Transcript for:
Dampak Penjajahan Jepang di Indonesia

Terima kasih. Meski tidak berlangsung lebih dari 300 tahun, seperti penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang atas wilayah Nusantara atau Indonesia dari tahun 1942 hingga 1945 memberi dampak besar dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Masa penjajahan Jepang juga meninggalkan jejak-jejak yang beberapa diantaranya bertahan hingga kini. Militer Jepang menyerbu dan kemudian merebut wilayah Indonesia yang kala itu masih bernama India-Belanda dalam waktu yang sangat singkat. Hanya sekitar satu bulan setelah menyerang pangkalan militer Amerika Serikat, Di Pearl Harbor, pada bulan Januari 1942, pasukan Jepang menyerang dan menguasai tarakan Kalimantan Timur.

Satu persatu kemudian wilayah Balikpapan, Ambon, Kendari, dan Pontianak juga terhubung. juga diserang dan bisa dikuasai dalam bulan yang sama. Sasaran yang diserang begitu, yang diduduki itu, selah Pilhabul tadi, itu adalah pusat-pusat tempat-tempat di mana sumber daya alam itu memang melimpah. Minyak di mana?

Tarakan, Balikpapan, Palembang. Ya, karena mesin perang itu kan harus digerakkan dengan minyak. Setelah berhasil merebut beberapa wilayah lain di Indonesia, pada tanggal 5 Maret 1942, tentara Jepang berhasil menguasai kota Batavia.

Pemerintah kolonial Hindia Belanda yang semakin terdesak, akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Jepang. melalui perjanjian kali jati di Jawa Barat pada tanggal 8 Maret 1942. Sebelumnya Jepang sudah merebut luar Jawa ya, Palembang, Makassar, Bali kok sudah. Tapi Jawa belum.

Dia baru menyerang Jawa setelah dia pada bulan Februari. memenangkan pertempuran laut di Laut Jawa. Armada Jepang berhasil mengalahkan armada Inggris-Belanda di Laut Jawa dan kemudian Jepang melakukan penyerang.

mendaratan di Pulau Jawa. Jadi Jepang itu mendarat di Pulau Jawa bulan Maret tahun 1942. Belanda menyerah secara... Mutlak tanpa syaret pada waktu tanggal 8 Maret 1942. Jadi Belanda itu hanya berhasil melawan tujuh hari.

Habis itu sudah kalah. Masuknya tentara Jepang ke wilayah Indonesia sempat disambut baik rakyat Indonesia dengan propaganda sebagai saudara tua yang akan membebaskan rakyat dari penjajahan Belanda. Kedatangan pasukan Jepang tidak banyak.

mendapatkan perlawanan dari rakyat Indonesia. Boleh dibilang mungkin sampai tiga bulan pertama, Wah Jepang itu bertindaknya seperti dia mau memberi kemerdekaan pada bangsa Indonesia. Kita masih boleh, saya masih ingat itu di pelurah.

Kita sudah mulai pakai kata Indonesia. Dan kita sudah naikkan bendera merah putih. Tapi setelah 3 bulan mulai keras dia, tidak boleh lagi kata Indonesia dipakai atau keselali untuk tingkat apa. Dan mulai sejak hari-hari pertama itu Jepang keras pada rakyat.

Kalau kita kurang menunjukkan hormat kepada tentara Jepang. Saya masih ingat hari pertama di Gora ada seorang penduduk yang sudah ditembak mati. Tidak pergi, tidak jelas.

Persis percaya apa alasannya, saya dikecebak maaf. Tidak ada yang berani melawan, apapun sudah, ya ya gitu. Begitu berani melawan, ya langsung.

Jepang ini kalau bertingkat, menghukum, itu biasanya mengumpulkan banyak orang untuk dilihat. Supaya dengan demikian efek shock-nya itu lebih besar. Setelah menancapkan kekuasaannya di bekas wilayah Hindia Belanda, militer Jepang mendirikan pemerintahan militer di Indonesia.

Pemerintahan yang secara resmi disebut Pemerintah Balat Tentara Nippon ini memegang kekuasaan militer dan semua kekuasaan militer di Indonesia. yang dulu dipegang Gubernur Hindia Belanda. Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan ini, kekuasaan atas wilayah Indonesia dipegang oleh dua angkatan perang, yaitu Angkatan Darat atau Rikugun dan Angkatan Laut atau Kaigun.

Untuk mendukung pemerintahan militer dan menyokong kekuatan Jepang dalam Perang Pasifik, Jepang juga membentuk berbagai gerakan dan organisasi kemiliteran. Setelah gerakan 3A yang dibentuk militer Jepang gagal menarik simpati rakyat pada tahun 1936, tahun 1943 gerakan yang mempopulerkan slogan Nippon pelindung Asia, Nippon cahaya Asia dan Nippon pemimpin Asia ini dibubarkan. Sebagai gantinya militer Jepang membentuk pusat tenaga rakyat atau putra yang dipimpin Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kiai Haji Mas Mansur.

Meski dimaksudkan sebagai gerakan untuk memobilisasi dukungan terhadap Jepang dalam perang di Pasifik, gerakan ini kerap dimanfaatkan para pemimpin Indonesia untuk menanamkan nasionalisme dan semangat kemerdekaan. Putra ini, pusat tenaga rakyat ini, terus Bung Karno, Bung Hatta membuat organisasi. Dan dengan begitu ada manfaatnya buat kita karena dengan begitu Bung Karno, Bung Hatta, Kiat Jarno itu bisa membuat organisasi putra itu di daerah-daerah.

Dan dengan demikian mulai ada kontak di kalangan nasional, nasionalis. Kemudian Jepang tahu bahwa mulai putra kurang keras, maka dia berubah dari putra. dia bikin Jawa hukukai, tapi pimpinannya tetap. Untuk mendukung Perang Asia Pasifik dan mempertahankan kekuasaan mereka di Indonesia, pemerintah bala tentara Nipom membentuk berbagai organisasi kemiliteran dan melancarkan berbagai gerakan propaganda. Kita banyak-banyak was-was karena mereka itu ketemu sapi dan ambil.

Ketemu gudang beras ya ambil. Itu, jadi kita sedih juga ya. Selama menduduki wilayah Indonesia, militer Jepang benar-benar memaksimalkan eksplotasi sumber daya alam dan pendaya gunaan sumber daya manusia yang ada di Indonesia untuk mendukung mereka dalam perang pasifik dan mempertahankan kekuasaan militer Jepang di Indonesia.

Sekolah-sekolah itu diwajibkan membuat pasukan. Namanya Gakutu. Dan kita anak-anak laki-laki sudah tidak bisa lepas, pokoknya kamu laki-laki jadi anggota dari Bukaku Kulturnya. Saya kebetulan terpilih menjadi salah satu pimpinan dari Bukaku Kulturnya. Guna mendukung kekuatan pasukan mereka dalam Perang Pasifik, Jepang membentuk Kesatuan Heiho.

Sementara untuk kepentingan pertahanan, mereka membentuk Pasukan Pembela Tanah Air atau PETA. Para anggota Heiho dan PETA ini direkrut dari para pemuda Indonesia yang kemudian mendapat latihan kemiliteran dari pasukan Jepang. Begitu kita masuk, kita dipanggil.

Kaya, itu bisa enggak? Berkuda. Itu dikirukah?

Kalau itu kami. Dukuh disitu, ke Mirjika. Dikirukah atau tidak? Kalau jawaban kita itu ragu-ragu, kita pukulin dan tempelin.

Katakan, oh kalau kamu ragu-ragu ya jangan. Di sini ini bukan tempat untuk ragu-ragu. Ketagihan apa enggak?

Malah dibawa ke medan-medan pertempuran yang hei. Kalau peta tidak. Peta hanya diperuntukkan atau tujuannya nanti ketika benar-benar diserang dan benteng terakhir itu jawab. Semasa penjajahan Jepang, nyaris semua jenis pekerjaan dan kegiatan diarahkan untuk kepentingan mendukung Jepang dalam Perang Asia Timur Raya Dunia pers dan kesenian misalnya Diarahkan pemerintah bala tentara Nippon untuk menjadi alat propaganda Musik Tidak ada tempat ku memohonkan Taufik Melainkan Allah Jepang juga mengarahkan acara keagamaan semisal pengajian untuk menyisipkan pesan-pesan propaganda mendukung Jepang dalam perang Asia Pasir Pastilah jahandaknya di pihak Ipon untuk menegakkan kemakmuran bersama di Asia Tenggara yang bilang jemilah Hiduplah Dain Ipon Hiduplah Untuk menarik dukungan, pemerintahan militer Jepang juga berupaya mengambil hati rakyat Indonesia dengan mengeluarkan beberapa kebijakan populer, seperti mendukung penggunaan bahasa Indonesia, mendorong penghancuran simbol-simbol kolonialisme Belanda, hingga mendukung berdirinya Organisasi Kemasyarakatan Keagamaan.

Golongan agama, terutama Islam, yang di masa Belanda itu terpinggirkan, di masa Jepang dinaikkan. Bahkan jangan lupa, Masumi itu sendiri, itu yang bentuk di zaman Jepang, tahun 1943 itu. Bukan Mas Sumi yang kemudian jadi partai di tahun 1945 dan seterusnya.

Jadi Majelis Surah Muslim Indonesia itu ininya Jepang. Supaya Jepang mudah memanfaatkanlah katakan untuk keperluannya. Namun, sejalan dengan tujuan Jepang menguasai wilayah Indonesia dan semasa penjajahan Jepang, hampir semua kegiatan ekonomi masyarakat juga dieksploitasi untuk kepentingan militer, terutama demi mendukung pasukan Jepang di Perang Pasifik. Karena Jepang memimpin, itu betul-betul ekonomi perang. Semua kekuatan yang ada itu memang dipakai untuk menyokong usaha perang dia antara lain.

Pada waktu Pak Tani mengadakan harvest, itu tidak semuanya boleh diambil. Sebagian harus disetor kepada Jepang. Orang Jepang dikirim ke pasukan yang pernah dikeluarkan. Itu mengenai makanan. Mengenai besi, lebih gila lagi.

Ril-ril kereta api, seperti misalnya ril antara malam dan tumpang, dipungkar, bawa ke Jepang untuk dijadikan senjata. Berbagai sumber alam dan bahan makanan dari hasil-hasil pertanian dan perkebunan rakyat misalnya, banyak diambil paksa militer Jepang untuk kepentingan menyokong perang. Akibatnya banyak rakyat kekurangan makanan dan terpaksa mengkonsumsi apa saja untuk bertahan hidup.

Bencana kelaparan dan kematian saat itu terjadi di banyak tempat. Jepang itu dibandingkan pada sebelumnya, itu kita mendapatkan masalah yang sangat susah sekali. Kita jarang bisa makan nasi itu.

Apalagi sayuran, tapi namanya orang petani, jadi nggak kurang akal kan, apa saja bisa dimakan untuk keperluan hidupnya itu. Yang banyak, yang biasa, jadi kita masak sayuran itu pucuk lam toro, daun muda itu diambil, atau pucuk daun dadap. Penahan sirih itu diambil yang mudah-mudah, kemudian dipakai sebagai sayuran. Nah itu kehidupan orang-orang desa ini.

Kita banyak-banyak was-was karena mereka itu ketemu sapi diambil. Ketemu gudang beras ya ambil. Jadi kita sedih juga ya, kita sudah susah-susah makan.

Mana makanan kita diambilin Jepang, banyak orang yang makan pohon pisang. Selain perampasan hasil pertanian dan harta benda lain yang membuat hidup rakyat sengsara, militer Jepang juga memaksa sebagian rakyat Indonesia menjadi pekerja paksa atau promusya. Banyak pemuda atau laki-laki dewasa Indonesia diambil dari keluarga mereka.

dan dikirim menjadi Romusha hingga ke Burma untuk mengerjakan pembangunan dan berbagai pekerjaan berat lain dalam kondisi yang sangat buruk. Akibatnya, ribuan orang meninggal atau hilang akibat impaksa. menjadi rumusan. Biasanya mereka dipakai oleh tentara Jepang untuk keperluan Jepang, keperluan tentara. Mungkin membawa, membangun, tapi pokoknya harus melakukan pekerjaan yang menguntungkan tentara Jepang.

