Politik Indonesia di Era Demokrasi Liberal

Oct 14, 2024

Kehidupan Politik Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal

Pendahuluan

  • Pembahasan tentang kehidupan politik Indonesia pada masa demokrasi liberal.
  • Masa demokrasi liberal diterapkan setelah Konferensi Meja Bundar 1949 dan pengembalian ke negara kesatuan pada 17 Agustus 1950.

Perubahan Bentuk Negara

  • Negara Indonesia berubah menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 1949.
  • Rakyat menuntut kembali ke negara kesatuan, yang direspon pemerintah dengan mengubah kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • Hukum dasar saat itu adalah Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950.

Sistem Pemerintahan

  • Mengadopsi sistem pemerintahan parlementer.
  • Ciri-ciri sistem parlementer:
    • Kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri.
    • Presiden sebagai simbol kepala negara tanpa wewenang menjalankan roda pemerintahan.
    • Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen.

Tumbuhnya Partai Politik

  • Tumbuh suburnya partai politik dengan sistem multipartai.
  • Partai-partai besar: Masyumi, PNI, NU, dan PKI.

Pergantian Kabinet

  • Dari 1950 hingga 1959, terjadi 7 kali pergantian kabinet.

1. Kabinet Nadsir (6 Sept 1950 - 20 Maret 1951)

  • Bertahan 6 bulan.
  • Jatuh karena kegagalan menyelesaikan masalah Irian Barat dan mosi tidak percaya dari PNI.
  • Prestasi: Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa.

2. Kabinet Sukiman (27 Apr 1951 - 3 Apr 1952)

  • Masalah politik terkait kerjasama dengan Amerika Serikat dalam Mutual Security Act.
  • Tuduhan membela Blok Barat.

3. Kabinet Wilopo (3 Apr 1952 - 30 Juli 1953)

  • Bertahan 15 bulan.
  • Menghadapi krisis ekonomi dan gerakan separatisme.
  • Berakhir setelah mosi tidak percaya dari Serikat Tani Indonesia.

4. Kabinet Ali Sastrawamijoyo I (1 Agust 1953 - 24 Juli 1955)

  • Berperan dalam eksistensi Indonesia di kancah internasional.
  • Prestasi: Terselenggaranya Konferensi Asia-Afrika.
  • Jatuh karena masalah internal TNI-AD.

5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agust 1955 - 3 Maret 1956)

  • Menyelesaikan konflik di TNI-AD.
  • Menyelenggarakan pemilu pertama untuk DPR dan Dewan Konstituante.

6. Kabinet Ali Sastrawamijoyo II (24 Maret 1956 - 14 Maret 1957)

  • Dianggap tidak tegas dalam menghadapi gerakan separatis.
  • Mengalami keretakan dukungan dari partai-partai.

7. Kabinet Juanda (9 April 1957 - 10 Juli 1959)

  • Dibentuk oleh tokoh non-partai.
  • Prestasi: Deklarasi Juanda tentang batas laut teritorial.
  • Masalah: Percobaan pembunuhan Presiden dan sidang Dewan Konstituante yang gagal.

Akhir Masa Demokrasi Liberal

  • Dekret Presiden Soekarno pada 5 Juli 1959:
    • Membubarkan Dewan Konstituante.
    • Mengembalikan UUD 1945.
    • Menandai berakhirnya demokrasi liberal dan pemerintahan parlementer.

Penutup

  • Terima kasih atas perhatian dan ajakan untuk subscribe untuk video pembelajaran selanjutnya.