Transcript for:
Perbedaan Makroekonomi dan Mikroekonomi

Hai, Assalamualaikum. Saya Rangga Alma Hendra, dosen FBBUGM. Selamat datang di program KHSB, Kuliah Hak Segala Bangsa.

Sebuah program kuliah kilat gratis, yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja, karena kuliah adalah hak segala bangsa. Hari ini, KHSB akan membahas tentang perbedaan antara makroekonomi dan mikroekonomi. Pernahkah Anda membaca berita-berita ini? Tau mungkin berita ini terlihat membosankan dan tidak penting ya? Mungkin topik-topik ekonomi ini terlihat tidak menarik ya?

Karena pengajaran ekonomi di sekolah dan kuliah dulu terlihat sangat membosankan. Contohnya seperti ini. Jadi anak-anak, biaya marginal adalah peningkatan biaya total yang berasal dari produk. Produksi, satu unit output produksi. Ya, kalau seperti itu memang rasanya pelajaran ekonomi menjadi tidak menarik.

Nah, itulah sebabnya dalam episode KHSB kali ini kita akan membahas lebih dalam tentang apa itu ekonomi. Dan yang lebih penting adalah perbedaan antara makro dan mikro. mikroekonomi yuk kita saksikan bersama episode yang satu ini kita mulai dengan apa sih ilmu ekonomi itu ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan sumber daya yang ada nah berdasarkan luar lingkupnya ilmu ekonomi terbagi menjadi dua cabang yaitu ekonomi makro dan ekonomi makro istilah makro Mikroekonomi dan mikroekonomi pertama kali diperkenalkan oleh Ragnar Frisch, orang yang pertama kali menerima hadiah Nobel dalam bidang ekonomi.

So, apa yang dimaksud dengan mikroekonomi? Secara garis besar, kita dapat mengambil kata mikro, yang artinya kecil. Jadi kita dapat simpulkan bahwa teori mikroekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku secara individu dari keseluruhan kegiatan ekonomi. Hal ini bisa berarti satu konsumen, satu rumah tangga, satu perusahaan, atau bahkan satu industri.

Yap, mari kita mulai. Mari kita coba lihat contoh pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. Misalkan jika Anda tiba-tiba mendapatkan bonus TR lebih tinggi, kira-kira uangnya akan dipakai buat beli gadget baru atau liburan ke Bali ya? Atau jika biaya sewa kontrakan rumah Anda kemudian naik, apakah ini juga akan mempengaruhi tabungan Anda?

Jika harga baja misalkan naik, kira-kira apa ya dampaknya pada penjualan mobil? Serta kira-kira apapun dampaknya terhadap penjualan harga motor? Nah, itu adalah contoh-contoh pertanyaan yang dibahas dalam mikroekonomi.

Nah, sekarang mari kita beralih ke makroekonomi. Makroekonomi adalah kata makro yang artinya besar. Dalam makroekonomi, kita mempelajari hubungan antaragregat ekonomi yang lebih luas. Seperti pendapatan nasional, inflasi, pengangguran, raca anggaran. Tentu saja ini sangat berbeda dengan studi mengenai unit-unit pengambilan keputusan individu.

Dalam perekonomian, di level rumah tangga, perusahaan, atau industri. Studi terkait dengan makroekonomi semakin populer sejak Amerika dilanda oleh depresi besar pada tahun 1930. Hingga kemudian seorang ekonom dari Inggris bernama John Maynard Keynes menerbitkan buku yang sangat terkenal berjudul General Theory of Employment, Interest, and Money yang menekankan pentingnya intervensi pemerintah khususnya dalam bentuk belanja publik untuk mengurangi pengangguran atau paham ini disebut sebagai Keynesian Economics. Namun pandangan tentang pentingnya intervensi pemerintah ini kemudian dibantah oleh ekonomi lain yang bernama Milton Friedman, juga peraih hadiah Nobel dalam bidang ekonomi, yang mengatakan intervensi pemerintah hanya membuat ekonomi menjadi tidak efisien. Maka kemudian muncullah paham sistem ekonomi pasar bebas atau free market, yang artinya ekonomi harus bebas dari intervensi pemerintah. Pemerintah jangan banyak mengatur, biarkan ekonomi diatur oleh tangan yang tak terlihat.

atau invisible hand, ya maksudnya, invisible hand adalah mekanisme pasar. Jadi satu-satunya intervensi yang boleh dilakukan pemerintah hanyalah yang terkait dengan kebijakan moneter. Untuk mengatur jumlah uang yang beredar, karena Milton Friedman berasal dari University of Chicago, maka penganut paham Chicago School of Economics ini disebut sebagai penganut paham moneterisme. Pak guru, pak guru, mau nanya?