Selama masa penjajahan Jepang, perbudakan paksa terhadap perempuan juga banyak terjadi. Banyak perumpuan. perempuan Indonesia dijadikan wanita penghibur atau jugun yanfu bagi tentara-tentara Jepang. Akibat berbagai kekejaman militer Jepang ini, hanya dalam hitungan bulan pandangan rakyat Indonesia terhadap pemerintah bala tentara Nippon yang semula positif berubah menjadi negatif.

Kebencian terhadap tentara Jepang kala itu juga timbul di mana-mana. Kita sebagai pemuda dibangunkan. Kehendak untuk berdikah. Yang dulunya tidak ada. Enak saja sudah.

Untuk apa? Untuk apa perang? Oh, hijau enak. Intro Akibat berbagai kekejaman yang dilakukan militer Jepang muncul perlawanan di banyak daerah di Indonesia diantaranya pemberotakan Cotli yang di Aceh pada tahun 1942 Pemberontakan Rakyat Singaparna, Tasik Malaya, Jawa Barat yang dipimpin Kiai Haji Zainal Mustafa pada tahun 1943. Pemberontakan Teguh Hamid di Aceh pada tahun 1944 hingga pemberontakan Pasuk... Pasukan PETA yang dipimpin Supriyadi di Pelintar Jawa Timur pada tanggal 29 Februari 1945 dan pemberontakan pasukan PETA yang pecah di Gumilir, Cilacap pada bulan April 1945. Di Rengel, pada waktu bikin rumah-rumah di tebing batu, itu karena mereka sudah tidak dikasih makan, disuruh kerja keras, akhirnya mereka ada yang sampai juga melawan-melawan.

Tentara Jepang itu, tapi ya yang namanya orang gak punya apa-apa, melawan Jepang yang malah akhirnya kena gantung kayak ceritanya di Surabaya kan. Pernah gak mendengar namanya Pak Cak Durasim dari Ludruk, Surabaya? Itu hanya karena dia nge-Ludruk, dia juga bikin nyanyian Pak Kupon Omai Doro.

Di jajah nih, wana waku loro. Akhirnya ada mata-mata, ya mata-matanya masih bangsa-bangsa kita sendiri ya. Jepang kan nggak bisa baca Indonesia.

Dilaporkan akhirnya di otong leher. Selama kekuasaan Jepang, berbagai bentuk perlawanan bawah tanah juga terjadi. Yang paling terkenal adalah perlawanan yang dipimpin Sultan Syahrir.

Ya begini, karena soal ideologi. Syahrir misalnya itu antipati dia. Karena fasis kan, Sahri kan orang sosialis, jadi soal adilan pemahaman terhadap satu ideologi.

Hatta agak di tengah, tapi Hatta akhirnya realistis. Karena dia lihat sendiri waktu di Sukabumi itu siapa yang melanda Jepang itu langsung ditembak dan wah ini gak bisa dengan cara begitu. Jadi mari kita itu yang mudah disini berkolaborasi, Soekarno juga.

Berbagai bentuk kekejaman yang terjadi pada masa penjajah Jepang di Indonesia baru berakhir setelah militer Jepang kalah dalam Perang Pasifik melawan pasukan sekutu dan kemudian Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kami, bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Masa penjajahan militer Jepang di Indonesia yang berlangsung sekitar 3,5 tahun mewariskan banyak hal, yang beberapa di antaranya bahkan bertahan hingga kini. Meski menyebabkan begitu banyak penderitaan, ada beberapa hikmah yang bisa dipetik bangsa Indonesia.

Beberapa diantaranya adalah diperbolehkannya bahasa Indonesia menjadi bahasa komunikasi nasional hingga bahasa Indonesia bisa melukuhkan diri sebagai bahasa nasional. Sejak Jepang berkuasa, Tidak boleh lagi menggunakan bahasa Belanda, bahasa Inggris, yang boleh hanya bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Nah itu mulai berkembangnya bahasa Indonesia di situ, sehingga semua orang kemudian bisa berbahasa Indonesia.

Tadinya enggak, zaman Belanda belum. Zaman Belanda disebutnya juga bahasa Melayu. Semasa penjajahan Jepang, dukungan Jepang pada semangat anti-Belanda yang diantaranya ditunjukkan Jepang pada perubahan nama kota Batavia menjadi Jakarta.

Dan diperbolehkannya lagu Indonesia Raya yang dilarang semasa penjajahan Belanda menjadi lagu kebangsaan Indonesia pada tahun 1944. Juga memungkinkan para tokoh dan pemimpin nasional menggalang semangat nasionalisme di kalangan rakyat banyak. Tindakan militer Jepang yang mendekati para pemimpin nasional seperti Soekarno dan Hatta agar mau membantu Jepang memobilisasi rakyat Indonesia juga ikut mengukuhkan posisi keduanya sebagai pemimpin nasional dan memberi kesempatan mereka memimpin rakyat Indonesia hal yang tidak pernah bisa dilakukan semasa penjajahan Belanda. Saya tidak mau bernama anak yang durhaka.

Pegerakan kebangsaan atau pegerakan nasional Indonesia itu Mendapat dukungan lebih luas di zaman Jepang. Diberikan wadah-wadah di level elitnya, tersedianya wadah-wadah itu. Wadah untuk membicarakan Indonesia Merdeka. Kan dibentuk badan penyelidik.

Jokoritsu Jumicu Sakai itu. Itu yang kemudian menjadi panitia persiapan kemerdekaan Indonesia. Pembentukan beberapa organisasi kemiliteran seperti HEHO dan PETA semasa penjanjian Jepang di kemudian hari juga berguna menyediakan banyak pemuda terlatih untuk membentukkan badan ketentaraan nasional yang dibentuk setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Kita sebagai pemuda dibangunkan kehendak untuk berdekat. Yang dulunya tidak ada, enak saja sudah. Untuk apa?

Untuk apa perang? Oh, ujungnya enak. Tidak ada semangat untuk membantu usaha-usaha untuk mempertahankan kemerdekaan. Dan Jepang itu dengan latihan-latihan yang keras kepada kita di BK, Bisa menggugah spirit bisa, fighting spirit bisa. Apalagi disertai dengan doktrinya, Dam Hetsu, Shinomate Igari, Sekining.

Jadi kecuali skill sebagai tentara. Kita juga diberi value spiritual, value-value spiritual sebagai pejuang. Dalam pengaturan masyarakat, pemerintah bala tentara Nipong juga mewariskan beberapa institusi kemasyarakatan yang bertahan hingga kini.

Di antaranya, pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah, yaitu Tonari Gumi atau Rukun Tetangga atau RT. ...organisasian masyarakat. Yang positif tadi, RT itu tunarigumi, jadi tujuannya sebetulnya untuk keperluan Jepang, memudahkan, mengkoordinir lah, daripada susah bagaimana, oke deh, kubur kira-kira 30-40 keluarga itu. tonari gumi, RT kan sekarang sekitar itu jumlahnya supaya mudah dikonsolidasi dikumpulkan tugas-tugas terutama penyerahan wajib tapi juga dilatih nanti kalau ada serangan militer kan zaman perang Penduduk atau rakyat itu dilatih bagaimana menyelamatkan diri, cara memadapkan kebakaran, bagus itu, menggali lubang kalau anak tidak ada itu.

Jadi kalau dulu itu ada semangat, Sekarang namanya bela negara menurut saya semangat-semangat itu pembeli tanah air itu bisa ditransformasikan nilainya ya. Jamannya sudah berubah, sekarang kita sudah merdeka. Apa yang kita pertahankan kita bela negara, masa zaman Jepang aja bisa.

Pelajaran sejarahnya bisa dari sana. Meski mengandung berbagai hikmat terselubung, masa penjajahan Jepang tetap merupakan salah satu masa kelam dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Masa-masa ketika sebagai bangsa, kita tidak merdeka dan tidak memiliki kebebasan menentukan kehendak dan masa depan kita sendiri.

Metro TV, knowledge to elevate.