Transcript for:
Penyesuaian Pesantren Salaf di Era Modern

Yang saya simpulkan dari banyak pertanyaan tadi adalah bahwa ini pertanyaan bagaimana ajaran pesantren salaf ini menyesuaikan diri dengan masyarakat di era sekarang. Ternyata banyak disaksikan oleh para alumni di masyarakat bahwa ternyata di organisasi-organisasi yang kita lihat pun peran dari santri yang hasilnya, hasil dari produk pesantren salaf ini juga entah kecil atau disisihkan secara sengaja untuk itu inti dari banyak pertanyaan itu adalah bagaimana santri-santri hasil produk pesantren salaf ini menyesuaikan untuk berdakwah di tengah masyarakat apa maksud dari Arifan bisa manih ini tadi dan seterusnya Tadi ada pertanyaan Apakah ada nas atau dalil tentang doa Wa ahlikil kafaratawal musyrikin Atau bagaimana maksud dari doa ini Seperti yang kita ketahui bahwa Wa ahlikil kafaratawal musyrikin Berarti sama seperti menghancurkan kita semua Begitu pertanyaannya tadi Bukan kita semua Khusus orang musyrik, orang kafir dan yang lainnya Kehancuran total maksudnya itu barangkali yang kita bisa simpulkan diantara pertanyaan-pertanyaan yang banyak intinya adalah bagaimana pesantren atau produk salaf ini menyesuaikan dan bisa berjalan secara baik di masyarakat pada era saat ini untuk itu kita haturkan kepada dua pemateri secara langsung saja yang pertama mungkin harus ditambahkan ditanggapi semua pertanyaan ini. Terima kasih. Bismillahirrahmanirrahim.

Jadi kalau tanya caranya itu mungkin yang sudah punya kurikulum sehat itu tahu caranya. Kalau Gus Barok kan baru bikin. Sebetulnya saya baca di kitabnya Imam Al-Ghazali, di bab Shukrin. Ada kata-kata wa'amal izi wal jah fabihiyat fa'ul mu'min dari sururul dalim atau sururul fasek dan sebagainya disitu terus beliau menerangkan jah itu milkul kulub beliau mencontohkan kalau sohibudharohim itu tasakhurat lahul kulub redaksi beliau artinya begini Tadi kan beliau, Ki Haji Najib, menyimpulkan banyak bahwa sebetulnya demokrasi itu masih bisa kita lawan, yaitu kalau kita mayoritas dan santri memposisikan diri sebagai subjek atau pelaku sejarah, kita hidup. bahagia, kita hidup tentrem, kita hidup punya power.

Insya Allah kita didengar. Karena ciri demokrasi itu adalah mendengar mayoritas. Problemnya, kita menjaga mayoritas saja tidak bisa. Padahal kata Nabi Alikum Biljama. Saya punya pengalaman begini, saya di Jogja ini.

Orang salafi, salafi wahabi bukan salafi kayak bodoh kita. Sekarang bahasa ini kacau. Sekarang bilang salafi kalau dalam bahasa jurnalistik itu wahabi.

Padahal kita dulu ya bodoh. Bodoh salafi. Begini. Saya ketika ngalami fit and proper test ketika jadi ahli tafsir itu mereka punya penafsiran ala wahabi misalnya atau ala apa-apa kalahnya mereka adalah faktanya dulu mulai penafsiran kemenang itu dulu yang bikin era Muti Ali, termasuk ada sekian Jus yang Bazi Ber ikut nulis, Bambun juga ikut nulis.

Itu sudah sinkron, dimaknai ala ahli sunnah wal jamaah. Mulai masalah hiat, ain, dan sebagainya. Tapi sekarang diterjemahkan terjemahan-terjemahan Wahabi yang dikirim ke kita yang edisi Indonesia mutasyabiyah itu sudah dimaknani ala mereka caranya ngelawan gimana karena kita ini sudah didoktrin ya tadi oleh Gusnaji oleh sebagainya gak boleh Wahabi kitab itu enggak payu yang payu itu ya karangannya Kiai Fisri nopo karangannya Kiai Misbah yang cara maknannya ala kita itu yang lewat buku belum yang lewat pengajaran terutama kita ngaji bahmun ngaji Gusnaji ngaji semua ulama-ulama artinya begini hai hai Sebetulnya ini pasar bebas Siapa saja bisa jadi idola Kalau kita menunjukkan kapasitas kita Falkohum dengan argumentasi ilmiah yang baik Insya Allah kita dipakai Kedua, jangan terbiasa minta tolong pemerintah Ini repot Jadi kalau setiap kurikulum kita bayangkan Pemerintah mengasisi kita Jangan Kita punya Syaukah bahwa kita punya otoritas figia dengan tanda kutip yang memaksa pemerintah mengiakan kita karena kita ahlinya dan itu yang diinginkan para kiai ketika bikin MA Sarjana-sarjana S1 VK itu kalau yang di kampus-kampus gak tahu moco kitab perahisa kira-kira lamtarodamanya dibaca lamtar diman tadi tapi mereka fatwa fakih dan mereka nyebut wajah alisafi itu tanpa pakai iman karena mereka katanya wahumrijal wanahnurijal tapi uniknya karena ini ketika di Jogja di Jakarta ada orang-orang alem yang baca fakih dengan fasohah dengan kelihatan maher mereka yang pakai kita makanya benar Imam Ghazali, kita punya jahman yang bisa mengendalikan hati lewat syawkah syawfa qatul ilm atau baruka tul ilm atau satwatul ilm pasti yang kerja al-haqqu mesti wajihakul batin dan kita harus punya kekuatan itu, idharul ilm makanya kata Imam Fathul Bari orang alim diantara keharusannya adalah syahharun nafsahuli tasatdi anhu sebagaimana Nabi juga tasatdi binubu'ah, taqaddi binubu'ah dan itu Imam Ghazali syahrafas Fasiq mengatakan ketika amal sirri dan amal alaniyah itu bertentangan.

Kata Imam Buzali, Dan mereka amalnya alaniyah. Jadi menurut saya, misalnya Anda hidup di daerah yang salafi, Baca saja tafsir Dhowi, baca secara fasih, secara benar. Kalau perlu, kalau mereka tidak mau, ditantang. Mereka pasti tidak bisa.

Akhirnya kita punya syaukan. Saya punya pengalaman begitu. Misalnya tadi, mereka misalnya tanya, Pak Baha menurut kamu jindil tikus itu gimana? Saya tanya, ayatnya apa yang dipakai menghalakan itu? Kula ajidu itu.

Mereka baca ayat tentang sifatun nabi. Waya harimu alihimul khobais. tak bacakan, tak krip, diantara yang haram adalah istaghfasadul arob min ahli sarwah mereka neriman nah begitu juga masalah kurikulum kurikulum itu kalau pondok-pondok sebesar bahmun, salafiyah situ-bentuk, kalau yang punya ki-ki top itu bisa menentukan kurikulumnya sendiri, termasuk sekarang MA yang disini, di Gus Najib di Yisahel, di Mus karena kita populer tentu populer kita ada hadu nafsi, saya yakin ada hadu nafsi itu apa tadi?

kalau ada idhar, pasti yang lain itu ya kelip-kelip gitu, makanya syarat kebenaran li zirohu ala dini kulli, saya masih ingat ketika ngaji bahamun, ulama'u butuh idhar, tunjukkan kalau kita ini benar, nanti pasti wazaha kolbatin, problem kita kita kadang tidak punya kemampuan idhar Ini saya menjadi ingat ketika Gus Naci cerita Ateis, saya pernah ketemu pakar Ateis Dia nantang saya begini, Pak-Pak saya mau iman, sarannya Anda bisa menjelaskan Tuhan itu siapa, konsep Tuhan Yang seperti yang dicerita Gus Naci, cuma yang nemuin saya enggak, yang kader enggak, enggak, ya orang enggak Saya tanya begini Kamu mau saya bacakan Quran? Mau saya Saya baca Amkuliku min huirisein amkumul kholikun Itu ayat yang menjadikan Jubair bin Uthim menjadi muslim Jadi menurut kamu Al-Adam sesuatu yang yang tidak ada itu apakah bisa menjadi pengaruh bagi sesuatu yang ada? Kalau sebelum dunia itu Al-Adam, berarti ini ada Adam, Yahluqumaujudan. Ada sesuatu yang tidak ada, menciptakan sesuatu yang ada.

Itu aneh tidak? Ya aneh Bapak. Laiya anggap saja Tuhan orang Islam itu, Musabibul Asbab, atau Khalikul Asyak.

Oleh kita zaman saya ngaji disebut, Wajibul Wujud. Yang namanya barang kadung ada, pasti pencintanya itu wujud. Bagaimana mungkin Al-Adam, Yahluq, sesuatu yang tidak ada menciptakannya?

Oke berarti Tuhan itu Itu ya Pak Iya itu namanya Tuhan Terus Islam menamai itu Allah Ternyata mereka menerima Dan disini adalah Karamatul Quran Mu'jizatul Quran Nam yakuniladina Ka'fahurumin ahlil kita Biwal musyriki Namun fakina Hatta ta'tia humul bayinah, artinya mereka bisa infika kok, bakdal tabayun bakdal bayinah itu bisa infika problemnya kadang santri itu tidak punya kemampuan bayinah, dan itu harus dilatih, wal kita bilmubin kemampuan ibanatul ahkam Coba kalau sampaikan ngaji misalnya, mafahim yajibu antusokat, itu kan kelihatan urut masalah wasilah, masalah apa. Ketika beliau menerangkan, selama ini kita ditakfirkan karena tawassul. Dalil mereka kan, orang-orang kafir mengatakan, ma'anak buduhum illa liukor ribuna illa wudhu. Zulfa bawa tawassul itu Fi'lul kufar Sa'ad Muhammad secara gemblang menerangkan Mereka itu bohong Kalau demi Allah itu mereka bohong Buktinya Ketika kita misoi berhala mereka Mereka males misoi Allah Kalau Allah indahum a'la wa'ajal Mereka tidak akan Nasoro ilahatahum atau alihatahum Yaitu asnam Demi nolong asnam saja sampai misoi Allah artinya Mereka mengatakan asnam itu sebut Nyembah asnam demi Allah itu bohong Kalau Allah betul Yang mereka idolakan, yang mereka agung-agungkan tentu Ketika berhala dipisahi, gak males misahi Allah, tapi ternyata mereka misahi Allah Berarti kan Allah ahkuru indah Adalu indah Itu secara fasih menerangkan gitu nyata sampai kita diberi ayat walata subuladina dunia fai subuh adwam beliau cerita ketika perang hondak Abu Sufyan zaman kafir itu bilang lanal uzza walauzza lagum bangga mela bilain uzza tapi mereka enak saja ngomong ilal yukum Kata Senwamat Itu omongan mereka itu bohong Kenapa dipakai dalil untuk Mengkafirkan orang yang seperti itu Itu namanya kuatul bayan Menurut saya santri itu harus punya kuatul bayan Karena ilmat bayan ini kelihatan Faseh Tadi misalnya ada orang mau masuk Islam Terus kamu bilang ayo ngopi dulu Itu kan murtad Alasannya membiarkan sekian menit Ipko alal kufri Harus langsung kamu jahatkan Karena ipko alal kufri adalah Alat Gufron misalnya, itu kan fasih Nah dengan kefasih Orang bisa menerima Nah kalau sudah menerima Akal itu pasti Ini kita harus Dipakai sanggup kita ketika dimana-mana Sehingga kita tidak usah khawatir Ada kompetisi kurikulum, kompetisi liberal Kompetisi sekulerisme Kita yakin Tetap kita yakin Tapi tentu kita harus berjuang Harus melakukan sesuatu Saya saking Saya kira demikian ini saran saya untuk solusi itu.

Karena sebetulnya faktanya begitu kan. Barokahnya Kiai-Kiai punya kecakapan leadership. Siapa yang gak ngakui tokohnya Bahumun, tokohnya Kiai Asad. Akhirnya negara mendengar sampai dibikinkan MA.

Bahkan ada gosip ya, semoga ini gak benar. Semoga ho. Katanya didirikannya MA itu termasuk orang-orang yang dulu dirikan kampus-kampus untuk kajian Islam itu. Kepengen tohkat gitu. Sehingga fanfare.

Fakih atau fan Islam dikembalikan ke ahlinya Lagi di pesantren Makanya ini saya mohon sekali anak-anak MA Dimana saja tunjukkan Kalau kita beri amanat ini benar-benar fakih Yang ahli fakih, yang tasawuf benar-benar tasawuf Kata beliau cirinya Enggak senang uang tadi Dan sebagainya dan sebagainya Saya mohon sekali ini kompetisi Kata Islam Kita kompetisi Dan insya Allah Barokatul ilm, barokat ulama kita Barokatul apalagi kita didoakan Rasulullah insya Allah kita baik-baik saja sekian dari saya bismillahirrahmanirrahim pertanyaan berdakwah belum punya kendaraan faktanya dan seterusnya Alifambizamani Menurut saya Berdakwah Jadi ini ada Ada dua Maaf ya Saya capek ya Ada dua Yang pokok kita Di pesantren itu Taklim Ta'lim, ta'alum kemudian ta'Itu tujuan utama Kemudian Setujuan sambilan atau kalau ada Kesempatan itu dakwah Harus dipakai juga Ini maaf Kalau kita pikirannya dakwah, dakwah, dakwah Tapi sementara ilmu kita nihil kosong Ini repot ya Hai nah kalau Pak Mansur tadi dakwah mungkin ya dan dia untuk berkait ngeledek tadi ya 14 tahun dan sampai aneh nggak penaruhan tuh gimana dapat berkah apa? jadi memang dapat barokah, kemudian bisa dakwah, bahkan bisa punya pondok dan seterusnya jadi yang kita tuju dari itu daripada ta'allum ini di pondok ini pondok sarang ini maaf saya enggak membahas yang lain itu adalah ta'allum thummal amal wa thummat ta'lim dan ikhlas karena Allah swt titik kalau kita diberi kesempatan dakwah ya dakwah nah itu tadi termasuk kita ngajar di sekolahan umum itu termasuk dakwah kalau kita ngajar di peserta pesantren salaf atau orang-orangnya ngaji do, seneng ngaji. itu taklim itu taklim kita Alhamdulillah enak kalau yang dakwah itu yang berat kadang-kadang hmmm lak campur sehatnya jadi dakwah itu Pak Mansur masalah dapat apa murid-murid perempuan-perempuan mualaf-mualaf Wah biasanya seneng dicucup itu ya nanti Pak Mansurnya kenaan ini contoh min plusnya dakwah itu begitu lebih aman tak alam taklim saya kira, saya bukan saya melarang jangan salah paham saya bukan mengharamkan dakwah, dakwah penting tapi ya disenguniku dakwahiku setengah-setengah harami gitu ya biasanya saya dulu juga sering pidato capek, sudah capek kadang-kadang ya saya sing apa hadirinnya ngok ada ono itu yuayu barang ya dulu mam sekarang saya enggak payo Alhamdulillah sudah tua mam sudah jadi taklim itu penting itu jadi majelis taklim hasil adipon jadi di Jakarta ada masjid taklim itu kalau orangnya memang ahli sholat ahli zakat ahli ngaji ya bener masih taklim itu tapi kalau orangnya macem-macem enggak pernah kudungan ke jopo nemasis taklim itu hakikatnya masjid da'wah nih dan tadi pertanyaannya kita belum punya kendaraan yaitu kendaraan belum punya ijazah maksudnya mungkin dia pernah nya ini ya memang Hai tatsadik kan sudah saya tidak mewajibkan salaf semuanya ini kan bahas lingkungan kita salaf ini harus dipertahankan kalau ada yang enggak salaf ya itu tempatnya lahan dakwah inti atau apa berjuang atau apa tapi kalau kita kalau bisa tetap ini dan Alhamdulillah misalnya ya misalnya tadi Bu ada ijazah atau apa Alhamdulillah Hai hatta di salaf kita ya susu sekarang sudah ada tadi disebut G bautin ma apa mahat Ali ya yang idenya dari G apa asat ya Hai yang dari kiasat ah itu sudah ada di Lirboyo sekres sudah ada ya bahkan sebelum ada maat Ali dilirboyo ente ong sekolahnya mati apa hidat untuk tadiin malam siangnya anak sampean bisa sekolah Di sana banyak sekolah ya, atau minimal apa atau kejar paket. Masalah itu masalah kecil saya kira, kok dibingungkan.

Yang ada... Sampan alumni sarang Mestinya anda rindu dengan ngaji Sekarang di sarang ini sudah Merose juga ngaji salah Dulu kan Bapak Mun fatul wahab Mahal lidah Jamul Jawa, saya dulu juga pernah begitu, sekarang karena faktor kesehatan saya sudah tidak sebesar-besar dulu seperti dulu. Bejohannya yang lain, pas sadrinya sudah, sekarang tambah banyak, imut-imut, kecil-kecil. Kok kayak takut maafnya, semoga panjang saman ketularan orang sana-sana yang saya maklumi.

ya istighfar, taubat kalau anda rindu mestinya dengan masalah masalah ijazah anda punya sekolahan bisa ijazah bahkan tanpa ikhtibar, tanpa ujian kalau itu korupsi juga sebetulnya kok dipermasyarakatkan besar kan sudah kabeh cemawes aku kesemua ini hati ini yang ku mandil Salaf, niyatul mu'min khairum, amalhi ati, seperti daunnya mbah Amun, sekolah, apa yang penting ngaji ati, senang ngaji, arifan bi zamani, tadi ditanyakan, sudah diterangkan gitu Itu kan saya menukil dari Mbah Mun kan Kalau saya pribadi ya Arifan Bin Zamani itu Kalau halal, kalau cocok syariat ya dilakoni Kalau nggak cocok ya Mestinya ditinggalkan, tapi sekarang ini cocok syariat persis itu banyak. Ya, zaman-zaman akhir Bapak, sepenting orang kakek. Lalu Hafidha lisan sudah ditafsiri tadi Mukbilan ala syani Mukbilan itu artinya mantap dengan ilmu agama Ini yang menjadi penyelamat kita Kenapa Bansur Ansur begitu jahatnya dengan kalimat tauhid itu karena orang-orang itu tidak mondok orang-orang ya pokoknya anggar anak NU bahkan KTP NU kadang-kadang PKI kita alhamdulillah anak didik, anak keturunan orang ngaji dan samban juga pernah ngaji mari pertahankan sekolah NU di leboni salaf sidik-sidik kok ditutur-tuturi ikising salafikising jadi buger kita selama kendaraan selamat dunia akhirat ya bukan kendaraan-kendaraan cari uang sudah atuh fatusania Allahumma ahli kilka furat al-musyrikin apa ada dalilnya ya itu kan tuh fatah saniyah itu kan waktu penjajahan harus dimaklumi dong mam tuh emat Islam banyak dijajah biar hengkang penjajah itu kan sekarang ini sudah enggak penjajah tapi apa kristenisasi abahnya komunis juga banyak juga banyak ahli kekaferan artinya semoga pemikiran pemikiran sesat atau kufur-kufur gagal Allahumma amin ga iso murtadnong Islam Indonesia ma seperti kemarin itu ada yang proposal ke ke Bupati Rembang agar rasem dijadikan kota in apa toleran Ram kemudian Alhamdulillah ada yang menggagalkan Alhamdulillah itu sudah nemen itu mam ini akhirnya digagalkan doa Allahumma alaikil kafaratul masyrikin wa wal-muqtadi'ah dan seterusnya itu artinya semoga mereka menyebarkan paham-paham setelah digagalkan total oleh Allah SWT kita umat kecil umat besar yang akar rumput ini loh ini tetap senajan duri wis podok gelebak sing wis podok teler kita tetap ngaji tetap sholat jamaah tetap dibaan tahlilan alhamdulillah tetap protip hadadan dan seterusnya masalah Papua, saya juga mengeluh itu orang Jawa, santri Jawa itu kalau mau keluar Jawa, harus ke orang lain saya di pesan dengan Habib Palembang cari guru sekarang tidak ada yang mau sampai sekarang memang saya mengeluh, kok kecil-kecil apa perlu dikaihisi Hizib tapi ya.

Kayak Pak Mansra, kayak Hizib. Gimana lah ya. Kok kudu Hizib? Kanjing Nabi. Orang ini.

Sohabat kan orang yang dikejadukan. Kena lorok. Tapi terus dianggap lorok itu mati.

Itu salah. Di santet sidik. Ngelemes kayak mati.

Kita diberi kekuatan Allah. Kekuatan Allah. orang kudu nganggut dibalas santet dibalas nyantet ya bukan kita tegar gitu Insyaallah ashabar wa ittawata washo bil haqqi wa ta'asaw ishabar Alhamdulillah itu biaya itu opo-opo saya ikan larang BPN larang iso mati Islamisnya sampai nisi teko agai kekuatan diri Allah necor itu ngutungan sama enes lemes lempra lebar hai hai Singa salib ingin Wah yuk rakan-rakan ini Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh