Halo sahabat informatika, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat datang di seri perkuliahan kecerdasan buatan bersama saya, Muhammad Fahri. Di video kali ini, kita akan belajar mengenai apa itu Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Saya yakin, ya, pasti Anda sering mendengar istilah Artificial Intelligence. kecerdasan buatan, atau mungkin yang sekarang sering dipakai itu kecerdasan artifisial gitu ya. Tapi, apa sih yang Anda bayangkan ketika mendengar istilah ini?
Saya yakin, sebagian besar orang pasti akan membayangkan robot, kalau bicara tentang Artificial Intelligence. Atau boleh jadi, Anda juga membayangkan ini, Tesla, self-driving car. Nah, tapi sebetulnya, ya...
Kalau bicara tentang Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan, ini tidak melulu hanya tentang robot atau self-driving car. Kenapa? Karena AI ini banyak sekali penerapannya, tidak hanya untuk robot dan self-driving car. Nanti kita akan lihat bagaimana penerapannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Jadi, AI atau Artificial Intelligence itu is everywhere. Dia ada di sekitar kita, ada di mana-mana. Contohnya, yang sering pakai Google Maps.
Pasti nggak sadar ya, kalau sebetulnya Google Maps itu menggunakan teknik dari AI. Misalkan untuk apa? Nah ini, ketika kita mencari rute perjalanan, berangkat dari kampus UTY menuju ke Bandara Adi Sucipto. Kita ingin mendapatkan rute yang paling cepat. Maka Google Maps akan membantu kita memberikan rekomendasi tentang apa?
Rute yang paling cepat. yang bisa kita lalui untuk menuju ke Bandara Adi Sucipto. Nah, proses pencarian rute ini adalah teknik dalam AI.
Contoh lainnya, yang suka main game, Mobile Legends, atau mungkin PUBG, atau Dota mungkin, sebetulnya dalam game itu banyak sekali AI. Tapi salah satu penggunaan AI dalam game itu dipakai untuk mencari rute. Misalkan menemukan musuh atau mencari rute untuk mencari lawan.
Jadi ketika ada robot atau enemy yang ingin menyerang kita, dia akan mencari rute menuju titik tempat kita berada. Itu menggunakan algoritma pencarian dalam AI. Counter Strike misalnya ya.
Nah sama ini juga pasti menggunakan AI. Ketika Anda bermain sendiri misalnya ya. Melawan bot, melawan robot. Nah Anda akan lihat kan bahwa robot itu musuh kita sangat pintar.
Dia tahu kapan harus menembak, kapan harus sembunyi. Dan dia punya taktik untuk menyerang kita. Kok bisa dia pintar?
Karena ada AI di situ. Ada kecerdasan buatan di dalam game tersebut teman-teman. Contoh lain lagi, email Email punya fitur untuk mendeteksi Untuk memfilter mana yang spam Email penipuan Email yang sifatnya penipuan, pembohongan Dan mana email yang sifatnya memang betul-betul email Nah ini punya kecerdasan dia Sehingga bisa membedakan Mana email yang spam dan yang bukan Ini AI Contoh lain, smartphone kita yang punya fitur face unlock atau mungkin fingerprint scanner itu AI teman-teman ya kok bisa bisa ya jadi AI nya dipakai untuk apa untuk mengenali pola wajah ya ketika pola wajah yang dia deteksi oleh kameranya itu bukan wajah kita misalnya maka dia nggak akan buka kunci handphonenya gitu ya kan Namun ketika fitur wajah atau pola wajah yang dilihat oleh HP kita itu adalah wajah kita, maka dia akan membuka kunci dari si handphone tersebut.
Nah ini AI, dia bisa mengenali wajah si pemiliknya ataupun fingerprint si pemiliknya. Contoh lain misalkan Google Voice Assistant, Siri, Cortana, dia bisa mengenal ucapan kita karena ada AI di situ. Facebook.
Anda upload foto ke Facebook. Facebook bisa mengenali wajah yang kita upload di foto tersebut. Ini AI. Yang suka pakai filter Instagram.
Atau TikTok misalnya, ini AI teman-teman. AI dipakai di mana? Lihat, misalkan si mbak-mbak yang pakai filter kelinci, hidung dan telinga kelinci. Anda kebayang nggak gimana caranya komputer bisa tahu ini posisi hidung kita, ini posisi kepala kita?
Dia menggunakan AI, sehingga ketika filternya dipakai, posisi gambar hidung kelinci itu pas di hidung kita. Dan telinganya pas di atas kepala. Ini adalah AI.
Cerdas dia. E-tilang, yang mungkin sekarang lagi rame. Ini hati-hati teman-teman.
Yang berkendara, jarang pakai sabuk pengaman. Suka main HP, yang naik motor nggak pakai helm. Hati-hati.
Plug nomor Anda bisa terbaca oleh AI. Oleh komputer yang tersambung ke komputer AI Bisa dilacak Pemiliknya siapa, pelanggarannya apa Jam berapa, hari apa, di jalan apa Ini AI Banyak sekali ternyata ya Lift, ini juga AI Kemudian yang terdekat dengan kita Rabotan rumah tangga Home appliances Cucing, rice cooker Robot vakum Bahkan mungkin AC Dan lain sebagainya Ya Ada banyak AI di situ. Jadi, AI itu tidak hanya bicara tentang robot atau self-driving car.
AI is everywhere. Sudah banyak di sekitar kita, teman-teman. Nah, sekarang kita sudah lihat tadi ya. Bagaimana AI diterapkan di kehidupan kita sehari-hari. Nah, sekarang kita ingin tahu nih.
AI itu apa sih sebetulnya? Makhluk apa? Makanan apa AI itu ya?
Oke, kita akan bahas apa definisi tentang Artificial Intelligence. Nih. Kalau bicara AI, rasanya nggak abdol kalau kita nggak bahas buku yang satu ini. Ini kalau boleh saya bilang ya semacam kitab sucinya ya kalau kita belajar AI.
Ini buku seribu halaman, lebih bahkan ya. Nah ini yang suka bikin kita, waduh seribu halaman banyak sekali. Tapi memang buku ini ya, buku ya dibilang apa ya?
Kalau orang sekarang itu nyebutnya core of the core gitu ya. Sangat lengkap memang. Sangat lengkap dan sangat spesifik penjelasannya ya.
lengkap sekali buku ini ditulis oleh Stuart Russell dan Peter Norvig dan cover yang anda lihat sekarang ini sebenarnya cover edisi saat-saat ini ya, sekarang-sekarang ini buku ini sebetulnya udah sekian kali diterbitkan dan tetap dipakai hingga saat ini Buku legend ini ya Jadi di buku ini kita bisa menemukan Apa definisi AI Tapi kalau Anda pusing dengan Aduh seribu halaman bahasa Inggris lagi ya Tenang ya Kita punya solusinya Anda bisa cari buku yang lokal ya Misalkan buku Artificial Intelligence ini Yang ditulis oleh Pak Suyanto Ini cuma 200an halaman saja Oke nih ya Dulu beliau dosen saya waktu kuliah S1 ya Bukunya bagus dan pembahasan di buku Artificial Intelligence ini ya, kurang lebih merangkum ya, merangkum dan menyajikan dengan lebih mudah, buku yang seribu halaman tadi. Jadi kalau pengen cari bukunya ini, insya Allah masih ada nih di pasaran ya. Bahkan ini yang sekarang anda lihat ini, cover edisi yang terbaru lagi nih kayaknya.
Oke. Nah sekarang dari dua buku tadi, kita coba nih, kita coba pelajari apa sebenarnya definisi AI. Benar nggak sih selama ini orang mengatakan AI itu, ya, ya. Seperti menanamkan kecerdasan manusia pada mesin.
Benar nggak ya? Kita cek. Nah, definisi AI pertama kali itu dicuatkan, ya diumumkan tahun 78. Saat itu para pakan mengatakan bahwa AI itu adalah sebuah sistem, is a system that can thinking. Jadi dulu dianggap AI itu adalah sistem yang bisa berpikir seperti manusia. Berpikir seperti manusia.
Namun, Seiring perkembangan zaman dan teknologi, di tahun 90-an definisi tadi ini dirasa tidak lagi relevan. Kenapa? Karena AI itu tidak hanya bisa berpikir. Seharusnya AI itu juga bisa acting, bisa berbuat, bisa melakukan sesuatu.
Maka di tahun 90 ini definisi AI diperbarui lagi menjadi system that can acting humanly. Jadi AI didefinisikan sebagai sebuah sistem yang bisa melakukan pekerjaan seperti pekerjaan manusia. Misalnya apa?
Manusia bisa melihat. Manusia bisa membedakan mana wajah si A, wajah si B, dan si C. Bisa membedakan mana objek A, objek B, objek C, dan lainnya.
Manusia bisa mendengar suara orang, bisa berpikir, bisa menarik kesimpulan, bisa mengambil keputusan, dan seterusnya. Jadi, waktu itu, di tahun 90 ini, AI didefinisikan sebagai sistem yang bisa acting humanly. Berbuat, bekerja seperti manusia Nah Di tahun 92 Ada pembaruan lagi Ada definisi AI yang lebih tepat lagi Jadi di tahun 92 ini Dikatakan bahwa AI itu adalah Sistem That can thinking rationally Sistem yang bisa berpikir rasional Kenapa diperbarui judulnya Atau definisinya gitu ya Karena kalau kita mendefinisikan AI sebagai sistem yang thinking atau acting humanly, kita ingat human itu kadang-kadang tidak rasional. Manusia kadang-kadang tidak rasional.
Kenapa? Karena manusia punya emosi. Manusia punya rasa, punya perasaan. Kadang-kadang tidak rasional.
Oleh karena itu, kalau kita definisikan AI itu seperti manusia, ya? Itu rasanya kurang tepat. Kenapa? Karena AI, komputer, nggak punya rasa, nggak punya hati. Ya kan?
Maka AI tahun 92 didefinisikan sebagai thinking. Sistem yang bisa berpikir rasional. Logis. Sistematis, logis, dan benar begitu. Nah kemudian di tahun 98, definisi AI kembali diperbarui menjadi sistem That can acting rationally.
Jadi tidak hanya bisa thinking. Tapi juga bisa acting. Bisa berbuat. Berpikir dan berbuat secara rasional.
Logis. Jadi bukan kayak manusia persis ya. Kalau kita pakai rasa. AI enggak.
Logis. Rasional. Hingga saat ini.
Definisi yang terakhir inilah yang masih relevan. Jadi AI didefinisikan sebagai system that can acting rationally. Sistem yang bisa berbuat, bekerja secara rasional.
Itu definisinya. Nah, sekarang kita lihat bagaimana pembagian. Bagaimana AI itu kita jabarkan, teman-teman.
Sebetulnya, AI itu ada banyak, teman-teman. AI kalau kita jabarkan itu banyak sekali penjabarannya. Tapi kalau kita rangkum, ada 4 teknik dasar dalam AI.
Apa saja? Ini, searching. Reasoning, Planning, dan Learning.
Jadi ada empat teknik dasar ini dalam AI. Nah nanti masing-masing teknik dasar ini ada penjabaran lagi di bawahnya. Misal, searching atau teknik pencarian.
Nanti ada blind search, ada heuristic search, dan ada probabilistic search. Kemudian yang reasoning juga sama. Kalau kita jabarkan lagi banyak dalamnya.
Ada rule-based reasoning, case-based reasoning. Ada reasoning berbasis fuzzy logic. Ada yang berbasis uncertainty.
Dan lain sebagainya. Planning juga sama. Dijabarkan juga ada penjabarannya ya.
Full stack planning. Constraint posting. Dan terutama yang terakhir ini nih.
Learning. Ini yang lagi hot ya istilahnya. Lagi banyak dibahas orang nih.
Teknik learning. Yang sekarang disebut dengan machine learning. Machine learning.
Dalamnya ada supervised learning, ada unsupervised learning, dan ada reinforcement learning. Ini kalau dibuka lagi masing-masing sub-pointnya ini, itu ada banyak lagi metode di bawahnya itu. Tapi kalau kita rangkum, AI itu ada 4 teknik dasar.
Searching, reasoning, planning, dan learning. Nah, sekarang kita coba lihat satu per satu nih ya. Nanti untuk detailnya, teman-teman bisa nonton di video saya berikutnya ya.
Untuk masing-masing teknik dasar ini. Nah... Kita lihat yang pertama, teknik searching itu apa sih? Sesuai namanya ya, searching, mencari, pencarian.
Teknik untuk menemukan solusi. Jadi, teknik untuk menemukan langkah-langkah yang sistematis untuk mencapai solusi atau tujuan. Keywordnya ada di langkah-langkah sistematis.
Jadi, misalkan kayak tadi nih, Google Maps misalnya nih. Anda mau berangkat dari UTJ, mau menuju ke Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Dengan teknik searching, komputer itu bisa mencari langkah-langkah sistematis.
Anda harus lewat mana, belok ke mana, dan seterusnya. Menemukan rute. Sehingga Anda mencapai tujuan atau solusi yang ingin Anda dapatkan tadi.
Sampai ke bandara. Ini contoh dari teknik searching. Kemudian yang kedua, teknik reasoning. Penalaran.
Penalaran. Apa itu? Teknik untuk menarik kesimpulan, teman-teman. Menarik kesimpulan dari data atau dari fakta yang kita punya.
Dari data atau fakta yang kita punya. Contohnya gimana? Gampangnya begini.
Misalkan kita... ada tetangga misalnya yang baru pulang dari luar negeri. Pas pulang, demam, batuk-batuk.
Ternyata sesak nafas katanya gitu kan. Misalnya begitu. Nah, dari fakta yang kita terima ini, kita bisa tarik kesimpulan nih. Boleh jadi dia mungkin kena COVID gitu.
Nah, ini menarik kesimpulan. Reasoning namanya. Penalaran. Tarik kesimpulan dari fakta atau data yang kita terima.
Nah ini contoh cara penerapan reasoning dalam aplikasi ya. Ini saya ambil dari internet. Nama aplikasinya sistem pakar pendiagnosis penyakit jagung ya. Penyakit pada tanaman jagung.
Jadi di aplikasi ini kita bisa memeriksa kalau kita punya jagung terlihat nggak sehat. Nah kita bisa cek kira-kira tanaman jagung kita ini sakit apa gitu ya. Kita bisa inputkan gejala-gejala yang kita lihat pada tanaman jagung kita.
Kita inputkan, nanti sistem bisa menyimpulkan kira-kira tanaman jagung ini sakit apa. Sehingga kalau dia tahu sakitnya apa, aplikasi bisa kasih rekomendasi cara menyembuhkannya. Ini contoh cara penerapan reasoning. Nah, berikutnya Planning atau perencanaan Perencanaan ini kita sebut sebagai Teknik untuk Mendekomposisi Artinya untuk memecah-mecah Satu masalah yang kompleks Menjadi masalah-masalah yang lebih kecil Yang lebih sederhana Jadi, kalau Anda punya masalah besar Coba di Apa namanya? dipecah satu-satu.
Dijambarkan kira-kira masalah besar tadi ini bisa terwujud kalau kita ngapain. Contoh penerapannya kayak gini, planning itu. Perencanaan, merencanakan. Lift, ini contoh penerapan planning dalam kehidupan kita sehari-hari. Planning pada lift.
Gimana cara kerjanya? Lift itu kan kita tahu, dia akan bergerak menuju titik Di mana orang mencet tombol gitu kan ya. Kita tahu bahwa ketika orang mencet tombol itu kan.
Di bawah ada yang mencet. Di atas mungkin ada yang mencet lagi. Tengah-tengah ada yang mencet tombol. Sehingga si lift ini harus merencanakan. Dia harus naik kemana dulu.
Setelah itu dia kemana lagi. Dan seterusnya begitu. Apalagi kalau liftnya berpasangan kayak gini. Dia harus tandem. Merencanakan.
Siapa yang naik dulu. Siapa yang turun dulu. Dan seterusnya gitu. Ini planning. Perencanaan.
Jadi dia merencanakan. Pertama. Sama ngapain, terus ngapain, dan seterusnya ngapain.
Dan yang terakhir, teknik learning. Pembelajaran. Nah ini teknik yang saat ini...
Sangat populer. Lagi hot, lagi panas. Banyak orang membicarakan learning. Kalau sekarang nyebutnya machine learning.
Learning atau machine learning. Banyak orang membahas ini, membicarakan ini. Mempelajari ini.
Sebenarnya apa sih teknik learning ini? Teknik learning ini sebuah teknik untuk mengajari komputer. Jadi kita mengajari komputer. Apa yang diajarin?
Mengajarkan pola data. Jadi teknik untuk mengajarkan pola data kepada komputer. Sehingga apa?
Sehingga komputer punya pengetahuan tentang pola yang dia lihat tadi. Ini learning. Jadi istilah gampangnya komputer itu bisa belajar. Belajar mempelajari pola data. Contohnya gampangnya gini.
Di smartphone kita. Smartphone kita. Ketika kita gunakan fitur face unlock, pertama kali pasti smartphone Anda akan meminta Anda untuk memindai.
Misalnya kamera diminta diarahkan ke wajah kita. Pada saat itu, dia sedang mempelajari. Apa namanya?
Pola wajah kita. Posisi hidungnya di mana? Posisi mata di mana? Posisi alis di mana?
Pipinya bagaimana? Dan seterusnya. Nah, setelah pertama kali dia memindai wajah kita.
Nah, berikutnya kita bisa pakai fitur. Face unlocknya. Dengan cara ketika kita mau buka HP.
Tinggal diarahkan saja ke wajah kita kameranya itu. Sama halnya dengan fingerprint scanner sebetulnya. Ketika kita pertama kali mau pakai fingerprint scanner itu.
Pasti si handphone minta kita nye-can dulu nih. Berapa kali ya kan? Diminta nye-can berkali-kali fingerprint kita.
Sehingga dia bisa kenali pola atau bentuk dari fingerprint kita. Dan ini adalah teknik learning teman-teman ya. Jadi dia mempelajari pola data. Sehingga dia punya pengetahuan.
Dan bisa memberikan keputusan. Nah. Jadi itu teman-teman ya. Bahwa AI itu kalau kita rangkum. Dia punya 4 teknik dasar.
Yaitu searching, reasoning, planning, dan learning. Nah. Untuk saat ini. yang sedang rame dibahas itu yang keempat ini memang learning ya ada supervised learning, unsupervised learning dan reinforcement learning gitu ya nah teman-teman yang ingin mempelajari atau ingin tahu konsep dasar dari learning atau machine learning ini bisa cek video saya di atas ya Nanti untuk teknik dasar AI yang lainnya kita akan bahas satu persatu di video berikutnya. Oke teman-teman ya.
Sekian video ini. Jangan lupa klik like kalau Anda suka dengan video ini. Dan subscribe channel ini supaya kita bisa terus sama-sama belajar. Saya Muhammad Fahri undur diri. Terima kasih.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.