Transcript for:
Perbandingan Budaya Surabaya dan Surakarta

Intro Lebih sadis mana pak orang Surabaya atau orang Surakarta dalam menghabisi lawannya? Nah 4 jam, 2 jam, baliknya 4 jam lagi, Mas Terima kasih. Bukan sampai nanti yang ditraktir, sampai yang naktir konco-koncomu. Jadi kalau minta ngerokok di tempatnya Pak Prabowo, risiko maksimumnya apa? Ditolak.

Bisa nggak Pak Prabowo mecat saya? Bedagang. Gaknya bintang.

Jadi Bambang Pacol gak direken. Anak Raja-Raja itu sekolahnya disana. Sama-sama. Gak ada yang kenal saya. Sekarang orang bertanya siapa itu?

Pacol Hohohoho. Oke teman-teman kita sanggup. Bambang Pacol Yeay!

The Godfather of Korea! Tepuk tangannya, teman-teman! Tepuk tangannya untuk Bapak Paco!

Yeay! Ini banyak yang pakai jaket almamater juga nih Pak Iya Pak Iya, mau cari makan gratis. Iya.

Oke, selamat malam Surabaya. The second homeland of Korea. Kenapa Pak? Kenapa second?

Yang first, kota Surakarta, kota Solo. Jadi disini bisa tumbuh Korea, namanya Surabaya. Di Solo namanya Surakarta. Sama-sama surah, surah dalam bahasa Jawa berarti berani. Jadi kalau orang zaman dulu diberi nama surah, hati-hati itu adalah orang-orang berani.

Orang-orang berani deket-deket dikit dengan nekat. Yang kedua. Surabaya itu kotanya dibentuk melalui kampung-kampung yang punya warung kopi.

Nah, dikolupa. Please, belajar secara. Di tiap warung kopi selalu ada tempat untuk kongko. Mereka punya pelanggan sendiri. Di kota Solo sama.

Di sana banyak angkringan. Orang Solo suka umuk karena berhadapan dengan Beda. Kalau di sini tidak perlu umuk langsung ke pro. Langsung bet, itu Surabaya. Oke, clear?

Ceta? Nah, itu Surabaya. Bedanya di mana Pak Paco? Gitu loh, bedanya adalah di Surabaya ini, itu... Kulturnya jauh lebih egaliter dibanding Solo.

Kenapa Pak Paco? Lah disini kamu ketemu kawan comit, kan gitu. Ini kan egaliter.

Adinda enggak marah, tapi egaliter. Nama aja arek. Pesek, kabarerek.

Kan gitu. Itu kultur egaliter sama RKB, zaman perjuangan boom. Bung Romo, yes.

Jadi sama egaliter. Di Solo kurang egaliter. Korea kerajaan. Radak dikit-dikit ada takutnya. Kalau mentalnya sudah berani, seolah-olah takut.

Di Ya, Satria, di Ketidak. Mohon maaf, Surabaya lebih terbuka dibanding kaya Solo. Oke, soal berani, eh surah apa ya pak, sampean itu lihat sejarah, dikelihat bagaimana di jaman dulu bendera merah putih biru, dikenaik sana, disopek warna birunya tinggal merah putih, cocok? Bersenjata bambu runcing, wani perengkaru sekutu Membunuh Brigadir Jenderal Mata Lo kenceng pora?

Dinda enggak soal wani, surabaya Oh ya memang suruh tempat berani. Di dalam, di Solo gimana? Sama beraninya. Cuma yang membedakan kenapa saya sebut second land, second homeland itu karena di Surabaya ini kurang bisa bersandi warai.

Kurang pinter berpura-pura. Padahal dalam hidup ini suka berpura-pura. Kamu ditanya, udah makan belum? Betul Punya nasi gak lo? Kan gitu.

Diso lo, sudah makan belum? Sampai. Padahal kelaparan.

Oke? Clear? Jadi di dalam soal pelentingan, tinggi mana lentingannya?

Tinggi Solo karena pinter pura-pura. Understand? Oke, begitu.

Jadi Diko itu utamanya. Jadi Pak Paco gimana? Ya kalau Diko lihat-lihat nanti galahmu.

Tidak ada orang Surabaya punya galah orang Sulu. Kenapa? Orang cocok. Galah Solo kamu gak cocok, yang cocok galah mana Pak Paco? Ya galah Surabaya.

Gitu loh, ya paham? Cep? Itulah, Pak Satria Novanto orang Surabaya, bukan. Orang NTT kerja dulu di Malang.

Udah mulai menyusrekan tuh, pokok beranianya dapat. Itu lentingannya juga tinggi. Oke? Sudah cerita kenapa saya sebut the homeland, second homeland of Korea.

Yang first itu, first homeland itu Surakarta, Solo. Ngerti ya bedanya ya? Jadi kalau kamu ketemu sama orang Solo, ya begitu orang Solo. Gitu loh, ngerti? Pak kalau orang Surabaya gak mungkin bilang Saya gak mikir Gak mikir itu gak mungkin ya Enggak Ini orang Surabaya ini kan juga ada lagi Kultur supporter Surabaya Bune Bonde nekat Kan gitu nih Tetapi nek bonde nekat gitu Itu gak bisa Ngelenting Bonde nekat Untuk modal Mentalitas Nanti kita ajari Ya tau Tri fokus pertama Tri fokus kedua Dari para kok Clear Cetak Siap.apa yang tidak ingin melenting Ngacong Wah semua pengen melenting ya Ceta ya?

Pengen melenting ya? Harus melenting Kalau gak melenting Nanti hidup punya begitu-begitu aja Iya tak? Contoh Bambang Pacol ini Kalau gak melenting Enggak sakti, bos Iya tak?

Kalau sekarang ya agak sakti-sakti dikit lah, kan gitu loh. Korea sudah mah lenting. Tapi usia sudah tidak bisa direm, bos. Sudah 68, bos. Coba posisi seperti ini, usia 45. Gajah ngampun-ampun bos.

Oke. Saktinya ampun-ampun. Ya weh, gitu ya. Pak, tadi kan Bapak membandingkan antara mentalitetnya Surakarta dengan Surabaya. Lebih sadisman apa orang Surabaya atau orang Surakarta dalam menghabisi lawannya?

Nah. Nah, horotoyoh. Di sini celurit, jangan bermain. Senjata tempurnya celurit gitu ya.

Itu ada kulturnya dikit dengan kawan-kawan Matur. Carok di Matur disini main celurit, kepro kan begitu nih Lengkungannya hanya satu Lengkungi si jidak pak Iya tak? Kalau kris lengkungannya berapa bos?

Berapa lengkungannya? Ya terserah ada yang luk tujuh, ada yang luk sebelas bahkan Betul? Jadi kira-kira lebih ke jam mana? Mohon izin simpulkan sendiri. Tapi kan yang kelihatan lebih galak dan terbuka kalau marah-marah kan orang Surabaya dibanding orang Surakarta.

Kalau ngangkat barangnya saja udah pakai begini-begini. Siap.kat kamu. Di sana aja diwadahi bos barangnya.

Di sini, kalau perlu gak kelihatan tuh. Tiba-tiba. Empus.

Oke. Itu Pak, itu berlaku di politik juga gak Pak? Orang Surabaya sama orang Surabaya.

Jadi begini Adisnda. Satriap inti daripada budaya, inti dari kultur itu namanya values, tata nilai. Tata nilai itu akan terpotret melalui banyak hal, slogan, lambang, senjata, kesenian, kan gitu.

Betul? Jadi kalau pertanyaannya dia tadi apa? Tanyain mas Bu tadi apa? Lebih apa pak tadi pak?

Oh di politik, di politik. Iya. Kejaman apa? Kejaman, kan sudah dijawab.

