Reformasi Sistem Politik di Indonesia

Jul 12, 2024

Reformasi Sistem Politik di Indonesia

Konteks Sejarah

  • Zaman Soeharto: Jabatan politis hanya sampai jabatan menteri.
    • Di bawah menteri, semua jabatan karir.
    • Dirjen, Irjen, Sekjen, SLN 1, SLN 2 berasal dari karir, bukan orang luar.
  • Kondisi Sekarang: Semua jabatan, termasuk Dirjen, Irjen, Sekjen, dan kepala bagian dipegang oleh titipan partai.
    • Banyak posisi diberikan kepada orang tanpa keahlian yang jelas.
    • Contoh: Menteri Kesehatan dari latar belakang bankir, Menteri Pendidikan dari latar belakang GO-JEK, dll.

Kritik terhadap Sistem Partai

  • Kerusakan Sistem: Sistem partai politik dianggap merusak tatanan demokrasi.
    • Keputusan penting hanya berdasarkan persetujuan ketua partai.
    • Mengekang suara independen anggota DPR.
  • Saran Reformasi:
    1. Tanpa Partai: Membangun negara meritokrasi yang jabatan diisi oleh individu berkarir.
    2. Dua Partai: Mengarahkan Indonesia untuk hanya memiliki dua partai seperti di AS (Republik vs. Demokrat).
    • Partai pendukung syariat vs. partai sekuler.

Pentingnya Meritokrasi

  • Jabatan Karir: Menunjuk jabatan dari orang yang memiliki pengalaman dalam bidang terkait.
    • Menghindari penunjukan berdasarkan politik.
  • Dampak Positif: Meningkatkan efisiensi dan kompetensi dalam mengelola kementerian.

Contoh Kasus dan Kritik

  • Penempatan Menteri: Penempatan menteri yang tidak sesuai bidang terutama dimasukkan dari partai politik.
    • Bankir menjadi Menteri Kesehatan.
    • Bos GO-JEK menjadi Menteri Pendidikan.
    • Menteri Pertahanan terlibat dalam penanaman singkong.
  • Penyimpangan Tafsir Agama: Penyalahgunaan tafsir ayat untuk kepentingan tertentu (cth: kaum liberal).

Pentingnya Berdiskusi dan Reformasi Struktural

  • Rencana Pertemuan: Mengadakan pertemuan besar dengan para pakar dan alumni perguruan tinggi untuk mendiskusikan reformasi.
    • Mencari strategi nyata untuk memecahkan masalah negara.
  • Prinsip Agama: Memulai pertemuan dengan ayat atau hadis untuk keberkahan dan manfaat.
  • Ayat Al-Quran: Kaffah – berjuang di jalan Allah, tidak menyerah.
    • Ulama sepakat makna 'yakin' = kematian; bukan malah menafsirkan secara liberal.

Tantangan dan Solusi

  • Tantangan Saat Ini: Sistem politik yang korupsi dan tidak efisien.
    • Contoh: Banyaknya pabrik tekstil gulung tikar tanpa ada bantuan dari pemerintah.
    • Pejabat yang mengatur secara semena-mena.
  • Solusi: Reformasi radikal diperlukan untuk membangun sistem yang lebih baik dan bebas dari korupsi.
    • Pendidikan, regulasi ketat, dan monitoring untuk memastikan pelaksanaan berjalan sesuai rencana.

Harapan dan Doa

  • Mengajak semua yang hadir untuk berjuang bersama membela rakyat dan mempertahankan persatuan NKRI.
  • Kesimpulan: Perubahan harus dilakukan secara revolusioner untuk kebaikan bangsa Indonesia.