Transcript for:
Pentingnya Kemerdekaan dan Pembangunan Negara

Terima kasih. Terima kasih kepada Yang Maha Pencipta yang telah mempertemukan kita dalam situasi dan suasana seperti di dalam saat ini. Pada ini hari, kita semua yang hadir ini sebagai anggota badan untuk menyelidiki usaha-usaha kemerdekaan, mendapat tugas yang tidak ringan. Badan ini dibentuk atas titah bala tentara Dainipong dan terdiri dari perwakilan seluruh masyarakat. dan ditambah dengan tujuh orang anggota khusus yang mewakili pemerintah bala tentara.

Kita semua harus insaf bahwa yang akan dikemukakan nanti tentulah bukan hanya untuk diri pribadi, Akan tetapi tentu sudah merupakan keinginan dan pendapat rakyat yang sudah didengarkannya. Untuk itu kita semua harus menjalin hubungan yang erat dengan seluruh rakyat. Tugas menyambungkan keinginan dan pendapat rakyat yang sudah didengarkannya. menyiapkan kemerdekaan Indonesia tentu tidak mudah karena ingatan dan gambaran akan kemerdekaan sudah tidak jelas dan bahkan dapat dikatakan sudah kabur.

Hal itu disebabkan oleh penjajahan Belanda yang sejak saat itu pula telah merampas kemerdekaan bangsa Indonesia. Beruntunglah kita mengalami peperangan Asia Timur Raya, di mana kita mendapatkan pengalaman yang akan memberi arah kemerdekaan kita. Dengan terus bersatu, kita bahu-membahu menghancurkan imperialisme sekutu Inggris, Amerika, dan Belanda dengan tekad bulat bersatu padu, pasti kita menang.

Pada saat itulah, kita dapat mendirikan negara Indonesia yang merdeka seperti yang diimpikan dan didirikan oleh seluruh bangsa ini. Dengan demikian, akan terbentuk sebuah negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, makmur, dan sejahtera. Akhirnya, sidang ini hari saya buka.

Saudara-saudara, ada satu soal. yang segenap anggota badan penyelidik dalam sidang ini harus mengumumkakan pendapatnya. Di atas dasar apa negara Indonesia Merdeka nanti kita dirikan?

Kepada yang sudah siap semua, dipersilakan untuk angkat tangan. Saudara Muhammad Yamin, untuk pertama kali dipersilakan. Tuan Kaitio yang mulia, rapat yang terhormat, angkat bicara dalam rapat Panitia Penelitikan Indonesia Merdeka ini memberi ingatan kepada kita, bahwa kewajiban yang terpikul di atas kepala dan kedua belah bahu kita, ialah suatu kewajiban yang sangat teristimewa.

Kewajiban untuk ikut menelidiki bahan-bahan yang akan menjadi dasar dan susunan negara yang akan terbentuk dalam suasana kemerdekaan. Menyumbangkan bahan-bahan untuk panitia dan menelidiki beberapa keadaan-keadaan penting adalah dengan keinsafan untuk negara Indonesia seluruhnya. Negara baru yang akan kita bentuk adalah satu negara kebangsaan Indonesia. atau national state, atau suatu etat nasional yang sewajar dengan peradaban kita dan menurut susunan dunia, sekeluarga di atas dasar kebangsaan dan ketuhanan.

Negara Indonesia ialah sebagian menjadi pelaksanaan keinginan rakyat Indonesia sekarang dan sebagian lagi sebagai usaha dalam beberapa ratus tahun. Keinginan itu sumbernya dalam nasionalisme atau dasar kebangsaan yang mengikat kita seketurunan dan sesama pemawan. Bukanlah menurut nasionalisme lama, melainkan menurut nasionalisme baru yang berisi faham hendak mempersatukan rakyat dalam ikatan sejarah yang dilindungi mereka.

Inilah lain bedanya nasionalisme Indonesia zaman sekarang daripada usaha rakyat Indonesia waktu mendirikan susunan kenegaraan Indonesia waktu terbentuk dalam Kailendra Sriwijaya yang beratus-ratus tahun lamanya. Waktu mendirikan negara Indonesia kedua seperti terbentuk dalam Kerajaan Majapahit. Negara Indonesia pertama dibentuk dan dicunjung oleh rakyat keturunan yang memakai dasar kedatuan yang selaras dengan kepercayaan purbakala dan agama Buddha Mahayana. Negara Indonesia kedua disusun atas dasar keperabuan dan bersandar kepada paduan agama Siwa dan Buddha Tantrayana.

Negara Indonesia ketiga yang segera akan datang adalah pula negara kebangsaan yang berketuhanan. Tuan Pembicara, salah paham. Sebagai sudah saya terangkan tadi, yang dibicarakan ialah tentang dasar-dasarnya Indonesia Merdeka. Kalau saya dengarkan yang selanjutnya tadi ini tentang bentuknya Indonesia Merdeka, kalau sekiranya sudah cukup, tidaklah bicarakan dasar-dasarnya negara Indonesia. Baik, saya perhatikan dan saya lanjutkan.

Tuan Kaitio, pembicaraan saya lanjutkan dengan keinsafan atas kedahsyatan perang dan kesungguhan waktu. Kedua-duanya rakyat Indonesia merasakan dan mau menahan nasib sekarang ini. Kesungguhan waktu itu dari saat ke saat mendebalkan keyakinan dan pendirian bahwa hari pelantikan negara sudah dekat.

Jikalau pelantikan sudah terlampau, maka bertambahlah di atas dunia suatu anggota baru yang sudah berumur tua dan berkeadaban luhur. Bangsa Indonesia menjelema kembali setelah menderita perjuangan dan berperang. Saya rasa Tuhan salah. Tuhan menyimpang dari apa yang dimaksudkan. Saya turut perintah itu.

