Menurut Lewis, unsur-unsur non-logam dapat membentuk ikatan dengan atom non-logam lainnya melalui penggunaan bersama elektron valensinya. Mengapa atom non-logam ini tidak melakukan serah terima elektron seperti ikatan ion? Atom-atom non-logam umumnya berada pada golongan 5A sampai 7A, memiliki elektron valensi yang terbilang banyak, sehingga sulit untuk melepaskan elektronnya.
Untuk mencapai konfigurasi stabil seperti gas mulia, atom-atom tersebut cenderung meng-share elektronnya untuk dipakai bersama. Ikatan yang terbentuk dari sharing elektron ini disebut dengan ikatan kovalen. Senyawa yang terbentuk disebut dengan senyawa kovalen.
Berikut adalah jenis-jenis ikatan kovalen. Seperti namanya, ikatan covalent tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari dua atom yang masing-masing menyemakkan satu elektronnya untuk dipakai bersama sebagai sepasang elektron. Contoh ikatan ini adalah HCl, asam klorida.
H di sini memiliki satu elektron, dan disumbangkan untuk dipakai bersama. Cl memiliki 7 elektron dan salah satunya disumbangkan untuk dipakai bersama. Sepasang elektron yang dishare bisa dilambangkan dengan garis seperti ini. Contoh lainnya adalah metana, CH4, di mana H memiliki 1 elektron dan C 4 elektron. Semua elektron ini dishare untuk dipakai bersama.
Selain ikatan kovalen tunggal, ada juga ikatan kovalen rangkap 2 atau 3. Ikatan kovalen rangkap terjadi jika jumlah elektron yang dishare oleh masing-masing atom yang berikatan berjumlah 2 atau 3. Contohnya pada O2 atau oksigen, satu atom O memiliki konfigurasi yang berbeda. elektron 2, 6. Untuk mencapai konfigurasi gas mulia yang terdekat, yaitu neon, dengan konfigurasi elektron 2, 8, atom oksigen ini membutuhkan 2 elektron lagi. Untuk memecahkan masalah ini, masing-masing atom oksigen men-share 2 elektron. sehingga terjadi ikatan rangkap.
Contoh lainnya adalah N2, di mana N memiliki konfigurasi elektron 2, 5. Untuk mencapai konfigurasi gas mulia, diperlukan 3 elektron lagi. Maka masing-masing atom nitrogen menyambang 3 elektron sehingga terjadi ikatan rangkap 3. Molekul di atom seperti H2, O2, dan N2 memiliki daya tarik menarik antara dua atom yang sangat besar, karena keduanya memiliki kelektronegatifan yang sama. Apa yang terjadi ketika dua molekul yang memiliki kelektronegatifan yang berbeda, seperti pada asam klorida H2? Cl memiliki kelektron negatif 3,1 dan H 2,1.
Maka Cl memiliki daya tarik terhadap elektron yang lebih besar daripada H. Akibatnya pasangan elektron ini akan lebih dekat ke arah atom klorin. Hal ini menyebabkan Mengenai pengkutuban muatan, oleh karena elektron lebih mendekat ke klorin, maka klorin membentuk kutub negatif. Di lain sisi, hidrogen membentuk kutub positif.
Molekul HCl sendiri itu bersifat netral, maka besarnya muatan negatif di klorin harus sama dengan muatan positif pada hidrogen. Kutub positif dan negatif dalam senyawa kovalen ini juga merupakan pemisahan muatan secara parsial, bukan keseluruhan seperti pada ikatan ion. Pengkutuban muatan ini dilambangkan dengan delta.
Pada senyawa kovalen yang memiliki pengkutuban muatan ini, ini dinamakan ikatan kovalen polar. Pemisahan muatan secara parsial ini terjadi akibat perbedaan ke elektronegatifan dari atom-atom. Bagaimana cara kita menentukan itu ikatan kovalen polar atau non-polar? Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan pengetahuan ke elektronegatifan unsur-unsur yang sudah pernah kita bahas di video sebelumnya. Jika selisih ke elektronegatifan itu 0 atau sangat kecil, maka terjadi ikatan non-polar.
Jika selisih yang besar akan membentuk ikatan kovalen polar. Jika sangat besar berpeluang untuk membentuk ikatan ion. Contohnya pada H2 itu selisihnya 0, HCl selisihnya 0,9, dan NaCl selisihnya 2,1.
Dalam ikatan kovalen, kedua atom yang berikatan sama-sama menyumbangkan elektronnya. Mungkinkah ikatan kovalen terjadi jika hanya satu atom yang menyumbangkan elektronnya? Berdasarkan dari senyawa yang ditemukan, ternyata ada senyawa kovalen yang elektronnya hanya berasal dari satu atom. Ikatan kovalen yang seperti ini dinamakan dengan ikatan kovalen koordinasi. Contoh ikatan ini adalah ion ammonium NH4+.
Ion ini terbentuk dari ikatan amonia NH3 dan ion hidrogen H+. NH3 sendiri adalah senyawa kovalen di mana hidrogen menyumbangkan 1 elektron dan nitrogen 3 elektron untuk berikatan. Setelah itu ada ion H+, yang tidak memiliki elektron. Maka sisa 2 elektron di nitrogen yang belum di-share dipakai bersama dengan ion H+, membentuk ikatan kovalen koordinasi.
Jika ikatan kovalen dinyatakan dengan bentuk garis, ikatan kovalen koordinasi ini dinyatakan dalam bentuk anak panah. Anak panah ini ujungnya dari atom yang menyumbang elektron dan menuju ke atom yang menerima elektron tersebut. If you like this video, please like, comment, and subscribe.
It really helps a lot and see you next time.