Kalau rumuskan sendiri. Tetapi dari sini, senjata itu juga bagian daripada kultur. Apakah seluruh rite ada raconya? Ada racunnya enggak curit?

Enggak ada. Keris dikasih racun enggak? Enggak.

Iya namanya dikasih warangan gitu. Di setiap malam jumlah kliwon di cuci kan begitu nih. Kemudian dikasih sesajian kan gitu, iya enggak?

Cocok? Nah itu bahkan kerisnya kadang-kadang dikasih kodam. Betul?

Dan, Solo, Satu, Inten, Sengkelat, macam-macam. Itu juga akan menunjukkan gaya bertempurnya. Orang Solo senjatanya monijen, disembunyikan, dikasih orangka. Muko enggak terlalu kelihatan, tapi kalau saman pakai pedang sama curut kan kelihatan bos.

Betul? Lebih berbahaya mana? Lebih berbahaya orang Surabaya atau orang Solo?

Kalau soal bahaya lebih bahaya orang Solo bos. Itu karena pengaruh kultur. Ngerti?

Kultur akan menjadi mengatur kehidupan orang yang bersangkutan. Itu kekuatan kultur. Masa setiap tempat lu belajar dulu kulturnya.

Ini gak percaya, Mas Ari sama Mas Putih itu. Ini Surabaya gak akan ada yang daftar bos katanya. Siap.apa bilang? Surabaya itu tempat kongkoh. Betul?

Tempat kongko, pasti ada ini daftar. 400 pasti ada, pasti ada. Di bilang, wah kalau bisa tembus 400 hebat. Terakhir tembus berapa?

Seribu Pak, daftar. Tepuk tangan buat Diko sekalian. Padahal kulitnya bersih kayak gini. Kan ini udah pasti bukan Korea, toh. Tapi ya jika pengen datang...

Pak, beliau itu wajahnya pantas gak bersih-bersih itu, Pak Ya pasti enggak. Kalau orang udah bersih-bersih kayak gini kan, itu orang berkecukupan, Bos. Kan gitu loh.

Korea kan banyak gak kecukupannya, Bos. Betul? Hidupnya harus survival of the five.

Harus survive. Itu Korea, Korea. Sudah banyak Korea di sini. Pinter, cerdik, dan cerdas beda. Apa itu Pak?

Beda Pinter itu knowledge. Cerdik knowledge-nya bisa dipakai akal-akalan. Kalau cerdas ilmunya untuk memecahkan masalah. Kalau cerdik masalah dipecahkan dengan cara berbeda.

Korea kalau dijelaskan masalah caranya pasti beda, karena ilmunya ilmu kehidupan. Understand? Yesterday, today bos. Kalau Pak Wali Wali Kota ini, Mas Armuji ini wajahnya kunturnya gimana Pak? Satria Rumuski Korea apa bukan tuh?

Korea lah, bukan aku yang jawab. Bukan aku yang jawab. Gitu loh. Itu juga sakti jadinya, kan orang kaya. Gitu loh.

Ini bukan kaya, dulu perjuangannya panjang. Gitu loh. Pasti loncat gini, loncat sana. Galahnya ini, galahnya itu kan begitu.

Pak, kata Bapak tadi orang Surabaya gak bisa galahnya orang Surakarta tadi Pak Susah kata Bapak. Bapak kan orang Surabaya galahnya dulu Pak Apanya? Galahnya Bapak kan orang Surabaya Pak Walah kalau orang Solo dikasih galah siapapun beres bos.

Kita paling pinter menyesuaikan diri pak. Siap.ng sing sing sing sing. Oke.

Ya? Betul gak tuh pak? Seorang bambang.

Pak Cul yang orang Solo, ternyata galah atau mentornya itu dulu jagoan dari Surabaya. Ada cerita gak Pak soal itu Pak? Ini supaya Korea, Surabaya tahu Pak Ya namanya Pak Insinyur Sucipto. Sekjen 2005, eh 2000-2005, beliau sekjen, saya menjadi staff-nya beliau. Bahasanya staff ahli wakil ketua MPR, tapi yang ngerti politik.

sama Pak Jeb Pak Jeb ini juga ceritanya panjang, lucu-lucu. Yang senang itu kalau cerita PDI ketika menang. Mati ketawa kayak PDI. mati ketawa cara Rusia, kalau di PDI ada mati ketawa cara PDI berjuang.

Banyak sekali ilmunya karena dia dari bawah bersama-sama. Kan gitu loh. Oke kita langsung buka klinik Bapak Pak Jul malam hari ini ya.

Supaya gak terlihat ada terlalu PDI kita kasih orang NU pak. Selamat malam komandan Perkenalan? Ya pasti Pengenalkan komandan, nama saya Gimana Asli Jawa Timur Dan 100% Korea Komandan Termasuk bisa dibuktikan, saya sudah memikirkan, wah ini gimana biar di notice, pakai kopi awas.

Beda teriang lain, seperti kata komandan, please make yourself different. Jadi begini komandan, saya ingin bertanya. Kan komandan berkali-kali berpesan pada Korea ini harus mencari galah yang tepat. Nah, tapi saya juga tahu kalau galah itu yang enak pakai rotan biar enggak patah. Jadi pertanyaannya, bagaimana kemandan cara memilih galah yang gak mudah patah biar gak ganti-ganti?

Kalau mungkin itu juga apa, mungkin ada cerita kayak dari Romo. apakah pernah ganti-ganti galah atau pernah salah galah biar korea-korea ini gak salah galah gitu maksudnya jadi biar galahnya gak salah jadi begitu terima kasih tepuk tangan dulu Siap.apa namamu? Gimana Tanpa kuku Dari Jawa Timur Langsung jawab aja pak Ya pernah salah galah pak? Atau memilih galah yang patah gitu kan?

Atau galahnya dipatahin pak? Ada juga kan? Bukan salah si galah pak Galahnya kalah kompetisi Dipatahin Gimana pak?

Adisnda Gimana Diko Yang pertama Pengen pakai kopiah agar Diferensiasi Itu diferensiasi Dalam bentuk konteks Pcc Kalau pakai peci Saratnya wajahmu Harus sering dibiuri Agar terlihat sering wudhu Kalau di ke wajahnya Kotor? Wah susah, ini gak pernah wudhu kok pake kopi ya. Jadi ada ikutannya, ya betul? Nah itu satu.

Boleh gak? Boleh, tapi itu... Pececing yang gampang ditiru. Kalau bikin, ya yang susah ditiru. Monggo aja, itu oke.

Mendiferensiasi diri, penting. Supaya clear and clean. Yang pertama, yang penting, yang kemudian yang kedua, bagaimana cara memilih galah?

Pak Paco berpesan. Pelajari dengan baik kalahmu, sebelum itu tentukan dirimu dulu, increase your mind, increase your money, atau increase your power. Lu mau melenting yang kamu mau lentingkan apa, maka datanglah engkau. Tanyakan pada psikolog atau pada kawanmu, saya kekuatannya di mana? Oh tiga-tiganya enggak kuat saya.

Sekolah saya tidak terlalu pinter alias bodoh. Kan begitu. Yang kedua, duit saya juga mepet.

Kemudian saya susah dapat galah yang powernya kuat. Apakah bisa? 100% bisa. Asal kamu sehat badanmu. Masa nomor satu, aku selalu bilang, trifokus Korea yang pertama.

Satu kan gitu, mentalitetmu mentalitas Korea yang seperti apa kan sudah pernah kita cerita pastikan itu yang kedua mentalitas Korea yang kedua pak, dari fokus Korea jagalah pikiranmu agar selalu pada solusi tidak orang pintar Fokus solusi aja. Solusinya apa? Setelah itu badan lu sehat.

