Transcript for:
Fasisme: Ideologi dan Dampaknya

ideologi atau gerakan politik ultra nasionalis yang muncul pada abad ke-20. Berbeda dengan Ideologi politik lainnya, Fasisme menempatkan dirinya pada sayap kanan, rezim yang otoriter, kepemimpinan yang diktator, menganggap bangsa nya lebih superior dibandingkan bangsa lain, serta menganut paham rasisme. Istilah Fasisme berasal dari kata Ideologi dari Fasisme juga memiliki banyak karakteristik, seperti nasionalisme, militerisme, kebencian terhadap demokrasi elektoral dan liberalisme, kepercayaan pada hierarki sosial dan kekuasaan elit, dan keinginan untuk menciptakan yang mana kepentingan individu akan disubordinasikan pada kepentingan bangsa. Perang tersebut mengakibatkan munculnya beberapa negara kuat yang mampu memobilisasi jutaan orang untuk bertugas di garis depan serta menyediakan produksi ekonomi dan logistik. mengatakan bahwa Dalam bukunya yang berjudul “The Five Stages of Fascism” tahun 1998, dia menyatakan bahwa menemukan akar dari ideologi tersebut mulai muncul pada tahun 1880 di Prancis, Aliran intelektualnya menganggap individu hanya sebagai satu bagian dari kolektivitas yang lebih besar, yang tidak boleh dipandang sebagai jumlah individu yang teratomisasi. Mereka mengutuk individualisme rasionalistik masyarakat liberal dan putusnya hubungan sosial dalam masyarakat borjuis. Partai Sosialis Italia (PSI) menentang perang tersebut, namun sejumlah revolusioner Italia mendukung perang melawan Jerman dan Austria-Hongaria dengan alasan bahwa rezim reaksioner mereka harus dikalahkan untuk menjamin keberhasilan sosialisme. Benito Mussolini, setelah dicopot dari jabatannya sebagai pemimpin redaksi surat kabar PSI karena pendiriannya yang anti-Jerman, ia bergabung dengan gerakan intervensionis dalam fasio yang terpisah. oleh anggota gerakan Mussolini, Fasci Aksi Revolusioner. ketika Mussolini menyatakan bahwa Eropa perlu menyelesaikan permasalahan nasionalnya, termasuk perbatasan negara di Italia dan negara lain, Ide politik serupa muncul di Jerman setelah pecahnya Perang Dunia 1. berbicara tentang kebangkitan “Sosialisme Nasional” di Jerman dalam apa yang disebutnya yang merupakan deklarasi perang melawan “gagasan tahun 1789” yaitu Revolusi Prancis. Menurut Plenge, Dia percaya bahwa “Semangat 1914” dapat diwujudkan dalam konsep Setelah berakhirnya Perang Dunia 1, fasisme mulai bangkit dari ketidakjelasan dan menjadi sangat terkenal di dunia, dengan terbentuknya rezim rezim fasis terutama di Italia, Jerman, dan Jepang, yang merupakan sekutu dalam Perang Dunia II. Setelah bersekutu dengan kaum konservatif Italia, partai fasis menjadi terkenal karena kekerasan dan intimidasi yang dilakukannya, di bawah kepemimpinan Benito Mussolini. yang dilakukan oleh pekerja industri di berbagai daerah, Mussolini dan kaum Fasis yang mengetahui aksi tersebut langsung memanfaatkan keuntungan dan bersekutu dengan para pebisnis guna menghentikan aksi tersebut serta menjaga ketertiban internal di Italia. Untuk menarik kaum konservatif Italia, Fasisme mengadopsi kebijakan seperti mempromosikan nilai nilai kekeluargaan, termasuk kebijakan yang dirancang untuk mengurangi jumlah perempuan dalam anggota pekerja dengan membatasi peran perempuan hanya sebagai seorang Ibu. Kaum Fasisme juga melarang dan akan memberikan hukuman bagi pelaku aborsi dan menyatakan hal tersebut merupakan kejahatan terhadap negara. Mereka juga mendukung aksi revolusioner dan berkomitmen untuk menjadi hukum serta ketertiban guna menarik kaum konservatif. dengan menyerang kantor kantor milik kaum sosialis serta rumah dari tokoh tokoh penting sosialis. Mereka yang tidak mendapatkan perlawanan dari kaum sosialis terus melakukan penyerangan guna mengambil alih kekuasaan di kota-kota tertentu. Mereka juga menyerang markas besar serikat pekerja sosialis dan Katolik di Cremona serta melakukan Italiaisasi paksa terhadap penduduk Trent dan Bolzano yang berbahasa Jerman. dimana Partai Fasis mengadakan kongres tahunan di Naples, Sementara itu, pemerintahan Italia yang dipimpin oleh koalisi sayap kiri mulai terpecah secara internal dan tidak sanggup mengatasi kerusuhan yang dilakukan oleh kaum Fasis. Raja Victor Emmanuel III menganggap terlalu beresiko untuk dapat menghentikan kerusuhan tersebut. Pemerintahan koalisi Mussolini pada awalnya menerapkan kebijakan ekonomi liberal anggota Partai Tengah, termasuk menyeimbangkan anggaran melalui pemotongan besar-besaran pada pegawai negeri. Kaum Fasis memulai rencana mereka dengan membuat Undang-undang Acerbo, yang menjamin pluralitas kursi di parlemen bagi partai atau daftar koalisi mana pun dalam pemilu yang memperoleh 25% suara atau lebih. Melalui kekerasan dan intimidasi Fasis yang cukup besar, daftar tersebut memenangkan mayoritas suara, sehingga banyak kursi jatuh ke tangan Fasis. Pasca pemilu, krisis dan skandal politik meletus setelah diculik dan dibunuh oleh anggota Fasis. Kelompok liberal dan minoritas sayap kiri di parlemen keluar sebagai bentuk protes atas kekerasan tersebut. yang didominasi oleh kaum Fasis, kaum fasis di Italia telah menerapkan kebijakan luar negeri yang agresif, dengan tujuan untuk memperluas wilayah Italia di Balkan. Menyerang Turki dan Yugoslavia dan berupaya membawa Yugoslavia dalam perang saudara dengan melakukan dukungan terhadap pemerintahan Kroasia. Gerakan separatis terus dilakukan kaum Fasis guna mengintervensi Italia, dengan cara diplomasi. Mari kita lihat beberapa ciri khas pemimpin fasis dan gerakan yang mereka lakukan. Selain Mussolini yang berasal dari Italia, yang eksplisit mengadopsi ideologi rasis dalam fasisme Italia, dengan mengesahkan undang-undang yang melarang orang kulit hitam dan Yahudi menikah dengan orang kulit putih, orang Kristen Italia, atau menduduki banyak posisi profesional dalam bidang apapun. Ada juga beberapa pemimpin yang mengaopsi ideologi ini. Hitler menjadi pemimpin, atau fuhrer, dan memerintah negara tersebut sebagai negara dengan satu partai tunggal. Di dalam dan di luar penjara, Szalasi menjadi pemimpin Arrow Cross Party pada tahun 1938 namun beroperasi secara rahasia. Dengan kekuasaan Jerman di Hongaria pada tahun 1944, karena kesetiaannya kepada Hitler dan komitmennya terhadap anti-Semitisme. Dia bersama kelompoknya “The Blackshirt” menjadi terkenal dikarenakan ikut menyebarkan propaganda anti-Semit, melakukan demonstrasi kekerasan pada Kaum Yahudi di London Timur, dan mengenakan seragam serta lencana dengan meniru gaya Nazi. yang mendasari PFI (Partai Fasis Indonesia) dengan ideologi fasisme yang terinspirasi oleh Adolf Hitler dan Benito Mussolini. Seperti halnya Hitler yang ingin membangun kembali Kekaisaran Jerman dan Mussolini yang ingin kembali membangun kembali kejayaan Kekaisaran Romawi, Namun, yang berbeda antara Notonindito dengan Hitler dan Mussolini adalah bentuk dari pemerintahannya, Hitler dan Mussolini menjadikan Nazi dan Republik Sosial Italia sebagai bentuk negara, sedangkan Notonindito ingin menjadikan Indonesia sebagai sebuah kerajaan dengan Jawanisasi sebagai pusat dari sistem dan nilai hukum yang berlaku di Indonesia. Beberapa Karakteristik yang mereka punya adalah. Yang pertama Hitler dan Partai Nazi-nya, misalnya, menganut gagasan superioritas ras Arya (orang Jerman berkulit putih). Ciri yang kedua adalah, Di Italia, foto Mussolini digantung di dinding ruang kelas sementara partai politiknya mendorong semua warga negara untuk membeli kalender bertema Mussolini setiap tahunnya. Dan untuk mempertahankan citranya yang kuat, Mussolini melarang jurnalis melaporkan usia atau masalah kesehatannya dan sering mengambil foto berpose dengan singa atau menunggang kuda agar memberikan kesan yang kuat dan berani. Karakteristik ketiga adalah Mereka juga mengadaptasi tampilan luar organisasi militer seperti seragam paramiliter dan penghormatan Romawi. Mussolini terkenal dengan slogan-slogan seperti Sama halnya dengan Jepang, sebuah pamflet yang diterbitkan oleh Kementerian Perang Jepang pada tahun 1934 menyatakan: Lagu-lagu para Falangis Spanyol memuji kemuliaan kematian dalam perang. Seperti kebanyakan fasis. Karakteristik selanjutnya adalah Hitler yang merupakan Führer dan Mussolini sebagai Duce, keduanya merupakan kata yang tepat untuk “pemimpin” yang memberi perintah dan harus dipatuhi semua orang. Mereka yakin bahwa Kewibawaan seorang pemimpin sering kali diperkuat oleh karisma pribadinya. Prinsip kepemimpinan juga dirancang untuk diterapkan pada tingkat hierarki politik dan sosial yang lebih rendah. Karakteristik selanjutnya adalah Jerman dan Nazi nya yang sangat rasis terhadap orang Yahudi. Di tempat lain seperti di Eropa, Afrika Selatan, Amerika Latin, dan Amerika Serikat, gerakan fasis bersifat sangat rasis di tingkat yang berbeda-beda. Dan karakteristik terakhir adalah Dengan memanfaatkan prinsip prinsip yang menekankan pentingnya menarik emosi rakyat, kaum fasis menggunakan pertemuan semacam itu untuk menciptakan semangat patriotik dan mendorong antusiasme fanatik terhadap perjuangan kaum fasis. Pada awal tahun 1943, membuat Italia terkena invasi dari pasukan sekutu. Italia membutuhkan bantuan Jerman untuk mempertahankan kekuasaan atas Tunisia, Duce Italia, Benito Mussolini, yakin bahwa perang dapat diselesaikan di teater Mediterania. Hitler menolak usulan Mussolini untuk mengupayakan perdamaian terpisah dengan Rusia dan memindahkan sebagian besar Angkatan Darat Jerman ke selatan. dengan hal tersebut pengaruh Mussolini terhadap gerakan Fasis akhirnya goyah dan berada di ambang kejatuhan. Hingga pada akhirnya blok poros berhasil dikalahkan oleh pasukan Sekutu. Mussolini yang hendak melarikan diri ke Swiss dengan menyamar, berhasil dikenali dan ditangkap oleh kaum partisan komunis, Dia dihukum mati di depan regu tembak. Berakhirnya hidup Mussolini menandai berakhirnya kaum Fasisme di Italia. Dampak-dampak yang terjadi juga terbilang cukup besar, bahkan sampai menyebabkan trauma dikalangan masyarakat. Pemerintahan fasis sering kali berusaha mengendalikan semua aspek kehidupan publik dan pribadi, termasuk ekonomi, media, pendidikan, dan bahkan kegiatan budaya dan sosial. Tujuannya adalah untuk menciptakan masyarakat yang bersatu dan homogen yang sesuai dengan cita cita rezim yang berkuasa. Semangat ultra nasionalis dapat digunakan untuk membenarkan tindakan agresi terhadap negara atau kelompok lain yang dianggap musuh oleh mereka. Kebijakan ekonomi fasis biasanya bermacam-macam, namun seringkali melibatkan kombinasi kontrol negara dan kolaborasi dengan kepentingan bisnis yang kuat. Rezim fasis seringkali mengendalikan ekspresi budaya dan intelektual. Dampak fasisme bisa dirasakan melalui masa berlakunya rezim itu sendiri.