Transcript for:
Berkat dan Karakter Suku Israel

I want to see Jesus face to face I want to run deep into the sky Mari kita siapkan untuk mendengar firman Tuhan Lanjutan dari minggu yang lalu ketika saya menyampaikan tentang Berkat Musa atas 12 suku Israel Kita lanjutkan sekarang Kita buka dulu firman ini dari ulangan 33 Review lagi, ulangi ayat pertama, berkat Musa kepada suku-suku Israel. Inilah berkat yang diberikan Musa abdi Allah itu kepada orang Israel sebelum ia mati. Dua kali akhir pekan kita belajar tentang...

kuasa doa. Dan ini kuasa doa Musa dan nubuatan Tuhan dari mulutnya. Hidup kita dalam nubuatan Allah. Percayalah, kita berada dalam rancangan dan rencananya. Sekalipun sekarang kelihatannya kita ini Tidak tahu mau kemana, hidup membawa kita demikian rupa sehingga kita bertanya-tanya.

Tapi satu hal yang tidak akan pernah berubah, tidak ada pertukaran bayangan yaitu Tuhan Yesus dan sifatnya. Maksud hatinya mudah tertebak yakni mulia bagi anak-anaknya. Dia mau memberikan pada kita rancangannya damai sejahtera dan juga masa depan penuh pengharapan.

Yakinlah, jangan ragu dan jangan bimbang. Dan kita pelajari tentang the truth about curses and curses. blessings yaitu bahwa berkat dan kutuk itu sama-sama ada dan sama-sama nyata.

Makanya itu pastikan kita berada di sisi umat pilihan Allah, bukan yang menentang firmannya. Supaya kita memperoleh berkat dan restu dari Tuhan Yesus. Bukan menjadi orang-orang yang memusuhi Tuhan, tapi menjadi orang-orang yang bersahabat karib dengan Allahnya.

Dan juga Tuhan itu ingin mengubah semua kutuk yang sudah terjadi. terjadi dalam hidup kita menjadi berkat karena Allah bekerja sama dalam segala perkara. Kita mulai pada anak Yaakub berikutnya, suku berikutnya yang akan diberkati Musa, langsung pada ayat yang ke-12 sebagai lanjutan, kita akan bahas si Bungsu Silucu. The righteous young child of Jacob. Dia terkenal sebagai anak Yaakub yang paling kecil dan yang tidak pernah berulah.

Seorang anak Anak yang manis sifatnya. Adiknya Yusuf tentunya, namanya Benyamin, kita baca ayat 12, tentang Benyamin, ia berkata, kekasih Tuhan yang diam padanya dengan tentram, Tuhan melindungi dia setiap waktu, dan diam di antara lereng-lereng gunungnya. Berkat Musa atas suku Benyamin, suku terkecil ini, sedikit saja, ayatnya pendek sekali, tapi sangat bermakna, mari kita selidiki ya.

Berkat Benyamin sebagai anak yang paling bungsu dari... Bapak Yaakub sebagai suku terkecil ini dimulai dengan perkataan kekasih Tuhan. Dia diberi gelar sebagai kekasih Tuhannya.

Yang diam padanya dengan tentram. Si Benyamin Amin ini punya sifat yang sangat manis. Kayaknya gak tau ya, dua anak yang lahir dari kandungan Rachel ini, dari Rahel, sifatnya manis-manis.

Saya gak tau gimana mereka dididik di rumah, tetapi yang pasti mereka punya DNA yang mulia. Kekasih Tuhan yang diam padanya dengan tentram, si Bungsu ini selalu mengundang sayang. Dan saya harap kita semua punya sifat seperti Benjamin, sekalipun tidak semua kita adalah anak bungsu di rumah. Tapi kita harus punya sifat demikian, sifat yang mengundang sayang. Yaitu yang nomor satu, mudah dicinta orangnya, yaitu lovable atau not difficult.

Kita mau meniru suku ini. Suku yang disebut sebagai kekasih Tuhan ini punya sifat yang mudah disayangi. Mudah dicinta. Jangan jadi orang yang sulit dan susah. Jangan jadi orang yang suka menyusahkan diri sendiri, apalagi menyusahkan orang lain.

