF berubah. Jadi semacam lembaga yang ngebantu negara-negara anggotanya biar mereka perekonomiannya tuh bisa berjalan dengan sehat. Dan dari situ mulai tuh IMF ngelakuin hal-hal yang rutin mereka lakuin sampai sekarang.

Kayak ngawasin pengaturan dan penentuan nilai tukar tetap mata uang antar negara anggotanya, sama pastinya ngasih bantuan modal jangka pendek buat negara yang ngalamin krisis keuangan. Nah, ini nih. Ini. Tapi disini yang perlu kita ingat adalah IMF tuh gak bisa ngintervensi secara langsung kebijakan perekonomian di suatu negara ya, gak bisa mereka.

Jadi mau diawasin kayak apapun sama IMF atau mau dibantu kayak apapun sama IMF, tetap keputusannya ada di tangan pemerintah negaranya. Gak bisa tuh jadi tuh IMF nge... Ini kebijakan ekonominya harus kayak gini, harus kayak gini, harus kayak gini, itu nggak bisa. Ya paling mentok-mentok bisanya ngasih saran aja ke negara-negara yang dirasa lagi ngalamin kesulitan ekonomi.

Dan dengan berubahnya IMF yang jadi bisa ngasih bantuan modal ke negara-negara anggotanya gini, ini mungkin jadi banyak yang penasaran nih. Emang duitnya IMF ini tuh dari mana sih? Kan mereka juga bukan lembaga yang berwonang buat nyetak duit kan? Mereka nggak bisa tuh nyetak duit tuh.

Terus duitnya dari mana? Nggak mungkin dong ujuk-ujuk mereka punya duit tuh nggak mungkin dong. Iya-iya, emang duitnya dari mana sih? Masih menurut wasat resminya IMF disebut, uangnya IMF tuh ya simplenya banget. Berasal dari negara-negara yang gabung sama mereka.

Jadi negara yang gabung tuh bakal ngasih sejumlah uang buat ditampung sama IMF. Dan jumlahnya per negaranya itu bisa macem-macem, tergantung kondisi ekonomi si negara di level global. Nah jumlah duit yang mereka taruh di IMF ini, ini nantinya juga bakal ngaruh ke posisi dan kuatnya pengaruh si negara di IMF. Misalnya contohnya kayak Amerika deh, yang masih punya kuota terbesar di IMF sekitar 16,75%. Nah kuota segitu tuh ngebikin Amerika jadi negara yang punya pengaruh paling kuat di IMF, dimana voting Amerika nanti akan bernilai 16,75% dari total suara.

Jadi itu ya, kayak gitu ya, lu naro duit berapa persen dari total yang ada di IMF, nah itu suara lu nanti bakal dihargain segitu juga tuh. Sama kayak duit yang lu taro itu. Nah tapi 16,75 persen itu kan itu Amerika ya. Kalau kita nih Indonesia, kita kuotanya tuh cuma sekitar 0,95 persen. 1% aja nggak nyampe loh.

Tapi kalau masalah kuota gini, yang menarik tuh Cina sih sebenarnya. Soalnya walaupun kita tahu Cina tuh punya kekuatan ekonomi yang besar banget, tapi ternyata Cina justru nggak mau terlalu jor-joran buat kuota di IMF-nya. Kalau menurut Kompas, di tahun 2023 kemarin, Cina tuh cuma punya kuota 6,08% dari keseluruhan kuota.

Dan mereka nolak nambah dana setoran ke IMF. Kenapa nolak? Karena kalau menurut China, mereka ngerasanya keterwakilan negara berkembang di IMF tuh justru jadi terhambat sama sistem pembagian kuota saat ini. Makanya mereka nggak mau nambah kuotanya tuh.

Karena mereka ngerasanya kalau kuota Chinanya bertambah, nanti kuota negara-negara berkembang jadi makin dikit kan. Jadi makin nyusahin mereka nantinya. Tapi di sisi lain, banyak juga yang yakin sebenarnya alasan utama China nolak sistem kuota IMF yang sekarang tuh.

