Sampai jumpa di video selanjutnya. akibat penyerangan tentara Mongol terhadap Daulah Abasyah yang sangat barbarik tersebut. Selain itu, topik ini mengandung banyak pelajaran, termasuk pelajaran dari sosok khalifah hebat seperti Muhammad Al-Fatih yang akhirnya mampu menaklukkan konsantinobol.
Ibu kota Romawi Timur yang selama ini sulit ditembus umat Islam mulai masa Daulah Umayyah hingga Abasyah. Tetapi pusat kekuasaan juga benteng orang-orang Kristen sekaligus sebagai simbol bangsa Eropa tersebut akhirnya ditaklukkan. Bagaimana bisa?
Semua akan kita bahas di sini. Yuk kita mulai pembahasannya. Peta Sejarah Islam menyatakan Turki Usmani pernah menjadi pusat kekuasaan dunia Islam selama kurang lebih 620 tahun dan sangat disegani bangsa Eropa.
Daulah Usmani merupakan daulah Islam terbesar dan paling kuat yang pernah ada dalam sejarah dunia Islam. Pada masa pemerintahan Sultan Murad III, Turki Usmani menguasai tiga benua mulai Asia, Afrika hingga sebagian Eropa. Sebuah daulah penguasa dunia yang tidak pernah bisa ditiru oleh bangsa Eropa sekalipun Tetapi kenapa Islam sekarang terpuruk? Itulah yang jadi pertanyaan kita untuk direnungkan bersama Daulah Usmani dalam perjalanannya memang mengalampas sang surut sebagaimana kekuasaan politik lain Hanya saja perjalanan sejarah Turki Usmani punya banyak alasan penting untuk dikaji. Di antaranya karena Daulah ini dianggap sebagai Daulah Islamia terakhir dan terpanjang umur kekuasaannya.
Yang menarik, lahirnya Daulah Usmani menjadi penguasa dunia ternyata berangkat dari penderitaan. Ini yang kita kenal sebagai sengsara membawa Nusman. Tentu ini menjadi pelajaran berharga untuk diketahui sekaligus dicontoh bagi generasi muslim biar tidak gampang menyerah dalam menghadapi kesulitan hidup apapun. Untuk bisa tahu bagaimana kebesaran Turki Usmani, termasuk siapa-siapa khalifahnya, yuk kita bahas dari latar belakangnya.
Sekedar diketahui, Daulat Usmani berasal dari salah satu suku di Turki Barat, suku Kayi. yang mendiami wilayah Turkistan. Wilayah ini, kala itu ikut ditindas bangsa Mongol pimpinan Jeng His Han saat menyerang Daulat Abasyah. Bukan hanya Baghdad sebagai ibu kota Daulat Abasyah yang dihancurkan, wilayah Islam lain juga diserang secara barbarik oleh bangsa Mongol, termasuk daerah yang didiami suku Kayi pimpinan Sulaiman Shah di Turkistan.
Merasa terancam, Sulaiman Shah sebagai pimpinan suku Qayy meminta perlindungan penguasa Transwaksania Jalaluddin Munggur Biti bin Hawarizmi. Tetapi Transwaksania juga akhirnya ikut diserang tentara Mongol. Sulaiman memimpin sukunya mengungsi ke wilayah Kurdistan dan Azerbaijan. Namun dalam usahanya memasuki wilayah Sam, terhalang bentangan sungai Efrat yang sangat luas. Pada saat menyeberangi sungai, datang banjir hingga terbawa arus dan akhirnya Sulaiman lewat.
Empat anaknya, yakni Sangkur Takin, Tok Dai, Ertugrul dan Dandan yang ikut rombongan berduka atas meninggal bapaknya. Pasca sang pemimpin wafat, rombongan terpecah menjadi dua kelompok. Dua puteranya yakni Sangkur Takin dan Tok Dai menginginkan kembali ke daerah asal.
Tetapi dua saudara yang lainnya yakni Ertugrul dan Dandan Bersama 400 kepala keluarga, Ngotot melanjutkan perjalanan ke wilayah utara Anatolia, wilayah kekuasaan Saljuk Rum, pimpinan Sultan Alauddin I. Dalam perjalanan, Ertugrul, putera ketiga dari Sulaiman Shah, diangkat menjadi pemimpin baru, hingga akhirnya mereka menetap di Anatolia. Ketika terjadi pertempuran antara pasukan Saljuk Rum dengan pasukan Bizantium Romawi Timur, Ertogrul dan pengikutnya membantu pasukan Alauddin I dan menang. Atas bantuannya, Alauddin I berterima kasih dan memberi hadiah kepada Ertogrul dan kelompoknya berupa daerah di pegunungan Armenia dan Lembah Saguta di sepanjang Sungai Sakarya.
Ertugrul dan pasukannya mendapat tugas lagi dari Alautin I menaklukkan daerah pesisir Laut Hitam ke Bursa hingga ke Eskiser. Prestasi yang ditorehkan Ertugrul dan pasukannya membuat Sang Sultan senang bahkan memberi gelar pasukannya sebagai Mukoddama Sultan, Tentara Pelopor Sultan. Sedang Ertugrul sendiri diberi gelar Sultan Oki.
Kening Sultan. Di tengah namanya meroket, Ertugrul meninggal dunia pada tahun 1288 Masehi. Posisinya digantikan oleh puteranya bernama Usman.
Prestasi Usman pun tidak kalah dengan bapaknya. Bahkan Alauddin I memberi gelar baik pada Usman karena kesetiaannya kepada Sultan. Bukan hanya itu. Usman juga diberi daerah lebih luas serta dapat memakai mata uang sendiri bahkan namanya juga disebut dalam setiap khutbah Jumat Pada tahun 1299 Masyahi, tentara Mongol pimpinan Khazan Khan menyerang Saudi Arabia tetapi serangan itu bisa digagalkan oleh Usman Tidak berapa lama dari peristiwa itu, Sultan Alauddin I meninggal dunia Sementara Sultan Alauddin I sendiri tidak memiliki putera sebagai penggantinya. Akhirnya, terjadi kekosongan kekuasaan pada kerajaan Saljuk Rum.
Peristiwa ini dimanfaatkan Usman untuk menyatakan diri sebagai Padisha Usmania atau Raja Keluarga Usman. Di luar dugaan, deklarasi Usman mendapat dukungan penuh dari rakyat. Dengan demikian, berdirilah.
Daulat Turki Usmani dengan ibu kota pertama di Kurohisar atau Iskisyar. Usman menjadi Sultan pertama Daulat Turki Usmani. Beliau memimpin selama 27 tahun mulai tahun 1299 hingga tahun 1326 Masyahi.
Sosok Usman adalah seorang sangat pemberani, mukhlis, adil dan bijaksana. Dengan sifat-sifat yang dimiliki. Menjadi kebanggaan bagi masyarakat dan pengikutnya, Usman membangun tentara yang berjuang tanpa pamrih. Semua atas dasar karena Allah SWT. Para tentaranya sering disebut Al-Ghazi, terdiri dari anggota Tarekat Bektasi.
Di bawah kepemimpinan Usman, satu persatu wilayah Kerajaan Bizantium berhasil direbut, sehingga membuat wilayah Turki Usmani semakin luas. Sebagai daulah baru berdiri, tapi berhasil membebaskan kota Bursa di tepi Laut Marmara. Setelah meninggal, kepimpinan Usman dilanjutkan puteranya bernama Orkan.
Menggantikan kedudukan ayahandanya, Orkan memindahkan ibu kota kerajaannya dari Kurohishar ke Bursa, mendekati ibu kota kerajaan Romawi Timur. Konstantinopel yang menjadi sasaran jihad mereka satu persatu wilayah Bizantium pun berhasil diisbaskan dari kekuasaan Romawi Timur keberhasilan organ dalam memperluas wilayah itu tidak lepas dari kepintarannya menyusun strategi salah satu strategi organ adalah membentuk tentara khusus dengan nama Inki Syariah atau Jeniseri Tentara Jeniseri inilah yang akhirnya menjadi tulang punggung bagi kemajuan Turki Usmani dalam perjalanan selanjutnya yang sangat ditakuti bangsa Eropa, terutama Romawi Timur. Keberadaan tentara Jeniseri menjadi kunci di balik setiap kesuksesan Turki Usmani menaklukkan wilayah-wilayah musuh. Pasukan khusus ini dibentuk dari para tawanan perang dan budak yang berhasil dimerdekakan. Diislamkan dan dibimbing dengan akidah Islam kuat, mental mereka dibentuk menjadi pejuang Muslim sejati sehingga menjadi kekuatan tanpa tanding.
Selain membentuk pasukan khusus Janissari, Orkan juga membentuk dua satuan tentara sayap lain, yakni tentara Sipahi dan tentara Hazib atau Gonima. Tentara Sipahi merupakan tentara reguler digaji bulanan sedangkan tentara Hazib merupakan pasukan digaji berdasarkan perolehan rampasan perang. Dengan demikian, ketiga pasukan ini menjadi kekuatan Trisula mematikan bagi Turki Usmani di setiap peperangan dengan semangat masing-masing. Maka wajar bila Turki Usmani selalu menang dalam setiap peperangan.
Wilayah Turki pun terus meluas hingga membentang ketiga benua Asia, Afrika hingga sebagian benua Eropa Selain membangun tiga kekuatan tentara Orkan juga merintis jabatan Perdana Menteri Jabatan tersebut diberikan kepada adiknya Al-Hudin Turki Usmani benar-benar menjadi penguasa dunia Simbol bendera Turki Usmani kala itu berwarna merah dengan gambar bulan Sabit di tengahnya Lambang itu sesuai referensi yang ada, berasal dari singkatan dari tulisan Arab Nasrullah, pertolongan Allah. Huruf Nun diambil sebagai perwakilan dari kata Nasrullah, sehingga membentuk seperti gambar bulan sabit. Di bawah bulan sabit terdapat gambar pedang yang mereka sebut Zulfikar, nama pedang yang pernah dimiliki oleh Ali bin Abi Talib r.a.
Tentu lambang Turki Usmani penuh spirit perjuangan untuk kejayaan Islam yang patut ditiru oleh generasi Muslim saat ini. Setelah Sultan Orkan wafat, kedudukannya digantikan putera keduanya, Murad I, karena putera pertama, yakni Sulaiman meninggal dunia sebelum Orkan wafat. Sultan Murad I adalah sosok sangat pemberani, gemar berjihad, dermawan dan tekun menjalankan agama.
Beliau juga mencintai peraturan dan selalu memegang teguh peraturan itu berbuat adil kepada rakyat dan tentaranya Murad I selalu dikelilingi sejumlah komandan terbaik dan orang berpengalaman dalam bidang militer yang selalu ia ajak untuk bermusawarah Di masanya, Turki Usmani membentuk pasukan berkuda atau kafleri Murad I berhasil meluaskan wilayahnya di Asia Kecil dan Eropah dalam waktu bersamaan termasuk menaklukkan wilayah Adrianopel. Wilayah ini pun dijadikan sebagai ibu kota. Ini berarti sudah tiga kali ibu kota Turki Usmani berpindah. Perjuangannya terus dilanjutkan dengan menaklukkan Makedonia, Sofia, ibu kota Bulgaria dan seluruh wilayah bagian utara Yunani.
Gerakan Murad I tak terbendung. Banyak kota ditaklukkan, membuat bangsa Eropa mulai cemas. Akhirnya Raja-Raja Kristen Balkan meminta restu dari Paus Urbanus V, pemimpin gereja katolik dunia, mengusir kaum muslimin dari daratan Eropa.
Murad I mulai menghadapi serangan Eropa pertama kali dari Raja Serbia dibantu Raja Bosnia. Tetapi pasukan Murad I terus merayap menguasai Eropa Timur seperti Somakoff, Sofia, Monasir. dan Soloniki lalu menguasai Bulgaria, Serbia, Sisman dan Lausanne penyebaran Islam makin meluas di wilayah Balkan dan banyak pemimpin mereka masuk Islam Kedaultan Daulah Usmani pun semakin dihormati bangsa Eropa Sultan Murad I mati sahid di usia 65 tahun dibunuh musuh yang menyamar setelah peperangan Kepemimpinan dilanjutkan putranya, Sultan Bayazid I. Beliau dikenal sangat pemberani, terdas, murah hati dan memiliki semangat kuat melakukan perluasan wilayah Islam. Oleh kerana itu, dia sangat memperhatikan masalah-masalah kemiliteran, mengerahkan perluasan wilayah ke negara-negara Kristen Anatolia. Hanya dalam jangka waktu setahun, negeri-negeri itu berada dalam kekuasaan Daulah Usmania.
Bayajid I bergerak begitu cepat di antara dua Balkan dan Anatolia hingga diberi gelar Yaldrum atau Kilat. Bayajid I sangat besar pengaruhnya. Pasukannya terus bergerak mengepung Konstantinopel, ibu kota Romawi Timur Sehingga mencemaskan Paus Bunafacius Paus pun menyerukan mengadakan serangan terhadap pasukan Bayazid Dan peperangan inilah yang menjadi penyebab terjadinya Perang Salib Konstantinopel hampir saja bisa dikuasai Namun di saat tentara Bayazid dikerahkan mengepung Konstantinopel Tiba-tiba tentara Mongol di bawah pimpinan Timur Leng datang menyerang ibu kota Turki Usmani. Sehingga tentara Turki Usmani kotar kaget, walahan dan kalah.
Bahkan Sultan Bayajid I ditangkap dan ditahan hingga meninggal dunia di dalam tahanan. Penyerbuan bangsa Tartar benar-benar membuat Turki Usmani berada di ambang kehancuran. Apalagi keluarga Usmani sendiri justru reputan kekuasaan.
Tiga dari empat putera Bayazid, yakni Mustafa, meminta bagian kekuasaan di Soloniki, sementara putera lainnya, Sulaiman, juga meminta bagian kekuasaan di Adrianopel. Begitu juga dengan putera satunya, Isa, juga tidak mau ketinggalan meminta bagian bursa. Tetapi perpecahan itu berhasil diselesaikan putera Bayazid satunya, bernama Muhammad I bin Bayazid.
Muhammad I bukan hanya berhasil menyatukan wilayah Turki Usmani dari perpecahan tetapi juga sekaligus mampu membangkitkan Turki Usmani dari keterpurukan akibat kekalahan dari pasukan Mongol pimpinan Timur Leng sehingga sejarawan menyebut Muhammad I merupakan pendiri Daulah Usmani Periode II setelah membawa bangsanya berjuang meraih kejayaannya kembali Dalam membangun kembali Turki Usmani, Muhammad I membuat strategi menjalin hubungan diplomatik dengan penguasa Bizantium dan Venezia dengan maksud agar kedua negeri ini tidak mengganggu kerja utamanya mendamaikan kekhalifaan Usmani. Berkat usahanya yang gigih, Muhammad I berhasil mengangkat citra daulah Usmania sehingga dapat bangkit kembali berkata, akan jaya melampaui kejayaan yang diperoleh pendiri Daulah Usmani pada masa sebelumnya. Turki Usmani sebagai Daulah Islamia diakui kembali sebagai penguasa dunia dengan kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan.
Namun Allah SWT berkehendak lain. Pada tahun 1421 Masehi, Sultan Muhammad I meninggal dunia di kota Urna. di usia yang sangat muda 43 tahun.
Sepeninggal Muhammad I, kursi digantikan putranya, Murad II yang masih berusia 18 tahun. Dia dikenal sebagai penyair dan orang yang mencintai ulama. Cita-cita Sultan Murad II adalah melanjutkan usia perjuangan Muhammad I. Prioritas utamanya merangkul kembali daerah-daerah yang terlepas dari Daulah Usmania sebelumnya, yakni daerah Asia Kecil, Soloniki, Albania, Fala dan Hungaria. Sultan Murad II membuat istana bernuan seakademis.
Hal itu dilakukan agar kegiatan keilmuan tetap berkembang pada masanya. Sultan Murad II menghembuskan nafas terakhirnya pada Tahun 1451 Masehi di Adrianopel Murad II digantikan putranya Muhammad II Al-Fatih Beliau diangkat menjadi Sultan ketika berusia 22 tahun Muhammad Al-Fatih berusaha membangkitkan kembali umat Islam sampai menaklukkan Konstantinopel, ibu kota Bizantium Romawi Timur, sebagaimana sabda Nabi dalam hadis beliau. Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam dan sebaik-baik pemimpin adalah yang menaklukkannya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya. Rawahu Ahmad Konstantinopel merupakan ibu kota kerajaan Bezantium Romawi Timur sebuah kerajaan orang-orang Nasrani yang kala itu menjadi salah satu penguasa dunia kota ini dibangun kisaran tahun 330 Masehi oleh Kaisar Bezantium Konstantin I Konstantinopel sekaligus menjadi benteng terkuat di dunia kala itu karena dikelilingi ranjau Sulit bagi musuh-musuhnya menyerangnya Makanya Romawi Timur menjelma sebagai kerajaan adidaya dunia Bahkan kerajaan Persia yang menjadi rivalnya pun Kesulitan mengalahkannya apalagi Islam yang kala itu masih mulai berkembang Nah, di saat seperti itu Nabi Muhammad SAW tiba-tiba bersabda Romawi akan jatuh ke tangan umat Islam Tidak sedikit sahabat bertanya-tanya, apa mungkin sikap sahabat Nabi tersebut sangat beralasan karena saat Nabi bersabda itu, umat Islam sendiri berada di ambang kehancuran karena diserang pasukan gabungan kafir Yahudi dalam Perang Hondak tahun 5 Hijriah atau 627 Masehi. Kekuatan musuh kala itu adalah 10,000 pasukan.
Sementara umat Islam Madinah Hanya 3,000 orang Sehingga secara logika Umat Islam pasti hancur Tetapi Allah SWT berkehendak lain Pasukan musuh justru Kocar kacir diserang angin kencang Namun dengan iman yang kuat Umat Islam menjadikan hadis Nabi tersebut menjadi inspirasi Dan umat Islam sangat yakin Sabda Nabi tersebut Maka sejak daulah Umayyah hingga Abasyah Upaya penaklukan terus dilakukan, tetapi selalu gagal. Dan upaya penaklukan Konstantinopel baru berhasil di era daulat Turki Usmani di bawah kepemimpinan Sultan Ketujuh Muhammad Al-Fatih pada tanggal 29 Mei 1453 Masehi setelah melakukan pengepungan selama sembilan bulan. Artinya hadis Nabi benar-benar terwujud setelah 828 tahun lamanya. Tentu ini memberikan banyak pelajaran untuk tidak gampang menyerah. Dan sesuai hadis itu, Muhammad Al-Fatih yang berhasil menaklukkan Konstantinopel merupakan pemimpin terbaik.
Pasukannya juga sebaik-baik pasukan. Beliau mendapat gelar Al-Fatih, artinya sang penakluk. Berkat prestasinya menaklukkan Ibu Kota Romawi Timur Membuka wilayah untuk masuknya ajaran Islam ke wilayah yang selama ini menjadi basisnya orang-orang Nasrani Sekaligus sebagai simbol kekuatan bangsa Eropa yang kafir Pertanyaannya, siapa Muhammad Al-Fatih? Hingga Nabi menyebut dirinya sebagai pemimpin terbaik Muhammad Al-Fatih Merupakan putera Sultan Turki Usmani ke-6, murad 2. Sejak belia, Muhammad Al-Fatih sudah dididik ulama-ulama Rabbani. Di antara gurunya adalah Muhammad bin Hamzah al-Dimasky al-Rumi.
Lebih populer dikenal sebagai Syekh Samsuddin. Ulama lain yang menjadi guru Al-Fatih adalah Syekh Ahmad bin Ismail al-Qurani. Muhammad Al-Fatih berhasil menguasai Konstantinopel dengan perencanaan dan persiapan matang, juga strategi yang jitu.
Sebelum melakukan penyerangan, Al-Fatih lebih dahulu melakukan perjanjian damai dengan Raja-Raja Magsar, Bosnia dan Venezia untuk memutus mata rantai dukungan terhadap Bizantium. Selain itu juga, dimaksudkan agar mereka tidak mengganggu serangan. Langkah lain yang ditempuh Al-Fatih adalah membuat benteng kokor di selat Bosporus atau benteng Rumli, Haishar, benteng Rum yang berhadapan langsung dengan benteng Kuzal Hisar guna menutup akses bantuan dari luar atas Konstantinopel. Al-Fatih juga melakukan penyelidikan kekuatan dan kelemahan benteng Konstantinopel yang dikenal penuh dengan ranjau tersebut. Setelah matang semuanya, Al-Fatih lalu mengutus Tarhan Pasha menemui dua orang saudara kandung Kaisar Konstantinopel yang menjadi penguasa Mora agar tidak membantu Kaisar Konstantinopel.
Setelah semuanya matang, baru dilakukan penyerangan. Hari Jumat sebagai hari yang mulia bagi umat Islam diputuskan sebagai hari penyerangan terhadap Konstantinopel. Hari Jumat memang sengaja dipilih untuk menambah kesakralan penyerangan ke Konstantinopel. Saat berangkat menuju Konstantinopel, Sultan Muhammad Al-Fatih ditemani para ulama.
Tidak ketinggalan juga dua guru yang selama ini memimpingnya. Para ulama itu membaca doa sepanjang jalan bergerak maju bersama pasukan. Saat hendak melakukan penyerangan, ratusan ribu pasukan Muslim melakukan solat Jumat yang bisa dikatakan sebagai solat Jumat termegah dan terpanjang yang pernah terjadi pada tahun 1453 Masehi. Karena solat Jumat dilakukan di jalan depan benteng Konstantinopel dengan jarak 1,5 km dengan jamaah yang membentang sepanjang 4 km dari Pantai Marmara hingga Selat Golden Horn di utara.
Usai solat, penyerangan dilakukan tetapi banyak pasukan Usmani gugur karena kuatnya pertahanan benteng tersebut. Pengepungan berlangsung tidak kurang dari 50 hari, benar-benar menguji kesabaran pasukan Usmani, menguras tenaga, fikiran dan perbekalan mereka. Pertahanan tangguh dari kerajaan besar Romawi terlihat sejak awal.
Sebelum musuh mencapai benteng, Byzantium telah memagari laut mereka dengan rantai ranjau yang membentang di semenanjang tanduk emas. Tidak mungkin bisa menyentuh benteng Byzantium kecuali dengan melintasi rantai ranjau tersebut. Akhirnya, Sultan Muhammad Al-Fatih menemukan iti yang ia anggap merupakan satu-satunya cara bisa melewati pagar ranjau tersebut yakni menarik kapalnya keluar Selat Bosporus dengan memindah kapal perang untuk bisa melakukan penyerangan melalui jarum lain tetapi itu bukan pekerjaan ringan kerana terbentur daratan bahkan bukit akhirnya 70 kapalnya dinaikkan melintasi bukit Galata ke muara di belakang benteng pertahanan musuh.
Hebatnya, itu dilakukan dalam waktu sangat singkat, tidak sampai satu malam, sehingga musuh tidak menyadarinya. Di pagi hari, Bizantium kaget bukan kepalang. Mereka sama sekali tidak mengira Sultan Muhammad Al-Fatih dan pasukannya menyeberangkan kapal-kapal lewat jalur darat yang masih ditumbuhi pohon-pohon. Menebangi pohon-pohonnya dan menyeberangkan kapal-kapalnya dalam waktu satu malam adalah suatu kemustahilan menurut mereka. Tetapi itulah yang terjadi.
Muhammad Al-Fadi dengan bala tentaranya yang sangat besar akhirnya berhasil melewati tembok pertahanan kota itu. Pasukan Kristen dibawa pimpinan Kaisar Pijantium ke-57, Palai Lagos pun menyerah setelah Kaisarnya tewas dalam penyerangan tersebut. Konstantinopel jatuh ke tangan umat Islam pada tanggal 29 Mai 1453 Masehi. Penaklukan yang dipimpin Panglima Muda berusia 23 tahun kala itu membuktikan hadis Nabi yang menyatakan bahawa Konstantinopel nantinya akan jatuh ke tangan umat Islam Al-Fatih memasuki Konstantinopel Di sana terdapat sebuah gereja Hagia Sophia atau Ayah Sophia yang digunakan sebagai tempat perlindungan terakhir bagi para pendeta, rohib dan masyarakat Al-Fatih dengan kebaikan ahlak bersikap bijak memberi perlindungan kepada semua penduduk Konstantinopel. Tidak ada yang dibantai satupun.
Setelah salib-salib berhala dan gambar-gambar diturunkan, Ayah Sofia dibersihkan dan dijadikan masjid bagi umat Islam yang kemudian dikenal sebagai Blue Moscow atau Masjid Biru. Yang kemarin kembali ramai dibicarakan dunia setelah Presiden Turki Cacep Tayyip Erdogan menjadikan sebagai masjid kembali kota Konstantinopel pun akhirnya dijadikan sebagai ibu kota kerajaan Turki Usmani dan namanya diganti menjadi Islambul atau kota Islam yang kemudian dikenal dengan nama Istanbul kini menjadi ibu kota negara Turki tetapi sayang prestasi gemilang Muhammad Al-Fatih Tidak bisa diteruskan putranya Bayajid 2 Di bawah kepimpinan Bayajid 2 Pemerintahan Turki Usmani melemah Turki Usmani pun terus mengalami pasang surut Hingga akhirnya benar-benar runtuh Bagaimana Turki Usmani bisa merosot hingga runtuh Insya Allah kita akan bahas pada edisi berikutnya Termasuk bagaimana Sultan Turki Usmani IX Salim I Mampu membangkitkan lagi dan Turki Usmani pun mengalami masa kejayaannya di era Sulaiman Al-Qanuni InsyaAllah semoga bermanfaat Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh