Intro Sejarah Eksperimen Medis Nazi Kepada Manusia Intro Halo geng, selamat datang kembali di channel bicara Pada kesempatan kali ini, kita akan mengajak kalian untuk membahas sejarah eksperimen medis yang dilakukan oleh nazi dan juga ilmuwan yang menggunakan manusia sebagai objek percobaan dalam penelitiannya Tentunya Intro ini adalah sejarah kelam bagi Nazi. Pada saat itu, eksperimen ini didasari oleh alasan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Namun, alih-alih melakukan penelitian, ternyata para ilmuwan Nazi bertindak di luar batas. Dan hal itu malah membuat orang-orang yang menjadi objek eksperimennya menderita. Orang-orang yang menjadi objek eksperimen ini kebanyakan adalah orang-orang Yahudi dari Eropa.
Tapi dalam beberapa kasus ditemukan juga eksperimen yang diuji coba kepada orang-orang Romawi. Orang Jerman non-Yahudi cacat dan juga tawanan perang Soviet. Eksperimen ini dilakukan oleh rezim Jerman, yaitu Nazi, di dalam Kamm Konzentrasi pada awal tahun 1940-an. Khususnya selama Perang Dunia II berlangsung dan juga ketika Holocaust atau pemusnahan massal yang bisa juga disebut dengan Genosida saat itu sedang dilangsungkan. Nah, penasaran kan?
Seperti apa eksperimen-eksperimen tersebut? Berikut ini. adalah beberapa eksperimen medis nazi yang dilakukan terhadap manusia. Oh iya, kalian tau gak kalau bicara punya akun Instagram juga lho? Teman-teman bisa follow akun Bicara yaitu di bicara.co.id.
Di sini kalian bisa mendapatkan informasi dan artikel-artikel singkat mengenai sains dan artikel seru lainnya. Selain itu buat teman-teman yang suka membaca artikel sains dan artikel-artikel seru lainnya, teman-teman bisa kunjungi situs kami di bicara.co.id atau teman-teman bisa download aplikasi Bicara di Playstore. Jadi teman-teman bisa baca artikel Bicara dimanapun dan kapanpun serta tanpa harus membuka browser terlebih dahulu. eksperimen obat luka atau sulfonamida pada perang dunia tentara Nazi melakukan eksperimen medis kepada anak-anak korban perang untuk menyembuhkan luka tempur yang terjadi akibat perang dokter hertha obenhusser dari Ravensbrück memberikan simulasi luka yang digagasnya dengan menggosokkan benda asing kebagian yang terluka Selain itu luka-luka tersebut juga diberi bakteri yang menyebabkan tetanus setelah itu Kedua ujung pembuluh darah korban yang luka diikat agar menghasilkan luka yang mirip dengan luka perang. Tidak cukup sampai di situ, infeksi tetanus yang terjadi pada korban juga semakin diperparah dengan ditambahkannya serutan kayu, potongan kaca, paku berkarat, hingga kotoran dan serbuk gergaji.
Setelah infeksi terjadi dan semakin parah sesuai hasil yang diharapkan oleh dokter, kemudian para korban tersebut diobati dengan menggunakan sulfonamida dan juga obat-obat lainnya. Tujuan dari eksperimen ini sebenarnya adalah untuk mengetahui kasiat dari obat-obatan tadi. Buset, ngeri banget. Gas Mustard Sesuai namanya, gas mustard adalah gas yang memiliki bau seperti mustard.
Gas mustard biasa juga disebut dengan sulfur mustard. Gas ini merupakan gas kimia yang berbahaya. Jika kita terkena kontak langsung dengan gas mustard pada kulit, mata atau bahkan menghirupnya, maka akan menyebabkan luka bakar yang parah.
Percobaan eksperimen gas mustard ini dilakukan Nazi terhadap orang Yahudi, tahanan Jerman, Romawi, dan kelompok-kelompok teraniaya lainnya. Eksperimen ini menyebabkan kematian atau cacat permanen. Tujuan dilakukannya eksperimen ini adalah untuk melakukan percobaan penggunaan gas kimia tersebut sebagai senjata perang.
Penggunaan gas mustard pertama kali dilakukan pada tahun 1917 oleh Jerman kepada Inggris. Percobaan tersebut memakan lebih dari 400 ribu korban. Pada September tahun 1939 hingga April tahun 1945, banyak dilakukan percobaan tentang pengobatan luka yang paling efektif untuk korban gas mustard. Eksperimen sterilisasi Jika di Indonesia kita memiliki sistem keluarga berencana atau KB untuk mengontrol pertumbuhan penduduk, berbeda halnya dengan tentara Nazi. Dari bulan Maret tahun 1941 hingga Januari 1945, eksperimen sterilisasi ini dilakukan di Auschwitz, Ravensburg, dan camp-camp lainnya oleh Dr. Karl Klauberg.
Satu dari penduduk Jerman yang berusia antara 17 sampai 24 tahun telah disterilkan dalam waktu 2 tahun. Kemudian dalam jangka 4 tahun, sebanyak 300 ribu pasien telah disterilkan. Dalam masa perjalanan, Pertama, selama 6 bulan, Klauberg melakukan prosedur operasi hingga radiasi terhadap objek penelitiannya. Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk mengembangkan metode sterilisasi yang cocok untuk mensterilisasi jutaan orang dengan waktu dan usaha seminimal mungkin. Pada eksperimen ini, banyak pria yang harus dikebiri agar dapat dipantau perubahan sikap serta dampak dari metode sterilisasi ini.
Demikian halnya dengan para wanita. sebuah alat sengaja dimasukkan ke dalam rahim secara paksa agar tidak terjadi pembuahan. Kedua metode sterilisasi ini menyebabkan penarahan yang parah hingga menyebabkan kematian dalam jumlah yang besar. Bahkan, banyak korban eksperimen sterilisasi ini mengalami gangguan mental parah.
Eksperimen Transplantasi Tubuh Sejak September 1942 hingga Desember 1943, eksperimen medis nazi difokuskan di Kamp Konsentrasi Ravensbrück untuk kepentingan angkatan bersenjata Jerman. Untuk mempelajari cara transplantasi bagian tubuh manusia dari satu tubuh ke tubuh lainnya, Nazi melakukan percobaan transplantasi bagian tubuh milik tahanan yang ada di sana, seperti kaki, tangan, dan bagian tubuh lainnya. Bahkan, pada proses pengeluaran tulang, otot, dan saraf korban, tubuh korban tidak dibiu sama sekali. Duh, ngeri banget ya.
Eksperimen Ketinggian Pada masa jayanya, Nazi banyak menggunakan pesawat terbang untuk menginvasi berbagai negara. Oleh karena itu, mereka membutuhkan sistem keamanan tinggi bagi para pilot yang sedang berada di medan perang. Pada awal 1942, para tahanan di Kamp Konsentrasi Dachau digunakan oleh Sigmund Raser dalam eksperimennya untuk membantu pilot Jerman yang harus melontarkan diri dari ketinggian, sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara rendah.
yang berisi para tahanan digunakan untuk mempraktekan kondisi di ketinggian hingga 20.000 meter. Dengan tekanan udara yang rendah seperti itu, tentu saja para tahanan lama-kelamaan akan mati lemas. Bahkan ketika para tahanan hampir meninggal, Rusher membedah isi kepala mereka untuk mengetahui dampak ketinggian ekstrim pada otak dan pembuluh darah manusia.
Eksperimen sadis ini memakan korban sebanyak 80 orang dari jumlah 200 tahanan. hingga pada akhirnya sekitar 120 tahanan sisanya dibunuh secara sadis. Kesimpulan, berbagai eksperimen medis yang mengerikan ini memang bisa dibilang di luar akal sehat dan mengesampingkan sisi kemanusiaan.
Dan yang ironis, masa depan perkembangan ilmu kedokteran menjadi alasan pembenaran melakukan eksperimen ini. Well, itulah beberapa informasi yang bisa kita sampaikan mengenai sejarah eksperimen medis nazi yang pernah dilakukan kepada manusia. Semoga informasi ini bermanfaat untuk teman-teman ya.
Terima kasih sudah nonton videonya sampai habis. Jangan lupa untuk like dan juga share video ini. Kami mau pamit undur diri dulu.
Dan sampai ketemu lagi di video selanjutnya.