Pada akhirnya, sebenarnya, setiap orang itu pasti akan memenangkan sebuah kompetisi. Dan teman-teman kita akan melihat kita dari kejauhan, dari ketertinggalan. Jadi, jangan gara-gara kita insecure, karena fisik yang nggak menarik, karena jauh tertinggal dari teman-teman, kita jadi membenci diri kita sendiri.
Insecure itu jangan selalu dipandang sebagai sesuatu yang buruk. Karena sebenarnya... Insecurity itu bisa dijadikan sebagai trigger yang memotivasi diri kita. Ini buku yang mau saya review di video kali ini.
Judulnya Insecurity is my middle name yang ditulis oleh Alvi Syahrin. Terus apa sih isi dari buku ini? Secara garis besar.
Isi dari buku ini ada 5 bagian. Bagian yang pertama yaitu tentang fisik yang kurang menarik. Bagian yang kedua yaitu tentang masa depan yang buram.
Bagian ketiga jauh tertinggal dari teman-teman. Bagian keempat yaitu I hate myself. Dan bagian kelima yaitu berdamai dengan insecurity. Nah, kita mulai dari bagian yang pertama. Yaitu fisik yang kurang menarik Ngomongin soal insecure Biasanya memang hal yang ngebuat orang insecure Itu yang paling utama adalah masalah fisik Ngeliat orang yang punya fisik bagus atau istilahnya good looking jadi insecure Ngeliat orang yang punya postur tubuhnya Ideal jadi insecure, punya wajah kita yang jerawatan, ngeliat orang jadi insecure, dan hal-hal berkaitan dengan fisik yang sering ngebuat kita ngerasa insecure.
Nah sebenarnya kalau kata Alvi Sahrin di dalam buku ini, ya kalau memang kita nggak punya fisik yang bagus, kalau memang kita nggak good looking, ya sudah kita nggak perlu ngerasa insecure. Coba aja kita kejar kelebihan-kelebihan lain yang masih bisa kita unggulkan Kita bisa misalkan jadi orang yang jauh lebih rajin dalam belajar Baca buku lebih banyak lagi Atau menempuh jenjang pendidikan yang jauh lebih tinggi lagi Kalau emang kita secara fisik gak good looking Ya sudah kita coba cari kelebihan yang ada pada diri kita yang lainnya Lalu itulah yang kemudian kita tonjolkan Dan kita gak perlu ngerasa insecure Karena fisik yang kurang menarik Terus bagian kedua dari buku ini Ngebahas tentang masa depan yang buram Nah ngomongin masa depan Ini biasanya menyangkut soal Kayak skill Menyangkut soal mimpi Nah ketika orang ngerasa insecure Dia sampai bertanya Skill apa sih yang cocok buat saya Kok kayaknya saya ini Masa depannya nggak bagus-bagus amat ya Nah, kata Alvis Arim di dalam buku ini Sebenarnya nggak ada nih skill yang 100% cocok sama kita Dan nggak ada skill yang ngebuat kita nyaman terus Karena pada akhirnya akan ada satu titik Dimana ketika kita sudah settle dengan skill yang kita lakukan Yang kita tekuni Pasti akan muncul yang namanya kejenuhan Nah karena itu yang perlu dilakukan yaudah apa yang bisa dilakukan lakuin aja. Kalau emang kita punya skill punya hobi yang bermanfaat ya sudah coba lakukan aja hobi yang bermanfaat itu. Bagian ketiga dari buku ini itu coba untuk mengangkat tentang jauh tertinggal dari teman-teman.
Nah di bagian ketiga ini. Alfisarin coba untuk menuliskan di dalam bukunya ini, kalau memang kita nggak bisa berkompetisi dengan teman-teman kita untuk jadi orang yang sukses, untuk jadi orang yang kaya, untuk jadi orang yang populer, untuk jadi orang yang memiliki posisi yang tinggi di perusahaan, ya sudah berarti itu memang bukan medan kompetisi kita. Kita cari medan kompetisi yang lainnya. Dan sebenarnya, nggak semua kompetisi itu harus kita menangkan.
Tapi ya kita perjuangkan nggak apa-apa walaupun kita nggak memenangkan kompetisi itu. Bahkan kata Alvi Sarin dalam buku ini pada akhirnya sebenarnya setiap orang itu pasti akan memenangkan sebuah kompetisi. Dan teman-teman kita akan melihat kita dari kejauhan, dari ketertinggalan. Nah ngomongin soal kompetisi, daripada berkompetisi dengan teman-teman kita, Ada medan kompetisi yang jauh lebih nyata, yang jauh lebih real. Dan kompetisi itu ada di dalam diri kita sendiri.
Kalau Alfie Sarim bilangnya dalam buku ini, yaudah kita berkompetisi dengan diri kita yang sebelumnya. Berkompetisi melawan kebiasaan-kebiasaan buruk, berkompetisi jadi orang yang coba untuk bisa menghargai hal-hal sederhana dalam hidup. pencapaian-pencapaian kecil dalam hidup kita, berkompetisi jadi orang yang mampu mengapresiasi hal-hal sederhana, berkompetisi jadi orang yang supportif, yang mendukung teman, yang support teman. Nah, hal-hal semacam itulah yang coba aja kita kejar kalau mau berkompetisi di luar dari menjadi orang kaya, menjadi yang lebih glow up, yang lebih sukses, dan segala macemnya. Terus bagian keempat dari buku ini ngebahas tentang I hate myself.
Kalau denger ucapan ya, kalau denger kata-kata I hate myself ini, ini semacam ungkapan yang ya dikatakan setiap orang ketika dalam dirinya itu ada perasaan insecure. Ketika ada perasaan insecure, lalu orang itu mengatakan saya benci dengan diri saya sendiri. Nah di dalam buku ini Alfi Saharim coba untuk mengajak kepada kita lebih kepada sisi spiritual. Bahwa sebenarnya nggak ada manusia itu yang nggak bermanfaat.
Nggak ada manusia itu yang sia-sia. Karena Tuhan menciptakan manusia itu selalu punya manfaatnya. Selalu ada nilainya. Selalu punya harganya.
Jadi jangan gara-gara kita insecure karena fisik yang nggak menarik. Karena masa depan yang buram, karena jauh tertinggal dari teman-teman, kita jadi membenci diri kita sendiri. Ya udah, cobalah untuk mengejar, kalau Alfie Sarin bilang sini itu, amalan-amalan akhirat.
Karena pada akhirnya, ketika sudah ngomongin soal kematian, ngomongin soal akhirat itu, semua insecure itu sudah nggak ada. Gunanya lagi. Terus di bagian kelima dari buku ini yaitu berdamai dengan insecurity.
Nah ini sepertinya konklusi dari keempat bagian tadi itu. Di dalam buku ini Alvisarin mengatakan sebenarnya insecurity itu nggak selalu buruk. Insecurity itu jangan selalu dipandang sebagai sesuatu yang buruk. Karena sebenarnya...
Insecure itu bisa dijadikan sebagai trigger yang memotivasi diri kita. Kalau nggak ada insecure, kita nggak akan pernah bisa maju. Dengan adanya insecure itu, ya sudah.
Kita coba motivasi diri kita supaya kita bisa jauh lebih baik lagi. Tapi jangan sampai kita melakukan sesuatu itu hanya untuk ngilangin insecure. Ketika insecure udah hilang, kita jadi... Nggak mengejar apa yang kita inginkan lagi, jangan seperti itu juga. Jadi jadikanlah insecure itu sebagai trigger, sebagai alat yang bisa kita gunakan untuk melangkah maju, membuat diri kita jauh lebih baik lagi.
Buku ini buku bagus sekali untuk dibaca bagi kita yang merasa insecure dalam hidup ini. Cobalah untuk baca buku ini. Oke itu dulu video saya di kesempatan kali ini.
Terima kasih sudah nonton video saya. See you next video. Jangan lupa untuk subscribe, like, share, dan komen.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.