Karena tensi antara China sama Amerika yang lagi panas. Makanya akhirnya mereka nolak. Makanya akhirnya China nolak ngasih dana tambahan. Kalau sistem kuota yang nguntungin Amerika ini nggak segera dirombak.

Banyak yang yakin kayak gitu juga tuh. Nah, walaupun salah satu tujuan keberadaan IMF sekarang tuh buat menghindarkan negara-negara anggotanya dari krisis keuangan, tapi... IMF malah sering banget dituding jadi penyebab sebenernya dari krisis keuangan yang terjadi di berbagai negara.

Salah satunya, contohnya, krisis keuangan para Asia yang terjadi di tahun 1997. Yang mana salah satu negara yang paling terdampak dari krisis ini tuh ya kita, Indonesia. Oh iya, sebelum kita masuk ke krisis 98 nih, ini gue mau ngingetin dulu nih. Ini sekarang gue disini mau fokus bahas dari sisi keuangan sama ekonominya aja ya.

Biar ini pembahasannya nggak melebar kemana-mana nih. Ya kan soalnya 98 itu kan faktornya kan banyak banget kan Tapi ini gue mau fokus ke sisi ekonominya aja Ya gue yakin lu pasti gak asing lah sama istilah Krismon Krisis Moneter tahun 1998 Nah disini IMF tuh dianggap punya peran penting yang bikin terjadinya Krismon tahun 98 di Indonesia Dan ini biar lebih kebayang enaknya kita bahas krisis di Asianya dulu nih Kita bahas yang lebih luasnya dulu Jadi di periode 1980-an, 1990-an bisa dibilang negara-negara di Asia Timur sama Asia Tenggara Kayak Thailand, Indonesia, Korsel Mereka tuh lagi ngalamin pertumbuhan ekonomi yang pesat banget. Periode ini bahkan dikenal sebagai era kemakmurannya negara-negara Asia.

Wah, wah, wah. Ya, gimana nggak makmur? Kita ambil contoh Indonesia deh. Di masa-masa itu tuh kan perekonomian Indonesia bisa dibilang ngalamin pertumbuhan yang paling tinggi.

Investasi meningkat, industri juga berkembang pesat. Ya, pokoknya sejahtera lah. Bahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika kan waktu itu ada di level 2000-an rupiah per satu dolarnya. Tipis banget jadinya waktu itu ya.

Makanya Indonesia dulu sempat dianggap sebagai salah satu macan Asia. Karena dianggap jadi salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbaik di Asia waktu itu. Dan fenomena kayak gini tuh nggak cuma dialamin sama Indonesia ya.

Ini juga dialamin sama banyak negara di Asia. Khususnya di Asia Tenggara sama Asia Timur. Dan karena fenomena ini juga lah, sampai-sampai dulu tuh ada istilah The Asian Miracle.

Keajaiban Asia. Karena ya tadi, Asia tuh dianggap surga baru di dunia perekonomian global. Bener-bener orang di seluruh dunia mereka berlomba-lomba buat investasi di Asia.

Karena Asia dianggap punya potensi yang besar banget. Pokoknya ya mantap banget lah Asia waktu itu. Kita tidak harus lupa bahwa pada tahun 1993, Bank Dunia menulis buku yang sangat berinfluensi yang membuat banyak kontroversi.

Merokok Asia Tenggara. Jadi, jika Bank Dunia, organisasi yang sangat berinfluensi, menampilkan sebuah region seperti ini, maka pelabur akan berharga untuk masuk ke region itu. Dan itu benar-benar apa yang mereka lakukan. Tapi sayangnya ternyata potensi besar negara-negara Asia ini itu nggak dibangun di atas fondasi yang...

yang kuat. Dan hal ini pertama kali terdeteksinya tuh di Thailand. Jadi buat gambaran nih di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Thailand sama Indonesia, nilai mata uangnya tuh dulu itu ditentuin secara tetap sama pemerintahnya. Jadi pemerintah bakal ngelakuin intervensi tuh biar nilai mata uangnya tetap stabil.

