Transcript for:
Mengelola Keragaman untuk Integrasi Nasional

Inilah yang membuat persoalan politik tidak pernah mudah diselesaikan dan lebih mengandalkan pendekatan kekuasaan, integrasi koersif. Terdapat suatu pemerintah yang mampu menggerakkan dan mengarahkan seluruh potensi masyarakat agar mau bersatu dan bekerja sama. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Para mahasiswa yang budiman selamat datang dalam perkuliahan online mata kuliah umum Pendidikan kewarganegaraan bersama Profesor Budimansyah Beliau merupakan guru besar pendidikan kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia Pada kesempatan kali ini topik yang akan disampaikan adalah integrasi nasional Tidak berlama-lama lagi mari kita sambut Profesor Budimansyah Profesor Budi Mansyah. Terima kasih Mbak Mutiara kepada para mahasiswa dari seluruh Indonesia. Selamat jumpa kembali pada perkulian kali ini. Silakan Mbak Mutiara isu apa yang perlu dibahas. Profesor Budi Mansyah telah menjelaskan bahwa sejatinya Indonesia itu bangsa yang serbaragam. Profesor Budi Mansyah berpandangan bahwa banyak hal yang tidak bisa ditimba dari keragaman budaya tersebut. Malah ada yang berpotensi menjadi solusi alternatif bagi pemecahan masalah sosial yang dihadapi masyarakat dunia saat ini dan mendatang. Apa maksudnya Prof? Memang benar Mbak Mutiara. Dalam video sebelumnya saya berpandangan bahwa kondisi bangsa kita yang serbar agama itu baik dari aspek suku, agama yang dianut, dan yang lainnya berpotensi menjadi solusi untuk pemecahan masalah sosial. merocahkan berbagai masalah bukan saja yang dihadapi masyarakat Indonesia dan bahkan masyarakat dunia misalnya tradisi Pela sistem kekerabatan antar kelompok di Maluku yang menawarkan model perkataan ikatan sosial yang dapat membantu memulihkan hubungan antar masyarakat dan kelompok masyarakat pasca konflik sosial di Jawa budaya gotong-royong terbukti menjadi salah satu faktor tersebut sepatnya proses pemulihan pasal letusan gunung merapi di Yogyakarta pada 2010. Dan banyak lagi yang lainnya. Itu penjelasannya Mbak Pupiara. Prof. Bunimansyah, secara faktual Indonesia ini merupakan tempat kehadiran hampir semua kebudayaan besar dunia. Karena posisi geografis kita berada di persimpangan jalan dunia. Akibatnya dalam catatan sejarah masyarakat tidak sempat berkembang tanpa gangguan. dan pengaruh dari luar. Bukankah kondisi seperti ini tidak menguntungkan bagi keutuhan negara bangsa Indonesia? Begini Mbak Mutiara, dalam gambaran Dennis Lombard, sungguh tak ada satupun tempat di dunia ini, kecuali mungkin Asia Tengah, yang seperti Nusantara, menjadi tempat kehadiran hampir semua kebudayaan besar dunia. Berdampingan atau lebur menjadi satu. Lebih lanjut, ia mengatakan, sedemikian rame-nya penetrasi global silih berganti sehingga Nusantara sebagai tempat persilangan jalan atau kerfur tidak sempat berkembang tanpa gengkapan. gangguan, dan pengaruh dari luar. Akan tetapi menurut pendapatnya, situasi demikian tidak perlu dipandang sebagai kerugian. Posisi sebuah negeri pada persimpangan jalan Pada titik pertemuan dunia dan kebudayaan, jika dikelola secara baik, mungkin dalam evolusi sejarahnya bisa membawa keuntungan, kalau bukan syarat untuk terjadinya peradaban agung. Demikian, apakah itu berarti integrasi nasional Indonesia itu benar-benar harus dipupuk dan dipelihara Prof? Ya memang seperti itu, potensi bawaan masyarakat bangsa kita yang serba ragam itu perlu secara terus-menerus dipupuk dan dipelihara agar kondusif untuk membangun peradaban agung. Adakah pengalaman negara lain yang bisa dijadikan cermin dalam menjaga dan memupuk integrasi nasionalnya, Prof? Seperti sudah disampaikan pada video sebelumnya, di belahan dunia lain cukup banyak negara berkarakter mirip Indonesia. Untuk menjaga persatuan dan memaksimalkan potensi kemajemukan mereka, sejumlah negara mencoba membuat masyarakatnya menjadi lebih homogen. Antara lain dengan menggunakan konsep melting pot. Beberapa