Ibadah dan Mukjizat dalam Kehidupan

Pembukaan

Pembawa acara mengajak jemaat untuk mempersiapkan diri secara hati dan pikiran untuk beribadah, menekankan bahwa ibadah adalah untuk Tuhan.
Pembacaan doa untuk memuliakan Tuhan yang berkuasa atas semesta dan mengasihi umat-Nya.

Lagu dan doa menyatakan kebesaran pengorbanan Tuhan dan kesetiaan-Nya.
Menerima kembali kasih dan hadirat Tuhan dalam ibadah.
Setiap pujian dan penyembahan diharapkan menyenangkan hati Tuhan dan jemaat bisa masuk dalam hadirat-Nya.

Jemaat diajak untuk membereskan hidup di hadapan Tuhan sebelum perjamuan.
Diingatkan tentang anugerah dan kesetiaan Tuhan melalui persekutuan dengan tubuh dan darah Kristus.

Pembicara mengajak jemaat untuk menyadari bahwa kehidupan penuh dengan tantangan dan mukjizat Tuhan bisa hadir dalam bentuk yang tak terduga.
Matius 7:22: Banyak yang akan berseru “Tuhan, Tuhan” namun tidak masuk kerajaan surga, hanya yang melakukan kehendak Bapa yang berkenan di hadapan-Nya.
Mukjizat yang tampak biasa atau natural juga merupakan karya besar Tuhan.
Kisah Bileam: Seorang nabi yang bisa melihat dan mendengar Tuhan namun hatinya tidak selaras dengan kehendak Tuhan.
Ironi Bileam: Meskipun ia sakti, ia tidak dihargai Tuhan karena mengejar nafsunya sendiri.

Pembicara memberitahu perlunya memiliki iman yang percaya (bitahon) dan setia (emuna).
Pengalaman pribadi pembicara tentang pergumulan finansial namun Tuhan menyediakan jalan keluar dengan cara yang biasa.
Pentingnya membuka mata rohani untuk melihat jawaban Tuhan meski tidak dalam bentuk yang spektakuler.

Favor atau perkenanan Tuhan ada atas mereka yang melakukan kehendak-Nya bukan yang mengejar mukjizat besar namun lupa akan prinsip-prinsip Tuhan.
Pembicara menekankan pentingnya menerima semua bentuk jawaban Tuhan dengan hati terbuka.
Doa-doa dan pujian terakhir untuk menambahkan syukur kepada Tuhan atas segala perbuatan baik-Nya.

Program dan kegiatan gereja yang akan datang, mengajak jemaat untuk ikut serta dalam aktivitas seperti persekutuan, pendidikan, dan pelayanan.