Jadi misalnya di Thailand, pemerintahnya tuh bakal ngehargain 1 dolar sama dengan 10 baht. Misalnya nih, misalnya segitu tuh. 1 dolar sama dengan 10 baht.

Nah itu biar nilainya segitu terus, pemerintah bakal terus ngelakuin intervensi. Jadi misalnya sewaktu-waktu berubah 1 dolar jadi 20 baht, nah itu pemerintah bakal turun tangan tuh, biar 1 dolar jadi 10 baht lagi. Nah di satu sisi ini tuh bagus, karena nilai mata uang yang stabil tuh bakal ngasih rasa percaya dan rasa aman kan. Investor-investor dari luar pengen invest di sana, jadi ya kan, wah ini aman nih, stabil nih nilai mata uangnya nih, yaudah yuk kita invest di sana yuk, jadi gitu kan. Tapi di sisi lain, kalau nggak dikelola dengan bener, sistem kayak gini tuh bisa ngasih beban yang berat banget ke ekonomi negara.

Ya soalnya kan tadi, kalau ada apa-apa, negara kan yang harus nombokin, biar nilai mata uangnya tetap stabil. Dan salah satu kasus yang kayak gini, ya Thailand. Jadi di awal tahun 1990-an, Banyak banget tuh investor-investor asing yang naro kepercayaan mereka ke Thailand.

Dan ini ngebikin industri di Thailand tuh jadi berkembang. Kenapa pada milih invest di Thailand? Salah satu alasannya adalah karena suku bunga di Thailand tuh waktu itu tergolong tinggi.

Jadi memungkinkan buat para investor dapet keuntungan lebih kalau mereka invest di Thailand. Dan bener aja tingkat investasi yang tinggi di Thailand ini kemudian bikin perekonomian Thailand tuh tumbuh. Banyak banget industri yang berkembang, salah satunya waktu itu industri ekspor.

Bangkok tumbuh sangat cepat. Tapi sayangnya di tahun 1995, ekspor Thailand tuh melemah karena adanya persaingan sama China. Nah karena industri-nya melemah, para pelaku industri ekspor juga jadi ngalamin penurunan keuntungan dong.

Bahkan sampai kerugian. Soalnya ya tadi, mereka punya beban harus balikin modal yang lebih besar karena suku bunga yang tinggi. Dan yaudah, akhirnya pada nggak mampu bayar cicilan modalnya, kredit macet itu di mana-mana. Dan di sini pemerintah terpaksa harus ngebantu nanganin masalah ini.

Dengan cara pakai cadangan devisa negara buat bayarin utang-utang yang macet tadi. Nah, lu inget kan tadi kan, Thailand tuh waktu itu punya kebijakan penetapan nilai mata uang tetap. Yang berarti ini ngeharusin Thailand pakai cadangan devisa mereka juga buat bikin nilai bat stabil. Jadi, nombokin utang iya, ngejaga nilai mata uang juga iya.

Dan disinilah masalahnya. Yang namanya cadangan devisa kan pasti ada batasnya dong. Nggak mungkin pemerintah terus-terusan pake cadangan devisanya.

Apalagi buat nombokin utang sekaligus ngestabilin nilai mata uang. Itu kan berat banget tuh. Dan akhirnya, karena ekonomi Thailand nggak kunjung membaik setelah banyaknya kasus kredit macet tadi, akhirnya disitu pemerintah Thailand terpaksa nyabut kebijakan nilai tukar tetap tadi. Dan ngebiarin nilai tukar bat ngambang sesuai permintaan dan penawaran pasar.