Itu trifokus korea. Kalau trifokus ini sama triberata lebih paten mana pak? Kalau triberata, wah tentang polisinya banyak sekali. Kita ini main individual.

Kita main individu. Jadi dikonek orang pati pinter, fokusnya pada solusi aja. Seperti kau tadi, Pak Pacull, Galah apa?

Enggak pinter semua, udah. Siap.apa yang paling dekat di situ orang yang paling punya power? Bisa enggak ngeliat dalam setiap komunitas?

Bisa enggak? Ini orang yang paling punya power nih. Ngabdi pada dia.

Otot proaktifnya jalani. Mentalitasnya Korea, dimarahi enggak apa-apa. Siap.ap, kan gitu saya bilang.

Siap.ap lah kau jadi cacing. Korea kau sudah melentik nanti menjadi naga, kan gitu. Dan setelah jadi naga, kau naganya naga terbang pula.

Udah enggak bisa dijangkau. Siap.apapun bisa diburu dan dimakan kalau naga terbang. Jadi Adisnda, pilih galah itu, kampan.

Kalau kamu kekuatanmu terbatas, terdekat itu siapa? Pada dia. Wah ini aku cerita, di sana itu, di Kalimantan Selatan itu, hari ini banyak sekali orang yang mohon maaf.

Di Lentengan. menjadi bupati, wakil bupati oleh seseorang. Nah, sekarang gini aja deh, yang terbaru.

Gubernur, calon gubernur Banten nanti, yang melawan airin, itu orang enggak berpunya. Siap.apa namanya? Anda Itu staff ahlinya Ini bisa cerita ini Itu pegembar saya Staff ahlinya Pak Dasko Sekarang lawan itu nanti jadi gubernur Dengan DPT 8 juta bos 8 juta lebih Taruh Didekengi sama galaknya Namanya Mas Sumidasko Itu galahnya dia, Korea banget itu. Tanya ini kawannya dia ini, makan juga susah dulu. Ini true story.

Mau tempur jadi gubernur. Itu contoh galah tepat. Lihat sekarang gimana cara milih galahmu.

Tadi lihat dirimu mana yang mau kamu naikkan, setelah itu lingkungannya lihat. Galah mana yang mau saya ambil? Bambang Bambang pacol kamu google keluar semua namanya pacol. Bahkan hobinya pun diketahui, yang paling gampang masuk di urusan hobi.

Oke, Gimana, kamu bicara soal hobi, itu panjang sekali. Menangkan hatinya, gitu, hotuin the heart dari galahmu, menangkan galahmu. Dengan cara orasah pinter-pinter, layanilah. Oke, layanilah dengan otot proaktifmu. Itu kalau ototmu proaktif layani, pacarmu pun tumbang.

Siap.ap. Oh, selesai. Betul? Betul? Selama dia manusia, dia punya nurani.

Betul? Betul, jadi kalau punya nurani layani sebaik-baiknya. Dulu di 2004 saya sama Pak Cep kan jadi staff ahli, di Bambang masuk Surabaya, jadi calon Surabaya nomor 2 setelah saya, seluruh biaya kampanye saya biayai, begitu. Ini true story, Pak Pacol indok kalau orang Surabaya, oh enggak Pak, saya mau begini-begini kan gitu Surabaya, kalau saya enggak, izin Pak Itu kan saya juga anak buahnya Pak Kewalat. Badiklat Pak Gun.

Semoga rembukan rumiin kalian Pak Gun. Saya gak enak sama beliau. Oh iya iya, aku tak rembukan. Saya langsung datang sama Pak Gun. Ketik-ketik-ketik-ketik.

Pak Gun, Pak Cep ngenjikau naik sama dibawa ke Surabaya. Lah saya ini orang sului Pak Masuk saja dibawa ke Surabaya. Gimana nanti susah saya, gak cocok kultur saya nanti. Tolong dong jadi nanti bilang biar di Bambang isawurus saja.

Jadi gak jadi ke Surabaya, tetap di Karistenan, Surakarta. Masak Nah begitu teknik berkelitnya Jangan langsung wah gak mau saya Jangan tergesa-gesa Ngomong tidak Betul? Itu termasuk cewek-cewek Cantik kalau lagi dilamar I love you Saya suka padamu terbayang Diko dalam mimpiku Ini dobol Lu bilang aja Sabar dulu Sus saya tak solat tahajud mau diare ya clear tidak boleh menyakiti lah ini Pak Paco datang ke Surabaya agar Diko tidak gampang bikin statement yang menyakiti ini wilayah dunia timur apalagi menyakiti kalahmu kalahmu dipelajari setelah di google bisa Bisa gak carilah hobinya. Kalau hobinya itu nanti burung gampang. Tapi kalau hobinya itu motor gede, mati.

Cari kalah lain. Enggak cukup ilmunya bos. Understand?

Begitu tekniknya. Clear? Sekarang gampang Kalau dulu pakai intel Intel mau sekarang Bah google Betul?

Wah udah Gampang itu sekarang Pelajari kalahmu Kemudian aktifkan otot proaktifmu Proaktif Ototnya proaktif Apa Pak Pacull otot proaktif? Lu baca Stem Covey deh Bukunya Seven Habits Ya Oke Oke Tepuk tangan dulu Tepuk tangan Tupi ma Maman di bagian ini Maman Siap.ni Ini ketua BEM Universitas Erlangga ya pak, iya. Tembok tangan, tembok tangan, tembok tangan, kasih tembok tangan.

Di nanya pak, aku gak dikasih kesempatan mas padahal aku pake jaket, oh kamu pake jaket. Ketidak BEM? Iya, Pak Pacol. BEM mana? BEM UNER.

UNER? Iya, UNER, UNER Pak Pacol. Ya cocok, di sekolahnya roda A.

Ya, nama-nama. Ya, baik Pak Paco sebelumnya selamat malam dan tadi selamat ulang tahun. Saya Oliat Tarik Akbar dari mahasiswa UNER. Dan kebetulan teman-teman UNER ini saya yakin juga Korea Pak Paco. Korea kita ini dijulikinya biasanya...

Satria Air Langga. Nah Pak Pacull kan sering bilang kalau jalan ke Satria, ke Satria ini. Nah barangkali nanti juga ada versi bagaimana ke Satria Air Langga itu seperti apa, ke Satria versi Pak Pacull itu seperti apa.

Jadi mungkin bridging awalnya dulu kalau misalkan nanti Pak Pacull mau datang ke Surabaya lagi, BEM Uner siap untuk memfasilitasi Pak Pacull. Kita bedah bukunya bareng-bareng. Jadi, jadi, jadi ini mungkin teknik lobbying langsung Pak Pacull.

Meskipun Pak Pacull dulu waktu rapat sama Prof. Mahfud kan sempat menyampaikan lobbyingnya bukan disini. Tapi karena Pak Pacull sendiri yang tujuannya ya saya langsung. Nah, yang ingin saya sampaikan Pak Pacull mungkin, eh saya tanyakan. Jadi saya terus terang berasal dari organisasi ekstra yang satu ideologis juga sama Pak Pacull. Kalau tadi masnya dari pergerakan mahasiswa, kami dari gerakan mahasiswa.

Jadi maka dari itu saya sempat mengikuti juga dan ketika rame-ramenya juga. Saya terus terang penasaran dari pribadi Pak Pacull. Korea saya melihat Pak Pacull ini kan salah satu politisi yang mungkin...

disampaikan oleh netizen itu yang terlalu lugas, jujur, dan sebagainya. Nah itu yang kemudian saya enggak banyak melihat di politisi lainnya atau di pejabat politik. Apakah selama Pak Pacull menyampaikan hal-hal yang sifatnya sebenarnya kontroversial atau terus terang gitu, itu dari internal, mohon maaf Pak Pacull, misalkan partai sendiri, ada enggak teguran gitu Pak Pacull?