Kenapa sih pemerintah nggak mencetak uang aja sebanyak-banyaknya? Gampang kan? Oke, bayangkan seandainya besok tiba-tiba saja terjadi hujan uang di mana-mana. Semua orang menjadi kaya raya, punya uang minimal 100 juta di rumah masing-masing.

Jika jumlah uang beredar semakin banyak, tidak sebanding dengan produksi getuk misalnya, maka dipastikan harga getuk juga pasti akan meningkat. Dan uang menjadi tidak ada harganya. Kondisi ini yang disebut sebagai inflasi. atau kenaikan harga karena penurunan nilai uang. Dan gawatnya, kenaikan harga getuk juga pasti akan diikuti oleh kenaikan harga barang lain.

Pusing kan? Biaya produksi menjadi meningkat, dan ketika daya beli masyarakat semakin menurun, maka makin banyak bisnis yang juga akhirnya bangkrut. Sebaliknya, jika uang beredar itu berkurang, maka nilai uang menjadi lebih tinggi dibandingkan harga getuk.

Ini yang disebut sebagai deflasi. Jika harga getuk terus saja turun dan terus turun, Tentu saja tidak akan ada orang yang kemudian mau memproduksi geduk lagi. Demikian juga dengan barang lain. Sehingga ekonomi juga semakin lesu. Bisnis pada tutup, pengangguran pada naik, tingkat belainya makin rendah.

Runyam kan? Jadi kesimpulannya terlalu banyak uang beredar itu buruk. Dan juga terlalu sedikit uang beredar itu juga buruk.

Jadi harus pas yang sedang-sedang saja. Yang sedang-sedang saja. Yang sedang-sedang saja.

Kebijakan pemerintah untuk mengatasi... Atur peredaran uang dilakukan dengan menetapkan suku bunga. Ini yang kemudian disebut sebagai kebijakan moneter.

Jika uang beredar terlalu banyak, pemerintah akan menaikkan suku bunga untuk menyerap peredaran uang. Jika uang beredar terlalu sedikit, pemerintah akan menurunkan suku bunga untuk mendorong investasi. Selain kebijakan moneter, pemerintah juga bisa mengatur ekonomi dengan menetapkan apa yang disebut sebagai kebijakan fiskal. Yaitu kebijakan untuk mengarahkan ekonomi dengan mengatur pengeluaran dan pemasukan negara. Misalnya besarnya pajak, subsidi BBM, tarif, kuota impor, dan lain sebagainya.

Kebijakan fiskal ini juga bukan perkara gampang loh. Misalnya tarif pajak. Semakin tinggi pemasukan pajak, tentunya pemerintah bisa lebih luasa untuk melakukan pembangunan.

Infrastruktur jalan, pelabuhan, dan lain sebagainya yang tentu saja bisa meningkatkan ekonomi secara keseluruhan. Namun jika pajak yang terlalu tinggi, maka dunia usaha juga pasti akan pusing. Semakin tinggi biaya ekonomi, belanja masyarakat menjadi menurun, dan pada akhirnya ekonomi juga semakin lesu. Jadi gak gampang juga kan?

Nah itulah sebabnya meskipun dalam payung akademik yang sama, biasanya pendekatan makroekonomi berbeda dengan pendekatan mikroekonomi. Jika dalam mikroekonomi, orientasinya adalah pengambilan keputusan yang paling rasional untuk meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan. maka dalam makroekonomi orientasi pengambilan keputusan lebih ditekankan pada keseimbangan dan kestabilan. Jika ekonomi adalah biologi, maka makroekonomi diibaratkan seperti ekologi yang menekankan keseimbangan ekosistem. Sedangkan mikroekonomi itu seperti memahami biologi sel dan juga biologi molekuler.

Jika ekonomi diibaratkan fisika, maka makroekonomi itu seperti kosmologi fisika kuantum. Sementara mikroekonomi itu seperti mekanika atau fisika partikel di level atom. Yang pasti baik mikroekonomi. Mikroekonomi dan makroekonomi itu akan saling berhubungan.

Jadi untuk bisa memahami makroekonomi kita juga harus paham tentang mikroekonomi. Oke, yang pasti dengan belajar ekonomi, baik itu mikroekonomi maupun makroekonomi, kita semua pasti dapat mengambil keputusan yang terbaik juga untuk hidup kita. Terima kasih sudah menyaksikan episode KHSB kali ini.

Program ini terselenggara berkat bantuan dan kerja keras orang-orang kreatif dan profesional di samping ini. Ya, jadi jangan lupa untuk like, share, serta komen sebanyak-banyaknya video ini agar mereka juga semakin bersemangat untuk membuat program-program kuliah gratis lainnya. Saya Rangga Alma Hindra, sampai jumpa di program KHSB Kuliah Halk Sekelabangsa episode selanjutnya.

Sub indo by broth3rmax