Jadi yang tadinya dikontrol nih sama pemerintah nilai mata uangnya biar selalu sama, biar selalu stabil. Misalkan kayak tadi tuh 1 dolar 10 bat selalu di situ. Nah itu akhirnya dilepasin tuh.

Jadi 1 dolar berapa batnya tuh bisa naik bisa turun tergantung pasar. Dan pencabutan kebijakan ini ternyata efeknya nggak main-main nih. Di tanggal 2 Juli 1997, waktu kebijakan ini dicabut, nilai tukar bat tuh langsung anjlok 20% dalam waktu sehari. dan terus-terusan turun dalam kurun waktu yang singkat banget.

Nah, kaget lah di sini dunia ngeliat ini. Ini kenapa nih? Kok Thailand tiba-tiba ngebiarin mata uangnya turun? Kok nggak dijagain kayak biasanya? Ada apa ini?

Dan akhirnya, keputusan pemerintah Thailand ini ngebikin efek domino ke negara-negara Asia lain yang dianggap punya kebijakan mirip kayak Thailand. Termasuk di sini, Indonesia. Kenapa ngaruh ke negara lain?

Ya soalnya kan investor-investor asing yang awalnya percaya sama stabilitas investasi di Asia, gara-gara mereka ngeliat yang terjadi sama Thailand, mereka jadi mikir ulang dan skeptis kan. Gara-gara ngeliat yang terjadi di Thailand, mereka buru-buru narik uang dan angkat kaki dari Indonesia. Sebelum pemerintah Indonesia ngebiarin rupiah ngambang kayak bat. Mereka takut banget tuh makanya pada cabut akhirnya.

Makanya kita ikutan kena. It's a harsh psychological shock for the country that had so firmly believed in its rise into the league of prosperous countries. As foreign investors flee Thailand, there is no authority to control the panic. Nah, gara-gara investor pada cabut ini, pemerintah Indonesia jadi harus berurusan sama masalah yang sama kayak di Thailand.

Mereka harus ngerelain banyak cadangan devisanya buat ngestabilin nilai tukar rupiah. Dan karena lagi-lagi yang namanya cadangan devisa tuh terbatas, akhirnya di sini Indonesia jadi ngikutin langkah Thailand. Indonesia ngebiarin nilai mata uangnya ngambang di pasar yang berujung jebloknya nilai tukar rupiah. Waktu itu nilai tukar rupiah yang awalnya tuh 2.000 rupiah per dolar itu langsung anjlok nyentuh 16.000an per dolar dalam kurun waktu beberapa bulan aja. Dan ini ngancurin banyak bisnis orang lho.

Soalnya kan gini, misalnya lu bikin bisnis nih dan lu punya utang ke investor sebesar 1 juta dolar. Nah itu kan utang lu dalam rupiah berarti 1 juta dikali 2.000 berarti kan? Berapa tuh? 1 juta dikali 2 ribu. 2 miliar berarti, 2 miliar.

Utang lo 2 miliar rupiah. Tapi terus, gara-gara nilai tukar rupiah ke dolarnya naik, dari 2 ribu ke 16 ribu, itu utang lo jadi ikutan naik 8 kali lipat. Jadi utang lo yang dalam rupiah tuh harusnya tadi 1 juta kali 2 ribu kan, 2 miliar tadi kan, itu naik jadi 1 juta kali 16 ribu. Utang lo jadi 16 miliar. Padahal minjemnya sama tuh, minjemnya cuma 1 juta dolar.

Ini endan kan? Makanya nggak heran kalau akhirnya dari situ banyak perusahaan yang bangkrut dan terjadi kredit macet di mana-mana. Hancur, hancur. Nah, di sini IMF sebagai respon mereka terhadap krisis yang terjadi di Asia, mereka langsung nyiapin bantuan berupa suntikan dana talangan atau bailout buat ngebantu negara-negara kayak Indonesia, Thailand, sama Korsel biar segera lepas dari krisis. Tapi dana bantuan ini, dana talangan ini tuh nggak dikasih gitu aja sama IMF ya?

