Transcript for:
Panduan Lengkap Ejaan Bahasa Indonesia

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Pada kesempatan kali ini kita akan membahas perihal ejaan bahasa Indonesia Pengertian ejaan dapat saudara-saudara lihat langsung di Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kelima Poin penting yang harus diketahui adalah ejaan hanya mengatasi diatur tata tulis jadi diluar tata tulis tidak diatur oleh ejaan bahasa Indonesia ejaan yang berlaku saat ini adalah pedoman umum ejaan bahasa Indonesia atau kita singkat dengan pwbi atau bisa juga kita sebut dengan ebi alias ejaan bahasa Indonesia sebagaimana pada ejaan sebelumnya Nama lengkapnya adalah Pedongan Umum Ejaan yang Disempurnakan Kita sebut dengan P.U.Y.D. atau E.Y.D. saja Berikut ini adalah ejaan-ejaan yang pernah berlaku di Indonesia Yang pertama ada Ejaan Van Hoekusen Pada tahun 1901 pada zaman pemerintahan India Belanda yang kedua ada Ejaan Republik atau kita kenal juga dengan Ejaan Suwandi karena Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu adalah Mr. Suwandi Ejaan ini berlaku pada tahun 1947 sekitar 2 tahun pasca proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia jadi jika kita melihat teks proklamasi Kita akan mendapati ejaan yang digunakan adalah ejaan Fun of Fusion. Selanjutnya pada tahun 1975, pada masa pemerintahan Pak Soeharto, kita memiliki ejaan yang disempurnakan. Tau nama lengkapnya, pedoman umum ejaan yang disempurnakan, namun kita biasa menyebutnya dengan EYD. EYD ini mengalami dua kali penyempurnaan, yaitu pada tahun 1987 dan tahun 2009. Sejak 2015, EYD sudah tidak berlaku lagi. Yang berlaku adalah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Sehingga mulai sekarang ini, saudara-saudara harus menyebut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia sebagai standar ejaan yang berlaku di Indonesia. Selanjutnya dalam salindia ini, terdapat beberapa perubahan huruf-huruf yang pernah berlaku di masing-masing ejaan. Di sini ada ejaan Fun of Fusion, ada ejaan Republik, dan ada EYD atau PWBI.

EYD dan PWBI sama jenis hurufnya. Contohnya ketika di ejaan Fun of Fusion kita masih melihat huruf. TJ di Republik juga demikian TJ Huruf ini merepresentasikan huruf C Sebagai mana yang berlaku saat ini Misalnya pada kata cara Jika kita masih berpijak pada Ejaan Panofusion Kita akan mendapati tulisannya menjadi TJARA Begitu pula di Ejaan Republik Sementara PWBI sekarang ini Kita sudah menggunakan huruf C Begitu pula yang paling bawah, misalnya pada hejaan FunO Fusion kita masih mendapati penulisan dengan model OE untuk merepresentasikan huruf U pada PWBI yang kita gunakan sekarang ini.

Menurut pendapat saudara-saudara, kira-kira bagaimana dengan data berikut ini? Seluruh data yang tertera di salindia yang saudara lihat saat ini, penulisannya salah, karena masih menggunakan pedoman ejaan yang lama. Sementara, pedoman umum ejaan bahasa Indonesia tidak lagi membenarkan model-model semacam ini.

Kita biasa mengenal tanda yang berada di kata ilmu, bapak, jumat, doa, dakwa, dan maaf itu sebagai tanda koma di atas. Itu istilah awamnya, atau sekarang ini kita sebut dengan tanda apostrof secara teknis. Nah, kata-kata yang ada di hadapan saudara-saudara ini, sebagaimana yang saya nyatakan tadi adalah bentuk yang salah.

Seharusnya tentu tidak menggunakan tanda koma di atas. Jadi penulisan yang benar adalah ilmu tanpa tanda koma di atas. Bapak seharusnya tanda koma itu diganti dengan huruf K. Kemudian Jumat ini contoh yang paling banyak salah ditulis oleh penutur bahasa Indonesia termasuk juga doa.

Keduanya harus dihilangkan tanda koma di atasnya. Begitu pula dakwah sama dengan kasus Bapak, harusnya ada huruf K di situ berdasarkan KBBI 5. Dan maaf juga sama dengan kasus Jumat dan Doa, tidak ada tanda koma di atas di tengahnya. Selanjutnya kita ke gabungan huruf konsonan dalam bahasa Indonesia.

Saudara-saudara, hanya ada 4 gabungan huruf konsonan yang terdapat di dalam bahasa kita, yaitu KH, NG, NY, dan SY. Fungsi gabungan huruf konsonan ini, setidaknya misalnya kita dapat menjawab pertanyaan yang berbunyi, mana yang benar penulisan insya Allah, apakah menggunakan gabungan huruf konsonan SY? Ataukah menggunakan gabungan huruf konsonan SH?

Jawabannya tentu menggunakan gabungan huruf konsonan SY Karena SH tidak ada di dalam barisan gabungan huruf konsonan yang diakui di dalam bahasa Indonesia Jadi jika ada pertanyaan semacam itu Tinggal kita kembalikan ke gabungan huruf konsonan yang berlaku di dalam bahasa Indonesia Sebagai catatan, kalau Anda ingin mengetahui bagaimana penulisan yang tepat secara komprehensif, misalnya untuk kasus Insya Allah, Anda bisa melihat langsung di KBBI 5. Di sana Anda akan mendapati penulisan Insya Allah yang benar adalah seluruhnya dirapatkan tanpa spasi antara kata Insya dan Allah. Saudara-saudara, keempat gabungan huruf konsonan yang kita bahas tadi juga dapat menyelesaikan kasus-kasus semacam yang Anda lihat di salindia ini. Sebut saja ada kata yang berada di sebelah kiri tanda garis miring dan ada kata yang berada di sebelah kanan tanda garis miring.

Seluruh kata yang ada di sebelah kiri tanda garis miring penulisannya salah, mengapa? karena gabungan huruf konsonan yang ada di kata tersebut tidak ada satupun yang berupa gabungan huruf konsonan yang diakui di dalam bahasa Indonesia tadi sudah kita ketahui bersama bahwa gabungan huruf konsonan yang diakui di dalam bahasa Indonesia hanya 4 yaitu KH KH NG, SY, dan NY Sementara pada kata-kata yang ada di sebelah kiri tanda garis miring Misalnya ada kata bakti Menggunakan gabungan huruf konsonan B dan H Itu tidak ada di antara 4 gabungan huruf konsonan dalam bahasa Indonesia Begitu pula kata dharma ada D dan H Ada kata maghrib ada G dan H Lalu ada gabungan DZ Pada kata Ustadz, keseluruhan yang ada di sebelah kiri penulisannya salah berdasarkan standar gabungan huruf konsonan yang ada di dalam bahasa Indonesia. Kali ini kita akan membahas penulisan huruf kapital yang umum salah ditulis oleh penutur bahasa Indonesia.

Sedara-sedara silakan berfokus pada kata-kata yang ditulis miring pada masing-masing kalimat yang akan ditampilkan berikut ini. Pada kasus pertama ada tulisan sarjana hukum. Tulisan tersebut salah seharusnya tidak perlu diawali oleh huruf kapital karena tidak ada nama orang sebelum kata serjana hukum kecuali ada nama orang baru penulisannya sebagaimana yang sedang terlihat sekarang sementara singkatan serjana hukum yang ada di dalam tanda kurung itu sudah benar selanjutnya pada nomor 2 kata gubernur lalu bupati garis miring wali kota juga salah seharusnya Kata-kata tersebut ditulis dengan tidak menggunakan huruf kapital di awalnya.

Mengapa demikian? Penulisan huruf kapital pada kata gubernur, bupati, wali kota hanya dibenarkan ketika kata-kata tersebut diikuti oleh nama orang, misalnya gubernur Zulkifli Manca atau kata-kata tersebut diikuti dengan nama daerah, misalnya gubernur NTB, bupati Sumbawa atau wali kota Mataram kasus ketiga kata presiden presiden pada awal kalimat tentu wajib diawali oleh huruf kapital sementara pada kasus presiden di kalimat kedua seharusnya juga ditulis dengan huruf kapital karena dua alasan alasan yang pertama adalah Presiden adalah satu-satunya di Indonesia, alias hanya satu, tidak ada duanya. Yang kedua, kata presiden pada kalimat kedua, acuannya atau referensinya masih ke presiden yang ada di kalimat pertama. Atas dasar dua alasan tersebut, kata presiden yang ada di kalimat kedua juga harus dikapitalkan.

Kalimat keempat disitu ada kata bahasa yang ditulis dengan huruf kecil. Pada dasarnya ketika kita menulis kata bahasa Indonesia memang benar demikian. Jadi misalnya kalau Anda akan menulis kalimat semacam Saya menguasai bahasa Indonesia. Yang kapital disitu hanya huruf I yang ada di kata Indonesia karena itu nama negara.

Sementara kata bahasa tidak dikapitalkan. Namun pada konteks kalimat nomor 4, bahasa Indonesia di sini adalah mata pelajaran. Sehingga huruf B pada kata bahasa itu harus dikapitalkan menjadi bahasa Indonesia.

Kasus kelima, di situ ada kata jalan. Seharusnya juga ditulis dengan huruf kapital. Mengapa demikian? Karena kata jalan General Sudirman ini konteksnya adalah nama geografi. Apapun nama geografi juga harus ditulis dengan huruf kapital.

Selanjutnya, pada kasus nomor 1 di Salindia ini, karena konteksnya adalah nama geografi, huruf P di situ pada kata pulau seharusnya dikapitalkan. Sama dengan kata jalan pada kasus nomor 4 di Salindia sebelumnya. Pada kasus nomor 2, kita mungkin berpikir bahwa kata Inggris di situ penulisannya sudah benar. Padahal penulisan Inggris tersebut salah. Karena Inggris dalam konteks ini masuk ke nama jenis, yaitu jenis kunci.

Sebagaimana ada kunci L. kunci T dan sebagainya sehingga huruf I pada kata Inggris seharusnya ditulis dengan huruf kecil Saudara-saudara dapat melihat contoh-contoh lain bagaimana aturan penulisan huruf kapital dalam bahasa Indonesia dengan merujuk ke pedoman umum mejaan bahasa Indonesia di sub penulisan huruf kapital Saudara-saudara, kali ini kita akan membahas kata majemuk berimbuhan. Pada dasarnya, penulisan kata majemuk ini dibagi menjadi dua.

Yang pertama, kata majemuk ditulis terpisah, alias ada spasi di antara dua kata tersebut. Yang kedua, ada kata majemuk yang ditulis serangkai. Nah, yang jenis kedua ini dapat Anda lihat langsung di...

Podoman umum ejaan bahasa Indonesia pada sub-penulisan kata. Anda harus menghafalnya untuk mengetahui mana kata majemuk yang harus ditulis terpisah pada dasarnya atau pada umumnya, dan mana kata majemuk yang ditulis serangkai. Pada salindia ini kita akan membahas kata majemuk jenis pertama, yaitu kata majemuk yang ditulis terpisah. Namun yang kita bahas adalah Bagaimana kata majemuk tersebut ketika mendapatkan imbuhan? Bisa imbuhan yang ada di awal, imbuhan yang ada di akhir, atau gabungan keduanya.

Ada tiga kaedah yang perlu kita ketahui terkait kasus tersebut. Yang pertama, jika kata majemuk mendapatkan awalan saja, seperti pada kasus nomor satu, Kata majemuk tersebut tetap ditulis terpisah alias ada spasi diantara kedua katanya. Jadi penulisan yang benar untuk kasus nomor 1 adalah bekerja spasi sama. Begitu pula pada kasus nomor 3 bertanggung spasi jawab.

Kasus nomor 4 juga demikian seharusnya tertulis penanda spasi tangan. Berikutnya, kaedah nomor 2 hampir sama dengan kaedah nomor 1, yaitu ketika kata majemuk tersebut hanya mendapat akhiran, penulisannya tetap di spasi atau dipisah. Contohnya seperti pada kasus nomor 2, seharusnya kata beritahukan tertulis beri spasi tahukan. Kaedah nomor 3 adalah Ketika ada awalan dan akhiran bergabung pada kata majemuk, penulisannya seluruhnya dirapatkan. Misalnya, pada kasus nomor 5, di situ ada awalan me sekaligus ada akhiran kan.

Jadi, penulisannya tidak dispasi seperti yang terlihat saat ini di kasus nomor 5. Seharusnya dirapatkan semuanya menjadi menyamaratakan. Begitu pula pada kasus nomor 6, kata anak tiri seharusnya tidak di spasi karena sebagaimana kaedah nomor 3, ada awalan me dan ada akhiran kan sekaligus, jadi seluruhnya harus dirapatkan menjadi menganak tirikan. Berikutnya kita akan membahas kasus yang seringkali salah ditulis oleh penutur bahasa Indonesia. Kesalahan tersebut kadang-kadang tidak memandang serata pendidikan.

Kasus yang dimaksud adalah kapan di ditulis digabung dan kapan di ditulis dipisah. Kali ini kita akan membahas kaedah untuk membantu penulisan tersebut. Kaedah pertama adalah kaedah awam yang biasa digunakan oleh banyak orang, yaitu apakah kata dasar yang ditulis setelah di berupa tempat atau bukan.

Jika berupa tempat seperti sekolah, meja, kursi, pasar, lemari, berarti kata-kata tersebut ditulis terpisah dengan di, menjadi di. Di spasi sekolah, di spasi meja, di spasi lemari, di spasi pasar, dan sebagainya. Kaedah yang kedua, kita melihat kata dasar yang ada di setelah di itu, apakah kata dasar yang berkelas kata nomina atau berkelas kata verba. Jika kata dasarnya adalah nomina atau kata yang menunjukkan benda, penulisannya juga terpisah sebagaimana pada kasus tempat di kaedah nomor 1. Misalnya, kata dasar seperti jilbab, meja, tembok, televisi, kasur. Dan sebagainya, kata-kata tersebut jika ditulis dengan di, karena berkelas kata nomina, berarti penulisannya harus di spasi.

Menjadi di spasi lantai, di spasi televisi, di spasi jilbab, dan sebagainya. Sementara sebaliknya, jika kata dasarnya adalah verba atau kata yang menunjukkan aktivitas, Perbuatan, proses, berarti penulisan kata dasar tersebut harus digabung dengan di yang ada di depannya. Misalnya, kata tendang, makan, jika ditulis berarti menjadi dimakan tanpa spasi atau ditendang tanpa spasi. Nah, saudara-saudara, semoga dua kaedah ini dapat membantu kita dalam menulis kapan di digabung dan kapan di dipisah Berikutnya kita membahas partikel dalam bahasa Indonesia. Partikel-partikel yang ada di bahasa Indonesia adalah ka, la, ta, pun, dan per.

Kaedahnya adalah sebagai berikut. Pertama, semua partikel yang bertanda hubung, penulisannya harus serangkai dengan kata yang dilekatinya. Misalnya, bagaimanakah, biarlah, apatah, sekalipun. Kaedah yang kedua adalah kasus pun secara khusus dibagi menjadi dua. Ada pun yang ditulis serangkai, sebagaimana pada kasus nomor satu, dan ada pun yang ditulis terpisah.

Pun yang ditulis serangkai yaitu pun yang ada pada konjungsi atau kata penghubung dalam bahasa Indonesia. Misalnya, ada kata penghubung walaupun, meskipun, dan sebagainya. Sementara, pun yang ditulis terpisah atau tidak serangkai adalah pun yang maknanya sama dengan kata saja.

Mari kita lihat. Dua contoh untuk dapat membuktikan kapanpun ditulis terpisah dan kapanpun itu ditulis rangkai. Misalnya, pada kasus sekalipun, kalimatnya seperti ini.