Atau barangkali mungkin Pak Pacull sudah versi Korea paling tertinggi gitu. Jadi enggak ada... Nah jadi karena tadi sempat Pak Pacull menyampaikan bahwa Solo itu karakteristiknya yang suka bersandiwara, yang mungkin juga pandai bergeliat gitu dibandingkan orang Surabaya yang lugas. Nah tapi saya justru melihat Pak Pacull ini orang yang lugas ketika ngomongin soal politik. Salah satunya ketika rapat di Komisi 3, terus podcastnya Deddy Corbusier, atau podcastnya Kota Politik, nah itu seringkali ada sampaian-sampaian yang mungkin gak pernah untuk diperhatikan.

untuk disebutkan sama pejabat politik. Itu yang pertama. Kenapa kok seberani itu Pak Pacull?

Dulu nya orang Surabaya. Oh iya. Yang kedua, mungkin saya untuk teman-teman juga, karena dari tadi pertanyaannya adalah bagaimana untuk mencari galah. Nah kemudian saya mungkin, balik Pak Pacull, bagaimana seorang galah itu mencari Korea.

Biar Korea ini bisa menyesuaikan. Pak Pacull, terima kasih. Itu mungkin Pak Pacull. Ya memang ketua BEM punya bobot lebih lah.

Yang pertama Adisnda, itu terkait dengan Pak Pacull kok orangnya belak-belakan bukan seperti orang Solo, kan gitu? Itu pilihan. Please make yourself different. Oke.

Ada enggak politisi kayak Pak Paco hari ini di tingkat nasional? Enggak ada, tau? Enggak ada.

Korea politisi itu harus jaga image. Paco image-nya sudah enggak ada. Modar cocok teh, ada imit lagi. Oke, clear? Saya tidak menyalahkan yang pakai imit monggo, pakai citaan monggo, pakai tepu-tepu monggo.

silakan itu pilihan tapi Pak Pacull seperti ini padahal Pak Pacull orang Solo kok gayanya malah kayak Surabayaan Diko jangan tanya yang ini Korea Pak Paco sudah multi-kultur. Sudah bisa ngomong bergaya Surabaya, gaya Solo, gaya Padang, tempatnya Pak Aritu, Minang. Ngeyel gak mau kalah juga bisa. Bicara syik-syik juga bisa.

Jadi sudah multi, mertik dari sana. Sanya-sanya kultur sana-sini kita mertik. untuk mendiferensiasi diri. Pak Pacol apakah tidak dimarahi, ngomongnya Lugas itu tidak dimarahi oleh orang lain? Apakah Pak Pacol juga tidak takut minta ngerokok di pendoponya Pak Prabowo?

Kan gitu? Dinda sekalian Apa keunggulan Korea dibanding yang lain Salah satunya Korea Memikirkan risiko Massimum Yang harus diterima Oke Jadi kalau minta ngerokok di tempatnya Pak Prabowo Risiko maksimumnya apa Ditolak Wah gak bisa, oh siap gitu, gak jadi kan gitu. Lirik gak? Bisa gak Pak Prabowo mecat saya?

Beda gang. Beda gang? Beda Gangnya beda.

Pak Paco berani ngerokok di depannya Bumega? Boten lah. Kenapa Pak Col, risikonya karirnya tumpes, paham? Clear?

Gitu, risiko maksimumnya dihitung aja Dinda Kalau risiko maksimumnya kita siap, oke Gitu seolah gayanya berani, enggak itu udah dihitung risiko maksimumnya Pak Col lo ngomong Ngomong gini apa enggak dimarahi. Risiko maksimum udah kita ketahui kok. Kita siap.

Yang orang itu khawatir. Itu beda enggak khawatir sama takut? Beda gak sama cemas? Beda Cemas itu tidak tahu apa yang bahayanya itu orang cemas. Galah, podo.

Cemas, galuh, khawatir itu gak cetak. Masa jangan dipakai kosa kata itu. Kalau takut, ngertilah. Gun berkelahi sama ini pasti kalah. Gun takut.

Kan gitu. Risikonya diukur. Kalau risiko enggak diukur kan susah.

Kan gitu. Betul? Janganlah kau bawa hatimu ke lo. Betul?

Don't worry. Happy, happy, harus Korea selalu gembih, ras, tujuh, cocok, itu. Jadi ya Dinda, gak usah khawatir, Bambang Paco mendiferensiasi diri, begitu Pak Paco, supaya berbeda. Boleh gak berbeda kontek, kalau saya berbeda konten, konten itu isi, beda, kalau kontek.

Boleh gak pindah? Boleh. Jasmu kenapa biru?

UGM? Krem. UI? Kuning.

Gak pake jam, pake sepatu kain, baju putih, celana hitam. Itu kontek. Itu packaging.

Kalau mau diferensiasi, diferensiasilah. Kontek. isinya supaya clear. Begitu. Jadi pertanyaannya apa lagi?

Ya itu aja. Apa Pak Paco yang lain? Pak Paco boleh gak datang ke UNER untuk membedah bukunya Pak Paco?

100% gue setuju. Kenapa? Kasih tepuk dong. Gun setuju.

Tepuk. Saya pastikan saya datang tidak minta duit dari Diko. Pasti malah tak sumbang.

Lo lecasu. Nanti aja kalau kita pas dicocokkan waktunya Nanti kontak dengan Mas Ari, Mas Bu, atau Mas Bom-Bom Ditur waktunya Supaya saya bisa datang Dan sekali-sekali anak Gajah Mata Ngeleleng di depan Erlanggaga Erlanggaga kan raja Gajah Mata kan cuma pateh Pateh ngeleleng di depan Raja Erlanggaga Tapi kalau Erlanggaga Erlanggaga Hartarto kan bukan Raja, Pak Kalau Erlanggaga Hartarto itu sekolahnya di UGM. Cap Gajah pula.

Juna saya pula, kan gitu loh. Pak Pacol bisa telepon Pak Erlanggaga? Bisa dong, junior saya kok.

Diterima enggak? Ya pasti diterima. dia tahu saya Korea dia anaknya orang kaya kenapa papa jok meski kalau negatkan gitu orang kaya tidak nekat Pak anak orang kaya itu karpet merah mohon izin kalau Korea Hai Sak sak, begitu korea.

Oke. Kalau yang sama-sama UGM, Caimin bedanya apa Pak? Iya kalau Caimin kan pisip bos, bukan teknik bos.

Apa bedanya Pak? Ilmu sosial sama ilmu teknik beda Pak, eksakta dan non-eksakta. Oke. Itu kalau di SMA kelasnya B atau kelas A1 dan A3, kan gitu. Atau kalau zaman saya paspal dan sosbut.

Beda Pak, tadi merokok tempat Pak Prabowo itu akhirnya Bapak merokok di situ? Belum iyalah. Ceritanya gimana Pak Bisa Pak Prabowo mengizinkan Bapak merokok itu Kan gak pernah-pernanya ada orang gerindera berani merokok Pak Kalau Pak itu sama dengan Saya gerindera di depan Pak Prabowo Ya sama dengan Pak Cul di depan Bu Mega Pak Peran Cari penyakit aja Janganlah Kayak-kayak gitu Oke Nama dulu Nanti dulu kami pribadi Saya Arbat kami dari Tarik, Mas Juna, Mas Saya Bu Untari, Pak Adiss dan Gimana Saya gunakan bahasa yang tepat, tidak menggunakan isi materi powerpoint.

Banyak power tidak ada poin. Sedekat apa jenengan terhadap ayah saya Mba Ainul Najib? Pesan apa yang diberikan terhadap jenengan? Seteranya seperti itu.

Kedua, rokok jenengan nobong, kok sangat santai asik. Terima kasih. Oke, oke.