Nggak. Buat dapetin dana bantuan ini, IMF tuh ngasih beberapa syarat yang harus dipenuhi sama negara-negara tadi kalau mau duitnya cair. Dan syarat-syarat inilah yang sama banyak orang dianggap sebagai bentuk kontribusi IMF terhadap memburuknya kondisi krisis.

Syarat-syarat inilah yang sama banyak orang dianggap sebagai jebakan. Jadi mereka IMF tuh emang nggak ngatur langsung, negara ini ekonominya harus gini ya, negara ini kamu harus gini ya, itu nggak. Tapi mereka ngasih syarat, kalau mau kita kasih duit harus ngikutin syarat kita ya, gitu. Emang syaratnya apa?

Kalau menurut Indonesia Investment disebut, ada sekitar 3 syarat yang dikasih IMF ke Indonesia. kalau Indonesia pengen nerima dana bailout. Kalau Indonesia pengen nerima dana bantuan.

Carat-caratnya tuh ada nutup 16 bank swasta yang dianggap bermasalah, terus pengurangan subsidi pangan dan energi, sama naikin suku bunga. Nah ini kita coba beda satu-satu deh ya, biar kita tahu gimana carat-carat dari IMF ini kemudian memperburu kondisi Indonesia yang lagi dilanda krisis. Carat pertama tadi, penutupan 16 bank swasta yang dianggap bermasalah. Ya sebenernya ini tuh keputusan yang bijak loh.

Apalagi 16 bank ini kan emang cukup memperburu keadaan. Dan ternyata banyak dari bank ini yang dikendaliin sama kroni-kroninya Hokage kedua. Jadi ya emang nggak sehat lah intinya bank-bank ini.

Tapi di sisi lain penutupan 16 bank ini mengakibatkan kepanikan dan ketidakpercayaan masyarakat yang berujung pada penarikan uang besar-besaran yang dilakuin sama masyarakat. Orang-orang jadi pada takut tuh mereka mikirnya. Ini kalau banknya ditutup, duit gue masih di situ, hilang dong duit gue.

Ayo tarik, tarik, tarik, tarik, tarik, tarik, tarik, tarik, tarik. Orang-orang jadi pada gitu, termasuk yang nabung di bank yang sebenarnya nggak ditutup. Udah pada parno duluan orang. Nah, gara-gara ini, bank-bank jadi pada nggak punya cadangan dana buat muterin uangnya dan ngasih pinjeman. Dan ini akhirnya ngebikin pemerintah jadi kerepotan lagi.

Karena mereka harus ngasih suntikan dana ke bank-bank yang masih ada, biar tetap bisa beroperasi. Gara-gara ini, makin abis duit negara. Lanjut syarat yang ketiga, yang terakhir, kenaikan suku bunga. Jadi kayak yang kita bahas tadi, suku bunga tinggi tuh emang bisa bikin investor tergiyur buat investasi.

Tapi di sisi lain, suku bunga yang tinggi juga berarti bunga pinjaman di bank, kayak misalnya kita kredit KPR atau kredit usaha gitu, itu bunganya juga jadi lebih besar. Dan dengan kondisi masyarakat yang lagi dihantam kesulitan ekonomi sana-sini, jelas kenaikan suku bunga ini ngasih efek buruk di masyarakat dong. Nah, karena efek-efek buruknya ke masyarakat itulah, makanya syarat-syarat ini jadi banyak disebutnya tuh jebakan.

Karena buat masyarakat ini tuh kayak makin nyusahin mereka aja. Dan negara juga jadi kesulitan buat ngelunasin utangnya, Kak. Tapi ya kalau menurut klaimnya AMF waktu itu, ini tuh emang satu-satunya cara yang bisa ditempuh Indonesia.

