Transcript for:
Analisis Politik DKI Jakarta 2024

Jalan Jati beli babat cakep makan bubur sama lotek cakep Provinsi DKI akan semakin hebat kalau gubernurnya seorang arsitek seperti beberapa kali kita bicarakan di podcast ini sejak era reformasi Jakarta masih tetap seksi untuk dibicarakan dalam momen Pilkada ini dibandingkan dengan daerah lain kenapa ya karena Jakarta adalah tangga terbaik untuk maju secara nasional di pemilihan presiden dan situasi ini juga yang mendorong Anis Baswedan yang sempat jadi calon Presiden di 2024 mau saja turun peringkat menjadi calon gubernur DKI karena hanya itulah cara dia untuk bisa tetap pertahankan popularitasnya untuk cadangan di pilpres di 2029 nanti dan bisa jadi Pilgup DKI kali ini Adalah pertarungan terakhir Anis Baswedan karena jika dia akhirnya jadi calon gubernur dan kalah maka tenggelamlah nama Anis Baswedan nama Anis Baswedan ini sering Saya dengar ketika masih sering berhubungan dengan istana Anis ini menariknya ternyata jadi momok menakutkan isunya nih Anis harus dijegal karena kalau dia nanti jadi presiden Anis akan menggunakan kekuatannya untuk menuntaskan masalah-masalah termasuk korupsi di kekuasaan pada era Jokowi berkuasa dan saya yakin sih Anis akan melakukan ini bukan karena dia peduli pada korupsi Bukan tapi sebagai alat untuk semakin menaikkan popularitasnya demi memenangkan pertarungan Nah untuk menjegal seorang Anis maka Koalisi Indonesia maju yaitu kumpulan partai yang kemarin berkoalisi saat Pilpres ini mulai menaikkan nama Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta kenapa sih mesti Ridwan Kamil Apakah nama Ridwan Kamil nanti akan kuat melawan Anis di Jakarta oh tentu tidak karena nama Anis ini sangat kuat di Jakarta apalagi Anis Baswedan diusung oleh PKS yang menang dalam perolehan suara di Jakarta Ridwan Kamil dalam beberapa survei itu hanya menempati posisi ketiga di bawah nama Anis dan Ahok Ridwan Kamil juga kabarnya ditolak oleh komunitas sepak bola Jakarta atau Persija karena dia adalah salah satu dedengkotnya Persip Bandung majunya Ridwan Kamil di Jakarta adalah hasil konsensus antara partai Gerindra dan Golkar Gerindra ingin memajukan Dedi Mulyadi mantan Bupati Purwakarta di Jawa Barat dan itu berarti Ridwan Kamil harus menyingkir dari sana karena itulah Golkar punya syarat kalau Ridwan Kamil harus mundur dari Jawa Barat Maka dia harus dapat tiket dari Gerindra untuk menjadi calon gubernur Jakarta Gerindra pun setuju dan Ridwan Kamil pun mendapatkan tiket untuk bertarung di Jakarta kalau partai lain sih seperti Pan Demokrat dan lain-lain ya pasti ikut saja karena mereka enggak punya kekuatan seperti Golkar dan Gerindra nah PR selanjutnya adalah bagaimana menyingkirkan Anis Baswedan supaya tidak jadi batu sandungannya Ridwan Kamil ini yang menarik menurut beberapa kabar Koalisi Indonesia maju akan mengumpulkan hampir seluruh partai di Jakarta untuk bersama-sama mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur dan mematikan langkah Anis Baswedan untuk diusung PKS PKS sendiri sudah pasti tidak cukup suaranya untuk mencalonkan kalau dia tidak koalisi dengan partai lain karena KPU sudah menetapkan calon gubernur di Jakarta itu harus mendapat dukungan 22 kursi di DPRD Jakarta sedangkan PKS sendiri hanya punya 18 kursi seandainya seandainya nih ya PKS enggak punya teman koalisi maka gugurlah Anis Baswedan sebagai calon gubernur dan Ridwan Kamil nanti yang akan bertarung dengan kotak kosong karena Ridwan Kamil eh menjadi calon tunggal dan menang melawan kota kosong itu tentu gampang kecuali nih ada kejadian khusus kayak di Makassar tahun 2018 ketika calon tunggal Walikota Makassar kalah melawan kota kosong di mana raket Makassar lebih memilih kota kosong daripada calon walikota yang hanya satu-satunya dan karena kejadian di Makassar itulah muncul kemudian opsi B yaitu Ridwan Kamil melawan calon independen Siapa calon independennya nanti dicarikan yang enggak mungkin menang siapa tahu Marcelo Widianto mau pindah ke Jakarta dari Tangerang itu hitungan hitung-hitungan gampangnya sih tapi politik enggak segampang hitung-hitungan karena politik itu sangat cair sangat dinamis ada partai besar yang belum diperhitungkan siapa dia ya PDI Perjuangan partai pemenang kedua yang mendapatkan 15 kursi di DPRD Jakarta dan sampai sekarang PDI Perjuangan belum memunculkan siapa calonnya ini strategi PDI Perjuangan Supaya gak kelihatan strateginya suara-suara untuk memunculkan kembali nama Ahok di Pilgup DKI Jakarta ini semakinter terdengari nanti dulas yang Dol siapa tahu nih PDI Perjuangan akhirnya bergabung dengan PKS ikut mengusung Anis Baswedan melawan Ridwan Kamil ini bisa saja terjadi karena PDI Perjuangan seperti kita tahu ini punya dendam sejarah terhadap Koalisi Indonesia maju yang dianggap sebagai koalisi bentukan Jokowi kader PDI Perjuangan yang mereka anggap berkhianat memang enggak bisa baper di politik kita ini enggak ada idealisme di sana yang ada hanya kepentingan yang kemarin caci maki sekarang jadi memuji yang kemarin memuji sekarang membenci yang kemarin menjilat sekarang pada muntah yang kemarin muntah sekarang jilat lagi muntahan-muntahannya PD perjuangan yang berseberangan dengan PKS secara ideologi bisa jadi mereka di Jakarta ini bergandengan tangan hanya karena ingin meng mengalahkan musuh yang jauh lebih besar kita nikmati saja pertarungan ini sambil seruput Secangkir Kopi [Musik] gaspor foreign