yang lain mengelola keragamannya dengan mempromosikan multikulturalisme. Ada yang gagal lantas bubar seperti Yugoslavia dan Uni Soviet. Tetapi banyak yang bertahan bahkan sukses mengoptimalkan potensi keberagamannya untuk keutamaan bangsa. Misalnya Kanada dan Amerika Serikat. agar Indonesia berhasil dalam membangun integrasi nasional apa yang harus dilakukan Prof karena kita agak khawatir terhadap terjadinya gejolak dalam masyarakat pasca reformasi yang melanda negara kita Mbak Mutiara Mari kita bahas terlebih dahulu yang disebutkan terakhir tadi yakni gejolak masyarakat pasca reformasi. Terjadinya berbagai gejolak dalam masyarakat kita, terutama pasca reformasi adalah akibat munculnya kebencian sosial budaya terselubung atau socio-kultural. Animosity. Apa itu kebencian sosial budaya terselubung itu? Bisa dijelaskan Prof? Begini penjelasannya. Gejala ini muncul dan semakin menjadi-jadi pasca runtuhnya rejim order baru. Ketika rejim Orde Baru berhasil dilengsarkan, pola konflik di Indonesia ternyata bukan hanya terjadi antara pendukung Panatik Orde Baru dengan pendukung Reformasi, tetapi justru meluas menjadi konflik. konflik antar suku, antar umat beragama, kelas sosial, kampung, dan sebagainya. Sifatnya pun bukan vertikal antara kelas atas dengan kelas bawah, tetapi justru horizontal. antara sesama rakyat kecil. Sehingga konflik yang terjadi bukan konflik yang korektif tetapi destruktif. Bukan konflik yang fungsional tetapi yang disfungsional. Sehingga kita menjadi sebuah bangsa yang menghancurkan dirinya sendiri atau self-destroying nation. Ciri konflik pasca reformasi itu bersifat destruktif bukan korektif. Lalu selanjutnya bagaimana? Ada ciri lainnya Mbak Mutiara, yaitu konflik yang terjadi bukan hanya yang bersifat terbuka atau manifest konflik, tetapi yang lebih berbahaya lagi adalah konflik yang tersembunyi atau latent konflik antar berbagai golongan. Jadi, di samping berciri destruktif, konflik yang terjadi juga bersifat latent. Selanjutnya, bagaimana dengan kebencian sosial budaya? budaya terselubung itu Prof kebencian sosial budaya terselubung atau social culture animosity adalah suatu kebencian sosial budaya yang bersumber dari perbedaan ciri budaya dan perbedaan nasib yang diberikan oleh sejarah masa lalu sehingga terkandung unsur keinginan belas dendam Konflik terselubung ini bersifat laten karena terdapat mekanisme sosialisasi kebencian yang berlangsung di hampir seluruh pranata sosialisasi di masyarakat. Mulai dari keluarga, sekolah, kampung, tempat ibadah, media sosial, organisasi masa, organisasi politik, dan sebagainya. Apakah kebencian sosial budaya yang terselubung itu ada kaitannya dengan pluralitas masyarakat bangsa kita? Tidak dapat dipungkiri bahwa kebencian sosial budaya terselubung ini sangat berhubungan dengan pluralitas masyarakat bangsa Indonesia. Contohnya tahan. hancurnya Yugoslavia akibat semakin menipisnya ingroup feeling diantara etnis yang ada sementara kartu penyelamat atau safety felt institution untuk mengurai kebencian sosial budaya tersebut tidak bekerja efektif jadi faktor penentunya itu adalah pluralitas masyarakat Benarkah begitu Profesor Budi Mansyah pluralitas Masyarakat bukan faktor penentu karena banyak masyarakat plural yang lain bisa membangun platform budaya yang mampu menghasilkan kerukunan antar etnis pada derajat yang cukup mantap sebagai contoh masyarakat Malaysia Dengan konsep pembangunan sosial budayanya, telah berhasil menciptakan civic culture sebagai kesepakatan budaya untuk membangun kerukunan antar kelompok rasial dan agama. Apa maksudnya, Prof? Apakah bisa dibangun? Beri contoh, konflik politik sekeras apapun yang terjadi di Malaysia tidak pernah mengusik kesepakatan ini. Berbeda hanya dengan yang terjadi di Indonesia, bahwa setiap perbedaan pandangan politik selalu ditarik lewat. lagi kepada faktor perbedaan budaya yang paling mendasar terutama agama. Inilah yang membuat persoalan politik tidak pernah mudah