Transcript for:
Kisah Inspiratif Karir Militer Pak Bill

Hai enggak tahu kapan ada roket detekti kita enggak tahu tapi yang jelas dua atau tiga kali perminggu karena saya pas telepon dengan istri saya dari dari Irak ya terus atau ada boom itu Saya harus bilang sorry ini ada rocket attack. Oh my goodness. Lari keluar. Pernah sekali di kompaun itu ada kejadian pembunuhan. Dan pembunuhannya ini luar biasa.

Matanya di... Sadis gitu ya. Sadis sekali gitu ya.

Lidahnya dipotong gitu. Jadi tau-tau... Tau-tau ada kejadian tau-tau... Eee...

Tubuh seseorang itu dilempar ke... Ke penjaga gitu. Ke penjaga iya. Rasa cinta saya dengan Indonesia tidak pernah hilang. Karena tempat tanah lahir saya di Indonesia.

Dan saya Supriyono. Dan kali ini tamu kita spesial karena agak berbeda karirnya. Enggak banyak ya dari sebuah Indonesia yang berkarir di militer. Nah ini kita kenakan dulu Pak Pilkada Rusman. Ya terima kasih sebelumnya Pilkada Rusman.

Lieutenant Colonel Bill Carter Richmond dari Malang. Dari Malang. Oh asli Jawa Timur ya Pak ya? Sudah berapa lama di Amerika? Saya sudah lebih dari 30 tahun.

30 tahun, jadi lebih banyak umurnya dihabiskan di Amerika dibanding di Indonesia. Dan yang kekaguman awal kita bahasa Indonesia nya Pak Bill masih luar biasa. Masih karena keluarga di Amerika kita masih ngomong bahasa Indonesia campur ya.

Campuran gitu ya? Campur bahasa Malang, bahasa Jawa. Oh bahasa Jawa. Jadi bahasa ngalam Balik-balik masih bisa ya Banyak yang lupa Pak Bill ini Bisa cerita dulu pak dari awalnya Ke Amerika ini bagaimana ceritanya Jadi saya lahir di Malang Sampai SMP SMP kelas 3 Terus Waktu itu ayah saya dapat pekerjaan di Jakarta Jadi kita Sekeluarga pindah dari Malang ke Jakarta. Saya selesai SMA terus saya kuliah ke Amerika.

Saya pergi ke waktu itu universitasnya di Hawaii. Nah waktu itu kuliahnya apa? Kalau mau tau.

Saya belajar accounting waktu itu. Oh accounting ya. Sekarang jurusnya Army.

Saya pikir waktu itu kan accounting, saya sebenarnya waktu itu saya juga gak tau mau belajar apa, saya gak tau. Masih bingung waktu itu. waktu itu. Ternyata setelah saya lulus, saya sebenarnya gak suka sih dengan accounting. Sekarang ngitung duitnya orang, Pak ya?

Iya, lagi monoton ya kerjanya. Monoton, juga kerja sendiri gitu. Saya kurang tertarik kalau kerja sendiri, tidak interaksi dengan orang lain. Dengan orang, iya betul. Jadi setelah beberapa tahun saya kerja, saya kembali ke sekolah.

Saya pergi ke law school. Law school ya? Dimana? Di law school saya, saya pindah ke Utah.

Jadi saya belajar hukum. Saya suka dengan hukum. Karena lebih berpikir secara kritikal.

Terus saya juga sebenarnya waktu itu sudah ambil tes untuk bisa jadi attorney. Tapi hasil ujiannya belum keluar waktu itu. Saya belum tahu apakah saya lulus atau enggak.

Dapat tawaran saya. Dapat tawaran, mau gak untuk join dengan army gitu. Sebenarnya saya dari kecil itu suka sekali untuk join dengan army.

Jadi kan saya itu besar di Indonesia, zamannya Pak Soeharto. Saya lihat itu semua yang di pemerintahan waktu zaman Soeharto itu semua ada di bidang militer. Memiliki basic militer. Ada divimusi waktu itu kan.

Ada divimusi iya. Dan saya juga punya keinginan. keinginan dari memang dari kecil itu saya benar-benar punya keinginan untuk bisa bekerja sebagai pekerja di pemerintah gitu.

Saya sangat punya keinginan dengan di situ. Saya ingat waktu saya umur mulai dari umur pokoknya dari SMP itu dan setiap pagi itu saya keluar lari itu saya ingat. Jadi keinginan Pak Bil untuk jadi tentara itu besar sekali ya Pak ya? Sangat besar.

Dan dan lama. Dan yang lucunya ini saya punya teman-teman ya, teman-teman saya bilang, Bill kamu jangan join gini, ini zaman perang gitu, kamu pasti akan di deploy. Itu jadi saya join tuh tahun 2005 waktu itu. 2005 ya. Setelah 9-11 kan.

Dan memang konflik di Timur Tengah waktu itu sangat kuat. Kuat. Teman-teman saya bilang, jangan gitu. Kamu mau mati atau hidup gitu. Tapi waktu itu saya memang punya tekad yang sangat besar gitu loh.

Jadi saya bilang gak apa-apa gitu, saya mau coba gitu. Ya sudah dari situ saya direkrut. Saya mulai dari enlisted.

Kalau di army itu enlisted. Jadi itu kalau di Indonesia kan apa ya? Enlisted itu seperti? Private.

Apakah tidak ada proses di sini kalau misalkan urusan... Sarjana itu kemudian bisa langsung perwira misalnya seperti di Indonesia kan ada. Perwira pertama.

Jadi waktu itu untuk jadi perwira harus US citizen. Oke. Jadi saya gak ada US citizen kan. Saya pikir gak apa-apa lah saya mulai dari titik yang paling bawah.

Paling bawah itu kalau Indonesia Kopral ya? Kopral paling bawah ya. Saya gak tahu paling bawah apa. Bangka Kopral seperti itu ya.

Waktu itu karena saya juga bukan warga negara Amerika. Amerika ya. Pilihan saya terbatas juga waktu itu.

Jadi yang ada, available, mereka bilang field artillery. Ya udah saya join, saya masuk ke field artillery. Jadi waktu itu saya pertama join dengan Utah National Guard.

145th, 1-4-5 field artillery. Waktu itu saya field artillery, jadi advance individual trainingnya yaitu belajar. belajar weapon system.

Di bidang artileri kita belajar assemble dari pistol itu yang kecil sampai sniper sampai yang otomatik itu kita harus bisa assemble disassemble kita harus tahu sistemnya bagaimana kita juga praktis apa praktis menembak itu yang pertama saya di militer. Waktu masuk? Waktu masuk itu sudah berkeluarga? Saya punya anak satu waktu itu Sudah punya anak satu?

Anak saya waktu itu masih Empat tahun kalau tidak salah Misalnya kita ngomong sisi ekonomi ya Kan mungkin ketika masuk kan Penghasilan Untuk finansial untuk keluarga Jauh berkurang ya? Secara penghasilan sebenarnya sih oke sih Jadi Ya gak banyak Tapi juga gak kurang Karena Karena Waktu saya di basic training, waktu saya di AIT, individual training itu, seperti housing saya dikasih catat. Oh ada catat.

Terus ada separation pay ada juga, karena harus pisah dengan istri, dengan keluarga, dikasih juga. Terus ada basic pay-nya. Oh tunjangannya banyak gitu ya?

Itu selama pelatihan mbak ya? Selama pelatihan. Iya. Tapi... waktu kita gak tugas dengan National Guard ya kita harus cari kerja.

Jadi setelah saya pulang dari military training itu saya tahu gitu. Saya tahu oh saya lulus, saya dapat, saya sudah jadi pengacara gitu. Saya bisa practice.

Setelah saya training itu ya saya pulang. Saya pulang saya buka kantor sendiri. Ya mulai usaha sendiri istilahnya bisnis kecil gitu.

Law office. Law firm. Law office. Saya sendiri, saya buka. Untuk menangani kasus apa pak?

Khusus ada spesialisasi di apa gitu atau? Waktu itu ya karena saya imigran ya saya praktis immigration law. Immigration law. Tapi saya juga handle beberapa kasus kriminal.

Oh gitu ya. Criminal defense saya handle. Tidak punya staff sendiri saja?

Ada, saya ada satu staff untuk bagian accounting, reception. Reception dengan accounting ya satu orang. tahun 2007 itu unit saya dikirim ke Irak.

Tahun 2007 itu ya? Iya. Terus saya pikir lagi lah kalau saya deploy gimana dengan usaha saya gitu kan.

Oh. Iya. Tapi saya pikir begini, waktu itu saya pikir deployment ya sangat menakutkan sebenarnya. Waktu itu saya ada perasaan takut juga. Takut juga ya.

Karena kan tahun 2007 itu sebenarnya di puncak dimana perang Irak itu. itu sangat luar biasa gitu. Tapi terus terang saya agak ragu-ragu sih waktu itu.

Karena saya keberatan juga untuk meninggalkan. Usaha Keberatan juga meninggalkan keluarga dan istri. Jadi tahun 2007 itu saya punya anak yang kedua. Baru 6 bulan. 6 bulan pak ya?

Pada saat itu saya dipanggil itu. Tapi akhirnya, inilah. Ya terus akhirnya saya putuskan. Saya putuskan yaudahlah kalau deploy ya udah deploy aja gitu. Usaha.

Ya udah kita tinggal aja. Selesai udah. Tapi lebih seperti, sebagai manusia, dia telah berkembang banyak, melalui penerbangan, melalui pengalaman yang berbeda, dia belajar bagaimana memiliki kekuatan, bagaimana menghubungkan. Yang ingat ya.

Ya masih. Abu Ghraib itu kan istilahnya detention center yang Amerika buat. Tapi terus jadi tempat untuk menyiksa. Tahanan itu ya. Terus jadi sorotan internasional.

Dan menjadi human rights issue. Terus akhirnya Amerika putuskan kita harus shutdown Abu Ghraib. Nah setelah Abu Ghraib di shutdown, dibukalah detention baru di Irak Selatan itu di mana saya ditugaskan.

Jadi unit kita itu waktu kita training di New Mexico dan di Texas itu, kita trainingnya sebagai military police. Jadi military police itu menjaga konvoy. Jadi misalnya ada transportasi makanan dari Kuwait ke Irak atau dari mana aja.

Itu military police yang melindungi security untuk konvoy tersebut. Jadi memang turun ke area konflik ya, konflik bersenjata juga ya. Sepat terlibat dalam kontak senjata dengan?

Jadi setelah sampai di Irak itu, kita ditempatkan untuk menjaga detention center itu. Istilahnya sebagai penjaga tahanan. Tapi tahanannya bukan mungkin bayangan orang tahanan seperti ada sel gitu, bukan ya.

Ini di Padang Pasir, kita buat aja. Seperti namanya compound. itu kita buat seperti apa, barrier gitu di sekitar Padang Basir itu kita buat barrier, kita bangun tenda di tengah, terus kita buat bangun tower, 4 tower, terus melihat ke bawah gitu. Oh.

Dan ini di tengah-tengah tahanan yang kita, di dalam kompaun itu bisa sampai 2000 orang. Tendanya bukan tenda kecil ya, tenda seperti tenda yang besar. Tenda yang iya-iya betul.

2000 orang setiap kompaun di apa di Irak itu kan panas ya panas sekali jadikan itu kan di Padang Pasir istilahnya yaitu saya juga kadang-kadang saya melihat ini orang-orang kok bisa tahan gitu ya tak padahal panas gitu ya tapi kita juga panas juga kan kita harus pakai keran lelang ya ya Helmet Helmet ya terus pakai body armor senjata sempat mengalami keributan gak disitu sering Sering, karena 2000 orang dibandingkan dengan mungkin 50 penjaga. Cuman sering ada riot di dalam kompan itu sering. Sering mereka lempar batu, lempar botol.

Pernah sekali bahkan mereka sempat buat molotov. Oh gitu ya. Mereka lempar, towernya terbakar.

Tower penjaga itu? Tower penjaganya terbakar. Pas ada orangnya gak waktu itu? Ada, ada orangnya iya.

Terus sampai. Habis itu kita kasih peringatan, kita pakai rubber bullet. Jadi bukan lethal ya, pakai yang karet. Meskipun tetap sakit kalau kena itu, Lam.

Oh iya, tetap mematikan itu kan kalau jarak rapat. Kita pakai itu untuk peringatan, terus kita juga pakai pepper spray juga, terus kita pakai... yang apa itu namanya, electric taser gitu taser, ya betul taser, ya kita pakai taser itu semua kita pakai, terus kita juga pakai itu air yang ditembakkan itu supaya bisa water cannon ya supaya disperse riotnya membubarkan iya membubarkan itu, kita pakai itu juga Itu terjadi kalau gak salah dua kali itu. Seperti itu ya?

Seperti itu. Jadi kebayangkan misalnya 2000 orang di dalam satu kampan, gak disekat-sekat kan? Paling sekatnya dalam jumlah yang tetap penghuninya besar kan?

Iya. Jadi resiko mereka ingin kabur atau melakukan perlawanan kan besar sekali. Ada pernah sekali kejadian, gak tahu gimana, mereka dig, apa, menggali terowong.

Kerowongan. Di kompaun itu, itu kan tendanya tertutup. Mereka menggali sampai keluarnya di luar kompaun itu.

Di luar betul ya. Nah untungnya ada satu teman saya waktu itu, tentara ya. Jam 4 pagi, jam 4 pagi tau-tau ada orang yang keluar dari lubang gitu. Ya ketahuan. Terus ketahuan ya kita tangkap dong.

Kita tangkap. Kita kebalikan lubangnya kita tutup dan kita lihat lubangnya luar biasa. Mereka mungkin ya gak tau saya mereka pakai apa atau gimana saya gak tau. Tapi dari tenda itu mereka buat lubang sampai keluar dari kompaun. Itu perlu pencanaan dan dengan cara-cara yang harus supaya tidak ketahuan kan.

Pernah gak misalkan karena itu kan kampanye bapak misalkan diserang roket misalkan. Waktu tahun 2002. tahun 7 itu di puncak perang memang jadi seminggu paling tidak dua atau tiga kali masuk ke dalam kampang ada roket attack gitu ya kita nggak tahu kapan ada roket attack itu kita nggak tahu bisa terjadi kapan aja yang saya ingat itu Jam-jam 2 pagi gitu, kadang-kadang ada rocket attack, tiba-tiba ada suara boom gitu kan, terus mereka kan pikirin apa ini gitu kan, oh rocket attack, ada sirennya bunyi terus biasanya kalau ada rocket attack. ada beberapa yang harus jaga kompaun sedikit mungkin empat orang ya setiap tower itu yang lain kita harus keluar untuk menjaga military base itu dan juga kita mencari Dari mana asalnya, terus kita juga harus berusaha, ada beberapa yang keluar dari kompan untuk mencoba menangkap.

Menetralisir ini ya situasi ya. Menangkap siapa yang launch rocket attack itu tadi. Dan perlindungan untuk mencegah adanya apa ya korban gitu, ada apa misalnya ada atau penangkal roket atau apa gimana? Waktu itu belum ada waktu itu, yang saya tau belum. belum ada.

Jadi... Mungkin teknologinya waktu itu belum ada untuk seperti anti-rocket. Anti-rocket iya betul.