Terlebih lagi menyusahkan Tuhan. Jadilah orang yang lovable. Yang gampang dan mengundang sayang. Benjamin itu orangnya kayak gitu.

Orangnya lovable sekali. Dan dia gak difficult. Kalau kita dalam satu grup, kelompok gitu ya, mesti ada orang-orang yang, ah apa adanya.

Ada orang yang perfeksionis, semua harus sempurna. Ada kritikus, orang yang suka selalu melihat kelemahan orang lain dan mencibirnya. Tapi juga ada orang yang nice, yang sopan, tapi dalamnya gak tentu.

Tapi ada orang yang sungguh-sungguh manis sifatnya luar dalam. Jadilah orang yang demikian, itulah benyamin saudara. Kekasih Tuhan. Yang diam padanya dengan tentram.

Kata diam padanya dengan tentram, Benyamin ini ada satu kelebihan. Dia adalah peran pembantu yang setia. Benyamin terkenal sebagai satu suku yang orang-orangnya itu ekselen dalam kerja. Suku Benyamin itu melahirkan banyak orang-orang yang sungguh-sungguh dalam profesinya. Tak terkecuali keluarga Raja Saul yang merupakan orang-orang yang berhasil berbisnis di zaman itu.

Orang yang diberkati, jangan pernah remekkan satu suku kelihatannya gak besar jumlahnya. Tapi kalau dia punya sifat yang satu mudah dicinta, yang kedua orangnya setia dalam perkara-perkara kecil dan sederhana. Orang-orang yang bisa dipercaya, yang selalu menjadi kepercayaan manusia dan kepercayaan Allah, itulah suku benyamin.

Apalagi kalau hatinya gak ambisius, sukanya kerja tapi gak suka pamer. Yang dia pedulikan bukan posisi dan jabatan, tapi fungsi. dan juga efektif atau efisiensi. Cukup benyamin orang yang seperti itu.

Orang yang mudah untuk dipercayai. Karena itu tidak heran Alkitab mengatakan di ayat 12 berikutnya, Tuhan melindungi dia setiap waktu. Apakah berkat orang yang hatinya sungguh-sungguh? Apakah berkat orang-orang yang bisa mudah jadi kepercayaan orang lain? Yang pertama, Tuhan melindungi dia setiap waktu.

Selalu akan ada orang yang... Yang menanggungnya. Itu dia. Kemanapun benyamin pergi selalu jadi orang kesayangan. Selalu jadi orang kepercayaan.

Sampai kapanpun orang begini susah cari. Dan langka di dunia. Selalu menjadi rebutan. Walaupun dia gak tentu menjadi bos atau menjadi ketua.

Tapi orang-orang berkenamaan, orang-orang berkedudukan, orang-orang yang punya kuasa berpengaruh, butuh orang-orang seperti itu. Benjamin adalah kelompok orang-orang yang tidak ambisius. Hatinya baik-baik.

Sekalipun dia bungsu, dia bukanlah anak manja. Dia suka bekerja. Excellent sekali dalam pekerjaan, tapi tidak ambisius untuk kedudukan. Orang seperti ini selalu akan ada orang yang memperebutkannya. Selalu akan ada orang yang menanggungnya seumur hidupnya.

Orang seperti ini mudah dapat pekerjaan. Karena sifatnya baik. Dan juga selain itu, bukan hanya Tuhan melindungi dia setiap waktu, Tuhan juga diam di antara lereng-lereng gunungnya.

Janji Tuhan kedua, berkat Tuhan nasib si Bungsu yang mudah dipercayai oleh manusia dan oleh Allahnya. Tuhan dan orang lain cepat lambat akan membangun sesuatu bersamanya. Itu dia. Tidak heran oleh penentuan sorga yang namanya Bukit Moriah yang diatasnya dibangun. kota kenamaan-namanya Yerusalem, dan juga Bait Suci ada di sana, itu berdiri di antara lereng-lereng gunung di teritorinya Benyamin.

Tuhan memilih spot itu. Karena Bait Suci jangan berada di sekeliling orang-orang yang tidak ramah. Di sekeliling orang-orang yang tidak bisa dipercaya.

Tuhan menentukan secara geografis, lokasi Bait Suci ada di lereng-lereng pegunungan Benyamin. Ada kontennya. kota tertentu itu yang lebih jahat-jahat orangnya.

Tapi ada kota-kota tertentu yang orangnya lebih saleh-saleh. Orang Banyamin itu baik-baik hati sebenarnya. Jadilah orang seperti ini. Miliki sifat demikian.

Sebab sifat yang seperti ini mengundang sayang. Bahkan mengundang berkat Tuhan. Dan mengundang kepercayaan manusia.

Saya berdoa agar kita semuanya punya sifat yang manis di hadapan Tuhan. Nah saya tunjukkan ya, di dalam sejarah Israel maupun sejarah gereja, ada yang namanya si bungsu-si bungsu benyamin ini yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan anak sulung. Siapa yang dari suku benyamin?

Saya sebut beberapa. Contohnya Mordecai. Anda ingat cerita Esther? Ini pamannya Esther.

Ratu itu, Mordecai ini bukan orang yang suka tampil. Bahkan jasanya pun tidak diingat lagi. Mordecai ini sangat berjasa buat negara-negara saat itu yang menjajah Israel.

Nah, tapi Mordecai bisa diam-diam, sekalipun dia seorang pahlawan, dia tidak minta dielukan, tapi diam-diam dia sangat berguna dan rajin bekerja. Hingga suatu hari nasib dari sorga menentukan agar dia menjadi pahlawan sekali lagi untuk memulai misi penyelamatan orang-orang. Yahudi di zaman Ratu Esther menjadi Queen di negeri itu.

Mordeka ini terpaksa mengerjakan pekerjaan sulung. Jangan pernah remehkan si Bungsu. Kelihatannya dia pupuk bawang. Tapi kalau dia dipercaya dalam perkara sederhana, Mana bisa lama-lama nanti perkara besar pun akan tertimpa di atas bundaknya. Malah justru orang yang berambisi tidak akan mencapai apa-apa.

Tapi orang yang dipercaya akan dipercayai secara besar-besaran oleh Allahnya. Mordecai dipercayai untuk menyelamatkan satu ras pilihan namanya Yahudi. Israel yang akan menurunkan Yesus Kristus sebagai Mesias. Selain Mordecai, Esther tentunya.

Sebab Esther ini kerabat Mordecai. Esther, rehatlah. Ratu ini juga dari suku Benyamin.

Satu lagi di perjanjian baru, Rasul Paulus. Itu dari suku Benyamin pula. Bukankah dia adalah Rasul yang paling bungsul dibandingkan Rasul-Rasul zaman itu? Dia yang lahir kemudian.

Dia ini susulan. Tapi ternyata Bapak Ibu Saudara, Rasul Paulus ini menjadi Rasul terbesar kalau bicara soal misi di antara bangsa-bangsa non-Yahudi. Jadi, jangan pernah remehkan anak kecil, jangan pernah remehkan anak yang kecil.

yang terakhir. Jangan pernah remekan orang-orang yang terkemudian. Karena yang terkemudian bisa menjadi terdahulu karena bisa dipercaya.

Saya dorong Anda dan saya sama-sama punya sifat benyamin. Orang yang dapat dipercaya Tuhan, orang yang bisa dipercaya oleh manusia. Percayalah sampai kapanpun Anda akan selalu peroleh pekerjaan. Selalu akan ada orang yang menawarkan kerjasama. Selalu ada kepercayaan dari kiri kanan.

Itulah benyamin. Mari kita lanjutkan Sekarang tentang Yusuf. Berkat Yusuf ya.

Ayat 13. Tentang Yusuf ia berkata, kiranya negerinya diberkati oleh Tuhan dengan yang terbaik dari langit. Dengan air embun dan dengan air samudera raya yang ada di bawah. Dengan yang terbaik dari langit.

bumi serta segala isinya dengan perkenanan dia yang diam dalam semak duri. Biarlah itu semuanya turun ke atas kepala Yusuf, ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya. Anak sulung lembu sapinya adalah kegemilangannya dan tanduk-tanduknya seperti tanduk-tanduk lembu, lembu hutan.

Dengan itu ia akan menanduk bangsa-bangsa seluruh bumi, dari ujung gojong. Akhirnya itulah orang Efraim yang puluhan ribu dan itulah orang Manasyeh yang ribuan. Minggu lalu saya ada sebut bahwa Yusuf dalam berkat Musa ini yang dipandang sebagai anak sulung.

Karena Ruben sudah dilengsarkan karena dosanya. Nah, kalau kita baca, Yusuf ini mendapat berkat yang terbaik. Dia mendapatkan berkat yang namanya great plenty and great power.

Dia diberi Tuhan kedua-duanya, kelimpahan dan kuasa. Diberi kekuatan yang lebih dan lebih. Dari saudara-saudaranya.

Waktu kita baca ayat-ayat tersebut tentang berkat Yusuf dari Musa. Saya perhatikan bahwa semua berkat itu datang dari tempat yang tinggi. Baik itu gunung lah.

Baik itu dari salju, air hujan. Hujan dari bukit, dari bukit yang berabad-abad dan sebagainya. Sebagian besar dari tempat yang tinggi.

Tuhan ingatkan kita bahwa berkat itu datangnya dari Allah. Bukan dari usaha kita. Karena berkat Tuhan lah yang menjadikan kaya.

Saya tidak bicara tentang materi saja. Saya bicara tentang berkat secara keseluruhan. Susah payah tidak akan menambahinya kalau berkat itu datangnya dari Tuhan. Lalu saya jadi ingat Masmur 127 gak usah dibuka.

Berkat Tuhan pangkal selamat itu judulnya di Alkitab Bahasa Indonesia kita. Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah orang membangunnya. Jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah kita mengawalnya. Sia-sia kita bangun pagi-pagi, kerja ngelembur-ngelembur, tidur malam-malam.

Sebab Tuhan memberikan kepada orang-orang yang dikasihnya pada waktu dia tidur. Demikianlah orang-orang yang takut akan Tuhan di dalam tangan pahlawan. Dia disimpan, ditabung panah, hingga waktunya tiba. Kalau saya baca ayat-ayat ini, pikirkan tentang Yusuf.

Yusuf itu tidak berbuat banyak, malah apes melulu. Cerita mimpi dijual ke saudagar, dilemparkan ke sumur dulu. Sampai ke sana, berakhir di rumah potifar, sudah bagus-bagus, naik ke duduk.

Bukan jadi orang kepercayaan. Dia punya sifat mirip dengan saudara kandungnya. Satu mama, satu ayah. Sama-sama anak Rahel.

Yaitu Benyamin. Yusuf juga disebut punya roh yang sangat manis di perjanjian lama. Ketika dia bertemu dengan saudara-saudaranya. Dia tidak membalas dendam.

Atau dia tidak sakit hati. Yusuf karena manis itulah di rumah Potifar, dia jadi favorit Tuhan. Dia jadi populer di antara pekerja.

Dia menjadi orang kepercayaan. Tapi setelah itu apes lagi. Divitnah, dicobai oleh istri Potifar sendiri, lalu dimasukkan ke penjara lagi.

Kalau saya pikir-pikir lagi, tidak ada satu hal apapun yang Yusuf lakukan itu mengundang good luck. Apapun yang dia kerjakan berakhir selalu terpuruk lagi, terpuruk lagi. Dia selalu tersungkur, itu nasibnya.

Selalu gugur. Tapi kalau Allah sudah tarik dia dari atas, siapa bisa turunkan? Jika Tuhan yang meninggikan, siapa bisa merendahkan? Saya gak percaya takdir, saya percaya iman. Tapi dalam iman saya, saya tahu ada kedaulatan.

Bahwa kalau Allah sudah menentukan hidupmu untuk diberkati, semua kutuk akan dipatahkan. Kalau Allah yang membuka pintu, siapa bisa menutupnya? Andai kata ada pintu tertutup di depan Anda, tertutup sementara. Itu berarti ada pintu lain di kanan-kiri, ada 10 yang lainnya yang terbuka bagi dirimu. Kalau saya baca ayat-ayat tentang berkat Musa terhadap Yusuf ini, Yusuf tidak melakukan sesuatu dalam sejarahnya pun tidak ada.

Dia tidak berbuat sesuatu yang bisa membuat dia jadi Perdana Menteri, jadi bapaknya Firaun lagi. Bukan apa yang dia lakukan yang membuat dia... Dia tinggi.

Tapi peninggian itu datangnya dari Allah, bukan dari kiri kanan kita. Saya mau ajak Anda untuk percaya, masuk hadirat Allah itu gak sia-sia. Ibrani berkata seperti ini, kalau kita mau datang kepada Tuhan, harus percaya bahwa Allah itu ada.

Dan Allah memberi... upah. Kata upah di sana. Bagi barang siapa mencari dia. Sekalipun kalau kita cari Tuhan bukan demi mendapat upah.

Tapi ada upah orang mencari Tuhan. Apa upah mencari Tuhan itu? Penyertaan Immanuel ala beserta.

Kedekatan dengan Allah. Ada kuasa. Ada kehidupan yang Allah berikan. Kiranya negerimu, negerinya diberkati oleh Tuhan dengan yang terbaik dari langit. The best from the sky.

The best from the heavens. Yang terbaik dari sorga. Memang berkata. Berkat Tuhan itu pangkal selamat. Paulus berkata, aku menanam, Apolos menyiram.

Tapi kalau Tuhan tidak bisa memberi pertumbuhan, kita tidak bisa apa-apa. Mau ditanam, mau disiram, mau dibajak ulang, dibolak balikan, ditunggang balikan itu tanah. Tidak akan tumbuh, tidak akan tumbuh. Tapi kalau Allah berkenan, apa yang kita tanam, apa yang kita siram, Allah akan menumbuhkan 30, 60, 100 kali ganda. Bukan karena kita serakah.

Tapi karena Tuhan cinta kepada Anda dan saya. Itu dia. Kalau kita lihat lagi ayat 16 kita baca, dan dengan yang terbaik dari bumi serta segala isinya.

Tadi kan semua dari sky, dari heaven, dari sorga, dari langit bukan? Ayat 16 mendarat. Bumi mulai disebut dalam berkat Musa. Dan dengan yang terbaik dari bumi serta segala isinya. Kalau di sorga terserah Allah, di bumi terserah kita.

Karena kita punya kelakuan, kita punya pilihan. Karena itu kalau... Kalau kita mau melihat Tuhan melimpahkan kuasanya dalam kehidupan kita, pastikan yang terbaik dari bumi serta segala isinya. Hidup kita jangan isinya sampah. Jangan kita isi dengan gosip.

Isilah hidupmu dengan firman, kekudusan, dengan yakin akan Tuhan. Dengan perkenanan, dia yang diam dalam semak duri, biarlah itu semuanya turun ke atas kepala Yusuf. Ke atas batu kepala orang yang istimewa, atau yang terakhir. teristimewa diantara saudara-saudaranya.

Jikalau anda buka, gak usah dibuka sekarang, nanti cek sendiri, 1 Tawarik 5 ayat 1 dan ayat 2, disana dijelaskan, bahwa berkat kesulungan Ruben itu, telah dipindah transferkan, kepada Yusuf, dan kepada anak-anaknya Efraim dan Manaseh. Yehuda itu keturunan raja, Yesus Kristus juru selamat kita pun singa dari Yehuda. Tapi tetap berkat kesulungan Tuhan berikan pada Yusuf.

Tidak heran nanti ya, anak Yusuf ada dua, Efraim dan Manasye menjadi dua suku. Dia ada urapan ganda, yang lainnya satu suku, satu suku, Yusuf sendiri dua suku. Dan Efraim menjadi pusat pemerintahan dan kekuatan daripada Israel Utara. Jadi kita tahu bahwa Yusuf menjadi besar karena Tuhan memberkatinya. Hak kesulungan ada di kepalanya bukan karena usahanya yang membuat dia sukses.

Bukan karena kepandaian, kepinterannya. karena nasibnya buruk melulu. Tapi karena Tuhan menentukan.

Dari sini kita bisa pelajari sesuatu tentang Ruben dan Yusuf. Satu tawarik tadi katakan bahwa berkat kesulungan dipindahkan. Ternyata berkat itu bisa dipindahkan ya.

Nah ini menjadi peringatan buat kita yang ada di atas muka bumi, supaya isi kita, bahwa kita ini di dunia serta segala isinya itu Takutlah akan Allah, berkat itu bisa pindah, berarti dua sisi bisa pindah dari saya ke orang lain dan juga bisa pindah dari orang lain ke saya, semua itu berdasarkan keputusan Allah. Sebuah pelajaran berharga dari hak kesulungan yang pindah, mengajarkan kepada kita untuk hati-hati dalam menjalani hidup ini. Saya suka kata hati-hati.

Careful, carefulness, berhati-hati. Dalam bahasa Inggris, carefully, carefulness. Tapi dalam bahasa Indonesia, hati-hati.

Bukan menjadi pengecut, pecundang, serba takut, lalu pesimis, takut gagal, malah gagal fokus. Tapi hati-hati itu berarti apapun yang kau lakukan di dunia ini, pasanglah dua hati, supaya jangan salah jalan. Hati-hati.

Hati-hati gunakan matamu. Hati-hati gunakan telingamu. Hati-hati gunakan semua kakimu, tanganmu.

Ala Bapak di surga melihat ke bawah. Hati-hati gunakan hidupmu. Itu dia. Pelajaran berharga bahwa hak sulung bisa pindah. Mengajarkan kepada kita to always use double hearts.

In whatever we do. Whatever we pursue. Dalam apapun yang kita kejar dan lakukan dalam hidup ini, pakailah hati ganda.

Selalu uji dan dengar-dengaran dengan Allah, firman roh kudus. Selalu ada dua pertimbangannya. Bahkan kalau kita mau bersaksi terhadap seseorang pun, dua tiga saksi.

Jangan gegaba, jangan cepat-cepat marah. Lambanlah berkata-kata, cepatlah mendengar. Kenapa? Karena berkatmu bisa pindah. Tapi ini kabar baiknya, berarti kalau kita sekarang terpuruk, kalau kita mengikuti Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, dan kalau kita mengasihi sesama kita dengan segenap hati pula, double heart.

Kita yang terpuruk sekarang gak usah ingini berkat orang. Tuhan tahu bagaimana memberkati orang taat. Tuhan tahu bagaimana memberkati orang setia.

Tuhan tahu bagaimana memberkati orang benar. Yusuf ini dibuang di sumur, dijual ke saudagar. dilupakan, difitnah, masuk penjara.

Lalu setelah itu jasanya tidak dianggap menjadi sesuatu. Setelah itu bertahun-tahun di penjara, si tukang minuman tersebut, juru minuman tersebut lupa. Tapi akhirnya cepat lambat.

Karena dia selalu mengikut Tuhan dengan double heart. Nasib tidak bisa jauh. Tuhan takdirkan dia untuk tinggi. Maka apa yang terjadi? Tuhan pindahkan semua berkat itu.

Kepada Yusuf. Makanya disini dikatakan. Batu kepalanya Yusuf pun dijadikan sebuah komentar.

Dia adalah orang yang teristimewa. Di antara saudara-saudaranya. Berkat saudaranya semua dipindahkan ke dia istilahnya.

Mereka kelaparan minta gandum ke Mesir. Bukankah itulah ceritanya. Yusuf ketemu dan reuni kembali dengan keluarganya. Jangan pernah lihat nasibmu sekarang.

Ujilah hatimu. Jika ada Kristus di sana, Anda masih punya rancangan damai sejahtera dan masa depanmu penuh pengharapan. Ayat 17, anak sulung lembu sapinya adalah kegemilangannya dan tanduk-tanduknya seperti tanduk-tanduk lembu hutan. Keturunan Yusuf diberkati dengan orang-orang perkasa. Kita mulai bicara soal tanduk, bukan lagi great plenty atau kelimpahan.

Kita mulai bicara tentang great power. Inilah sebuah suku yang melahirkan banyak pemimpin. Dan Alkitab mengatakan dengan itu ia akan menanduk bangsa-bangsa seluruh bumi dan dari ujung ke ujung. Sadarkan anda beberapa keturunan Yusuf yang menjadi orang-orang yang gagal perkasa termasuk Yosua.

Yosua itu dari suku Efraim. Anak keduanya Yusuf, sedangkan Gideon, Yefta, Yair, saya sebut tiga hakim-hakim Israel. Gideon terkenal dengan 300 perwira tentaranya, melawan tak terhingga ratusan ribu musuh-musuhnya, orang Midian.

Mereka adalah keturunan anak pertama Yusuf, yaitu dari suku Manashe. Betul-betul, nubuatan Musa terjadi, the power of prophecy. Keturunanmu itu akan menanduk bangsa-bangsa. Keturunanmu itu akan lahir semuanya dengan authority, dengan otoritas. Kita bisa lihat aja kalau di mana-mana selalu ada sifat kota.

Kita jangan ikut menjadi serupa dengan dunia, I know. Tapi tetap bagaimanapun juga ada kekasan tertentu dari kota-kota itu. Contohnya, contohnya. Ya, kota Jepara terkenal dengan apanya. Banyak seniman kan, gak tahu apakah ada hubungan dengan iklim kota itu gimana, tapi itu kebudayaan.

Mereka suka prakarya indah buatan tangan. Tadi kita barusan bicara soal Benjamin, adiknya Yusuf. Ini orang-orang yang manis-manis gitu sifatnya, very kind. Kadang-kadang saya pergi ke negara tertentu, saya bisa menemukan disitu orang-orangnya ramah-ramah ya. Ramah-ramah, orangnya polite-polite.

Orangnya itu sopan-sopan. Nah, orang-orangnya Yusuf ini, Efraim Manasye, semuanya orang-orang yang punya kekuatan karakter. Yang punya jiwa kepemimpinan.

Minta sama Tuhan satu berkat. Leadership is a gift. Kalau selama ini Anda merasa dirimu pelin-pelan, datang dekat sama Tuhan.

Jangan melulu minta materi. Minta sama Tuhan ini. Taruhlah lambang pemerintahan di atas bundaku Tuhan. Tentunya harus dalam takut akan Allah, bukan sembarangan, tidak boleh menyalahgunakan wawonang.

Give me the gift of leadership. Karena aku berdoa supaya engkau ajari aku menjadi pemimpin yang baik. Sebab Tuhan bisa memberkati kita dengan memberikan jiwa kepemimpinan.

Seperti Musa memberkati keturunan Yusuf dengan leadership anointing. We can ask for the same thing. Kita bisa minta sesuatu yang sama. Give me leadership.

skill ya Tuhan Yesus. Deketin Tuhan. Baca firman.

Nantikan roh kudus tuntun Anda perlahan-lahan. Lalu Anda menoleh lagi suatu hari, gak usah jauh-jauh hari. Satu tahun kemudian aja Anda menoleh ke belakang dan melihat ternyata saya sudah tidak seperti dulu. Seorang yang pelin-pelan.

Saya bisa tegas. Saya bisa membuat wise decisions. Keputusan-keputusan yang bijaksana. Itulah berkat Musa atas keturunan Yusuf.

Ya. Kejarlah berkat, karena itu kalau kita lihat ini kita harus hati-hati. Kita harus belajar berjalan dalam takut akan Allah. Ayat 17, ayat ke 17b, itulah orang Efraim yang puluhan ribu Dan itulah orang Manasye yang ribuan.

Tunggu sebentar. Efraim dan Manasye ini setahu saya, kan kalau kita baca, ini Efraim dinubuatkan puluhan ribu. Manasye ribuan, sedangkan Manasye itu anak sulung. Efraim itu anak bungsu atau anak kedua dari dua anak Yusuf. Kok begini ya?

Apakah Musa tidak salah nubuatan? Kenapa si sulung dikasih ribu, si bungsu Efraim puluhan ribu? Tapi Musa sebenarnya sepakat dengan Yaakub, waktu Yaakub sebelum meninggal dunia. Menumpangan tangan atas anak Yusuf.

Tangannya disilang begini loh, sampai Yusuf itu gak ngerti papanya lagi apa. Ditukar tangannya dan beritahu, Pak, Ayah, kenapa kau silang tanganmu? Letakkan tangan kiri di kepala si sulung Manasye, tangan kanan justru di Efraim si bungsu. Tapi Yaakub berkata, tidak, memang harus demikian. Karena si kecil.

akan diberkati lebih. Dan si besar tidak boleh iri. Lalu dia sebut, sehingga nanti suatu hari akan menjadi pepatah di mana-mana. Jika Tuhan memberkati seseorang, seperti Allah memberkati Efraim dan Manashe.

Efraim disebut dulu, bukan Manashe. Apa hikmat dari ini mengenai berkat? Kejarlah berkatmu sendiri.

Dan jangan iri hati dengan berkat orang lain. Sebab di dalam dunia anugerah, berkat Allah itu sendiri-sendiri unik dan tidak sama rata. Karena itu iri hati adalah dosa kebodohan.

Manasir tidak bisa mengeluh, aku yang sulung loh. Aku yang berhak, kenapa aku dikasih ribu? Jangankan ribu dikasih satu aja dia gak layak terima ala memberi dia lebih. Itu kan harusnya dia sudah bersyukur kepada Tuhan.

Terserah Tuhan dong. Tips tidak diharuskan. Apalagi kalau kita makan di restoran yang service charge-nya mahal.

Termasuk semua di sana. Nanti restoran itu bisa secara profesional mengelola uang yang diterima. Yang ini masuk. masuk sebagai penghasilan yang ini untuk pajak, kalau di hotel-hotel atau restoran-restoran yang formal, mungkin 21% sudahan, untuk pajak ini itu, lalu ada service charge-nya di dalamnya, jadi tidak perlu ngasih tips, lalu tiba-tiba, orang yang makan customer yang kaya itu berdiri, lalu kasih sama satu waiternya 100 dolar Amerika, dia senang sekali, terima kasih, Kasih, makanan udah mahal masih dikasih tips lagi. Sudah termasuk service charge, dia gak peduli.

Oh dasar orang yang murah hati. Lalu dia lihat ke kiri. Waiter yang lain temannya, koleganya, dikasih seribu dolar dalam amplop.

Dia gak bisa marah dan cekik temannya. Dan berkata, kasih sama rata. Kalau si tuan majikan itu, atau orang, atau customer tersebut, apalagi kalau dia raja. Jadi dia mau kasih berapa tipsnya itu kan urusan dia. Kita gak boleh iri hati.

Alah kita itu adil bukan fair. God is just. Bukan fair.

Menurut standar orang atau standar kita. Gak fair ah Tuhan. Dia dikasih gini kok aku gak. Kalau mau fair semua kita dikasih neraka. Karena itulah yang layak kita terima.

Bukankah kita orang berdosa jatuh dari kemuliaan Allah. Karena hal ini mengajarkan kepada kita. Efraim dikasih puluhan ribu.

Manasye yang sulung malah hanya ribuan. Hanya. Berkat Tuhan itu tidak ada hanya. Setiap berkat Tuhan itu haleluya.

Bukan hanya. Kejar berkatmu sendiri ya. Dan jangan iri hati lagi. Dalam dunia anugerah. Berkat Allah memang tidak sama rata.

Kerjakan aja bagianmu. Kerjakan tanah sendiri, gemburi. Biar bertumbuh dong.

30, 60, 100 kali ganda. Siapa bilang, siapa mulai dengan sedikit berakhir sedikit. Siapa juga yang bilang, siapa yang...

bermodal banyak akan berakhir banyak. Hidup masih jauh, hidup masih panjang. Kita masih bisa mengalami peningkatan pertumbuhan atau stagnasi dan penurunan. Kita masih bisa mengalami pelipat gandaan.

Saya tidak bicara soal materi, saya bicara soal lengkapnya berkat Allah. Bicara soal rancangan damai sejahtera. Orang bisa mulai happy, berakhir.

Berakhir menyedihkan, tapi orang bisa mulai sedih, tapi kalau dia setia, dia pasti akan berakhir pada rencana Allah. Efraim dan Manasye, jangan berantem lagi. Yang punya lebih jangan sombong hati, yang punya sedikit jangan tawar hati.

Allah bekerja, itu yang penting. Dan Allah memberkati kita, kejarlah berkat itu, jangan iri berkat orang lain.