diselesaikan. Pertanyaannya adalah mengapa hal demikian itu bisa terjadi Prof? Jika menengok pada proses integrasi bangsa Indonesia persoalannya terletak pada kurangnya mengembangkan kesepakatan nilai secara alamiah dan parah. Partisipatif atau yang disebut integrasi normatif dan lebih mengandalkan pendekatan kekuasaan, integrasi koersif. Jika demikian adanya, apa yang harus dilakukan agar cita-cita reformasi itu tercapai Prof? Atas dasar kenyataan demikian, maka cita-cita reformasi untuk membangun Indonesia baru harus dilakukan dengan cara membangun dari hasil Prof. terhadap keseluruhan tatanan kehidupan masa lalu. Inti dari cita-cita tersebut adalah sebuah masyarakat sipil demokratis yang memiliki karakter keindonesiaan yang adaptif di era global. Profesor Budimansyah, negara bangsa baru seperti halnya Indonesia setelah merdeka pada tahun 1945 membangun integrasi nasional menjadi tugas penting. Bagaimana penjelasannya, Prof? Ada dua hal yang dapat menjelaskan hal ini. Pertama, pemerintah kolonial Belanda tidak pernah memikirkan tentang perlunya membangun kesetiaan nasional dan semangat kebangsaan pada rakyat Indonesia. Penjajah lebih mengutamakan membangun kesetiaan kepada penjajah itu sendiri dan guna kepentingan integrasi pribadi kolonial. Jadi setelah merdeka, kita perlu menumbuhkan kesetiaan nasional melalui pembangunan integrasi nasional. Lalu yang kedua bagaimana Prof? Yang kedua adalah bagi negara-negara baru, tuntutan integrasi ini juga menjadi masalah pelik. Bukan saja karena perilaku pemerintah kolonial sebelumnya, tetapi juga latar belakang bangsa yang bersangkutan. Negara bangsa atau nation state merupakan negara yang didalamnya terdiri atas banyak suku yang selanjutnya bersepakat, bersatu dalam sebuah bangsa yang besar. Suku-suku itu menjelaskan memang memiliki pertalian primordial. Apakah dalam proses bernegara bangsa dapat menjadi semacam kendala, Prof? Memang benar, suku-suku itu memiliki pertalian primordial. Dalam proses membentuk negara bangsa, suku-suku itu menjadi unsur negara yang menjelma menjadi kesatuan etnik. Selanjutnya menuntut pengakuan dan perhatian pada tingkat kenegaraan. Persoalannya ikatan dan kesetiaan etnik adalah suatu yang alami, bersifat primer, sedangkan kesetiaan nasional bersifat sekunder. Maka apabila ikatan etnik ini tidak diperhatikan atau terganggu, mereka akan mudah dan akan segera kembali kepada kesatuan asalnya. Sebagai akibatnya mereka akan melepaskan ikatan komitmennya sebagai suatu bangsa. Sekian, apa yang harus dilakukan pemerintah? Tidak boleh dipungkiri bahwa pemerintah harus diakui dan dipercaya oleh rakyatnya. Sebagaimana dikemukan oleh Miron Weiner, bahwa dalam negara merdeka, faktor... pemerintah yang berkeabsahan atau legitimate merupakan hal penting bagi pembentukan negara bangsa hal ini disebabkan tujuan negara hanya akan dapat dicapai apabila terdapat suatu pemerintah yang yang mampu menggerakkan dan mengarahkan seluruh potensi masyarakat agar mau bersatu dan bekerjasama. Memang benar Prof, namun kemampuan yang dimiliki oleh pemerintah itu tidak hanya dapat dijalankan melalui kewenangan menggunakan kekuatan fisik yang sah, tetapi juga persetujuan dan dukungan rakyatnya terhadap pemerintah itu. Benar seperti itu, oleh karena itu diperlukan hubungan yang ideal antara pemerintah dengan rakyatnya, Sesuai dengan sistem nilai dan politik yang disepakati, hademikian memerlukan integrasi nasional. Prof. Budimansyah, kita sudah sampai pada penghujung pertemuan kali ini karena waktu yang sudah mencukupi. Kepada para mahasiswa atau siapa saja yang ingin bertanya silahkan tulis pertanyaannya dalam kolom komentar tayangan video ini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut insya Allah akan dibahas dalam pertemuan perkuliahan. perkuliahan selanjutnya. Sampai jumpa pada pertemuan yang akan datang yang akan membahas topik konstitusi undang-undang dasar 1945 Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh