Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Export note
Try for free
Sistem Subak: Warisan dan Tantangan di Bali
Aug 25, 2024
Catatan Kuliah: Sistem Subak di Bali
Pendahuluan
Pemandangan sawah hijau di Ubud, Bali, dianggap sebagai obat bagi jiwa yang lelah.
Subak adalah sistem irigasi tradisional yang telah ada sejak abad ke-11 dan telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Subak sebagai Warisan Budaya
Lokasi
:
Desa Jatilui, Tabanan Bali (warisan budaya dunia sejak 2012)
Desa Tegalalang, Kabupaten Gianyar (cagar budaya Bali).
Prinsip
:
Keadilan dalam pembagian lahan yang diatur oleh pemuka adat (bekas).
Ritual
:
Upacara adat dan ritual berkaitan dengan subak masih dijalankan oleh petani hingga kini.
Konsep Trihat
:
Hubungan manusia dengan manusia, alam, dan Tuhan.
Masalah yang Dihadapi
Penyusutan Lahan
:
Lahan subak menyusut akibat pembangunan hotel dan vila.
Dari tahun ke tahun, jumlah lahan sawah di Bali berkurang, tersisa 80 ribu hektare pada tahun 2014.
Dampak Pembangunan
:
Pembangunan hotel dan vila mengganggu sistem pengairan.
Sektor pariwisata dianggap kanibal bagi sektor pertanian.
Kondisi Petani
:
Banyak petani mengalami kesulitan akibat pajak tinggi dan biaya produksi yang meningkat.
Pendapatan petani menurun, sulit mendapatkan pupuk.
Inisiatif Komunitas Sobat Budaya
Gerakan Data Subak
:
Komunitas Sobat Budaya mendata nilai budaya dan fakta lahan subak yang tersisa.
Anak muda merasa suara mereka kurang didengar oleh pemerintah.
Pentingnya Pelestarian
:
Meskipun subak diakui UNESCO, banyak lahan yang beralih fungsi.
Penting untuk menjaga kebudayaan agar tidak punah.
Penutup
Pertanyaan retoris: Apa artinya pengakuan warisan budaya dunia jika kebudayaan tersebut tidak dijaga?
Ajak untuk terus mencari Indonesia dan menjaga warisan budaya.
📄
Full transcript