Sekalipun dia jarang kuliah, nilainya selalu paling tinggi di kelas. Nah, sekalipun pada konteks kalimat ini adalah sekalipun yang berupa konjungsi, sehingga punnya itu harus dirangkaikan dengan kata yang ada di dekatnya. Sementara kasus yang di sebelah kanan, sekalipun yang ditulis terpisah, misalnya pada contoh kalimat, jangankan tiga kali.

Sekalipun Dia tidak pernah menonton bioskop Nah pun yang ada pada kalimat kedua ini Hampir sama maknanya dengan kata saja Jika diulang, jangankan 3 kali Sekali saja dia tidak pernah menonton bioskop Nah mudah-mudahan dengan 2 contoh kasus ini Kita sudah dapat atau setidaknya paham Kapanpun itu ditulis serangkai dan kapan harus ditulis terpisah. Selanjutnya, kaedah ketiga khusus untuk partikel per. Seluruhnya ditulis tidak serangkai dengan kata yang ada di dekatnya. Yang pertama ada per yang bermakna tiap. Misalnya, per kepala berarti tiap.

kepala atau per orang berarti tiap orang ada per yang bermakna demi misalnya satu per satu berarti satu demi satu penulisannya satu spasi per spasi satu berikutnya ada per yang bermakna sejak atau mulai misalnya uang SPP atau pembayaran SPP mahasiswa akan dilakukan per 1 April misalnya berarti per yang ada pada konteks kalimat tersebut bermakna sejak atau mulai dan penulisannya juga harus terpisah sesuai dengan kaedah nomor 3 selanjutnya ada per yang bermakna pembagi kalau yang ini kita mengenalnya di matematika misalnya 2 per 3 Jika ditulis dengan huruf biasa berarti 2 spasi per spasi 3 Yang terakhir adalah per yang bermakna dengan Kadang-kadang kita sulit menemukan contoh yang dengan ini Tetapi jika Anda tahu bahasa Indonesia dari SPA Yaitu sehat per air Nah per yang ada pada kata sehat per air itu bermakna dengan Penulisannya jangan lupa Sesuai dengan kaedah nomor 3, seluruh partikel per ditulis terpisah dengan kata yang ada di dekatnya. Pada salindia kali ini, kita akan membahas penulisan tanda titik pada bentuk-bentuk yang berupa singkatan. Ada tiga jenis singkatan yang seluruhnya harus ditulis dengan tanda titik. Yang pertama, singkatan nama, gelar, jabatan, pangkar, dan sapaan. Misalnya, nama.

Kadang-kadang nama Muhammad misalnya akan disingkat dengan M. Berarti nama tersebut ketika disingkat wajib diakhiri dengan tanda titik. Berikutnya ada contoh gelar.

Misalnya pada Salindia sebelumnya ada gelar SH. Penulisannya harus mengikuti aturan tanda titik yaitu S.H. Berikutnya ada juga jabatan, misalnya kita akan menyingkat kepala menjadi K, berarti K itu harus diikuti oleh tanda titik.

Pangkat, misalnya pada pangkat-pangkat yang ada di TNI, misalnya kolonel, maka kolonel itu ketika disingkat akan ditulis kol dengan tanda titik. Sapaan juga demikian, misalnya ada seorang profesor, kita akan menulis dengan menyingkatnya menjadi prof, itu juga harus diakhiri oleh tanda titik. Yang kedua, ada singkatan yang terdiri atas tiga huruf. Misalnya, hal ini sering ditulis oleh mahasiswa. Misalnya ada DLL, DSB, DST.

Jangan lupa ketika menulis singkatan yang terdiri atas tiga huruf. Yang demikian, saudara-saudara harus mengakhirinya dengan tanda titik Yang ketiga adalah singkatan yang terdiri atas dua huruf Kalau yang ini misalnya ada DA dengan alamat Berarti penulisannya harus diakhiri tanda titik di antara dua huruf tersebut Yaitu D.A. Bisa juga misalnya untuk perhatian Yaitu U titik B titik salah satu contoh yang nomor 2 tadi atau B tadi, misalnya YTH, tentu karena jumlah hurufnya ada 3 berarti titiknya hanya ada 1, yaitu di paling akhir berbeda dengan yang C, sekali lagi jika hurufnya ada 2, dan 2 huruf itu berupa singkatan titiknya ada di masing-masing belakang kedua huruf tersebut. Berikutnya kita membahas penulisan singkatan dan akronim.

Sebelumnya saya akan menyampaikan perbedaan antara singkatan dan akronim. Pada dasarnya, keduanya merupakan sesuatu yang disingkat. Namun, akronim adalah singkatan yang diperlakukan atau dilakwalkan sebagaimana kata biasa misalnya pada kasus surat izin mengemudi ketika disingkat tidak kita lakwalkan dengan S.I.M. tetapi kita lakwalkan seperti kata biasa menjadi SIM berbeda dengan singkatan misalnya pada kasus kartu tanda penduduk kita tetap menyebutnya sebagaimana huruf awal kata-kata yang disingkat tadi. Jadi perbedaan mendasarnya hanya pada akronim ketika disingkat. Singkatannya itu akan dilaporkan sebagai mana kata biasa.

Berikutnya, pada poin nomor 1 di saling dia ini, kita membahas singkatan-singkatan yang tidak diakhiri oleh tanda titik misalnya ada singkatan nama lembaga, pemerintah, dan ketatanegaraan contohnya Dewan Perwakilan Rakyat kita singkat menjadi DPR Majelis Permusyawaratan Rakyat kita singkat menjadi MPR keduanya tidak diakhiri dengan tanda titik begitu pula dengan lembaga pendidikan seperti SD, SMP SMA, semuanya juga tidak diikuti oleh tanda titik. Begitu pula yang lainnya. Yang kedua, akronim. Akronim ini dibedakan menjadi dua, yaitu ada akronim yang berupa nama diri dan ada akronim yang bukan nama diri.

Akronim yang berupa nama diri, penulisannya harus diawali dengan huruf kapital. Sementara akronim yang bukan nama diri, penulisannya ditulis dengan huruf kecil semua. Misalnya, akronim yang berupa nama diri singkatan dari kampus atau nama kampus kita, Universitas Mataram, disingkat menjadi UNRAM.

Itu adalah contoh akronim nama diri, sehingga U pada kata atau akronim UNRAM itu harus ditulis dengan huruf kapital. hanya huruf U atau hanya huruf awalnya sementara yang bukan nama diri seperti tilang misalnya singkatan dari bukti pelanggaran menjadi akronim tilang seluruhnya tidak ditulis atau awalnya tidak ditulis huruf kapital seluruhnya ditulis dengan huruf kecil Berikutnya kita bahas penulisan angka dan lambang bilangan. Kita perhatikan kalimat nomor 1, di situ ada angka 2. Penulisannya adalah salah, karena jika angka terdiri atas 1 atau 2 kata, dan maksimal 2 kata jika ditulis dalam huruf, Angka tersebut harus ditulis dengan huruf biasa, misalnya yang terdiri atas 1 atau 2 kata, misalnya 2, 8, 15, 20, 30, dan sebagainya. Jadi, sekali lagi, jika angka tersebut ketika ditulis dengan huruf hanya terdiri atas maksimal 2 kata atau 1 kata, angka tersebut harus ditulis dengan huruf biasa berarti pada kalimat nomor 1 angka 2 itu harus ditulis dengan huruf biasa yaitu 2, D, U, A pada kasus nomor 2 kita mengecualikan kaedah pada kasus nomor 1 karena konteksnya adalah pemerincian Jadi di sini dirincikan jumlah tamu, ada 5 orang, terdiri atas 2 orang dari Jakarta dan 3 orang dari luar Jakarta.

Seluruhnya sebenarnya harus ditulis dengan angka. Jadi yang salah di sini adalah kata 5, karena dalam pemerincian konteksnya seharusnya ditulis dengan angka biasa. yaitu angka 5 selanjutnya bagaimana dengan bentuk-bentuk seperti ini ke enam bentuk ini atau penulisan angka yang ada di salindia ini berbeda dengan kasus pada nomor 1 Konteksnya adalah angka-angka yang ada di setiap kalimat ini menunjukkan jumlah satuan. Jadi, aturannya adalah ketika angka tersebut menerangkan jumlah satuan, semuanya harus ditulis dengan angka biasa, terlepas dari jumlah kata angka tersebut ketika ditulis dengan huruf sebagaimana kasus nomor 1. Misalnya, pada kalimat pertama, Ada angka 4 untuk satuan meter. Kemudian pada kalimat nomor 2 ada angka 20 untuk satuan kilogram dan seterusnya.

Selanjutnya, khusus pada kalimat nomor 6, saya ingin menyampaikan cara penulisan rupiah yang benar. Sedara-sedara, penulisan rupiah yang benar adalah R capital P kecil tanpa tanda spasi kemudian jumlah angkanya. Selanjutnya, ketika Anda melihat tanda koma di situ, itu juga diperbolehkan. Lalu ada dua angka 0 di belakangnya, namun tidak diakhiri oleh tanda titik. Tanda titik di sini karena angka tersebut kebetulan mengakhiri kalimat.

Jadi ingat, penulisan rupiah di ujungnya tanpa ada tanda titik antara angka dan rupiah. tanpa ada spasi lalu untuk koma 0 0 di belakangnya itu adalah opsional bisa ada bisa juga tidak Kita lanjut, kira-kira bagaimana dengan kasus ini? Kasus nomor 1 tentu salah, karena aturannya angka tidak boleh ada di awal kalimat. Jadi, saudara-saudara silakan mengubah angka tersebut, atau mengubah kalimat tersebut, yang penting angka tidak berada di awal kalimat. Kalimat boleh diubah dengan tidak mengubah konsepnya tentu saja.

Bagaimana dengan tiga bentuk ini? Kira-kira mana yang benar? Jawabannya adalah semuanya salah.

Aturannya seperti ini. Pada kasus nomor dua, jika angka romawi yang ditulis, penulisannya tidak menggunakan ke dengan tanda hubung, alias langsung ditulis. angkatan romawi 11 sementara pada kasus nomor 3 jika saudara-saudara ingin menulis angka seperti itu atau angka 11 biasa, saudara-saudara harus menuliskannya dengan ke tanda hubung baru angkanya menjadi angkatan ke tanda hubung angka 11 yang terakhir pada kasus nomor 4 Jika saudara-saudara ingin menulisnya dengan huruf biasa seluruhnya, saudara-saudara harus menulisnya tanpa spasi, yaitu angkatan ke-11. Pembahasan terakhir adalah terkait kata gantiku kaum mudanya. Aturannya hanya satu.

Semuanya ditulis serangkai dengan kata yang dilekatinya. Misalnya, saudara-saudara ingin menulis ku ingin. Berarti ku-nya dirangkai dengan kata ingin tanpa spasi menjadi ku ingin. Berikutnya, kau.

Misalnya dengan kata ambil menjadi kau ambil. Penulisannya juga tidak boleh di spasi alias serangkai dengan. kata yang dilekatinya menjadi kau ambil tanpa spasi mu penulisannya ada di belakang kata yang dilekatinya misalnya buku mu termasuk juga ku ada buku ku penulisannya tidak boleh dipisah alias dirangkaikan begitu pula dengannya semuanya ketika bergabung dengan kata yang dilekati penulisannya juga harus di Sambung, tidak boleh di spasi.

Nah, saudara-saudara, ini adalah akhir pembahasan kita kali ini mengenai ejaan dalam bahasa Indonesia. Ada satu yang belum sempat terbahas pada kesempatan kali ini, yaitu penulisan tanda baca. Saudara-saudara, saya harap untuk...

membacanya dengan saksama pada pedoman umum ejaan bahasa Indonesia sedara-sedara dapat mengunduh PWBI atau pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pada laman badanbahasa.kemdikbud.go.id laman ini adalah laman resmi tempat kita bisa mengunduh PWBI yang standar demikian sedara-sedara sampai jumpa di pembahasan perihal lainnya Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh