Kita itu kan makhluk manusia yang mudah merasa panik, mudah merasa buruk, tapi males bergerak untuk mengubah situasi. Kalau kamu merasa buruk atau merasa khawatir, yuk atasi itu. Jangan diam saja.
Kalau kamu ingin melakukan perubahan, bergeraklah. Lakukan sesuatu. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillahirrahmanirrahim Nah, sekarang kita masuk sedikit ke aspek yang berbeda karena William James ini ya seorang filosof dari aliran pragmatisme bahkan beliau ini kan juga disebut bapaknya pragmatisme Seperti apa cara beliau menjelaskan agama yang tadi secara psikologis sudah diuraikan dari sisi pengalaman keagamaan Nah sekarang kita lihat agama dari perspektif pragmatisnya dari Bapak William James ini Nah aspek pragmatis agama itu Kalau dalam pandangan William James, dilihat dari fungsi dan manfaat adanya agama. Jadi ini diawali dari pandangannya tentang unsur filosofis dalam beragama.
Kita akan sering bertanya apa sih gunanya akal gunanya filsafat dalam agama kata William James filsafat itu berperan memberikan rasionalisasi-rasionalisasi terhadap pengalaman keagamaan nah, mengapa kok rasionalisasi? karena dia tidak bisa bantah, tidak bisa nolak jiwanya sudah ngalami langsung hanya saja memang sulit dijelaskan ketika sulit dijelaskan itulah filsafat hadir membantu memberikan justifikasi-justifikasi rasional menunjukkan bahwa yang dialami itu adalah sesuatu yang rasional jadi perannya filsafat Dalam agama itu dalam aspek rasionalisasinya Memberi justifikasi, memberi pembenaran secara rasional terhadap pengalaman keagamaan Ya ini kalau ditarik-tarik mirip gagasannya Imam Ghazali Bahwa ternyata akal itu bukan raja Dia hanya panglima peran Ketik Dia sangat kuat Tapi dia tidak memutuskan Yang memutuskan hati Atau kolep Kolep ini loh rajanya Kalau tadi ya berarti penghayatan jiwa Dalam beragama Itu kuncinya Orientasinya kemana Apa orientasi kontrol Apa orientasi pasrah Ya kalau sudah punya orientasi Nanti akal kita hadir Memberikan rasionalisasi Bahwa oh pilihan kita itu benar misalnya yang paradigma kontrol tadi bilang oh iya yang benar begitu agama itu memang intinya mematuhi norma-norma terus dijelaskan macam-macam bagaimana kita harus patuh kita taat dan lain sebagainya jadi dia datang belakangan akal dan filsafat ini nanti dalam paradigma surrender juga begitu ketika orang milih Pasrah saja 100% pada Tuhan Nanti akal juga memberi justifikasinya Oh iya memang intinya agama itu kan ya Tuhan Ekhlas puncaknya pasrah kepada Tuhan Nah jadi filsafat itu perannya memberikan rasionalisasi-rasionalisasi Terhadap pengalaman keagamaan Ini dari aspek filsafatnya Kalau dari aspek pragmatisnya kata William Chin Yoh lihat saja konsekuensinya Manfaat apa dari pengalaman keagamaan itu Karena pragmatisme itu kan melihat buah atau konsekuensi Dari satu kebenaran Jadi tadi kan Pengalaman keagamaan itu sulit dijelaskan Pengalaman keagamaan itu tidak mudah diurekan Bagi William Cheap tidak masalah Yang penting sekarang kita lihat efeknya Buahnya Setelah mengalami pengalaman itu Dia tambah baik apa enggak? Secara individu, secara sosial Hidupnya tambah manfaat atau enggak? Secara individu, secara sosial Nah ini cara berpikir ini namanya pragmatisme Dan nanti dalam pikirannya William James Agama dalam perspektif pragmatisme itu dilihat dari 4 hal Yang pertama dari aspek pengalaman Yang kedua dari aspek hipotesisnya Yang ketiga dari aspek filsafatnya Dan yang keempat akhirnya dari aspek tujuan Ini dari aspek pragmatis ya Yang pertama pengalamannya Jadi mengapa pengalaman?
Ya diawali dari pengalaman memang Tadi kan sejak awal melihatnya dari aspek pengalaman Jadi pragmatisme itu pertama-tama melihat Aspek pengalamannya, kita mengalami sendiri kan, kita menjalani sendiri kan Nah, ini yang pertama Nah, yang kedua dari aspek hipotesisnya Hipotesis itu, kata William James, kepercayaan kita kepada yang maha tinggi itu dikatakan benar Ini kan bisa benar, bisa salah Tapi dia dikatakan benar jika tuntutan dari yang lebih tinggi itu memberikan dampak nyata jadi misalnya ini ya ini contoh kasar-kasaran kita oleh agama disuruh melakukan apa kalau di Islam disuruh sholat misalnya kalau bagi William James sholat ini benar kalau dia memberi dampak nyata Sebelum memberi dampak nyata, dia hanya hipotesis saja. Bisa benar, bisa salah. Dampak nyata itu misalnya dengan sholat. Saya semakin tenang, batin saya semakin rasanya nyaman hidup ini. Nah, itu dampak nyata namanya.
Dengan sholat, saya semakin rukun dengan tetangga. Sering ketemu di masjid, sering ngobrol, tambah akrab sekarang. Nah, ini level 2 dari perspektif.
pragmatis ada juga agama dari profesi pragmatis itu dilihat dari aspek filosofinya, filsafatnya jadi filsafat tadi kan melakukan rasionalisasi rasionalisasi nah rasionalisasi agama yang kita lakukan ini juga memberi kita ke puasan dan memberi kita dampak yang baik yang nyata nah ini berarti pragmatis, filsafatnya benar dan yang terakhir puncaknya pragmatis itu ya kalau membuat kita semakin terjamin di masa depan nah ini kuncinya, jadi agama sebagai jaminan tujuan kita di masa depan jadi dengan beragama semakin kuat kita dengan beragama moral kita semakin tinggi, dengan beragama semakin tangguh kita menghadapi hidup, oh ini kan jaminan masa depan namanya agama bernilai pragmatis, dia tidak hanya diimani, ternyata ada dampaknya, ada manfaatnya untuk kehidupan nyata Jadi inilah sisi pragmatisnya agama yang sebelumnya tadi kan sisi psikologisnya. Dari sini nanti pada akhirnya secara pragmatis untuk mengukur benar-salahnya agama dalam tanda petik. Kriteria kebenaran agama itu bisa dilihat dari tiga hal.
Tentu saja tiga hal ini yang ada efek nyatanya Jadi kebenaran satu agama itu bisa dicermati dari tiga kriteria Yang pertama adalah ketercerahan Yang kedua kemasuk akalan Dan yang ketiga kemanusiaan atau moralitas Ukuran yang pertama, ketercerahan. Ketercerahan itu agama mencerahkan kita. Agama membuat kita sadar tentang makna hidup.
Ah, ini yang benar. Nah, itu berarti secara pragmatis, agama itu benar. Karena membawa kita pada pencerahan. Kan kadang-kadang kalau kita membaca buku agama menjelaskan Mendengarkan orang menjelaskan tentang agama, mendengarkan kajian-kajian agama, itu kan tiba-tiba kita sadar, oh iya, hidup ini memang begini, oh maknanya begini. Ini namanya ketercerahan.
Jadi agama yang mampu membawa kita pada ketercerahan, ini salah satu kriteria benarnya agama. Tidak keliru sampai memeluk agama itu, sampai tercerahkan di situ. Yang kedua, kemasuk akalan filosofis. Kemasuk akalan itu dia cocok sesuai dengan sebagian besar kebenaran yang sudah kita tahu.
Jadi kita hidup ini kan tidak kosong, kita sudah punya banyak pengalaman macam-macam dalam hidup ini, kebenaran macam-macam. ukuran benarnya agama kata William James antara lain dia harus masuk akal masuk akal itu cocok dengan banyak kebenaran yang sebelumnya kita tahu misalnya begini loh oh iya agama ini mengajarkan ini cocok dengan yang selama ini aku temukan oh agama mengajarkan itu sesuai dengan kebenaran yang sebelumnya aku yakini nah ini kemasuk akalan filosofis menjadi gerbang orang menerima membenarkan satu agama jadi, yuk ini ilustrasi ya, zaman dulu misalnya di Jawa itu silih berganti masuk agama-agama dari Hindu Buddha, terus masuk Islam masuk, Kristen masuk itu mudah sekali diterima oleh orang Jawa mengapa? karena Mungkin prinsip-prinsipnya hidup orang Jawa itu lebih cair, lebih terbuka sehingga bisa masuk banyak budaya Berarti ajaran-ajaran agama yang masuk bagi orang Jawa dianggap masuk akal saja, cocok, sesuai dengan prinsip-prinsip hidup yang sebelumnya kita tahu Jadi mereka tidak resisten, tidak nolak, karena memang ukuran kebenaran secara pragmatis itu kemasuk akalan filosofis antara lainnya sehingga dulu para wali itu berdakwah kan juga membaca ini bagaimana semesta berfikirnya orang Jawa sehingga mereka masuk lewat jalur itu dan mudah diterima oleh orang Jawa karena orang Jawa punya sistem kebenaran yang sesuai dengan itu jadi ini Kriteria kedua, yang ketiga berguna secara moral.
Jadi membuat orang lebih manusiawi. jadi membuat hidup lebih manusiawi nah ini kriteria kebenarannya agama ini tiga kriteria tadi ya tercerahkan, kemasuk akalan, dan moralitas jangan sampai sebaliknya kalau sebaliknya berarti agama tersebut tidak benar secara pragmatis agama kok tidak membawa pencerahan membawa kerumitan, keruwetan membawa masalah atau agama kok Isinya tidak cocok semua dengan yang selama ini kita tahu Atau membuat hidup kita jadi tidak manusiawi Mungkin membuat kita jadi robot, mungkin membuat kita jadi setan, mungkin membuat kita jadi malekat Ini tidak manusiawi Nah ini ukuran-ukuran kebenaran agama dari perspektif pragmatis Ya boleh setuju, boleh tidak wong ini pikirannya Bapak William James Beliau melihatnya dari perspektif filosofinya yaitu pragmatisme Yang paling tidak bisa jadi bahan instrupeksi kita Kita ini kan sering mengukur sesuatu dari perspektif pragmatis Kalau tidak ada manfaat nyatanya kita tidak percaya dulu Nah William James nonton kita memberi rumus kita tentang bagaimana kita harus menguji nilai kebenaran agama secara pragmatis mungkin untuk memuaskan dahaga kita akan hasil tidak hanya proses baik teman-teman, wah ini masih ada waktu 30 menit mungkin kalau saya tambahkan konsep-konsep lagi teman-teman sudah lelah pikirannya sejak tadi teori macam-macam, konsep macam-macam sisa waktu mari kita membahas santai-santai ya ada banyak sekali quotes-quotes bagus dari seorang William James apalagi beliau ini tadi saya ceritakan cerita ya terakhir-terakhir malah masuk teosofi beberapa gagasannya memang terasa spiritual jadi mungkin quotes quotes ini menarik kalau ada yang cocok untuk teman-teman tidak selalu relevan dengan yang kita jelaskan tadi ya, karena ini temanya macam-macam jadi yang tentang agama dari perspektif psikologis, dari perspektif pragmatis, inti-intinya yang tadi sekarang mari kita jelajahi kebijaksanaan-kebijaksanaan, hikmah-hikmah dari seorang William James yang pertama, satu ketika beliau ini bilang begini Kita ini di dunia ini mungkin seperti anjing dan kucing di perpustakaan. Melihat-lihat buku dan mendengar percakapan, namun tidak paham sama sekali. sama sekali maknanya.
Jadi ini sindiran pada kita. Kita ini hidup di dunia ini lebih sering tolah-toleh, tidak paham. Seperti anjing. dan kucing di perpustakaan di perpustakaan itu kan buku-buku banyak, percakapan-percakapan berkualitas juga berseliweran hanya saja anjing dan kucing tidak bisa mengambil manfaat dari situ jadi meskipun dia sudah ada di dalamnya Nah ini mungkin sindiran bagi kita, hari ini tuh referensi-referensi berkualitas bisa mudah kita temukan di mana-mana Obrolan-obrolan berkualitas itu ada di mana-mana, apalagi sekarang ada Youtube, media-media sosial, itu kan bertebaran hal-hal penuh kualitas hanya saja kita ini ya tiap hari hanya tolah-toleh saja ya kita lihat sih, ya kita dengarkan sih tapi otak kita tidak jalan kita tidak paham, kita tidak dapat apa-apa hidup kita tidak berubah-berubah jadi lebih baik ini seperti ayam yang mati di lumbung banyak sekali materi, banyak sekali gisi malah mati, kenapa? tidak bisa mencerna, tidak bisa memakannya baik, jadi ini yang pertama ya langsung William James nyindir kita kita ini seperti anjing dan kucing di perpustakaan ini menarik, quotes yang pertama Quotes yang kedua, saat ketika beliau bicara seperti ini, pandangan kita tentang dunia sejatinya terbentuk oleh keputusan kita tentang apa yang harus kita dengar.
Nah, ini hubungannya dengan pembentuan jalan pikiran. Ini mungkin menyadarkan kita bahwa Yang selama ini kita anggap kebenaran, yang selama ini kita anggap pasti baik, pasti cocok, pasti sesuai. itu bisa saja sifatnya reduktif reduktif itu hanya sejauh yang kita tahu bahkan sangat minimal karena yang kita tahu kita anggap benar dan kita anggap baik itu hakikatnya karena kita membatasi mendengar pada apa yang ingin kita dengar saja pilihan-pilihan kita terhadap Saya suka ini saya dengarkan, saya enggak suka itu, saya enggak mau denger, enggak mau lihat.
Ini kan pilihan-pilihan kita. Sehingga akhirnya, seperti itulah cara berpikir kita, sementara yang kita buang, kita sisihkan tadi, sama sekali tidak jadi pertimbangan berpikir kita. Sesempit itulah hakikatnya kebenaran yang sekarang kita yakini. Ini pandangan versi William James Jadi kita memandang dunia ini sebagai apa? Misalnya ada yang memandang dunia ini godaan pak Ada yang memandang dunia ini nikmat dari Allah Ada yang memandang dunia ini hanya alat bukan tujuan Macem-macem pandangan kita tentang dunia Itu biasanya sesuai dengan Mana yang kita pilih dan kita mau mendengarkannya atau membacanya Berarti masih banyak versi yang lain, masih banyak pendapat yang lain yang kita sisihkan Yang itu mungkin tidak jelek loh, yang itu mungkin ada baiknya, ada benarnya juga loh Hanya saja tidak kita pilih Nah, itulah yang hari ini kita sebut perspektif ya setiap orang beda-beda kalau sudah menyangkut pandangan tentang dunia bedanya karena apa?
ya karena setiap orang meleleh sesuai seleranya masing-masing nah, jadi kalau itu tentang perspektif dunia kita lanjutkan lagi Ada lagi quotes yang menarik dari William James tentang feeling atau merasa Kata William James, kalau engkau percaya bahwa merasa buruk atau merasa khawatir saja telah cukup untuk mengubah masa lalu atau masa depan Mungkin engkau tinggal di planet lain dengan sistem realitas yang berbeda nah ini lagi-lagi sindiran sarkas untuk kita kita itu kan makhluk manusia yang mudah merasa panik mudah merasa buruk tapi males bergerak untuk mengubah situasi Jadi kata William James, kalau engkau hanya merasa buruk dan merasa khawatir saja dan menganggap yang seperti itu sudah cukup untuk mengubah masa lalu atau masa depan jangan-jangan engkau tinggalnya di planet lain, tidak di bumi Kalau di bumi ini, kalau kamu merasa buruk atau merasa khawatir, yuk atasi itu jangan diem saja Kalau kamu ingin melakukan perubahan, bergeraklah, lakukan sesuatu Kalau kamu hanya diem saja, mengeluh saja, menggerutu saja, merasa buruk, merasa khawatir, itu kan menggerutu Sambat terus, ya tidak akan ada perubahan Perubahan itu terjadi kalau engkau berusaha melakukan bukan perubahan, tidak hanya merasa buruk dan merasa khawatir, jadi kalau engkau menunggu perubahan dengan hanya merasa buruk dan merasa khawatir mungkin engkau tinggalnya bukan di bumi, tapi di planet lain yang sistem sunatullahnya berbeda sunatullah hidup di bumi ini kalau ingin perubahan harus melakukan tindakan yang berbeda Ini quotes yang jenisnya sarkas, nyindir kita. Yuk pindah saja ke planet yang lain, kalau memang cukup dengan mengerutu, dengan sambat, marah-marah, merasa buruk, merasa khawatir terhadap situasi. Yuk kalau ingin berubah, bergeraklahmu. Nah ini quote selanjutnya mirip juga Ini juga sindiran Kalau sekedar feeling good bisa jadi faktor yang menentukan Mabuk akan jadi pengalaman manusia yang sangat dibenarkan Feeling good ini ya mungkin kadang kita pakai istilah mood Jadi merasa baik, merasa nyaman Nah ini lagi-lagi melanjutkan tadi Kita itu sering jadi makhluk yang nunggu mood, nunggu rasa baik, nunggu rasa nyaman dulu Baru melakukan sesuatu atau baru bergerak Mau melakukan apa-apa nunggu saya cari mood dulu ya Saya cari rasa dulu ya, cari feeling dulu dan lain sebagainya ya kalau sekedar ingin feeling good, kata William James ya kamu mabuk saja lah saat kita mabuk itu kan kita fly, melayang, merasa enak merasa nyaman, meskipun besok jongkir balik, kalau sudah selesai mabuk, berarti mabuk itu jadi benar kalau memang sekedar orang mencari feeling good, baru berkarya Dianggap feeling good itu faktor yang menentukan Nah ini lanjutannya tadi Kita ya jangan diam saja Jangan hanya mengandalkan rasa, perasaan Sambat, males, dan lain sebagainya Kalau memang ingin perubahan, ya berubahlah Jangan diam saja Baik kita lanjutkan, lumayan masih ada waktu ya masih ada beberapa quotes yang bisa kita bahas nah ini ada quotes menarik lagi dari William James satu ketika beliau bicara begini saat ada sesuatu yang baru orang akan berkata itu tidak benar lalu Saat kebenarannya terbukti, orang akan berkata itu tidak penting Akhirnya saat nilai pentingnya tidak terbantahkan Mereka akan berkata itu bukan hal yang baru Nah ini kelakuan banyak di antara kita hari ini yang begitu Temuan-temuan baru itu memang membuat orang tidak nyaman gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan kebenaran yang selama ini mereka yakini itu memang membuat orang gelisah manusia itu memang cenderungnya suka di zona nyaman Biasanya begitu, mbok sudah biasa saja seperti itu. Selama ini begitu, biar saja seperti selama ini, kan begitu orang inginnya.
Perubahan itu memang selalu mengejutkan, membuat orang tidak nyaman. Nah, kata William James, saat ada sesuatu yang baru, orang itu biasanya bilang, ah itu tidak benar, itu aneh-aneh saja. saja itu ndak masuk akal itu bikin-bikin saja ah itu orang mikir ngawur itu orang akhir-akhir yang sering begitu sering mendapatkan penolakan nah mungkin setelah itu yang punya gagasan menjelaskan lu saya ngomong begini ini ada dasarnya lu ada dalilnya lu dijelaskanlah panjang lebar urean dengan dasar yang kuat dengan argumen yang tidak terbantah kata William James, kalau sudah sampai disini biasanya orang akan bilang ah itu tidak penting ini orang karena sudah tidak bisa bantah cara berpikirnya diganti ah itu tidak penting tidak usah dibahas lah, cuma itu saja kok masih banyak hal lain yang lebih penting, tidak usah ngomong yang gitu-gitu lah, tidak usah aneh-aneh PR kita masih banyak kok nah ini reaksi kedua biasanya seperti ini akhirnya mungkin nanti waktu Waktu berjalan akhirnya terbukti yang tadi gagasan ditolak-tolak dianggap tidak penting.
Ternyata penting. Ada banyak persoalan yang terselesaikan dengan perspektif ini. Dengan pandangan ini. Biasanya terus orang akan bilang, Ah itu bukan hal yang baru. Sejak dulu juga sudah pernah dibahas.
Sejak dulu juga orang ngomong itu. Jadi... Masuk Waktu pun sudah jelas, benar, sudah jelas, penting tetap orang tidak mengapresiasi Itulah tabiatnya manusia Nah quotes ini sebenarnya dari William James Mengingatkan kita wahai orang-orang pintar, orang-orang kreatif, orang-orang yang penuh inisiatif Berkaryalah Produksilah gagasan-gagasan yang luar biasa, kreatiflah dengan karya-karya yang luar biasa, tidak usah terlalu terpaku atau terpacu oleh penolakan dan komentarnya orang. Manusia itu yang memang cenderungnya begitu, kalau ada hal yang baru dia nolak dengan alasan itu tidak benar. Nanti kalau kebenarannya terbukti, dia tetap nolak dengan alasan itu tidak penting Kalau nanti sudah terbukti penting, dia tetap nolak alasannya itu bukan hal yang baru Ini kan membuat gemes, membuat kita jadi pesimis, putus asa menghadapi orang hari ini Maka jalannya apa ya sudah tidak harus terlalu ter...
pengaruh oleh komentarnya orang kayak kita waktu membahas Mas Rutin Hoja dulu kan ketika satu ketika beliau sama anaknya sedang motong ekornya kuda untuk merapikan dia pesannya pada anaknya nak, potonglah ekor kudamu sesuai yang kamu inginkan tidak usah terlalu mendengarkan komentar orang karena kalau kamu dengarkan terus komentarnya orang lama-lama kudamu tidak akan punya ekor yang satu usul begini dituruti yang satu usul begitu dituruti lama-lama kuda kita tidak akan punya ekor atau seperti ceritanya waktu mas Rutin dan putranya ke kota naik onta naik keledainya yang keledainya hanya satu itu itu kan orang terus apapun yang dilakukan mereka orang komentar jelek Nasruddin dan anaknya jalan keledainya dituntun saja orang komentar itu dua orang bodoh bawa keledai kok dituntun saja nanti dua-duanya naik keledai orang komentar wah itu dua orang gak punya kemanusiaan Wong keledai satu kok dinaik berdua Nggak punya peri perkeledaian Nanti akhirnya Nasruddin turun Anaknya yang di atas keledai Orang ya komentar Wah itu anak nggak berbakti itu Masa orang tua kok disuruh jalan Dia yang di atas keledai Nanti gantian Nasruddin yang di atas Akhirnya anaknya yang jalan Orang ya tetap komentar Ah itu orang tua kok gak tau diri Masa enak-enakan sementara anaknya disuruh nonton keledek Akhirnya gak jadi jalan Maka wahai orang-orang yang kreatif Jangan terlalu terpengaruh oleh komentarnya orang Yo kalau ada orang komentar ngomong aneh-aneh Ditengok saja sebentar Kalau penting banget bagus Alhamdulillah diambil manfaatnya kalau memang enggak ada gunanya hanya caci maki celah mencelah yang enggak ada ujungnya yo kita jalan terus sesuai dengan ideal-ideal yang kita miliki Nah ada lagi kalimat bagus dari William James yang menurut saya menarik satu ketika dia bilang begini Bertindak bijaksana berarti mampu mengetahui apa yang harus diabaikan Nah ini termasuk berpikir yang unik, yang berbeda dengan yang lain Biasanya kan kita sebut orang bijaksana itu ya orang yang mampu melakukan sesuatu secara tepat Tapi William James punya sudut pandang yang berbeda orang pijaksana itu orang yang tahu mana saja yang harus diabaikan ini mungkin kelanjutan tadi ya orang komentar aneh-aneh, ngomong macem-macem mari kita bijaksana bijaksana berarti mari kita filter mana yang gak penting-gak penting, buang saja gak usah terlalu dipedulikan, justru itulah kebijaksanaan kalau kita meladeni apa saja yang dikomentarkan orang atau meladeni Melayani apapun permintaan yang tidak penting Kita sekebalikannya akan kehilangan hal-hal yang penting Jadi orang bijaksana itu Dia tahu mana yang harus diabaikan Dia tahu mana yang harus dicuekin saja Nah, kalau dia sudah membuang yang dicuekin Berarti kan Membuang yang jelek, mencuaki yang jelek Berarti kan yang tersisa tinggal yang baik-baik Tinggal diambil Itulah bijaksana namanya Jadi ini penting bagi kita ya Hari ini kan era distraksi Tidak hanya destruksi Kita terdistraksi oleh banyak hal-hal lain Di sekitar kita yang tidak penting Maka skill penting yang hari ini harus kita miliki adalah skill untuk memfilter mana yang tidak penting dan mana yang penting Yang tidak penting ayo kita abaikan saja Itulah namanya bijaksana Ini salah satu tips dari William James Nah Yang terakhir, ini mungkin teman-teman sudah capek ya, saya tambah satu lagi quote-quote. Ya meskipun tadi teori-teori utama tentang psikologi pragmatismenya kurang nyantol, ya paling tidak kita dapat quote-quote semalam hari ini, dapat kalimat-kalimat indah yang bermanfaat. Kata William James begini satu ketika, untuk mengubah hidupmu, Mulailah segera, lakukan dengan gembira, dan jangan ada pengecualian-pengecualian Jadi syaratnya tiga, ayo teman-teman yang merasa hidupnya harus lebih baik lagi Yang merasa hidupnya harus di-upgrade lagi Yang merasa hidupnya harus meningkat Kuncinya tiga Yang pertama mulailah segera, yang kedua lakukan dengan gembira, dan yang ketiga jangan membuat pengecualian-pengecualian. Yang pertama, mulailah segera Ini kalau dalam bahasa agama, sajakah, berani memulai Kita itu kalau hanya teori, mana baik, mana buruk, mana benar, mana salah Insyaallah sudah ngerti, sudah paham Tinggal ayo dimulai Kapan ideal-ideal yang teman-teman sudah tahu itu akan hidup kalau tidak kita mulai segera? Kapan kehidupan kita akan berubah jadi lebih baik kalau kita tidak memulai menjalankannya?
Memulai menghidupkan kebaikan-kebaikan, kebenaran-kebenaran yang kita tahu Jadi untuk mengubah hidup, rumus pertama adalah dimulai segera, tidak usah menunggu, tidak usah terlalu banyak syarat kita itu sering menunda-nunda hal-hal baik karena kita sendiri membuat syarat terlalu panjang Pak saya nunggu nikah dulu ya Pak Pak saya nunggu kalau pekerjaan mapan ya Pak Pak saya nunggu kalau punya rumah Pak Pak saya nunggu punya mobil Saya nunggu Nanti ada mahasiswa yang saya nunggu EP saya mendekati 4 Pak Saya baru nulis skripsi Pak saya nunggu macem-macem orang Jadi Akhirnya apa Hidupnya tidak berubah-berubah Saratnya terlalu banyak Jadi yuk memang hidup itu kadang-kadang syarat dan ketentuan berlaku tapi jangan membuat syarat dan ketentuan terlalu banyak nanti kalian tidak jalan-jalan ayo segera dimulai berjalan Yang kedua, lakukan dengan gembira. Nah, kalau ini sudah banyak dijelaskan bagaimana kita bisa menikmati apa yang kita lakukan. Jangan jadikan perjuangan kita, upaya kita, usaha kita dalam hal apapun sebagai beban.
Lakukan dengan gembira. Apapun itu ya, Anda harus bahkan termasuk ibadah Ayo lakukan sholat dengan gembira, puasa dengan gembira, belajar dengan gembira, dan lain sebagainya Dengan gembira itu berarti kita bisa menikmati Kalau hanya jadi beban, perjuangan kita akan sangat berat Sholat jadi berat, belajar jadi berat, tahajud jadi berat Padahal energi yang dikeluarkan sama, susahnya sama, capeknya sama. Kehilangan biaya mungkin, tenaga mungkin, waktu mungkin juga sama Tapi kalau kita menjalankannya dengan gembira Itu pasti proses dan hasilnya akan berbeda Prosesnya akan indah, hasilnya akan luar biasa Lakukan dengan gembira Dan yang ketiga, jangan ada pengecualian-pengecualian Ini biasanya pengejualian-pengejualian ini terjadi di tengah-tengah proses. Kadang-kadang kita itu kalau sedang berjuang atau memperjuangkan sesuatu, awalnya semangat, tapi begitu ada sedikit saja halangan atau rintangan, kita terus membuat pengejualian.
Jadi misalnya saya harus selesai skripsi saya semester ini. Eh tiba-tiba pandemi meningkat lagi Padahal ya Nulis skripsi itu tidak ada hubungannya dengan pandemi Malah asyik bisa di rumah sendirian Tapi ini kita jadikan alasan untuk Wah masih pandemi, masih bisa lebih panjang diuntur lagi Nanti kan ada dispensasi-dispensasi Nah ini pengecualian yang kita bikin sendiri Jadi misalnya kita berjuang untuk meraih sesuatu apa, eh tiba-tiba ada peristiwa ini, peristiwa itu, yang mungkin bisa kita lewatkan saja atau sama sekali tidak berhubungan dengan perjuangan kita meskipun kita alami. Tapi biasanya terus kita jadikan excuse, pengecualian-pengecualian.
Jadi terus akhirnya perjuangannya kita pending, kita tunda Karena kita nemu alasan kalau ditanya orang mengapa kok tidak sukses, mengapa kok tidak berhasil, mengapa kok tidak jalan Karena kita sudah nemu alasan tadi, sehingga kita membuat pengecualian-pengecualian Wah, belum bisa mas saya sukses disini karena ternyata setelah Saya lihat dunia ekonomi hari ini sedang tidak stabil, sedang, itu kan jauh sebenarnya dunia ekonomi global dengan mungkin perjuangan kita yang hanya ingin membuat apa kecil-kecilan level kita. Tapi karena ada situasi itu terus kita nyari excuse, nyari alasan untuk tidak jalan. Dan yang semacam ini sering kita lakukan, akhirnya terus kita gagal, akhirnya kita tidak menjalankan sesuai yang sudah kita rencanakan.
Orang yang selalu membuat excuse-excuse, membuat pengecualian-pengecualian. Itu biasanya ya dia jalan di tempat, tidak berkembang. Itu pun dia tidak merasa bersalah karena punya alasan tadi, punya dalih. Maka kata William James, yuk, kalau memang ingin mengubah hidup, mulailah segera, lakukan dengan gembira, dan jangan ada pengecualian-pengecualian.