Saya gak tau saya sebenarnya ada atau gaknya saya gak tau. Tapi yang jelas 2 atau 3 kali per minggu itu pasti ada. Pasti ada ya.

Kadang-kadang saya ingat ya, kadang-kadang saya pas telpon dengan istri saya dari Iraq ya. Terus tak tau ada boom gitu kan. Ya saya harus bilang sorry ini ada rocket attack.

Oh my goodness. Lari keluar pakai helmet, pakai body vest, keren, ambil senjata, keluar. Jadi kapan aja.

Stres keluar. Bahkan di Padang Basir itu kan di Padang Basir. Bahkan mandi saja dibatasi.

Mandi tidak boleh lebih dari 5 menit. Mandi itu ya? Karena air juga terbatas. Terbatas betul. Keluarga pasti stres lah ya?

Istri saya pasti stres ya. Saya juga stres. Saya juga punya rasa takut. Tapi gimana ya?

Memang situasi dan kondisi begitu. Kehidupan tentara banyak setelah pulang. Banyak dari teman-teman saya yang cerai. Karena ya itu.

itulah gak kuat ya pernah sekali di kompak Ada kejadian pembunuhan semua yang di dalam tahanan ini. Kita gak tau ini foreign fighters atau kriminal gitu karena gak dicampur jadi. Ada yang kriminal, ada yang foreign fighters gitu. Ada beberapa pembunuhan di dalam kompaun itu. Dan pembunuhannya ini luar biasa.

Matanya diukil, lidahnya dipotong gitu. Jadi tau-tau... Tau-tau ada kejadian tau-tau tubuh seseorang itu dilempar ke penjaga. Jadi di pintu penjaga itu dilempar. Jadi kita lihat, wah matanya hilang, lidahnya hilang gitu.

Pada saat itu luar biasa. Mereka mencoba mengganggu secara psikologi ya Pak ya? Jadi setelah saya pulang sendiri saya juga kadang-kadang kan, bukan PTSD ya kalau saya bilang. Cuma saya ingat waktu saya pulang itu, seperti kalau ada suara sedikit saya bangun. Ada mungkin ada apa, kalau disini kan ada suara polisi gitu.

Langsung terbangun? Saya bangun, ada apa ini gitu. Itu berlangsung berapa lama setelah dari sana Pak?

Gak lama. Gak lama ya? Ya paling 3 bulan gitu.

Bill adalah hero Amerika. Kami sangat bangga hari ini untuk mengakui dedikasi, komitmen, dan kualitasnya kepada TNI dan AS. Kami sangat bangga dengan Bill. Dia adalah imigran yang bergerak, muncul, berdedikasi, dan berkomitmen untuk membuat masyarakat kita lebih baik. Mungkin bagi penonton kita nih yang pengen mungkin berkarir militer di Amerika gitu, apa ya menurut Pak Bill yang paling penting?

Kalau bagi saya yang pertama harus ada kemauan, kemauan untuk... Ya menjadi tentara sebagai karir ya, sebagai karir. Kalau saya udah hampir 20 tahun ya, mulai dari 2005 kan, jadi tahun depan saya udah 20 tahun. Jadi sebagai karir ya harus...

Tidak hanya memikirkan soal gaji atau gimana ya, lebih memikirkan soal suka atau enggaknya gitu. Dedikasi kita gimana gitu. Mungkin banyak orang yang join...

militer karena ada sebuah apa imajinasi gitu ya punya pikiran tapi setelah masuk ke militer kenyataannya lain gitu saya pun juga waktu saya sebelum masuk militer saya punya pikiran yang lain juga. Saya pikir waktu itu pertama saya, karena di keluarga saya tidak ada satupun yang pernah masuk militer. Saya dari keluarga saya, saya yang pertama dan satu-satunya sampai saat ini.

Saya waktu itu saya punya pikiran. latihannya itu ya mungkin pas sudah terang gitu ya. Atau paling ya paling lari-lari sedikit gitu kan. Iya.

Tapi setelah masuk militer ternyata jam 4 pagi kadang-kadang harus sudah bangun gitu loh. Kadang-kadang jam setengah 4, jam 3 harus sudah bangun gitu. Hmm.

Terus... Tidurnya pun juga gak bisa tidur berapa, 4 jam, 6 jam, 10 jam. Kadang-kadang tidur 2 jam sudah dibangunin lagi. Saya juga ingat waktu di basic training untuk field artillery, kita berapa, 15 hari. tinggal di hutan gitu, tanpa mandi, tanpa...

ya pokoknya di hutan tanpa bantuan dari luar gitu misalnya. Jadi setelah 15 hari itu kan gimana baunya gak enak gitu segala macam. Jadi istilahnya ya gak mudah lah.

Gak mudah. Dan imajinasi kita lain gitu. Setelah saya di militer itu saya mengerti gitu. Maksudnya, dari lain.

dengan pikiran kita. Jadi mungkin ya mungkin orang-orang mungkin setelah mereka masuk militer terus mereka bilang, this is not what I want. Jadi akhirnya mereka ya gak terus gitu.

Pak Bill kan sekelintir dari diaspora Indonesia yang jadi perwira di Amerika Serikat Pak ya. Ini kadang-kadang netizen itu kan usil Pak ada yang bertanya, Pak Bill kan sudah menjadi warganegara Amerika kemudian ada tentang antara Pasti ada yang ngusir, bagaimana nih rasa cinta tanah air Pak, bila masih kental atau bagaimana Pak? Karena sudah menjelaskan, jangan bergabung dengan tentara Amerika.

Iya, saya orang Indonesia. Kalau saya ditanya orang apa, saya selalu bilang saya orang Indonesia. Jadi, rasa bangga saya dengan Indonesia tidak pernah... Tidak pernah hilang ya, luntur. Iya luntur.

Saya tetap mengakui kalau saya dari Indonesia gitu. Dan rasa cinta saya dengan Indonesia tidak pernah hilang. Bagi saya itu tidak menjadi persoalan. Dimanapun kita berada, nasionalisme kita itu bisa kita tunjukkan dimana saja, kapan saja. Jadi di kader kemanusiaan menunjukkannya dalam bentuk yang lain.

Tapi tetap, tadi nama Indonesia disebut, nama Bali disebut. Nama Yogyakarta disebut, saya bangga Pak. Itu disebut, itu negara saya gitu kan. Jadi tidak menjadi persoalan bagi saya.

Ya, ya, darah dia kan masih orang Indonesia Pak. Dia tadi dibilang besar di Indonesia, grow up Jakarta dan seterusnya kan. Jadi saya bangga.

Benar sekali ya Ya benar ini perbincangan kita bagaimana Pak Bilkada Rusman ya Membangun karirnya Di militer sejak tahun 2005 ya Cak ya Dan ini impian sejak di Indonesia bahkan ya Akhirnya malah di Indonesia tidak Tercapai kemudian ke Amerika menjadi tentara Amerika dan termasuk salah satu dari yang terus berkarir di militer 20 tahun lebih karena konon seangkatannya sudah banyak yang prodol Sekarang pangkatnya sudah ledan kolonel. Ledan kolonel, iya. Oke, kita akhir dulu ya. Perbincangan kita kali ini dengan Pak Bilkada Rusman.

Terima kasih sekali. Dan kita juga disempat untuk hadir di acaranya Pak Bil waktu kenaikan, waktu promosi ya. Itu juga pengalaman yang seru bagi kita ya.

Unik dan seru. Dan sekarang kita akhirin dulu perbincangan kita dalam podcast Ketika Hidup Diperjuangkan. Saya Alam Burhanan.

Dan saya Supriyono. Sampai jumpa di lain waktu.