Abad ke-5 dan ke-4 SM: Yunani belum menjadi negara, hanya kumpulan kota independen.
Athena: Mengembangkan sistem pemerintahan rakyat (demokrasi) yang bertahan selama hampir dua abad.
Demokrasi Langsung: Rakyat berkumpul untuk menyampaikan pendapat dan memilih undang-undang secara langsung.
Pertikaian: Perang Peloponnesia (Athena vs. Sparta) menyebabkan pendirian oligarki pada 411 SM, tetapi demokrasi dipulihkan dalam waktu kurang dari setahun.
Makedonia: Memperkenalkan syarat kepemilikan properti, menghilangkan banyak warga biasa dari dēmos.
Sistem Pemerintahan Romawi
Romawi mengadopsi sistem mirip demokrasi yang disebut Republik.
Melibatkan Senat dan empat majelis yang tidak berdaulat.
Senat: Mewarisi kekuasaan dari monarki, dipilih oleh Comitia Centuriata.
Senator awalnya dari kelas patrician, tetapi juga diakui dari keluarga plebeian.
Magna Carta dan Pengaruhnya
Magna Carta: Dokumen yang membatasi kekuasaan Raja Inggris, menandai perkembangan pemerintahan berbasis hukum.
Menginspirasi revolusi dan membentuk dasar pemerintahan konstitusional, hak-hak parlemen, serta ide-ide demokratis modern.
Ide-ide Filsafat dalam Demokrasi
Deklarasi Kemerdekaan AS (1776): Menyatakan hak untuk menggulingkan pemerintahan tirani, menyebarkan ide-ide demokratis.
Abad ke-19 dan ke-20: Perluasan hak suara, pembentukan institusi demokratis, serta perjuangan hak suara perempuan dan gerakan hak sipil.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (1948): Memperkuat norma internasional mengenai pemerintahan demokratis dan hak asasi manusia.
Kritik terhadap Demokrasi oleh Filsuf Kuno
Socrates dan Plato
Socrates: Dalam dialog dengan Adeimantus, menunjukkan bahwa hanya individu yang memiliki pengetahuan yang mendalam yang seharusnya memimpin.
Memperlihatkan bahwa pemilihan adalah keterampilan yang perlu diajarkan.
Plato: Mengkritik demokrasi karena memberikan kekuasaan kepada individu yang tidak terdidik.
Tirani Mayoritas: Ketika keputusan tidak mencerminkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
Aristoteles
Aristoteles: Mengkaji berbagai bentuk pemerintahan dan menekankan perlunya undang-undang yang melindungi hak-hak minoritas.
Tanpa pembatasan, demokrasi bisa menjadi tirani mayoritas.
Tantangan Demokrasi di Indonesia
Keberagaman: Pemaksaan identitas mayoritas terhadap minoritas terlihat dalam penggusuran tempat ibadah dan diskriminasi.
Demagogi: Pemanfaatan retorika emosional oleh politisi untuk mencapai kepentingan pribadi.
Contoh: Alcibiades dan dampak dari demagogi di Athena kuno.
Politik Kontemporer: Kecenderungan demagogi dalam kampanye politik, memanfaatkan isu sensitif.
Solusi terhadap Masalah Demokrasi
Philosopher-King (Plato): Menawarkan solusi dengan individu yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang dalam sebagai pemimpin.
Aristoteles: Menolak solusi idealis ini karena sulit menemukan atau mendidik seorang philosopher-king.
Kesimpulan
Demokrasi modern lebih banyak berbentuk perwakilan, dengan penekanan pada pentingnya memilih pemimpin yang bijaksana dan terinformasi.
Perlu analisis terhadap kandidat politik untuk menghindari demagogi dan memastikan keputusan yang bijaksana dan adil bagi masyarakat.
Konsep philosopher-king dapat diadaptasi dalam memilih pemimpin untuk mempromosikan kebaikan bersama.