Walaupun ada keyakinan bahwa dasar negara mengenai juga soal penduduk pun karena mengenai susunan pemerintah. Dan begitu juga tentang hak tanah. Itu lain hari akan dibicarakan.

Jadi kalau sudah tidak ada lagi... Habislah pembicaraan saya, tetapi karena tadi Tuan Kaitio memberi kesempatan kepada kita semua, juga boleh mengeluarkan perasaan. Maka saya curahkan perasaan saya dengan syair.

Republik Indonesia, abadilah Republik Indonesia untuk selama-lamanya. Yang dilindungi tumbah darah, benua kepuluhan yang indah. Antara cakrawala langit yang murni dengan bumi tanah yang sakti. Di samping teman, di hadapan lawan. Negara berdiri ditakdirkan Tuhan untuk keselamatan seluruh bangsa supaya bahagia segenap seketika berbudi setia, tenaga merdeka dengan menjunjung kedaulatan negara di atas abu negara kedua Kami membentuk negara ketiga Diiringi langkung Indonesia Raya Di bawah kibaran bendera bangsa Disanalah rakyat hidup berlindung Berjiwa merdeka tempat pernaung Saudara Muhammad Yamin Ya, terima kasih Terima kasih Oh, untuk selanjutnya Saya persilahkan Saudara Muhammad Tata Untuk menyampaikan pemikirannya Paduka Tuhan Keijo, Sidang yang terhormat.

Berbagai-bagai pandangan yang dikemukakan para pembicara terdahulu menyiratkan ketidakmampuan melepaskan diri dari bayang-bayang ehwal kirk and stats, gereja, dan negara sebagaimana terjadi di bumi Eropa. Pandangan ini salah, karena perhubungan kek dan stat berlainan dengan perhubungan Islam dan negara. Kek dan stat pada asalnya mempunyai hubungan dari atas ke bawah, yang menguasai hidup orang banyak. Kalau ada pertentangan antara stat sebagai negara dan stat sebagai kek. Yang kedua-duanya berkuasa atas umat yang sama, itu tidak mengherankan.

Tetapi antara Islam dan negara tidak ada pertentangan. Oleh karena Islam adalah agama dan bukan negara. Paling jauh boleh dikatakan dengan ucapan agak paradoksal.

Islam ialah masyarakat. Ia mempunyai lingkungannya dalam masyarakat, tetapi ia tidak mempunyai organisasi sebagaimana gereja. Oleh sebab itu, ia bukan stat.

Kita tidak mendirikan negara. dengan dasar perpisahan antara agama dan negara. Melainkan kita mendirikan negara modern di atas dasar perpisahan antara urusan agama dan urusan negara. Kalau urusan agama juga dipegang oleh negara, maka agama menjadi perkakas negara.

Dan dengan itu hilanglah sifatnya yang murni, sidang yang terhormat. Kita harus menentang individualisme. Dan saya sendiri. Boleh dikatakan lebih dari 20 tahun berjuang menentang individualisme.

Kita mendirikan negara baru, di atas dasar baru, di atas dasar hotong royong dan usaha bersama. Jangan kita beri kekuasaan yang sekuasa-kuasanya kepada negara. untuk menjadikan negara baru itu negara kekuasaan. Sebab itu, ada baiknya.

Tentang warga negara disebutkan juga, hak supaya jangan takut mengeluarkan suaranya. Formula ring-nya atau redaksinya, boleh kita serahkan kepada panitia kecil. Tetapi tanggungan ini perlu. Untuk menjaga supaya negara kita tidak menjadi negara kekuasaan.

Sebab kita dirikan negara kita kepada dasar kedaulatan rakyat. Ada baiknya satu tanggungan ini diberikan kepada rakyat. Itu hak merdeka berpikir. Memang ini agak sedikit berbau individualisme. Tetapi saya katakan tadi, ini bukan individualisme.

Usulan saya ini tiada lain dan tiada bukan, ialah untuk menjaga supaya negara yang kita dirikan ini ialah negara pengurus. Supaya negara pengurus nanti, janganlah menjadi negara kekuasaan. Negara penindas. Dasar yang kita kemukakan ialah hotong royong dan usaha bersama.

Pendek kata kolektivisme. Sekianlah. Terima kasih, Saudara Muhammad Hatta.

Untuk selanjutnya, saya persilahkan Ki Bagus Hadiku Sumo untuk memaparkan pemikirannya. Dipersilahkan. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Segala pengantar kata dan ucapan terima kasih. Yang sebaik-baiknya dari para pembicara yang telah lalu, saya ikuti dengan sepenuhnya. Maka di sini saya tidak akan mengulangi mengucapkan itu lagi. Melainkan saya akan terus membicarakan dan memaparkan segala yang terasa dalam hati dan apa yang menjadi pendapat saya.

Tuan-tuan yang terhormat. Tiap-tiap masyarakat atau negara apabila sudah kusut dan kocar kacir, sudah bobrok hingga tidak ada batas antara buruk dan baik, halal dan haram, usaha-usaha yang baik diabaikan dan laku kemaksiatan dianggap kesenangan biasa dan umum. Nisaya Allah. Membangkitkan para nabi dan rosul untuk memimpin dan membangunkan masyarakat baru yang teratur, yang menuju keadilan dan ketertiban, keamanan dan kesejahteraan.

Manusia tidak akan hidup jika tidak suka bercampur gaul dan tolong-menolong untuk mencukupkan kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, manusia adalah negara atau masyarakat. Maka, perkenankanlah saya terlebih dahulu akan mendoa. Alhamdulillah. Tuan-tuan, sidang yang terhormat.

Segala macam kekusutan dan kekacauan masyarakat itu timbul dari keadaan jiwa yang kusut yang didorong oleh hawa nafsu jahat di dalam dada manusia. Lalu menimbulkan ahlak yang hina nista, serta kemauan jahat dan tamak serakah. Yang akibatnya, melahirkan perbuatan jahat dan aniaya.

