Transcript for:
Sejarah Kekuasaan VOC di Indonesia

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat datang di video sejarah dinasti Di video sebelumnya tentang kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia Kita sudah membahas bahwa Belanda datang ke Indonesia Dan mendirikan sebuah kongsi dagang bernama VOC Jadi di video sejarah kali ini Kita akan membahas tentang masa kekuasaan VOC di Indonesia Yaitu dari tahun 1602 sampai sampai 1800. VOC sendiri adalah singkatan dari Verenigde Oost Indische Kompeni, yaitu sebuah kongsi dagang atau perusahaan perdagangan Belanda di Indonesia. Apa yang melatar belakangi didirikannya VOC di Indonesia? Jadi, sebelum didirikan VOC, para pedagang Belanda yang datang ke Indonesia saling bersaing satu sama lain untuk meraup keuntungan berlimpah. Pada masa itu, Belanda sedang berperang melawan Spanyol dan Portugis.

Pemerintah Belanda pun akhirnya ingin menyatukan pedagang Belanda dalam satu kongsi atau organisasi perusahaan. Pemerintah Belanda yakin hal ini dapat menjadi senjata ampuh dalam bidang militer dan ekonomi. Atas prakarsa Prins Maurits sebagai wali negara Belanda, VOC akhirnya resmi didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 di Amsterdam, Belanda. VOC dikelola oleh 17 pengurus pusat yang disebut sebagai Heren Zeventien atau dikenal juga dengan nama Dewan 17. Heren Zeventien ini selain mengelola VOC, juga menanamkan sahamnya. Tujuan utama didirikannya VOC diantaranya menghindari persaingan di antara para pedagang Belanda mengatasi persaingan dengan pedagang-pedagang dari bangsa Eropa lainnya, terutama bangsa Spanyol, Portugis, dan Inggris, serta menguasai dan memonopoli perdagangan rempah-rempah.

Ya, pada awalnya, pembentukan VOC ini hanya mengurusi masalah perdagangan Belanda di wilayah Indonesia. Tapi dalam perkembangannya, VOC bertindak seperti sebuah negara. VOC dijadikan sebagai Wakil Pemerintahan Kerajaan Belanda di Indonesia.

Dalam menjalankan perannya sebagai Wakil Pemerintahan Belanda, VOC mendapatkan hak istimewa yang disebut dengan hak oktroy, yang berupa hak mencetak uang sendiri, hak memelihara angkatan perang, hak memerintah daerah yang diduduki, hak melakukan perjanjian dengan raja-raja, dan hak melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah. Dengan hak oktro yang dimilikinya, VOC tidak hanya berperan sebagai perusahaan perdagangan, tetapi juga berperan dalam bidang politik dan militer. Bahkan, VOC membentuk Angkatan Laut yang kemudian berhasil mengusir dan merebut benteng pertahanan bangsa Portugis di Indonesia.

Dalam waktu singkat, VOC mengalami kemajuan pesat. Keberhasilan Belanda melawan Portugis di Maluku membuat peluang bagi VOC untuk menerapkan monopoli perdagangan di Maluku. Untuk merealisasikan upaya tersebut, Belanda menerapkan tiga kebijakan. Yang pertama, kebijakan Hongi Tohten atau pelayaran Hongi, yaitu pelayaran pantai yang dilengkapi dengan angkatan perang untuk mengawasi pedagang Maluku agar tidak menjual rempah-rempah. kepada gang lain.

Yang kedua, kebijakan kontingenten, yaitu kewajiban rakyat membayar pajak dalam bentuk hasil bumi. Yang ketiga, kebijakan ekstirpasi, yaitu menebang tanaman rempah-rempah penduduk agar produksi rempah-rempah tidak berlebihan. Keberhasilan VOC dalam memperluas wilayah kekuasaan justru menyebabkan Heren Zeventien kewalahan mengelola VOC.

Sehingga, Heren Zeventien menunjuk Peter Both sebagai gubernur VOC pertama yang bertugas untuk menata kelembagaan VOC. Selama menjadi gubernur, Peter Both telah melakukan beberapa hal seperti membangun pos perdagangan Belanda di Ambon dan Maluku, mengadakan perjanjian dan mempengaruhi penguasa Maluku memasuki wilayah Jayakarta. dan membangun hubungan baik dengan penguasanya, serta membeli tanah di Jayakarta yang menjadi cikal bakal kota Batavia.

