Kunjungan Lima Aktivis NU ke Israel

Jul 19, 2024

Kunjungan Lima Aktivis NU ke Israel

Latar Belakang Kunjungan

  • Lima aktivis NU yang menimbulkan kegaduhan di Indonesia sekembalinya dari Israel.
  • Kelima orang tersebut adalah:
    • Zainul Maarif: Profesor Madya filsafat di Universitas Nahdatul Ulama Indonesia.
    • Munawar Aziz: Sekretaris Umum PP Pagar Nusa, organisasi pencak silat NU.
    • Sykron Makmun: Mantan Wakil Ketua PWNU Banten.
    • Nurul Bahrul Ulum: Pengurus PP Fatayat NU, organisasi perempuan muda NU.
    • Iza Anaavisa Dania: Pengurus PP Fatayat NU.

Reaksi Publik

  • Foto-foto mereka di Israel menyebabkan kegemparan di Indonesia, khususnya karena latar belakang mereka sebagai intelektual muda NU.
  • Banyak pihak menyoroti sikap mereka yang dianggap tidak paham geopolitik konflik Israel-Palestina.

Penjelasan dan Permintaan Maaf

  • Mbak Yeni Wahid: Menyoroti bahwa lima orang ini adalah intelektual muda Islam yang terpanggil untuk dialog antar agama, namun dianggap naif dalam memahami konflik geopolitik.
  • Munawar Aziz menyatakan permintaan maaf di Metro TV, menjelaskan niat mereka untuk membawa pesan perdamaian.

Kerugian yang Dirasakan

  1. Diplomasi Indonesia: Upaya diplomatik Indonesia yang mendukung Palestina merdeka terganggu.
  2. Nama Baik NU: Nama baik NU tercemar karena tindakan lima anak muda ini yang tidak mendapat mandat dari PBNU.
  3. Keluarga Gus Dur: Disalahgunakan nama Gus Dur dalam konteks yang berbeda.

Sikap Resmi PBNU

  • PBNU dan Gus Yahya menegaskan bahwa NU mendukung penuh kedaulatan Palestina dan menolak keras tindakan Israel.
  • Gus Yahya menggunakan istilah "kurang cukup umur", menunjukkan ketidaksenangan terhadap tindakan kelima orang tersebut.

Alasan Kunjungan

  • Kunjungan dianggap sebagai bagian dari upaya Israel dalam public diplomacy, mencoba mencari dukungan dari negara-negara dengan penduduk Muslim besar seperti Indonesia.
  • Uang yang digunakan untuk kunjungan mungkin berasal dari NGO Israel atau donatur lainnya.

Conclusion

  • Hasibullah Satrawi: Menyatakan bahwa persoalan ini tidak perlu lagi dibesar-besarkan setelah ada permintaan maaf dan sanksi dari PBNU.
  • Diskusi tentang kejadian ini sebaiknya dihentikan agar tidak memberikan keuntungan strategi bagi Israel.