Akhirnya, menyebabkan kekusutan dan kekesuan masyarakat, setengah dari kehendak jahat yang paling berbahaya ialah tamak dan serakah. Yaitu hendak menang sendiri, hendak enak sendiri, hendak kaya sendiri, dan hendak mendapat nama sendiri. Kehendak demikian itu sangat jahat.

Perkara yang hampir menjadi bulat atau telah bulat karena adanya keinginan mencari menang dan nama sendiri itu dapat menjadi pecah lagi. Inilah. Misal yang terdapat pada umumnya orang yang mengajak, marilah kita bermusyawarat. Oleh karena itu, dengan ringkas saya katakan, segala perbuatan meskipun kelihatannya baik, tetapi bila didorong oleh hawa nafsu, niscaya dianggap tidak akan menjadi baik. Dan tak mungkin dapat menghasilkan kebaikan.

Ahlak perseorangan harus mendapat perbaikan. Dalam usahanya memperbaiki masyarakat, para nabi dan rosul bermula menitik beratkan kepada perbaikan budi pekerti perseorangan yang menjadi anggota masyarakat itu. Sebab jika budi pekerti anggota-anggota masyarakat baik, niscaya keadaan masyarakat itu akan baik pula.

Dan selanjutnya, tentu akan menimbulkan perbuatan-perbuatan dan kemajuan yang baik dan utama. Islam... mengajarkan persatuan atas dasar persaudaraan yang kokoh maka bangunkanlah negara di atas dasar ajaran Islam seperti dalam surat al-imran ayat 103 Audzubillahiminasyaitonirrojim Wa'tasimu bihabdillahi jami'an wa'ala taffarroku. Wa'tskuru nikmatallah alaikum ins kuntum aadaan.

Fa'al lafa bayna qulubikum. Fa'asbahtum bini'matihi ikhwanat. Wa'kuntum ala syafa hufratim minannar.

Fa'ankodhakum minha kadhalika yubayun wahul lakum ayatihi la'alakum. Tahtadu, dan jangan lupa sabda Nabi Muhammad SAW. Hubungan seorang mu'min antara satu dan yang lain bagai batu dalam tembok.

Satu dan lainnya kokoh, mengkokohkan. Agama, pangkal persatuan. Janganlah takut dimanapun mengemukakan dan mengetengahkan agama. Bukan hanya perkara agama saja yang dapat menimbulkan perselisihan dan perpercahan.

Apabila diperbincangkan dengan tidak berdasarkan kejujuran, kesucian, dan kehilasan. Perkara bentuk negara kita ini Republik atau monarki, serikat atau kesatuan, itu pun dapat menimbulkan perpecahan dan perselisian yang amat hebat dan dahsyat. Semangat berselisih, pokok pangkal perpecahan. Warisan zaman kolonial, penghalang pemersatuan.

Bila pembicaraan dan permusyawaratan tidak didasarkan kesucian, keikhlasan, dan kejujuran. Tetapi berdasarkan keinginan perseorangan atau golongan untuk menang sendiri dan mau enak sendiri, mendapat nama sendiri atau berdasarkan kekhawatiran tidak akan mendapatkan pangkat atau kursi, sudah pasti akan timbul perpecahan dan pembantahan yang lebih dasyat dan berbahaya. Paduka Tuan Kaitio. dan sidang yang terhormat.

Pembicaraan saya yang sedikit panjang ini rupanya sudah cukup dan tidak ada lagi rasanya yang perlu saya paparkan. Maka saya menutup pidato saya ini dengan mendoa kepada Allah. Mudah-mudahan negara Indonesia baru yang akan datang itu berdasarkan agama Islam dan dapat menjadi negara yang tegak dan teguh serta kuat dan kokoh.

Amin. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Tuan-tuan, saya persilahkan Mr. Supomo untuk mengembukakan pendapatnya. Paduka Tuan Kaitiu, hadirin yang terhormat.

Soal yang kita bicarakan ialah bagaimanakah dasar-dasarnya negara Indonesia merdeka. Namun sebelumnya, saya mengingatkan dahulu pada tuan-tuan bahwa bukan saja negara yang berdasar persatuan itu akan sesuai dengan corak masyarakat Indonesia, tetapi negara yang bersifat persatuan itu telah menjadi cita-cita pergerakan politik Indonesia pada zaman dahulu sampai sekarang. Saya hendak memperingatkan kepada tuan-tuan pasal 2 daripada panca Dharma yang telah diterima oleh Chuo Sang-Yin. Iyalah, bahwa kita hendak mendirikan negara Indonesia yang merdeka, bersatu.

Jadi, cita-cita ini tepat sesuai dengan corak masyarakat Indonesia yang asli. Nah, lalu bagaimanakah dalam negara hubungan antara negara dan agama? Oleh anggota yang terhormat, Tuan Muhammad Hatta telah diuraikan dengan panjang lebar bahwa dalam negara persatuan di Indonesia hendaknya urusan negara dipisahkan.

Dipisahkan dari urusan agama. Memang disini terlihat ada dua paham. Ialah paham dari anggota-anggota agama yang mengajurkan supaya Indonesia didirikan sebagai negara Islam.

dan anjuran yang lain seperti yang telah dianjurkan oleh Tuhan Muhammad Hatta. Ialah negara persatuan nasional yang memisahkan urusan negara dengan urusan Islam atau dengan perkataan lain bukan negara Islam. Apa sebabnya?

Di sini saya mengatakan, bukan negara Islam. Perkataan negara Islam lain artinya daripada perkataan negara berdasar atas cita-cita luhur dari agama Islam. Nah, lalu apa? Apalah perbedaannya dalam negara yang tersusun sebagai negara Islam.

Negara tidak bisa dipisahkan dari agama. Negara dan agama ialah satu, bersatu patuh. Islam. Sebagaimana tuan-tuan telah mengetahui, ialah sistem agama sosial dan politik yang berdasar atau bersandar atas Quran sebagai pusat sumber dari segala susunan hidup manusia Islam.

Hadirin yang terhormat, sekarang kita melihat lagi contoh-contoh dari negara-negara lain sebelumnya tahun 1924 Masei. Ialah negara Islam semata-mata semenjak tahun 1924. Turki mengganti sifat negaranya dan bukan menjadi negara Islam lagi. Betul agama rakyat Turki ialah Islam. Betul.

Akan tetapi sebagaimana negara menurut sistem pemerintah hanya Turki bukan negara Islam lagi. Akan tetapi negeri Mesir, Irak, Iran, Saudi Arabia ialah negeri-negeri Islam. Nah.

Apakah kita hendak menirikan negara Islam di Indonesia? Hendaklah kita jangan meniru belaka contoh-contoh dari negara lain. Akan tetapi.

Hendaklah tuan-tuan mengingat kepada... keistimewaan masyarakat Indonesia yang nyata. Dengan ini saya ingatkan pada tuan-tuan bahwa menurut letaknya Indonesia di dunia, Indonesia mempunyai sifat yang berlainan dengan geografi negeri-negeri Irak.

Iran, Mesir, atau Syria. Negara-negara yang bersifat keislaman. Korpus Islamikum. Indonesia berada di atas Asia Timur. Dan akan menjadi anggota dari lingkungan kemakmuran bersama di Asia Timur Raya.

Dari lingkungan itu, anggota yang lain-lain. Misalnya negeri Nipong, Tiongkok, Manchukuo, Filipina, dan Thai, serta Birma. Iyalah bukan negara Islam.

Betul. Peristiwa itu bukan alasan yang dengan sendirinya harus menolak pembentukan negara Indonesia sebagai negara Islam. Itu bukan.

Tetapi itu suatu fakta penting yang harus diperingati pula. Nah, saya hendak mengingatkan juga kepada tuan-tuan. Bahwa di negara-negara Islam sendiri pun.

Misalnya di negara Mesir, Iran, dan Irak. Sampai sekarang masih ada beberapa aliran pikiran yang mempersoalkan cara bagaimana akan menyesuaikan hukum syariah dengan kebutuhan internasional. Dengan kebutuhan modern, dengan aliran zaman sekarang. Oleh karena itu, saya mengajurkan dan saya mufakat dengan pendirian yang mendirikan negara. yang bersatu dalam arti totaliter.

Yaitu negara yang tidak akan mempersatukan diri dengan golongan terbesar. Akan tetapi yang akan mengatasi segala golongan dan akan mengindahkan serta menghormati keistimewaan dari segala golongan. Baik golongan besar maupun golongan yang kecil. Urusan agama akan diserahkan kepada golongan-golongan agama yang bersangkutan.

Dan dengan sendirinya dalam negara sedemikian seseorang akan merdeka memeluk agama yang disukainya. Baik golongan agama yang terbesar maupun golongan yang terkecil. Tentu akan merasa bersatu dengan... Negara. Negara nasional yang bersatu itu tidak berarti bahwa negara itu akan bersifat areligius.

Itu bukan. Negara nasional yang bersatu itu akan memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Akan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Maka negara yang demikian itu hendaknya negara Indonesia juga memakai dasar moral yang luhur.

Yang dianjurkan juga. Suka oleh agama Islam. Pendaknya dianjurkan.

Supaya para warga negara cinta kepada tanah air. Ikhlas akan diri sendiri. Dan suka berbakti kepada tanah air. Supaya mencintai dan berbakti kepada pemimpin. Dan kepada negara.

Supaya takluk kepada Tuhan. Supaya tiap-tiap waktu ingat kepada Tuhan. Itu semua harus dianjur-anjurkan. Harus dipakai.

sebagai dasar moral dari negara nasional yang bersatu itu. Dan saya yakin bahwa dasar-dasar itu dianjurkan oleh agama Islam sebagai telah diuraikan oleh anggota yang terhormat, Tuhan Muhammad Hatta. Maka dalam negara itu soal sentralisasi atau disentralisasi pemerintahan tergantung daripada masa, tempat, dan soal yang bersangkutan.

Maka dalam negara Indonesia yang berdasar pengertian negara... integralistik itu. Segala golongan rakyat, segala daerah yang mempunyai keistimewaan sendiri, akan mempunyai tempat dan kedudukan sendiri-sendiri sebagai bagian organik dari negara seluruhnya.

Ya, baiklah. Hadirin yang terhormat. dan juga Tuan Kaitiu.

Sekian saja apa yang saya katakan pada kesempatan kali ini tentang dasar-dasar yang hendaknya dipakai untuk mendirikan negara Indonesia merdeka atas dasar pengertian negara sebagai persatuan bangsa Indonesia yang tersusun atas sistem hukum yang bersifat integralistik. Di mana negara akan terwujud dan bertindak sebagai penyelenggara keinsyafan keadilan rakyat seluruhnya. Maka kita akan dapat...

dapat melaksanakan negara Indonesia yang bersatu dan adil seperti sudah termuat dalam panca Dharma Pasal 2 yang berbunyi. Kita mendirikan negara Indonesia yang makmur, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Maka negara hanya bisa adil jikalau negara itu menyelenggarakan rasa keadilan rakyat dan menuntun rakyat pada cita-cita yang luhur menurut aliran zaman negara Indonesia yang berdasar atas semangat kebudayaan Indonesia yang asur. Dengan sendirinya akan bersifat negara Asia Timuraya dan negara Indonesia yang terbentuk atas aliran pikiran persatuan yang saya urekan tadi pun akan dapat menjalankan termanya atau kewajibannya dengan semesta sebagai anggota dari kekeluargaan Asia Timuraya.

Sekian, terima kasih. Terima kasih kepada Mister Supomo. Bagaimana, Ruseno, pas sudah siap? Maaf, belum selesai.

Oh, terima kasih. Untuk selanjutnya, diberikan saudara Lim Kun Hyat. Tuan Katjo yang mulia, banyak terima kasih. Tujuan peperangan Asia Timuraya ialah hako itio, atau persudaraan dalam sekalian bangsa manusia. Persaudaraan bangsa manusia punya harus dimulai dari persaudaraan bangsa-bangsa Asia Timur.

Dan buat ini terlebih dahulu bangsa-bangsa di Asia yang terjajah harus dimerdekakan. Tidak lebih pantas loh jika Nipong yang menjadi pemimpin dan menentukan tujuan hidup kita lebih lanjut. 13 tahun yang lalu saya di Surabaya mendirikan Persatuan Bangsa Peranakan. Tetapi ia meninggal semasa masih bayi. Bayi yang meninggal lekas menjelma.

Dasar ekonomi tidak akan saya bicarakan. Prinsip ekonomi dengan modal sekecil-kecilnya untuk mencari untung sebesar-besarnya membangunkan sirik api. Terima kasih.

dan rupa-rupa pertengkaran. Dasarnya berbagai negara yang merdeka ialah hati manusia. Jika hati baik, pikiran pun baik. Dan melahirkan buah yang baik, yaitu aturan-aturan yang baik. Akibatnya untuk orang banyak.

Hati yang baik itu ialah hati manusia. Hati yang jujur. Dan cinta semua orang sebagai bangsanya, yaitu bangsa manusia. Orang demikian bisa atur beres keluarganya, rumah tangganya, dan selanjutnya negerinya. Dapat mendatangkan perdamaian dunia serta persudaran dari sekalian bangsa manusia.

Artinya bangsa Tionghoa sebesar sungai yang se. Itu sungai yang paling besar di dalam dunia. Sebab dari itu pikiran pujangga-pujangga Tionghoa. melingkungi jauh dari batas negerinya.

Melingkupi seantero dunia dan sekalian bangsa manusia. Tidak mengenal negeri, melingkupi negeri atau bangsa-bangsa. Tapi satu negeri, dunia, dan satu bangsa manusia.

Buah beribu-ribu pikiran punjangga-punjangga ini adalah wujudnya lebih dari 2000 tahun. Bangsa apa saja masuk di congkok. Diterima dengan segala senang hati, dianggap serta diperlakukan sebagai bangsa sendiri. Satu contoh lagi. Banyak orang Tionghoa beli anak orang Indonesia dan dibawa pulang ke congkok.

Banyak diantaranya kembali lagi sebagai orang Tionghoa. Orang Tionghoa yang betul cuma kenal satu bangsa saja. Bangsa Manusia. Punya berbagai aliran pikiran dan kepercayaan bisa hidup damai dan rukun di Tiongkok Lebih dari 15 tahun lalu, kurang lebih 70 milion orang beragama Islam Hingga bisa dikatakan bahwa Tiongkok adalah negeri Islam yang paling besar Juga agama Kristen bisa hidup damai di sebelah lain-lain agama yang sudah lama ada di Tiongkok Partai Tiongkok Indonesia bermaksud supaya peranakan Tionghoa turut berjuang di sebelahnya bangsa Indonesia. Untuk kemerdekaan Indonesia, 10 tahun yang lalu, hal ini sudah saya bicara ketika dong ini.

Sekarang saya dapat kesempatan memperikati cita-cita. Jadi Saudara Lim Kunian tidak setuju paham kebangsaan. Hah?

Sekali lagi, jadi Saudara tidak setuju paham kebangsaan. Sebab di dunia hanya ada satu bangsa manusia Tidak boleh ada peperangan antar bangsa Sebab peperangan itu semacam bencana yang ditakdirkan Tuhan Tapi seperti lain bencana tentu akan berakhir Sebab Tuhan tidak menginginkan bangsa manusia harus hilang sama sekali Nanti sesudah perang mendirikan dunia baru Persudaraan sekalian bangsa. Haku itiu. Terima kasih. Kamsia.

Pada hari ini, tanggal 1 Juni tahun 19... setelah kita mendengarkan banyak pembicaraan dari Anggota tidak BPUPKI maka sekarang dipersilahkan Saudara Injilin Soekarno untuk mengembukakan pendapat terima kasih terima kasih Setelah tiga hari berturut-turut, anggota-anggota Dekurisi Jomito Sakai mengeluarkan pendapat-pendapatnya, maka sekarang saya mendapat kehormatan dari Paduka Tuan Ketua yang Mulia untuk mengembukakan pula pendapat saya. Saya akan menetapi permintaan Paduka Tuan Ketua yang Mulia itu. Apakah permintaan Paduka Tuan Ketua yang Mulia? Paduka Tuan Ketua yang Mulia meminta kepada Sidang Dukuriju Jambi Tusakai mengemukakan dasar Indonesia Merdeka.

Dan dasar inilah yang nanti akan saya kemukakan di dalam pidato saya ini. Namun sebelumnya, maaf beribu maaf, banyak anggota-anggota telah berpidato. Namun di dalam pidato mereka itu, yang diutarakan adalah hal-hal yang sebenarnya bukan permintaan Paduka Tuan Ketua yang mulia.

Yaitu bukan dasarnya Indonesia Merdeka. Menurut tanggapan saya, yang diminta oleh Paduka Tuan Ketua yang mulia ialah Filosofis Gronslah daripada Indonesia Merdeka. Filosofis Gronslah itu adalah fondamen. filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya, untuk diatasnya didirikan negara Indonesia merdeka yang kekal dan abadi.

Tetapi, Paduka Tuan Ketua yang Mulia, lebih dulu izinkanlah saya membicarakan apa yang saya artikan dengan perkataan merdeka. Saudara-saudara, di dalam risalah saya yang saya beri nama mencapai Indonesia Merdeka, di situ telah saya katakan bahwa kemerdekaan, politik unapkelek hate, political independence, ialah satu... Jembatan, bahkan di buku itu saya katakan jembatan emas. Saya juga mengatakan bahwa di dalam kitab itu, Ibn Saud mengadakan satu negara di dalam satu malam.

Sesudah ia masuk kota Riyad dengan 6 orang Sesudah jembatan itu diletakkan oleh Ibn Saud Maka diseberang jembatan itulah Yang artinya kemudian daripada itu Ibn Saud memperbaiki masyarakat Saudi Arabia Orang-orang yang tidak bisa membaca Diwajibkan belajar membaca Orang-orang yang tadinya bergelandangan sebagai nomade Yaitu orang Baduy Diberi pelajaran oleh Ibn Saud Jangan bergelandang dikasih tempat untuk bercocok tanam, nomade, dirubah oleh pensaut menjadi kaum tani, semua dilakukan di seberang jembatan itu. Dan inilah yang saya maksudkan dengan perkataan jembatan. Di seberang jembatan emas inilah baru kita leluasa menyusun negara Indonesia yang kuat, sehat, kekal, dan abadi.

Oleh karena itu, saya minta kepada Tuhan-Tuhan sekalian, janganlah gentar di dalam hati, janganlah mengangat ini dan itu lebih dulu, kalau sudah selesai baru kita merdeka, tidak. Saya tidak akan... Tidak akan mengalami Indonesia merdeka kalau demikian.

Tuan-tuan tidak akan mengalami Indonesia merdeka. Dan kita semua tidak akan mengalami Indonesia merdeka. Memang, saudara-saudara, ada perbedaan antara negara yang satu dan lain.

dengan negara yang lain, tapi ada satu hal yang sama diantaranya, yaitu rakyat Saudi Arabia sanggup mempertahankan negaranya. Musik-musik Rusia sanggup mempertahankan negaranya. Rakyat Inggris sanggup mempertahankan negaranya.

Maka kalau bangsa Indonesia walau dengan bambu runcing kita semua siap sedia mati untuk mempertahankan Indonesia yang berdekat itu, maka sebenarnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang telah siap bangsa yang telah masak untuk merdeka, saudara-saudara. Dan di dalam Indonesia Merdeka itulah kita baru menyehatkan rakyat Indonesia. Di dalam Indonesia Merdeka itulah kita memerdekakan hatinya bangsa Indonesia.

sementara itu untuk menyusun suatu negara yang merdeka sebenarnya tidak membutuhkan syarat yang neko-neko syaratnya sekedar ada buminya, ada rakyatnya dan ada pemerintahnya dan diakui oleh salah satu negara yang merdeka, ini sudah cukup untuk hukum internasional. Dan, janganlah gentar, suar westeh lantas menyerahkan dulu seribu satu soal yang bukan-bukan. Maka sekali lagi saya mau bertanya, saudara-saudara ini mau merdeka apa tidak?

Mau! Sekali lagi, saudara-saudara ini mau merdeka apa tidak? Merdeka! Saudara-saudara, setelah saya membicarakan tentang merdeka, maka sekarang saya akan bicarakan tentang hal dasar. Paduka Tuhan Ketua yang Mulia, untuk itu marilah kita melihat dunia ini.

Banyak negara-negara di dunia ini yang merdeka dan semuanya itu berdiri di atas satu dasar. Hitler mendirikan Jermania di atas nasional sosialis Will Anskaung. Lenin mendirikan negara Soviet di atas satu Will Anskaung, yaitu Marxis, historis, materialis. Nippong mendirikan Dai Nippong di atas Wel Angs Kaung yang dinamakan Tenno Kodo Sesin.

Dan Ibn Saud mendirikan negara Arabia di atas satu Wel Angs Kaung, bahkan di atas satu dasar agama, yaitu agama Islam. Lalu, jika kita tidak mendirikan negara Indonesia yang merdeka, apakah dasar kita? Apakah welang sekawung kita? Apakah nasional sosialisme? Apakah historis materialisme?

ataukah San Min Chui? Saudara-saudara, yang selalu mendengung di dalam saya punya jiwa, dasar pertama yang baik buat negara Indonesia ialah dasar kebangsaan. Tetapi apakah yang dinamakan bangsa itu, saudara-saudara? Menurut Renning, bangsa adalah Lady Sir De Etre Ensemble, atau suatu geromolan manusia yang mau bersatu dan merasa dirinya bersatu.

Sedangkan kalau menurut Otto Bauer, bangsa adalah semua persatuan perangai yang timbul karena persatuan nasib. Tetapi, saudara-saudara, kemarin tatkala Prof. Sumpomo mensitir pendapat Ernest Reneng dan Otto Bauer. Mr. Yamin berkata, Verodert, sudah tua. Memang, Tuan-Tuan, definisi Reneng dan Otto Bauer sudah tua.

Sebab pada waktu itu belum timbul wetenskap baru yang disebut geopolitik. Renang dan Notobower waktu itu hanya melihat orangnya. Mereka belum mengingat bumi yang didiami manusia itu. Mereka belum mengingat tempat. Padahal apakah tempat itu?

Yang dimaksud tempat adalah tanah air. Lalu dimanakah yang dinamakan tanah air kita? Tanah tumpah darah kita. Menurut geopolitik, Indonesia lah tanah air kita.

Tapi Indonesia yang bulat, yang ditujukan oleh Allah SWT. Menjadi kesatuan antara dua penua dan dua samudera. Maka bangsa Indonesia ialah seluruh manusia yang menurut geopolitik. Yang telah ditentukan oleh Allah SWT tinggal di kesatuannya.

Semua pulau-pulau Indonesia dari ujung Sumatera Utara sampai ke Irian. Seluruhnya saudara-saudara karena antara manusia 70 milion ini. Sudah ada Lady Sir Deetra Insambel. Sudah terjadi karakter gemain skaf nasi Indonesia.

Bangsa Indonesia, umat Indonesia Jumlahnya memang 70 milion Tapi 70 milion yang telah menjadi Satu, satu, sekali lagi Satu, saudara-saudara Kesinilah kita menuju Mendirikan satu Nasional stat di atas Kesatuan Bumi Indonesia Dari ujung utara Sumatera Sampai ke Irian Saudara-saudara, tetapi jangan mengira bahwa tiap-tiap negara yang merdeka adalah satu national state. Bukan Prussian, bukan Beren, bukan Siksen adalah national state, tapi seluruh Germania adalah satu national state. Bukan bagian kecil-kecil, bukan Venisia, bukan Lombardia, tetapi... seluruh itialialah National Star. Maka, saya berkata dengan beribu-ribu hormat kepada Sultan Agung Hanyok Rukusumo, bahwa Mataram, meskipun merdeka, bukan National Star.

Dengan perasaan hormat... Dengan perasaan hormat kepada Prabu Siliwangi di pejajaran, saya berkata bahwa kerajaannya bukan nasional stat. Dengan perasaan hormat kepada Prabu Sultan Ageng Tirta Yasa, saya berkata bahwa kerajaan Banten meskipun merdeka bukan nasional stat.

Dengan perasaan hormat kepada Sultan Hasanuddin di Sulawesi yang telah membentuk kerajaan Bugis, saya berkata bahwa tanah Bugis yang merdeka itu bukan nasional stat. National stat hanya satu, Indonesia seluruhnya. Maka jika lo tuan-tuan terima baik, kita mengambil sebagai dasar negara yang pertama, kebangsaan Indonesia.

Tetapi kebangsaan Indonesia yang bulat bukan kebangsaan Jawa. Jawa saja, bukan kebangsaan Sumatera, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali, atau yang lain-lain, tetapi kebangsaan Indonesia yang bersama-sama menjadi dasar satu national star. Maaf Tuan Lim Kun Hian, Tuan tidak mau akan kebangsaan. Di dalam pidato Tuan, waktu Tuan ditanya oleh Kaitio, Tuan menjawab, saya tidak mau kebangsaan.

Bukan begitu, maksud saya ini masih ada kelanjutannya. Kalau begitu maaf, saya mengucapkan terima kasih karena Tuan Lim Kun Hian pun menjadikan dasar kebangsaan ini. Tetapi saudara-saudara sekalian, prinsip kebangsaan ini ada bahayanya.

Bahayanya ialah mungkin orang meruncingkan nasionalisme menjadi caovenisme. Kita cinta tanah air yang satu, tetapi... tanah kita Indonesia hanya satu bagian kecil saja daripada dunia.

Kebangsaan yang kita anjurkan bukanlah kebangsaan yang menyendiri, bukan chauvinisme. Kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia merdeka, tapi kita juga harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa. Inilah filosofis yang kedua yang saya usulkan kepada tuan-tuan yang saya namakan internasionalisme. Tetapi, kalau saya katakan internasionalisme, bukan berarti saya bermaksud kosmopolitisme.

Suatu paham yang tidak mau adanya kebangsaan, yang tidak mau adanya Indonesia, yang tidak mau adanya Indonesia, tidak mau adanya Nippon dan tidak mau adanya Burma atau tidak mau adanya Inggris maupun Amerika. Internasionalisme tidak akan bisa tumbuh subur kalau tidak berakar di bumunya nasionalisme. Dan nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak hidup di dalam taman sarinya internasionalisme. Jadi dua hal ini adalah prinsip pertama dan prinsip kedua yang saya usulkan kepada Tuan-Tuan sekalian. adalah bergandengan erat satu sama lain.

Selanjutnya, apakah prinsip yang ketiga? Dasar itu adalah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya.

Tetapi kita mendirikan negara buat semua, satu buat semua. Saya yakin syarat yang mutlak untuk kuatnya negara Indonesia ialah permusyawaratan perwakilan. Nah untuk pihak Islam Inilah sebetulnya tempat yang terbaik untuk memelihara agama Saya pun adalah orang Islam Maaf beribu maaf Keislaman saya memang masih jauh belum sempurna, tetapi kalau saudara-saudara semua membuka saya punya dada, dan melihat saya punya hati, tuan-tuan akan dapati tidak lain dan tidak bukan hati Islam.

Dan hati Islam Pungkarno ini ingin membela Islam dalam mufakat, dalam permusyawaratan. Dengan cara mufakat kita perbaiki segala hal, juga keselamatan agama, yaitu dengan jalan membicarakan atau bermusyawarah di dalam badan perwakilan rakyat. Apa-apa yang belum memuaskan, kita bicarakan di dalam permusyawaratan badan perwakilan.

Dan inilah tempat yang paling cocok untuk mengembukakan tuntutan. Disinilah kita usulkan kepada pemimpin-pemimpin rakyat, apa-apa yang kita rasa perlu bagi perbaikan. Oleh karena itu, saya minta kepada saudara-saudara sekalian, baik yang bukan Islam maupun terutama yang Islam, setujulah prinsip nomor tiga ini.

Yaitu prinsip permusyawaratan perwakilan. Dalam perwakilan nanti, ada perjuangan hebat sehebat-hebatnya. Sebab memang tak ada satu stat yang hidup, betul-betul hidup.

Jikalau di dalam perwakilannya, tidak seakan-akan bergejolak, mendidih bagaikan kawah chandra di muka. Kalau tidak ada perjuangan faham di dalamnya. Dan prinsip yang keempat sekarang akan...

Saya usulkan. Tuan Kaidyo, saya di dalam tiga hari ini belum mendengar prinsip itu, yaitu prinsip kesejahteraan. Prinsip tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka. Saudara-saudara, Jangan saudara-saudara anggap bahwa kalau badan perwakilan rakyat sudah ada, dengan sendirinya kita sudah mencapai kesejahteraan ini.

Kita sudah lihat negara-negara Eropa, di sana ada badan perwakilan rakyatnya, ada parlemen demokrasinya, tetapi tidakkah di Eropa justru kaum kapitalis yang merajalela? Di Amerika, ada satu badan perwakilan rakyatnya. Dan tidakkah di Amerika kaum kapitalis yang meraja lelah? Tidakkah seluruh dunia barat kaum kapitalist yang merajalela padahal ada badan perwakilan rakyatnya di sana?

Dan itu tak lain dan tak bukan sebabnya. Ialah karena badan-badan perwakilan rakyat yang ada di sana itu sekedar menurut resepnya Francis Revolution. Tak lain tak bukan adalah yang dinamakan demokrasi di sana itu hanyalah demokrasi politik semata. Dan tidak ada social reverdeheit, tidak ada keadilan sosial, tidak ada ekonomi demokrasi sama sekali.

Jadi, jikalau kita memang betul-betul mengerti, mengingat dan menyadari, cintai rakyat Indonesia. Mari kita terima prinsip hal social refardegheid itu, yaitu bukan saja persamaan di dalam bidang politik, tetapi pun di atas lapangan ekonomi kita harus mengadakan persamaan. Saudara-saudara, akhirnya apakah prinsip yang kelima?

Hendaknya kita menyusun Indonesia Merdeka yang bertakwa kepada Tuhan. Prinsip ketuhanan yang mulia. Bukan saja bangsa Indonesia yang harus bertuhan.

Tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan. Tuhannya sendiri-sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa Al-Masih.

Yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW. Yang Hindu dan Buddha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya. Tapi marilah semua kita bertuhan.

Nama Tuhan. Ndaknya negara Indonesia adalah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat Indonesia, ndaknya bertuhan secara berkebudayaan. Yakni, tiada egoisme agama. Marilah kita amalkan, marilah kita jalankan agama baik Islam maupun Kristen dengan berkeadapan.

Apakah yang dinamakan menjalankan keagamaan dengan berkeadapan? Iyalah... hormat menghormati satu sama lain.

Nabi Bukhamad telah memberikan bukti yang cukup tentang verdera Samhid itu. Tentang menghormati agama lain itu. Nabi Isa pun telah menunjukkan dan merilah kita di dalam Indonesia Merdeka ini, yang kita susun ini sesuai dengan itu, menyatakan bahwa prinsip kelima daripada negara kita Indonesia yang merdeka adalah ketuhanan yang berkebudayaan, ketuhanan yang berputih pekerti luhur, ketuhanan yang menghormati satu sama lain. Hatiku akan berpesta raya jikalau saudara-saudara sekalian menyetujui bahwa negara Indonesia yang merdeka berasaskan ketuhanan yang Maha Esa.

Saudara-saudara dan paduka tuan-ketua, Dasar-dasar telah saya usulkan, ada lima bilangannya. Inikah pacat dharma? Bukan, nama pacat dharma tidak tepat, karena dharma berarti kewajiban sedang kita membuat.

Bicarakan dasar. Saya senang dengan simbolik. Simbolik angka, saya senang pula. Rukun Islam, ada lima jumlahnya. Jadi kita ada lima setangan.

Kita mempunyai panca indera. Apa lagi? Yang lima. Pandawa.

Pandawa pun lima orangnya. Sekarang, banyaknya prinsip. Kebangsaan.

Internasionalisme. Mufakat. Kecejahteraan.

Dan ketuhanan. Lima bilangannya. Namanya, bukan panca dharma.

Tapi ini aku namakan. Dengan petunjuk salah seorang teman kita. kita yang alibasa, namanya Pancasila.

Ya, Pancasila. Sila artinya asas atau dasar. Dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia yang kekal dan abadi. Tetapi kalau barangkali ada saudara-saudara yang tidak suka akan bilangan lima itu, saya boleh peras sehingga tinggal tiga saja.

Yaitu, kebangsaan dan internasionalisme. Saya peras menjadi sosio-nasionalisme. Dan demokrasi yang bukan demokrasi yang barat dengan kesejahteraan, saya peras menjadi sosio-demokrasi dan tinggal ketuhanan yang menghormati satu sama lain. Jadi, yang asalnya lima telah menjadi tiga.

Sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi, dan ketuhanan. Tetapi... Barangkali ada tuan-tuan yang minta satu dasar saja, baik akan saya jadikan satu dasar saja. Dan saya telah menemukan bahasa tulen daripada bangsa Indonesia, ialah gotong royong. Indonesia yang kita dirikan harus negara gotong royong.

Gotong Royong adalah paham yang dinamis, paham yang lebih dinamis daripada kekeluargaan. Kekeluargaan adalah satu paham yang statis, tapi Gotong Royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan yang dinamakan oleh anggota yang terhormat, Sukarjo, satu. karyo satu gawe. Marilah kita menyelesaikan karyo, gawe, pekerjaan, amal ini bersama-sama.

Gotong royong adalah pembandingan tulang bersama-sama. Pemerasan keringat Ringat bersama-sama perjuangan bantu binantu bersama-sama. Amal semua buat semua, kepentingan semua. Ringat semua buat kebahagiaan semua.

Holopis kuntul baris buat kepentingan bersama. Itulah gotong royong. Prinsip gotong royong antara yang kaya dan yang tidak kaya.

Antara yang Islam dan yang Kristen. Antara yang bukan Indonesia tulen dengan peranaan yang menjadi bangsa Indonesia. Inilah saudara-saudara. yang saya usulkan kepada saudara-saudara. Pancasila diperas menjadi Trisila, Trisila dapat diperas menjadi Ekasila.

Tetapi, terserah kepada tuan-tuan. Mana yang tuan-tuan pilih? Ekasila?

Trisila atau Pancasila. Pancasila.