Pada masa itu, Batavia menjadi pusat kekuasaan VOC. Batavia terdiri dari dua bagian. Bagian pertama disebut sebagai Benteng Batavia, yang berisi rumah gubernur, gereja, kantor-kantor utama VOC, gedung arsip, dan tempat tinggal tentara VOC. Bagian kedua adalah pemukiman yang sudah ada sejak dua abad sebelumnya. Kota Batavia dibangun oleh Belanda sebagai tiruan kota-kota besar di Belanda.

Dengan kekuasaannya, Belanda membangun tembok pembatas yang bertujuan untuk mencegah orang-orang pribumi masuk ke wilayah Batavia. Selama berkuasa di Indonesia, VOC sangat cerdik memanfaatkan konflik-konflik pribumi untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Dalam konflik pribumi, biasanya penguasa setempat meminta bantuan VOC untuk membantunya memperoleh kemenangan.

Setelah berhasil memenangkan konflik, VOC meminta imbalan kepada penguasa pribumi berupa kekuasaan. VOC kemudian membangun benteng pertahanan dan tempat untuk memasarkan barang dagangan di wilayah yang berhasil dikuasai. Selama masa perkembangannya, VOC telah banyak mengalahkan penguasa pribumi. Seperti pada tahun 1667, VOC berhasil memaksa Sultan Hasanuddin, seorang penguasa Makassar, untuk menyerah dan menandatangani Perjanjian Bongaya.

Perjanjian tersebut berisi tentang deklarasi kekalahan penduduk terhadap VOC dan pengesahan monopoli perdagangan di Pelabuhan Makassar. Kekuasaan VOC semakin luas. Ketika Raja Sulaiman dari Kalimantan Selatan terpaksa memberikan hak monopoli dagang di wilayahnya untuk VOC.

VOC juga berusaha memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke Papua. Secara garis besar, VOC menjalankan kekuasaannya dengan beberapa cara berikut. Yang pertama dengan melakukan kontingenten, yaitu mewajibkan rakyat membayar pajak berupa hasil bumi.

Yang kedua, menerapkan verpflichte leveransi, yaitu kewajiban rakyat mengerahkan pajak berupa hasil bumi di daerah yang tidak dikuasai VOC. Yang ketiga, melaksanakan prianger stelsel, yaitu kewajiban rakyat menanam kopi di daerah priangan. Yang keempat, menjalin kerjasama dengan pemerintah tradisional untuk mempermudah penaklukan wilayah. Sekarang, kita akan membahas bagaimana sebuah kongsi dagang yang begitu besar akhirnya runtuh.

Berawal pada tanggal 24 Maret 1749, Belanda mengeluarkan undang-undang yang menetapkan Raja Willem IV sebagai pemimpin tertinggi VOC dan panglima tertinggi tentara VOC. Dengan adanya ketentuan tersebut, Heren Zeventien harus mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada Raja. Struktur organisasi seperti ini menyebabkan kepengurusan VOC lebih dekat dengan raja daripada pemegang saham.

Akibatnya, kepentingan pemegang saham terabaikan. Selain itu, VOC mulai terlilit banyak utang sejak tahun 1673 dan mengalami penurunan pendapatan yang disebabkan karena besarnya pengeluaran pemerintah untuk membiayai serangkaian perang. Anggaran semakin membengkak karena pengurus VOC menerapkan sistem feodalisme di Indonesia.

Selain itu, para pegawai VOC memiliki kegemaran bergaya hidup mewah dan mengedepankan kepentingan pribadi untuk memperkaya diri daripada untuk kemajuan VOC. Oleh karena itu, VOC sering disebut sebagai vergan under korupsi atau yang artinya tenggelam karena korupsi. Akibat berbagai kondisi buruk yang dialami VOC inilah, akhirnya saham dan daerah kekuasaan VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda untuk menutupi utang VOC. Pada tanggal 31 Desember 1799, pemerintah Belanda resmi membubarkan VOC.

supaya kalian bisa update terus video-video pembelajaran sejarah selanjutnya. Semoga bermanfaat!