Sedekat apa dengan Pak MHA Inun? Saya dekat sekali dalam alam fikir. Secara fisik belum kenal. Jadi karena saya mengikuti...

MHA Inun Najib di dalam podcastnya, saya pemahami alam pikirnya Pak MHA Inun Najib. Jadi deket Pak Paco, deket, tapi dalam alam pikir. Fisik Pak Paco belum tepung, walaupun sama-sama hari ini tinggal di Jogja, tapi belum tepung. Apa lagi tadi?

Apa tadi mas? Rokok jenengan, mereknya nabang. Dan gue lagi ngerasa santai, enjoy, asik. Jadi begini Adisnda. Saya ini mohon maaf lah, kalau nanti dianggap rotomu, hidup saya itu sudah selesai.

Kesenangan saya tinggal ngerokok dan ngopi. Saya jangan kalau tanya mereknya, nanti saya dikira beriklan. Pak, itu dikirimin, Pak Dikirimin berselof-selof ini nanti yang paling baik. Iya, janganlah. Nanti aku dikerah beriklan, Bambang Pacol dapat duit dari Melkoko ini berapa.

Itu enggak. Saya datang ke sini hanya kepingin ketemu dengan para koreas agar Diko melenting ke atas. Ayo. Oke, lagi. Jadi kesenangan saya tinggal rokok sama kopi.

Pak Paco kesenangan cewek cantik? Sudah enggak. Sudah nyekukru? Clear? Kesenangan mobil?

Sudah enggak. Kesenangan apa lagi? Udah gak ada.

Kesenangan duniawi udah selesai. Gitu loh. Jadi izin saya udah rampung urusan saya. Tinggal mudah-mudahan masih ada sedikit guna bagi kalian kawan-kawan anak-anak muda yang masih sedang berjuang. Ya?

Oke? Terutama bagi Korea. Korea yang sedang berjuang. Korea saya ingin kalian mengikuti jalan saya melenting ke atas sehingga Adinda itu bisa menebus kekalahan ketika miskin.

Betul? Kan jangan terjebak loh ya. Jadi lo harus bisa tebus kekalahanmu. Pak Bambang Pacol ini gue tebus kekalahan lo. Orang bingung.

Di SMA Negeri 1 Solo sana, saya sekolahnya di sana. Reuni gitu, udah reuninya kawan-kawan berapa, desain acaranya kayak apa silahkan, nanti kurangannya tak tutup, begitu, saya yang bayar, kenapa Pak Pacull, tebusan kekalahan. Dulu saya di SMA 1 Gak ada orang reken Korea SMA 1 itu Yang ada hanya dua Itu orang yang Pinter karena pakai tes dulu Masuknya dan orang kaya anak pejabat jadi Bambang Pacol gak direken anak Raja-Raja itu sekolahnya disana sama satu gak ada yang kenal saya sekarang orang bertanya siapa itu Pak Jor oh Dulu kita ngelirik cewek aja gak berani, sekarang mereka sudah, tapi udah tua.

Nah susah, tapi udah itu tembusan kekalahan waktu dulu ketika muda, understand? Iya, hidup bikin happy aja bos. Oke?

Itu, happy-happy saja. Tidak boleh galau. Betul? Korea tidak boleh gabung.

Tidak boleh resah, tidak boleh galau, hati harus happy. Don't worry be happy, jangan gelisah, happy lah terus. Oke? Meski hidupmu menderita, happy lah terus.

Cocok? Bambang pacu lagi sakit, tetep happy lah terus. Sehingga para perawat-perawat ikut happy. Lhaa, iya tak? Lo jangan hidup pendek, kamu bikin dirimu susah, jangan bos.

Gimana caranya pak, lagi susah, lagi gak punya uang, dikata-katain orang, disuruh happy itu gimana logikanya pak? Langkah pertama, lupakan yang membuat kamu susah. Itu lupakan dulu Kita cari yang happy Ini diselesaikan nanti Begitu happy dulu Begitu pak Nanti tiba-tiba Masalah itu bisa kita selesaikan Kalau kita happy Bikin happy moho, happy aja. Kan hanya sedikit melupakan aja.

Lu bikin aktivitas yang lupa pada masalahmu. Diputus pacar aja nangis. Kan harus ngomong, kau suatu waktu akan kecewa karena aku akan melenting di atas kamu nanti nyembah saya.

Oke, understand? Nah, begitu. Nggak ada teori Korea kok nangis. Mau nyesal di keadaan, nggak ada. Betul?

Jangan kau sesali keadaanmu Tetaplah happy, tetaplah berjuang Oke? Saya malam ya Perkenalkan saya Kiram Saya ini sebenarnya mungkin Orang perantauan ya pak Saya dari Aceh Nah jujur ketika saya di Jawa saya juga merasakan seperti yang Bapak bilang, orang Jawa ini membingungkan Pak, orang Aceh itu juga egaliter Pak Nah mungkin pertanyaan saya langsung aja ada dua hal. Yang pertama, sebenarnya betul tadi mungkin kita kayak apa ya, kesannya kayak umpet-umpetan itu mungkin bagus untuk tidak membangun konflik. Tapi dalam ranah kebijakan publik, ini emang agak susah pertanyaannya, itu membingungkan bagi saya, jadi saya ini ingin mengutarakan pendapat. pendapat saya, tapi juga terkadang nanti dianggapnya terlalu terlalu frontier, dianggap jahat, dan seterusnya.

Ini kan menjadi membingungkan buat saya sebagai orang yang kayak, jadi kita harus bagaimana? Tapi juga memang tugas akhir ini mengajakkan saya memang mungkin tipenya adalah harus mengabdi, siap salah, siap ikut, Pak Nah, seperti itu. Nah, jadi mungkin Bapak selaku orang Jawa, ini untuk kita semua masyarakat di sini, apakah memang ke depan Indonesia ini berpolis? politiknya harus empat-empatan gitu ya Pak ya Pak, diem-dieman mungkin.

Jadi kesannya adalah kita gak bisa tahu juga nih orang ini sebenarnya pengennya apa sih. Ya kita memang harus mungkin ya betul-betul deep in, biar kenal dia maunya apa, baru kita bisa tadi melenting. Korea kita kan pilih gala harus mengabdi. Jadi tadi dua hari apa, satu hari itu lah. Jadi berkomunikasi harus bagaimana.

Saya coba ringkas Pak, ini Pak Jokowi bakal ketemu gak sama Bu Mega? Itulah maksudnya. Oke Adisnda, Diko dari Aceh. Diko bingung.

Ini maunya apa sih bingung? Sudah Adisnda sekalian. Ini dengerin kata Pak Jul. Bingung, resah, galau. Kalau posing itu adalah diksi-diksi negatif.

Kalau Diko ngomong bingung itu diksi negatif. Sebaiknya Diko ganti supaya diksi-diksi yang Diko keluarkan itu diksi yang optimis. Oke?

Yang optimis. Pak, saya dari Aceh. Saya perlu belajar soal berkomunikasi dengan orang Jawa.

Keliatannya saya belum pelancar. Lebih bagus pakai kata ini atau kata bingung? Kata seperti itu, Pak Oke. Belajarlah pakai diksi yang positif.

Itu penting, enggak gampang. Korea kalau kau banyak memakai kata-kata negatif, maka jiwamu tanpa sadar menjadi jiwa yang rapuh. Ceta Clear. Jangan gunakan itu. Jangan gunakan diksi yang negatif, karena itu akan terlihat dirimu rapuh.

Jadiwamu tidak teguh, namun jiwamu terlihat rapuh. Ini pelajaran penting. Oke? Di buku ada gak Pak Pacull?

Gak ada. Ini ilmu kehidupan. Membangun mentalitas Korea dengan diksi positif. Oke?

Ceta? Saya? Pasti bisa beresin itu orang-orang Jawa ini. Oh gitu.

Oh gitu. Orang-orang Jawa kulturnya pasti bisa saya beresin ini. Begitu.

Jadi, Diko beradaptasi. Hari ini, perubahan spirit zaman, shit giz. Namanya semangat zaman, demikian kuat, adaptasi atau mati. Saya akan beradaptasi, begitu.

Saya dari Aceh masuk Surabaya, saya akan beradaptasi dan saya mampu beradaptasi. Korea kalau saya gak mampu beradaptasi, saya mati. Begitu bos, oke? Nanti dibilangnya sombong pak.

Ya harus sombong. Sudah wajahnya gak ganteng, duitnya pas-pasan. Gak sombong gimana? Dulu begitu saya, kalau kamu sombong sekali pacu, wajah gak ngandeng, duit pas-pasan, otak juga gak terlalu cerdas, harus sombong.

Oke, terlihat seolah-olah semua bisa kita atasi, namanya itu self-confidence, percaya diri dan sombong itu deket. Itu dekat. Yang suka sama saya mengatakan, anak ini terlalu percaya diri. Kan gitu.

Yang gak suka, sombong dulu. Memang kau kasih aku apa? Bilangin aku sombong-sombong, urusan kaulah itu. Ceta?

Harus begitu, siap gak? Siap.ap gak? Sombonglah sedikit No problem Oke No problemo Harus begitu Itu cewek Nanti bisa kamu beresin gak?

Gak bisa. Kecil kan begitu. Kecil. Jangan kemudian.

Saya pikirnya dulu. Beres. Clear? Nah begitu caranya Anak muda kok gak bersemangat Waduh saya pikirnya dulu Kayak kawan kita dari Aceh ini Waduh bingung kan Pusing jawaban orang Jawa, udah kalau pusing, bingung, kamu balik aja bajumu.

Celana dalamnya kamu pakai terbalik. Nanti enggak bingung. Itu namanya jawaban aswaswan.

Kita paham. Pasti bisa. Gimana caranya? Kita cari orang ahlinya.

Oh gitu. Oke, Adisnda. Jangan khawatir. Aceh is Indonesia.

Kita sebangsa dan setanah air. Clear? Oke. Oke.

Ya begitu. Anything else? Saya dari Blitar, Pak Empat jam kesini.

Saya sudah empat jam kesini tadi. Dan kemudian menunggu Bapak. Saya disini dua jam lagi, Pak Jadi sudah enam jam.

Belum lagi nanti saya balik lagi ke Blitar. Berapa jam lagi? Saya berharap nanti ada yang traktir makan malam buat saya. Pak Adis mungkin. Terima kasih.

Pak, ini tipe apa pak? Tipe apa ini pak? Lanjut, lanjut bu. Lanyala bu.

Saya terus terang kepingin juga melenting seperti pak Bambang Pacull, paling tidak bisa merokok di dalam ruangan berasi. Korea dari semua di sini tidak ada yang merokok seperti itu pak. Bener, saya acungi jempol.

Jangan dengan berani, saya istuh. Kemudian satu hal saya memang tinggal di Blitar karena saya sudah digusur Pak oleh Surabaya. Saya asli arek Surabaya, saya digulusur karena surat ijo untuk perluasan rumah sakit Suwanti.

Korea ada teman saya dialog disini dan ada ketua dewan disini. Seneng saya. Begitu Pak Armuji, ternyata pendukungnya banyak Pak Ini kayaknya banyak yang surat hijau ini di sini Pak, rumahnya. Ada satu Pak yang ingin saya belajar, salah satunya tadi kan melenting itu dengan galah. Kalau dengan berat badan seperti saya Pak, kira-kira ada tidak?

Galah? Yang bisa membuat saya melenting. Kemudian selain itu. Selain galah tadi.

Bentuk galah. Atau ada bentuk lainnya. Yang bisa dipakai.

Korea saya sekarang tinggal di Blitar. melihat bahwa tiba-tiba saya tadi ada calon yang didukung dan ada yang dibuat menjadi calon tersebut. Dan ini terjadi ya, seperti di Blitar saya makanya meminta solusi. Saya mau minta solusi dari Pak Bambang Pacull kira-kira kalau misalnya sudah ada calon, tapi ternyata ada satu yang kemudian diberi rekom yang semacam itu. Nah, Bagaimana caranya ini supaya masyarakat juga tidak bingung.

Gambarnya sudah banyak. Siap. A gambarnya sudah banyak di mana-mana dan semua yakin.

Korea sekarang masyarakat semuanya apa Pak? Termasuk saya yang sudah agak-agak usur. Wih yang penting pimpinan ini ganteng.

Soalnya kenapa? Biarpun dia jelek, percuma sama saja. Jadi kan mending milih yang ganteng Pak Akhirnya pilihan masyarakat seperti itu. Syukur-syukur artis. maniskan itu setidaknya kotanya agak terkenal blitar seperti ini saya rasa itu saya minta jawaban dari Pak Bambang pacul kira-kira seperti apa Apakah ada galah yang lebih besar sehingga bisa membuat saya melenting ataukah ada yang bukan bentuk galah tapi bisa membuat melenting Oke terima kasih terima kasih Itu dengan busa Bapu Bu Yati kerasa Bu Yati Pesekk katanya.

Bu Yati Pesekk, sini. Hahaha, sini. Aduh, ini sesi paling ngeri ini. Empat jam. Dua jam.

Empat jam, dua jam, baliknya empat jam lagi, Mas Terima kasih. Ya udah, nanti ditanya ke sebelahnya aja. Bukan sampai nanti yang diteraktir, sampai yang naktir konjok-konjokmu.

Itu kursenya yang seribu, dua belas ribu lima ratus ya, Bu. Nggak ada di Google itu. Jadi masalah pertama diselesaikan, permintaan ditraktir selesai.

Kalau Korea jangan minta ditraktir, lu bakal gua traktir. Begitu. Jadi lu jangan minta-minta.

Korea itu memojokan. Supaya yang bersangkutan melaktir, kalau kayak gini tadi syukur-syukur ada yang melaktir saya, wah kurang sombong. Jadi kalau sama Pak Paco, ini kawan-kawan. Nanti ditaktir, begitu, betul? Sombong apa enggak?

Oh sombong Begitu ya Kalau perjalanan Pak Pacol ada enggak yang bisa melentingkan saya? Pasti bisa Pasti ada Belum dikotemukan Oke Selalu akan ada karena banyak sekali kalah Pasti dapat kau temukan, kalau dia Pak Paco soal pembinaan aku yang penting yang ganteng aja, itu urusan politik hari ini urusan melentik. Ini meski tokoh politik, tetapi saya sedang tidak berkampanye. Supaya Diko paham, hari ini saya sedang membuat Diko untuk bersemangat menuju. Pelentingan Saf sosial Paling tinggi Understand Yesterday Clear Oke Begitu Bu Yati Pesek Diko datang 4 jam Kesini, disini aku nunggu 2 jam Setelah itu nanti aku pulang 4 jam lagi Itu sebuah effort Sebuah upaya Sebuah perjuangan Nanti setelah itu di kemerenung Ini tadi aku penghilangkan waktu sekian banyak Buat apa ya?

Apa yang aku pelajari ya? Lo mesti nanya Apa yang aku pelajari dari Bambang pacul itu apa? Gimana?

tidak boleh tahu, ini kan gitu, bisa begitu, ya, oke, clear, understand, sip, begitu Bu Yati Pesek, sip, oke, any question? Komandan, sebelum kita kasih kesempatan, Korea lagi, untuk bertanya, klinik kehidupan Komandan Paco, kita sudah kehadiran juga, wali kota Surabaya disini, ada Mas Eri Cahayadi, ya, kalau tadi, Komandan, apa, para, Menguliah Kiram supaya tidak kuliah dua repelita. Kalau beliau ini pengen berkuasa dua repelita. Coba Mas Eri Kasih pertanyaan atau kasih klinik. Mau tanya apa aja?

Ini mah guru saya ini. Siap.lahkan Mas Eri Berdiri Mas Nah dihadapi gurumu. Kalau berani.

Ini murid menghadapi guru, pertanyaannya apa ini? Kewalat. Apa, Mas Jadi? Satu saja, maha guru.

Selamat datang di kota Surabaya. Oke, coba kasih komentar dulu, Pak Iya, sebuah kehormatan. bahwa Pak Wali Kota nyamperin kita semua. Setuju?

Tepuk tangan untuk Pak Wali Kota. Diko bertanya, beliau adalah ASN, tapi melenting menjadi pejabat politik. Apa yang bisa kau pelajari dari dia? Birokrat loh. Melenting politik, oke itu bisa dipelajarkan.

Birokrat itu dalam urutan-urutan strata. Birokrasi itu stratanya itu strata tiga, lumpen. Karena, di atas lu bentuk karyawan, kemudian akademisi, birokrat, terus TNI Politik, terus disini politisi, terus yang paling atas duit, yang punya duit, memiliki kapital besar. Nah ini lompat, lumpen bisa langsung lompat menjadi elit politik nasional kayak Bambang Paco, cip! Birokrat bisa menjadi elit politik di Surabaya, seluruh Surabaya tau siapa wali kota Surabaya?

Oh Pak Eri kan gitu ya tak? Komandan, mobilnya... L1, hanya satu.

Mobilnya bisa kamu beli, orang kaya. Tapi platnya enggak dibeli, Pak Enggak bisa. Platnya yang L1, enggak ada Pak Eri, Pak Cocok? Nah itu kehormatan bagi pejabat politik.

Lo mesti belajar. Siap.apa yang ini? Kalau Bambang Pacol udah tau.

Meski saya belum pernah ngobrol sama dia. Kita udah tau. Oh ini, gue pelajari.

Oh ini begini, begini. Oh ini tracknya begini. Bambang Pacol tau.

Daun jatuh di Pdi Perjuangan, Bambang Pacol tau bos. Clear? Jadi melenting bisa dari manapun. Apakah Pak Ini melenting? Melenting Melenting Itu.

Orang kepala. Apa? Wali kota itu kepala daerah, kepala itu tempatnya paling atas, di atas kepala rambut berikutnya Tuhan.

Betul? Clear? Iya, ini di luar yang pelontos loh ya. Nanti, wah itu enggak pak, itu pelontos kok pak, susah itu.

Jadi Pak Eri ini kalau tanda tangan sendiri. Beda, sendirian. Kalau Bu Untari ini sekretaris, kalau tanda tangan dengan ketuanya berdua, ketua gak bisa tanda tangan sendiri, tapi kepala tanda tangannya sendiri. Paham? Dan tanda tangannya sakti.

Tanda tangannya sakti. Kadang-kadang dia bilang... Kenapa pak? Pulpennya habis Tintanya habis, kamu segera bawa Montblanc. Ini Pak, begitu.

Kalau saya, ini orang yang pakai pulpen bagus gitu. Di mau minta tekan, kok susah keluar nih tintanya. Oh ini Pak pakai pulpen saya.

Oh iya, tanda-tanda seret. Ini dikembalikan. Enggak Pak, enggak usah, di situ saja.

Itu asu-asuan namanya. Oke, ini hanya guyon, jangan dikira beneran. Itu Pak Eri melenting juga karena dari birokrat menjadi tokoh politik.

Bahwa dia pengen dua periode, hampir semua kepala daerah pengen dua periode. Kenapa Pak Paco? Korea undang-undangnya dua periode. Kalau boleh empat periode, empat periode. Kenapa Pak Paco?

Lah orang berkuasa itu enak bos. Enggak. bos.

Gitu loh, enak. Kalau Pak Eri datang di pernikahan, terlambat. orang sudah ngomong pranoto coro, sudah ngomong penerima, dia datang dudik-dudik gitu, ya ngomong berhenti.

Betul? duduk silahkan duduk tempatnya di depan pula betul sling baru melanjutkan dia bisa menghentikan setiap acara yang ada di Republik Surabaya betul jadi enak enggak jadi orang kuasa enak enggak hai hai Galahnya Pak Eri ini siapa menurut Bapak? Udah lah gak usah kompok lah itu Hahaha Oke lanjut ya Kita beri ucapan selamat ulang tahun untuk Bapak Bambang Pacull Happy Birthday Pak Pacull Nah ini ada kue ya Musik Naik Ya, hati-hati, hati-hati Dibeli-leba, Cek, cek, cek.

Musik, musik. Mudah kawan. Tahan dulu ya, tahan.

Terima kasih. Ini saya ketika kecil gak pernah sampai mahasiswa dikasih ulang tahun kayak gini. Kenapa pak?

Korea. Masih orang Korea berjuang, sekarang Korea menangan, disini dikasihnya. Di hadapan dikos kalian.

Oke, kita tiup lilinya, kita sambut. Doakan aku kepadanya, agar aku hidupnya lebih panjang dan bermanfaat. Oke? Thank you very much.

hahahaha Masasih, makasih Thank you, thank you Selamat ulang tahun Pak Bapak Pacull Terima kasih Thank you very much, Kamsia Ya coba kita minta doa dari Kiai Najib Honoris Causa, Armuji untuk Pak Pacull kasih doa-doa Kiai haji honoris causa nih pak Saya cuma mengucapkan Selamat ulang tahun komandan pacul Panjang umur Sehat selalu Dan mudah-mudahan Terangkat melenting lagi Kalau yang biasa berdoa Pak Wali Kompak juga ya. Jangan selamat datang lagi pak. Mohon izin komandan.

Doa saya pimpin agama muslim. Yang selain agama muslim bisa berdoa dengan keyakinan masing-masing. Ternyata doanya serius banget pak Terima kasih Korea ulang tahunnya beliau maha guru saya.

Saya tidak berani. Agar apa saya berdoa serius. Agar ilmunya beliau turun ke saya.

Cocok juga jadi ketua baik muslimin Indonesia ini. Nah Pak saya ingin tanya, kira-kira Pak dari dulu sampai sekarang kan kalau dilihat kepemimpinan negara kita ini kan ada pendulum politik, karakternya berbeda. Nah supaya Surabaya ini tidak kehilangan marwah, jadi first home base lah Pak setelah Surakarta, seperti apa Pak pesan-pesan buat Korea yang ada di Surabaya ini supaya bisa menjaga marwahnya?

Biar gak nomor dua terus lho Pak, sekali nomor satu. Terima kasih Pak Ini putranya Pak Lanyala nih Pak Jagoan Jawa Timur. Iya, iya, iya. Hati-hati jawabnya Pak Kalaupun gak setuju, bilang aja setuju.

Jadi begini Adisnda, hari ini kita bicara pelentingan aja ya. Teheteri fokus Korea don't worry, be happy. Kemudian fokus pada solusi, hati dibikin happy, pikiran orientasi pada solusi, badan sehat. Kalau mau ngelenting, mentalitas Korea dilatih terus-menerus, pelajari kalahmu, dengan pelayanan yang prima, kemudian melenting kau, atau dilentingkan, itu hampir pasti. Slut.

Itu-itu dulu aja, itu trifokus pertama dan kedua. Jadi pendek aja, sederhana. Saya ulangi ya. Satu, don't worry be happy.

Trifokus pertama. Kedua, pikiranmu orientasi pada solusi. Jangan over tanking dan jangan negatif tanking.

Solusi aja urusannya. Gimana ini disolusikan. Pendek aja.

Badanmu harus sehat. Jadi kamu tidak boleh badanmu itu kamu bikin susah karena itu kuil Tuhan. Betul?

Jangan dirusak. Dengan misalnya narkoba, jangan. Misalnya kau rusak dengan mabu-mabuan, jangan. Jangan kau rusak badanmu. Korea itu kuil Tuhan, jangan kau rusak.

Yang fokus yang kedua, mentalitas koreanya terus-terus diperbaiki, pelajari galahmu ngelenting. Sudah, itu saja. Bikin otot proaktif.

Tadi otot proaktif apa Pak Pacull? Baca Stem Covey. Sudah, clear.

Fokuslah pada masa depanmu, kalau hari ini pertanyaan dia, Pak Paco, Hartarto Politik jangan dong bagaimana caranya untuk nomor satu misalnya, itu nanti di forum partai. Oke Disini happy-happy dan melentinglah di kau Cocok? Nah clear Pak itu kemarin Di media rame itu survei bapak Melenting di Jawa Tengah ini gimana pak pendapat itu?

Kalau ini sih saya udah selalu ngomong, Bambang Pacull itu mengambil jalan satria. Oke, jalan satria itu bukan jalan raja. Kalau jalan raja itu rumusnya dua. Kalau pakai bahasa Jawa, Pangalembono sama Pamidono. Kalau perintah tidak dilaksanakan, bidono.

Kan gitu. Kalau perintah well done, satisfied, delightful, kasih hadiah. Pangelebono, kan gitu aja.

Rubosnya kalau sekarang, reward and punishment. Tangan kanan memberi, tangan kiri memberi punishment. Itu jalan raja.

Bambang pacul mengambil jalan satria. Jangan pindah tempat. Sama bambang pacul apakah pernah menghukum? Penghukuman seorang satria dalam rangka perbaikan.

Jadi kalau saya misalnya menghukum, misalnya Bom-Bom, mana Bom-Bom tadi? Bom-Bom. Bom-Bom ini lulusan ITB Mensana, S2-nya di Rotterdam, menjadi marketing. Ini maju Bom. Tepuk tangan untuk BOMBOM Ini bisa bahasa Beda Bisa bahasa Inggris Ini staff saya yang ngelola Data PIS saya Kalau dia salah Saya bukan menghukum Tapi membuat dia lebih baik Men-incrase Tidak saya hukum Kalau saya raja, tak pecat Lo gak beres, gue pecat Itu raja Lah saya tidak mau masuk ke wilayah raja Oke?

Clear? Nah, pembahas pacul, cukup jadi kesatria ngobrol-ngobrol kayak gini nih kalau kayak gini nanti namanya kalau orang Jawa Satriapinandito, kesatria yang sedang menuju menjadi pandita artinya kesatria yang berbagi ilmu. Satria Kumorojo itu satria yang sedang berjalan menuju raja, saya tidak.

Oke, kenapa Pak Paco tidak mau masuk Satria Kumorojo? Korea Bambang Paco sudah kemurfit, kena diabetes, kakinya sudah kena bulgul disis. Untuk jalan sudah goyang, understand? Harus tahu diri, time is changing, waktu itu berubah, oke? Stem cell Pak, stem cell.

Stem cell sudah, tapi yang namanya gula itu autoimun. Bisanya cuma dihambat, tidak bisa dihilang sakitnya. Kan gitu loh, umur juga tidak bisa dihambat, dia akan terus melaju.

Organ-organ sudah oke, pasti akan berkurang kemampuannya. Kenikmatannya sudah mulai berkurang. dibatasi apalagi berat harus paham time is changing waktu sudah berubah kalau kau dikuliat usia 68 masih gagah kayak gini ini kalau aku gak punya duit gak bisa Kita sudah melenting, kawan-kawan musuh angkatan sudah banyak yang mohon maaf, bukan aku menghina loh. Gagal secara ekonomi, terlihat tua, terlihat tua sekali. Ini kan masih gagal nih, kelihatannya loh ya.

Keliatannya, tapi itu ibarat tiang di dalamnya sudah dimakan bubuk, didorong ambro. Oke? Kamu anak muda, jangan harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Nanti di kekaluk tua, hidupmu susah, kamu bikin susah orang banyak. Kalau bambang kota sudah gagah.

Money chain, bukan aku nyombong, tapi kalau soal... Oke? Clear?

Jadi hari ini Diko mesti punya peluru, jangan tidak. Panjang juga jawaban Bapak soal survei ini saya tanya. Enggak mau saya Pak Belum mau lah, belum berminat.

Clear? Kalau diperintah Itu Pak Ah udahlah, jangan lah. Jangan lah bos, gitu loh jangan, jangan lah, jangan ada perintah-perintah kayak gitu nanti pusing saya banget. Gitu, ya oke.

Oke, kita sudah sampai ujung ya, tepuk tangan sekali lagi untuk Pak Bapak Pacull. Pak Pacull, pertanyaan terakhir sekaligus pesan-pesan penutup untuk para korea-korea Surabaya sebelum nanti Pak Pacull... Sudah berjanji ke teman-teman di Erlanggaga akan segera kembali ke Surabaya untuk membedah bukunya ya.

Tepuk tangan untuk teman-teman Erlanggaga sekali lagi. Apa Pak pesan-pesan terakhir untuk para Korea. Terutama Pak sekarang Korea itu lagi sering cek-cek kodam ini loh Pak Itu kan juga pengen mengenal dirinya. Seperti apa? Komandan apa Pak?

Kodam Brawija iyalah. Itu juga raja, kalau di Jawa Tengah kodamnya Timonegoro. Ya Adisnda, kalau bicara soal kodam, saya memang di Portugal sana diskusi dengan Pak Maman, Pak Maman Golkar. Itu dulu pimpinan Komisi 7 dan masih pimpinan Komisi 7 sama dengan saya dulu. Kita ngobrol di Portugal, bicara soal kodam, ada enggak Pak Paco?

Dalam keyakinan kami ada. Gimana caranya Pak Paco Wah kalau itu gak bisa dikuliahkan disini dong Ini Paco mulai ngaco Ini mulai kelenian Jangan Nanti aja Kita ngobrol soal kodam ini Sendiri ya Kodam ini kita ngobrolkan tersendiri Dan tidak untuk dipublikasikan Gitu loh Kalau nanti Kodam kamu kerap putih Bahaya Ya, pesan saya untuk para Korea. Yang pertama, trifokus Korea satu. Trifokus Korea satu.

Membangun mentalitas Korea. Pilih galahmu, melentinglah. Itu trifokus Korea satu. Trifokus Korea dua.

Bikinlah hatimu selalu happy, caranya lupakan yang bikin kau risau. Setelah itu pikiranmu selalu pada solusi terhadap masalahmu waktu itu. Solusinya apa? Dan jangan berpikir negatif atau negatif tanking atau over tanking. Solusi tanking, solution tanking.

Dan yang berikutnya, badan harus sehat. Mana incorpore sano. Itu trifokus kedua.

Trifokus pertama, trifokus kedua. Ada gak tri fokus ketiga Berikutnya nanti Oke Clear Selamat malam adik-adik Korea Sampai ketemu di lain kesempatan Adisnda sekalian Melenting Terima kasih Pak Wali yang sudah rawuh Pak Armuji, Pak Wali yang juga sudah rawuh Dan Mas Awi yang juga hadir pada malam hari ini sebagai sahabat-sahabat berjual kami. Saya Korea, menenting selalu, berdikaf.

Terima kasih. Oke, temukan sekali lagi untuk Bapak-Bapak Pacul, terima kasih atas kehadirannya, para Korea Surabaya, Matur Nuun, Matur Sembanuun, dan silakan, dia ingin berfoto bersama Komandan. Terima kasih.