Biar krisisnya bisa segera ditanganin. Menurut mereka gitu. Jadi ya kayak semacam Hei Indonesia, gak apa-apalah lu berkorban dikit lagi, lu rasain sakit dikit lagi Tapi abis ini masalah lu sembuh kok Kan gue mau kasih bantuan juga nih ke lu Asal syaratnya dipenuhi Jadi kayak semacam gitu kan Tapi kalau menurut lu sendiri gimana nih? Apakah ini emang jebakan atau pure bantuan?

Silahkan komen Terus selain ke Indonesia, IMF waktu itu juga ngasih bantuan ke Thailand Buat menghadapi krisis yang terjadi Dan sama kayak ke Indonesia, IMF juga tuh ngasih syarat ke Thailand. Dimana syaratnya ini tuh utamanya terkait restrukturisasi sistem ekonomi di Thailand. Ya, waktu itu sistem ekonomi di Thailand tuh kan emang tersentral banget ya, emang terpusat banget.

Nah, sebagai syarat nyairin dana bailout, IMF tuh minta Thailand buat ngubah sistem ekonomi mereka. Biar nggak terlalu dibatasi, biar nggak dimonopoli sama pusat doang. Apalagi waktu itu kan banyak banget sektor ekonomi di sana yang dikuasain sama kelompok elit doang.

Yang sebenernya nggak jauh beda sama di sini ya. Nah, buat Thailand syaratnya itu tuh. Nggak boleh dimonopoli sama satu kelompok doang ekonomi di sana. Itu harus diubah. Syaratnya itu.

Nah, ini sejujurnya kalau ngomongin IMF sama krisis-krisis gini, gue jadi ingat krisis yang di Argentina sih. Gue jadi ingat kasus yang di Argentina. Yang sempat kita bahas juga dulu kan. Kan di Argentina juga banyak banget pihak yang menilai kalau bantuan IMF ke Argentina tuh cuma ngebikin masalah di sana jadi makin buruk.

Belum lagi kritik-kritik lain yang dikasih ke IMF karena terkesan terlalu manjain Argentina dengan ngasih suntikan dana yang terlalu besar dengan syarat yang ringan. yang endingnya malah jadi ngebebanin Argentinanya sendiri. Nah, gara-gara kasus di Argentina ini, sejujurnya gue tuh jadi ngeliatnya kalau dari sudut pandang sebagai IMF, gue jadi ngerasa ya wajar sih kalau IMF ngasih syarat pinjaman yang ketat ke sebuah negara kalau negara itu mau dapet dana bantuan. Soalnya kalau kita berkaca dari Argentina yang kesannya terlalu dimanjain, yang syaratnya nggak terlalu berat, tapi terus mereka malah drop banget, gara-gara ini jadi banyak pakar yang menilai kalau alasan utama yang bikin krisis di Argentina memburuk adalah Karena pemerintah Argentina gagal buat nyusun kebijakan ekonomi yang ideal. Nah, kenapa bisa gagal?

Salah satunya dipercaya karena syarat dari IMF tuh nggak seberat ke negara-negara Asia. Gara-gara syaratnya ringan, mereka jadi nggak tahu harus berbenah di mana. Gara-gara syaratnya ringan, mereka jadi nggak tahu yang salah dari mereka tuh apa.

Mereka dapat dana bantuan besar banget, tapi karena mereka nggak tahu yang salah dari mereka apa, karena mereka nggak berbenah, akhirnya dana bantuannya hilang gitu aja. Yang ada, krisisnya malah makin parah. Jadi banyak yang anggapnya gitu tuh, gara-gara syarat dari IMF nggak terlalu berat. Tapi kalau menurut sendiri gimana nih?

Apakah IMF layak dibilang jadi penyebab memburuknya krisis keuangan di dunia? Atau langkah IMF ini tuh sebenarnya udah tepat? Yang mana nih?

Silahkan komen. Terima kasih