Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirrabbilalamin. Wassalatu wassalamu ala asrafil anbiya wal mursalin.
Nabi isra'li sadri wa yasri'li amri. Wa khidul u'datam milisan ya fukawul qawli. Amma ba'du. Alhamdulillah pada tahun ini kita diberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa.
Semoga ibadah tahun ini bisa lebih optimal daripada sebelum-sebelumnya. Baik, pada hari ini kita coba mencadang beberapa ayat Al-Quran yang berkenaan dengan pencatatan amal. Kalau di dunia komputer kita mengenal dengan istilah log atau jejak-jejak.
Kita melihat di Indonesia ini pertumbuhan pengguna internet atau penetrasi pengguna internet terus meningkat. Laporan dari Abji tahun 2020 itu mencapai 75%. Coba bayangkan di masa pandemi sekarang, yang mana semua aktivitas itu berjalan secara daring, baik perkantoran, perkuliahan. maka otomatis tingkat penetrasi internet itu akan naik lebih besar daripada periode-periode sebelumnya.
Ini yang mengakibatkan akhirnya di jaring internet itu semakin kompleks. Sehingga ketika komputer A ingin mengakses, katakanlah misalkan ingin mengakses servernya aptikom, maka... Ketika komputer A meminta request kepada server Opticom, itu akan terjadi beberapa lompatan.
Artinya akan melewati beberapa router atau komputer lainnya, sehingga data tersebut akan diberikan oleh servernya Opticom. Setiap data, setiap paket itu melompati dari satu komputer ke router yang lainnya, sampai ke server, maka... dia akan meninggalkan jejak-jejak, baik berupa numerik, dalam bentuk log, dan lain sebagainya. Bahkan di komputer servernya Opticom juga akan ditinggalkan jejak.
Boleh jadi itu password, username, atau situs yang kita akses. Seperti itu, pasti dia meninggalkan jejak. Dalam internet kita dapat mengakses apa saja, baik itu konten positif, konten negatif, bahkan semua aktivitas seseorang atau dikenal dengan istilah warganet, itu akan menghasilkan jejak-jejak digital yang akan disimpan di dalam komputer tersebut dalam waktu yang lama.
Jejak-jejak ini akan dimanfaatkan oleh siapa saja, baik untuk kepentingan yang positif atau kepentingan yang negatif. Seperti itu. Digital boleh dikatakan bahwa kita sedang melukiskan tentang diri kita di internet. Seperti apa diri kita? Apa yang kita akses?
Apa yang kita unggah? Apa yang kita sampaikan? Apa yang kita kirim ke teman?
Apa yang kita nonton misalkan? Apakah kita mau akses situs-situs baik atau situs-situs dewasa? Misalkan lagi kita menggunakan platform atau pengaya-pengaya add-on, pelajin.
itu semuanya akan ter-record dengan baik di dalam sistem internet. Hal ini disampaikan juga pada tahun 2014 oleh Lambiote dan Konczewski, yaitu jejak digital yang dihasilkan oleh warganet dalam bentuk numerik akan tersimpan di dalam database atau log router hingga ke server. Kalau kita melihat jejak digital, maka jejak digital ini umumnya dibagi ke dalam dua kategori. Yang pertama, dijak digital pasif, kemudian dijak digital aktif.
Dijak digital pasif itu merupakan rekaman digital yang dibiarkan berinteraksi antar piranti warganet dengan infrastruktur. Saya ambil contoh, misalkan kita terkoneksi dengan wireless-nya Bandara A, maka di Bandara A itu akan ter-record bahwa komputer ini sedang terhubung dengan perangkat ini. Nah, kira-kira seperti itu.
Itu yang pasif. Sedangkan yang aktif merupakan jejak atau rekaman yang sengaja dibuat oleh warga net ketika dia berinteraksi di internet. Misalkan mengirim pesan, mengunggah gambar, berbagi informasi peta, dll. Sehingga semua aktivitas sebenarnya dicatat di dalam internet.
Jejak-jejak ini bukan tanpa sebab, bukan tanpa alasan harus direkam. Kalau di kampus misalkan kita mengenal namanya Cumi, atau ada Cace, ada server Proxy, ini fungsinya untuk meningkatkan kecepatan internet itu sendiri. Misalkan di dalam satu institusi, ada beberapa lembaga, ada beberapa orang yang mengakses konten yang sama.
Maka internet di kampus tidak lagi memintanya ke server pusat. langsung diambil dari server proxy tadi. Jadi menjadi lebih cepat, sehingga tidak terlalu lama. Kemudian yang kedua, misalkan selain di server, sekarang cookies di dalam browser kita pun juga bisa dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan iklan. Sehingga apa yang kita cari, itu lebih berdekatan dengan apa yang kita inginkan.
Bagaimana misalkan kita mencari di Google, bagaimana Google bisa memberikan informasi yang tepat kepada kita, yaitu dengan mempelajari karakter pencarian kita sebelumnya, dari mesin kita, dari kit yang tersimpan di dalam mesin. Boleh juga digunakan oleh pihak yang tidak baik, misalkan dipakai untuk... di hacking, di bobol, dicuri informasi, disadap informasi di tengah jalan misalkan.
Itu dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak berkepentingan. Bahkan pihak berwajib, katakanlah jaksa, atau polisi, atau hakim, itu mulai menggunakan jejak digital untuk membuktikan kesalahan-kesalahan apabila terjadi proses hukum. Jadi sudah sangat bermanfaat rekam jejak ini. Misalkan lagi contoh manfaat lainnya, misalkan seseorang mencari barang dalam suatu marketplace, tapi misalkan pada saat itu dia masih belum mau membelinya, masih mencari-cari saja. Kemudian yang bersangkutan di komputer yang sama mengakses situs-situs berita atau situs-situs lainnya.
maka dari situs-situs tersebut, iklan yang berkaitan itu akan muncul. Iklan yang berkaitan itu akan muncul di dalam tampilan browsernya. Sehingga membuat kita, ternyata harga sekarang sudah turun, ternyata perbandingannya seperti ini.
Itu memberikan kemudahan-kemudahan kita juga tentang iklan. Tapi ada juga yang akhirnya malas dibuatnya karena terlalu banyak iklan yang muncul. Jadi dari fenomena internet tadi, digital, kita coba melihat tentang misalkan di dalam Al-Quran disampaikan bahwa di hari kiamat, mulut manusia itu akan dikunci. Yang berbicara itu tangan dan kakinya. Itu disampaikan di surat Yasin, ayat ke-65.
Dengan artinya pada hari ini kami akan menutup mulut mereka, dan tangan mereka akan berkata kepada kami, dan kaki mereka akan bersaksi tentang apa yang telah mereka lakukan. Jadi kita melihat fenomena ditemukannya teknologi internet ini bukan semata-mata untuk kemudahan interaksi internet, atau bertukar informasi antara satu sama lainnya. Tapi ini sesuatu. suatu anugerah yang diilhamkan oleh Allah kepada manusia.
Siapa saja? Kepada manusia, supaya Allah bisa memberikan bukti yang nyata. tentang kebenaran firmannya, salah satunya pada surat Yasin tersebut.
Mungkin periode-periode sebelumnya kita memahami surat tersebut atau ayat tersebut hanya dengan meyakini, oh nanti semuanya akan berbicara karena bisa berbicara. Muncul pertanyaan, orang berbicara itu pasti ada memori. Bagaimana dia menyimpan memorinya?
Siapa yang menyimpan sedangkan yang punya memori itu kan misalkan otak di kepala. Tapi ini yang bicara tangan, apakah tangan punya memori? Yang bicara nanti kulit, apakah kulit punya memori?
Nah, itu pertanyaan-pertanyaan seperti itu menjadi kajian yang menarik. Nah, beberapa pakar biologi mungkin sekarang sudah bekerja sama dengan pakar-pakar IT untuk membuat memori yang disimpan di dalam DNA. Di dalam sel DNA disimpan memori.
Seperti kita ketahui, pakar biologi juga mengatakan bahwa semua sel di tubuh kita ini memiliki memori. Mereka menyebutnya dengan istilah bodi memori. Saya coba ambil contoh bagaimana bodi memori ini bekerja.
Misalkan ada seorang anak kecil, kalau kita pernah membaca cerita Nabi Musa ketika dia kecil, kemudian Fir'aun, untuk meyakinkan bahwa ini hanya anak kecil biasa, maka dinyalakanlah lilin. Kemudian Nabi Musa berjalan ke lilin tersebut, memegang lilin, dan memasukkannya ke dalam mulut. Bayangkan anak kecil yang belum mempunyai memori, dia pegang lilin, dia tidak tahu bagaimana panasnya, kemudian dia masukkan ke mulut. Artinya sel kulitnya belum menyimpan informasi, belum menyimpan data-data tentang...
Panasnya api. Sehingga Nabi Musa, kita ketahui cadel lidahnya karena memasukkan lilin tersebut. Tapi coba arahkan api ke seseorang yang sedang berdiri. Pasti dengan responnya, dia akan menggerakkan tangannya karena ada hawa panas.
Artinya kulitnya sudah merekam bahwa data ini panas. Sehingga dia menggerakkan. Artinya apa? Artinya kulit juga punya memori.
Reflek tadi punya memori sehingga dia bisa menggerakkan. Seperti kita ketahui di biologi bahwa refleks itu tidak bekerja di otak, tapi respon sensor yang ada di panca indera. Dengan posisi tersebut, kita bisa membayangkan bahwa ternyata tubuh kita ini punya memori.
Semua sel ini menyimpan memori. Hanya saja sampai saat ini kita belum mengetahui bagaimana kita mendekodnya, bagaimana kita mengubah, membaca informasi yang tersimpan di dalam kulit-kulit ini. Banyak sekali ayat Al-Quran yang menyampaikan tentang bahwa semua gerak-gerik kita itu disimpan. Bukan hanya oleh dua malaikat seperti yang tertulis dalam surat.
Al-Mutafifit. Tapi juga semua organ tubuh kita ini juga akan berbicara. Seperti disampaikan dalam surat Al-Qaf, Al-Infitor, Ra'adu, Az-Zukruf. Silahkan dibaca-baca ayat tersebut, dipahami sepupu lagi Ramadan.
Kita mentadaburi beberapa ayat Al-Quran. Dan yang paling menarik tentang kulit, bahwa kulit itu akan berbicara, itu dijelaskan juga di dalam surat Al-Fusilat. Ayat ke-20 hingga ayat 22. Yang artinya, dengan demikian sel kulit yang menyebutkan bahwa kulit akan berbicara sebagaimana manusia diajarkan berbicara oleh Allah.
Jadi di saat itu mungkin akan didekod informasi yang ada di kulit sehingga kita bisa kusi kulit akan menyampaikan semua apa yang dia rasakan. Ketika si manusia ini beraktivitas seperti ini, yang paling banyak melihat aktivitas kita kan kulit. Dia akan merekam semuanya, kemudian dia akan menjadi saksi. Selain daripada informasi dari kiraman Katibin. Di dalam sijil dan elien, dua kitab yang mencatat amal baik dan amal buruk.
seperti dijelaskan di surat Al-Mutafifin. Jadi dari ayat Al-Fursila tadi kita bisa melihat bahwa kulit pun berbicara. Mudah-mudahan kita diberikan anugerah oleh Allah untuk bisa membaca informasi yang ada di kulit. Kita bisa menggunakan sel kulit ini menjadi memori. Jadi tubuh kita ini menjadi memori komputer, misalkan.
Sehingga kita nggak perlu bawa lagi flash disk kira-kira. Seperti itu. Jadi dari mentadak buri ayat ini, maka saya...
mengajak diri saya sendiri dan teman-teman semuanya yang menyaksikan video ini untuk terus berbuat baik, untuk terus beramal baik, karena semua aktivitas kita itu terrekam oleh semua panca indera kita. Sehingga nantinya itu akan dimintai pertanggung jawaban. Mudah-mudahan bermanfaat. Saya mohon maaf apabila ada salah kata.
Wa bila hitafiq daya, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh